Anda di halaman 1dari 32

GANGGUAN SINUSITIS

Dosen: Mimi Aria M.Farm,Apt


KELOMPOK II
Rani Novia (2905001)
Mutiara Dita Putri (2905002)
Aulia Maizora (2905006)
Juwita Meilani (2905007)
Shovia Umniati (2905014)
Oktika Firwindasari (2905019)
Evi Febriani (2905026)
Annisa Amalanda (2905033)
DEFINISI SINUSITIS

 Sinusitis adalah proses peradangan, pembengkakan


dari jaringan yang melapisi sinus atau infeksi dari satu
atau lebih pada membran mukosa sinus paranasal dan
terjadi obstruksi dari mekanisme drainase normal
KLASIFIKASI SINUSITIS

SINUSITIS AKUT

SINUSITIS SUBAKUT

SINUSITIS KRONIS
ETIOLOGI SINUSITIS

• Infeksi traktus respiratorius


SINUSITIS atas terutama infeksi
AKUT virus/Eksaserabasi Rhinitis
alergika
• Obstruksi hidung kronik akibat
SINUSITIS
rabas dan Edema membrane
KRONIK
mukosa hidung
Penyebab Sinusitis

1. Rhinogenik : (penyebab kelainan/


masalah di hidung) contoh: polip
hidung (pertumbuhan kecil dilapisan
hidung) atau septum menyimpang
(pergeseran dirongga hidung)
2. Dentogenik/Odontogenik:
(penyebabnya kelainan gigi geraham
atas(pre molar dan molar)
POLIP
SINUSITIS AKUT DAN KRONIS

Infeksi virus Infeksi Infeksi


• Rhinovirus Bakteri Jamur
• Influenza virus • Streptococcus
• Parainfluenza Pneumoniae • Aspergillus
virus • Haemophilus influenza
• Streptococcus Aureus
• Branchamella
Catarhatis
MANIFESTASI KLINIS

Sinus SINUSITIS Sinusitis


Maksilaris AKUT Etmoidalis

Sinusitis Sinusitis
Frontalis Sfenoidalis
GEJALA SINUSITIS AKUT
SINUS MAKSILARIS: Gejalanya berupa demam,
malaise, dan nyeri kepala yang tak jelas yang
biasanya reda dengan pemberian analgetik biasa
seperti aspirin. Wajah terasa bengkak, penuh dan
gigi terasa nyeri pada gerakan kepala mendadak,
dan sering kali terdapat nyeri pipi khas yang
tumpul dan menusuk juga terkadang berbau
busuk

SINUS ETMOIDALIS: Gejalanya berupa nyeri dan


nyeri tekan di antara kedua mata dan diatas
jembatan hidung, drainase dan sumbatan hidung.
GEJALA SINUSITIS AKUT

SINUS FRONTALIS : Gejalanya berupa nyeri kepala yang


khas berlokasi diatas alis dan biasa pada pagi hari dan
memburuk pada tengah hari kemudian perlahan-lahan
sampai menjelang malam

SINUS SFENOIDALIS: Gejalanya berupa nyeri kepala


yang mengarah ke verteks kranium.
GEJALA SINUSITIS KRONIK
Sinusitis Kronik. Gejala sinusitis kronik tidak jelas. Selama
eksaserbasi akut, gejala-gejala mirip dengan gejala sinusitis
akut namun diluar masa itu gejala berupa suatu perasaan
penuh pada wajah dan hidung, dan hipersekresi yang sering
kali mukopurulen

Gejala dan Tanda Klinis : (Ballenger, 1997 cit Setiadi 2009).


a. Febris, filek kental, berbau, bisa bercampur darah
b. Nyeri :
- Pipi : biasanya unilateral
- Kepala : biasanya homolateral, terutama pada sore hari
- Gigi (geraham atas) homolateral.
- Hidung : buntu homolateral, Suara bindeng
FAKTOR RESIKO
Kondisi lain yang menyebabkan berkembangnya obstruksi
sinus dan rentan menjadi sinusitis adalah :
 Alergi: Inflamasi yang terjadi bersama alergi mungkin
memblok sinus.
 Deviasi septum nasal: Hal ini akan membatasi atau
memblok aliran melalui hidung
 Sinus: Menciptakan lingkungan untuk infeksi.
 Polip nasal: Pertumbuhan jaringan lunak ini mungkin
membatasi
 Aliran nasal: Memperlambat drainase dan memudahkan
infeksi berkembang.
 Kondisi sakit yang lain: Penderita cystic fibrosis atau HIV
dan penyakit defisiensi imun.
DIAGNOSA

1.Anamnesis
2.Pemeriksaan fisik
3.Pemeriksaan penunjang
Rinoskopi anterior
Rinoskopi postorior
X Foto sinus paranasalis
Transiluminal
CT scan
1. PALPasi
Jika terjadi pada nyeri tekan pada daerah-daerah sinus maka terjadi
gangguan pada sinus yang bersangkutan.
Misalnya:
-bila ada pembengkakan dan kemerahan pada pipi, kelopak mata
bawah menunjukkan sinusitis aksilaris akut
-bila pembengkakan pada kelopak mata atas kemungkinan sinusitis
frontalis akut
-bila ada Nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di gigi bagian atas
menunjukan adanya sinusitis maksilaris
-bila ada nyeri tekan pada medial atap orbita menunjukkan adanya
sinusitis frontalis
-bila nyeri tekan didaerah kantus medius menunjukkan
kemungkinan sinusitis etmoidalis.
2. TRANSILUMINASI

menggunakan alat sumber cahaya mempunyai manfaat


yang terbatas, hanya dapat dipakai untuk memeriksa
sinus maksila dan sinus frontal, bila pemeriksaan
radiologik tidak tersedia. Bila ada pemeriksaan
transiluminasi tampak gelap di daerah infraorbita,
mungkin berarti antrum terisi oleh pus atau mukosa
antrum menebal atau terdapat neoplasma di dalam
antrum.
3. PEMERIKSAAN RADIOLOGIK

Posisi rutin yang dipakai ialah posisi Waters, PA dan


lateral. Posisi Waters terutama untuk melihat adanya
kelainan di sinus maksila, frontal, dan etmoid. Posisi PA
untuk menilai sinus frontal dan posisi lateral untuk
menilai sinus frontal, sphenoid, dan etmoid.
Metode mutakhir yang lebih akurat untuk melihat
kelainan sinus paranasal adalah pemeriksaan CT Scan
Foto kepala posisi Waters
Sinus Paranasal Normal pada foto
Waters
4. SINUSKOPI

Pemeriksaan ke dalam sinus maksila menggunakan endoskop.


Endoskop dimasukan melalui lubang yang dibuat di meatus
inferior atau di fosa kanina. Dengan sinuskopi dapat dilihat
keadaan di dalam sinus, apakah ada sekret, polip, jaringan
granulasi, massa tumor atau kista, bagaimana keadaan mukosa
dan apakah ostiumnya terbuka.
Sinuskopi dilakukan dengan fungsi menembus dinding medial
sinus maksila melalui meatus inferior, dengan alat endoskop
bisa dilihat kondisi sinus maksila yang sebenarnya, selanjutnya
dapat dilakukan irigasi sinus untuk terapi.
5. PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGIK

Pemeriksaan mikrobiolgik dan tes resistensi dilakukan


dengan mengambil sekret dari meatus medius/superior,
untuk mendapat antibiotik yang tepat guna. Lebih baik
lagi diambil sekret yang keluar dari fungsi sinus maksila.
KOMPLIKASI

Komplikasi Orbita

Mukokel
Komplikasi Intrakranial: Meningitis
akut, Abses Dura, Abses Otak
Komplikasi Orbita

 Penyebaran infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan


perkontinuitatum. Kelainan yang dapat timbul ialah
edema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal,
abses orbita, dan selanjutnya dapat terjadi
thrombosis sinus kavernosus.
MUKOKEL

 Mukokel adalah suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus.
Kista ini paling sering ditemukan pada sinus maksilaris, sering disebut sebagai
kista retensi mukus dan biasanya tidak berbahaya. Dalam sinus frontalis,
etmoidalis, dan sfenoidalis, kista ini dapat membesar dan melalui atrofi tekanan
mengikis struktur di sekitarnya. Dengan demikian, kista ini dapat bermanifestasi
sebagai pembengkakan pada dahi atau fenestra nasalis dan dapat menggeser
mata ke lateral. Dalam sinus sfenoidalis, kista dapat menimbulkan diplopia dan
gangguan penglihatan dengan menekan saraf di dekatnya.
 Piokel adalah mukokel terinfeksi. Gejala piokel hampir sama dengan mukokel
meskipun lebih akut dan lebih berat. Eksplorasi sinus secara bedah untuk
mengangkat semua mukosa yang terinfeksi dan berpenyakit serta memastikan
suatu drainage yang baik, atau obliterasi sinus merupakan prinsip-prinsip terapi.
Komplikasi Intrakranial

1) Meningitis Akut Infeksi dari sinus paranasalis dapat


menyebar sepanjang saluran vena atau langsung
dari sinus yang berdekatan, seperti lewat dinding
posterior sinus frontalis atau melalui lamina
kribriformis di dekat sistem sel udara etmoidalis.
2) Abses Dura

Adalah kumpulan pus di antara dura dan tabula interna cranium;


seringkali mengikuti sinus frontalis. Proses ini mungkin timbul
lambat sehingga pasien mungkin hanya mengeluh nyeri kepala, dan
sebelum pus yang terkumpul mampu menimbulkan tekanan
intracranial yang memadai, mungkin tidak terdapat gejala
neurologik lain. Abses subdural adalah kumpulan pus di antara
duramater dan araknoid atau permukaan otak. Gejala-gejala kondisi
ini serupa dengan abses dura yaitu nyeri kepala yang membandel
dan demam tinggi dengan tanda-tanda rangsangan meningen.
Gejala utama tidak timbul sebelum tekanan intracranial meningkat
atau sebelum abses memecah ke dalam ruang subarachnoid.
3) Abses Otak

Setelah sistem vena mukoperiosteum terinfeksi, maka dapat dimengerti bahwa


dapat terjadi perluasan metastatic secara hematogen ke dalam otak. Namun,
abses otak biasanya terjadi melalui trombiflebitis yang meluas secara langsung.
Dengan demikian, lokasi abses yang lazim adalah pada ujung vena yang pecah,
meluas menembus dura dan araknoid hingga ke perbatasan antara substansia
alba dan grisea korteks serebri. Pada titik inilah akhir saluran vena permukaan
otak bergabung dengan akhir saluran vena serebralis bagian sentral.
Kontaminasi substansi otak dapat terjadi pada puncak suatu sinusitis supuratif
yang berat, dan proses pembentukan abses otak dapat berkelanjutan
sekalipun penyakit pada sinus telah memasuki tahap resolusi normal.
Komplikasi juga dapat terjadi pada sinusitis kronis, berupa Osteomielitis dan
abses subperiostal dan juga kelainan paru.
PENATALAKSANAAN

Operatif
 Sinusitis kronis yang tidak sembuh dengan pengobatan
medik adekuat dan optimal serta adanya kelainan
mukosa menetap merupakan indikasi tindakan bedah.
Beberapa macam tindakan bedah mulai dari antrostomi
meatus inferior, Caldwel-Luc, trepanasi sinus frontal,
dan Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF) dapat
dilaksanakan
PENGOBATAN
a. Drainage
Medical : - Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) ½%(anak)
- Dekongestan oral : Psedo efedrin 3 X 60 mg
Surgikal : irigasi sinus maksilaris
b. antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :
- ampisilin 4 X 500 mg
- amoksilin 3 x 500 mg
- Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet
- Doksisiklin 100 mg/hari.
c. Simtomatik
parasetamol,metampiron 3 x 500 mg.
d. Untuk kronis adalah :
Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
Irigasi 1 x setiap minggu ( 10-20)
Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)
CONTOH KASUS
 IDENTITAS
Nama : Tn. Ridwan Yacob
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 17 maret 2016
 ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis dan alonanamnesis pada tanggal 20 mei 2014 jam 10.50 WIB.
 KELUHAN UTAMA
Hidung tersumbat
 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datangdengan keluhan hidung tersumbat sejak 4 minggu SMRS. Awalnya pasien
bersin-bersin disertai pengeluaran cairan bening dari kedua hidung. Setelah itu lama-
kelamaan sekret menjadi kuning kehijauan, kental dan bau. Hal ini disertai dengan sumbatan
jalan nafas yang juga dirasakan dikedua lubang hidung pasien. Sering terasa ada cairan yang
turun dari belahan hidung ketenggorokan. Pada 2minggu SMRS pasien merasakan
penurunan penciuman pada kedua hidung, pasien merasakan nyeri dibawah mata kanan
disertai nyeri tekan dikedua pipi. Pasien merasakan nyeri kepala seperti ditusuk-tusuk yang
hilang timbul, keluhan demam dan batuk disangkal.
 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Riwayat sering batuk, pilek, dan
nyeri tenggorok disangkal. Riwayat penyakit amandel disangkal, riwayat alergi disangkal.
Riwayat maagh disangkal, riwayat asma disangkal.
 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien menyangkal penyakit kencing manis, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, asma
didalam keluarga.
 RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien mengaku sering mengkonsumsi obat warung untuk menghilangkan sakit kepalanya.
 DIAGNOSIS
Sinusitis Maksilaris Kronis Bilateral
 PENATALAKSANAAN
Terapi
1) Antibiotik: amoxicillin 500 mg 3x1 dan asam klavulanat 500 mg 3x1
2) Analgetik dan antipiretik: paracetamol 500 mg 3x1
3) Kortikosteroid spray: Flixasone Aqucous Nasal spray (Fluticasone propionale)
4) Decongestan spray: Oxymetazoline
5) Saline irrigation (Nacl 0,9%)
6) Tindakan operatif: FESS
 MONITORING
1) Perdarahan pasca operasi
2) Tanda-tanda rekurensi (keluhan subjectif berulang)
3) Mengatasi faktor penyebab
 RENCANA PEMERIKSAAN
1) Darah rutin
2) Transiluminasi
3) CT Scan kepala
 KONSELING DAN EDUKASI
1) Memakai obat secara teratur dan benar
2) Menghindari kontak dengan orang yang sedang batuk, pilek
3) Hindari merokok/ paparan asap rokok
4) Mengenakan masker untuk menutupi hidung dan mulut saat berada
dilingkungan dengan polusi udara yangb tinggi/ saat berkendara
5) Sebisa mungkin menghindari alergen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai