Anda di halaman 1dari 51

BAB 10

SISTEM PERTAHANAN TUBUH


Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari bab ini, siswa
diharapkan dapat:
• Mengidentifikasi struktur, fungsi dan
proses pada sistem limfatik manusia.
• Mengidentifikasi struktur, fungsi dan
proses pada sistem kekebalan manusia.
• Mengaitkan struktur, fungsi dan proses
pada sistem pertahanan tubuh manusia.
• Membedakan jenis-jenis kekebalan dalam
tubuh manusia.
• Mengidentifikasikan macam-macam
kelainan atau gangguan yang terjadi dalam
sistem kekebalan manusia.
PENDAHULUAN

Ada orang yang mudah sakit, ada pula


orang yang jarang sakit.
Hal ini ada kaitannya dengan sisitem
pertahanan yang dimiliki oleh seseorang.
Jaringan tubuh yang berperan penting
adalah jaringan darah dan jaringan limfa.
A. MACAM SISTEM PERTAHANAN TUBUH

Sistem pertahanan tubuh digolongkan menjadi


dua, yaitu:
1. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik dan
2. Sistem pertahanan tubuh spesifik
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik

• Sistem pertahanan tubuh nonspesifik


merupakan sistem pertahanan tubuh yang
tidak membedakan mikroorganisme
patogen (mikroorganisme yang dapat
menimbulkan penyakit) satu dengan yang
lainnya.
• Contoh bakteri, virus, atau zat-zat yang
berbahaya bagi tubuh.
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik
terdiri atas:
a. Pertahanan eksternal, dan
b. Pertahanan internal
Pertahanan tubuh nonspesifik eksternal

Meliputi :
1. Kulit dan
2. Membran Mukosa.
Kulit
• Kulit merupakan garis pertahanan pertama
tubuh terhadap patogen.
• Kulit yang utuh terdiri atas epidermis yang
tersusun atas sel-sel epitel yang sangat
rapat.
• Kulit mampu menghasilkan suatu protein
kuat di sebut keratin.
• Keratin terdapat pada sel-sel yang mati yang
selalu lepas dari permukaan kulit dan di
gantikan oleh sel-sel berkeratin yang baru.
• Selain pertahanan fisik kulit juga berfungsi
sebagai pertahanan kimiawi.
• Sekresi dari kelenjar minyak dan kelenjar
keringat menyediakan zat makanan bagi
bakteri dan jamur tertentu yang hidup
sebagai mikroflora normal pada kulit,
sehingga memberikan suasana pH kulit
antara 3–5.
• Kisaran pH tersebut mencegah kolonisasi
mikroorganisme patogen di kulit.
Membran mukosa
• Membran mukosa dapat
menghalangi masuknya mikroba yang
berbahaya dengan melapisi saluran-
saluran tubuh yang memiliki kontak
langsung dengan lingkungan luar.
• Seperti saluran pencernaan, saluran
pernapasan, dan saluran kelamin.
• Selain pertahanan fisik, membran mukosa
juga berfungsi sebagai pertahanan kimiawi,
seperti adanya aktivitas air liur, air mata,
dan sekresi mukosa yang membasahi

permukaan epitelium.
[[[

• Sekresi tersebut mengandung salah satu


protein pelindung, yaitu lisozim.
• Lisozim merupakan enzim yang dapat
mencerna dinding sel dari banyak jenis
bakteri atau dengan kata lain enzim
pembunuh bakteri.
Pertahanan tubuh nonspesifik internal

Terdiri atas :
1. Fagositosis
2. Respon peradangan
3. Senyawa anti mikroba
Fagositosis
Fagositosis merupakan peristiwa sel
yang memakan sel atau benda lain,
yang dilakukan oleh sel darah putih
(neutrofil, monosit, dan eousinofil).
1. Neutrofil bekerja dengan cara memasuki
jaringan yang terinfeksi, kemudian
memakan dan merusak mikroba yang
terdapat disana.
Sel-sel yang terinfeksi oleh mikroba akan
mengeluarkan sinyal kimiawi sehingga
menarik neutrofil untuk datang.
Proses ini disebut dengan kemotaksis.
2. Monosit , cara kerja monosit hampir sama
dengan cara kerja neutrofil.
Perbedaannya, monosit akan berkembang
menjadi makrofag setelah masuk ke dalam
jaringan.
Makrofag merupakan sel fagosit yang terbesar.
Sel makrofag memiliki kaki semu (pseudopodia)
yang panjang.
Pseudopadia berfungsi melekatkan diri pada
mikroba.
Mikroba yang menempel pada pseudopodia akan
ditelan oleh makrofag dan kemudian dirusak oleh
enzim-enzim lisosom makrofag.
3. Eosinofil bekerja dengan melawan
parasit yang berukuran lebih besar,
seperti cacing darah.
Eosinofil dapat melepaskan enzim-
enzim untuk merusak dinding
eksternal dari parasit.
Mekanisme Fagositosis
Respons Peradangan (Inflamasi)
• Radang merupakan reaksi atau
respons tubuh terhadap kerusakan
sel-sel tubuh yang disebabkan oleh
infeksi dan gangguan lainnya.
• Beberapa gejala dari radang adalah
panas, bengkak, sakit, kulit merah,
dan gangguan fungsi pada daerah
tertentu.
Apakah Anda pernah
merasakan gatal pada
kulit?
Gatal merupakan salah satu
bentuk dari peradangan.
Apakah Anda pernah
mengalami
demam?
Demam merupakan suatu kondisi
di mana suhu tubuh melebihi
normal.
Demam merupakan salah satu
bentuk tanggapan tubuh
terhadap radang.
• Racun yang dihasilkan oleh patogen dapat
memicu terjadinya demam.
• Selain itu, leukosit tertentu dapat
memproduksi molekul yang disebut pirogen.
• Pirogen ini dapat menyebabkan suhu tubuh
menjadi tinggi.
• Suhu tubuh yang tinggi dapat membantu
pertahanan tubuh dengan cara menghambat
pertumbuhan beberapa mikroba.
• Selain itu, demam dapat memudahkan
fagositosis dan mempercepat perbaikan
jaringan.
Senyawa Antimikroba

Terdiri atas :
1. Protein komplemen dan
2. Interferon.
Protein komplemen
• Terdiri atas 20 jenis protein.
• Protein tersebut normalnya dalam
keadaan nonaktif.
• Akan tetapi, apabila ada mikroba yang
masuk ke dalam tubuh, glikoprotein dari
permukaan sel mikroba tersebut akan
mengaktifkan sistem komplemen ini.
Berikut adalah beberapa fungsi dari sistem
komplemen yang telah aktif.
a. Menghasilkan opsonin, yaitu suatu zat yang
dapat melekatkan mikroba dengan leukosit
sehingga memudahkan fagositosis.
b. Menyebabkan pelepasan histamin oleh
mastosit. Histamin menimbulkan vasodilatasi
(pelebaran pembuluh darah) dan meningkatkan
permeabilitas kapiler terhadap protein.
c. Menimbulkan suatu reaksi pada membran sel
mikroba berupa munculnya lubang pada
membran. Peristiwa ini dapat mematikan bagi
mikroba.
Interferon.
• Interferon merupakan senyawa kimia yang dihasilkan
oleh makrofag sebagai respon adanya serangan virus
yang masuk kedalam tubuh.
• Interferon merupakan senyawa antivirus yang bekerja
menghancurkan virus dengan cara menghambat
perbanyakan virus dalam sel-sel tubuh.
• Interferon akan berikatan dengan reseptor membran
plasma pada sel-sel yang sehat.
• Sel-sel sehat yang telah terikat dengan interferon
tersebut akan membentuk suatu protein antivirus.
Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik
• Disebut juga sistem kekebalan tubuh yang
merupakan garis pertahanan ketiga dari
tubuh.
• Sistem pertahanan tubuh spesifik merupakan
pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu
yang masuk ke dalam tubuh.
• Sistem ini bekerja apabila patogen telah
berhasil melewati sistem pertahanan tubuh
nonspesifik.
SISTEM LIMFATIK

Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut


cairan kembali ke peredaran darah.
Organ limfoid berfungsi sebagai tempat hidup
sel fagositik dan limfosit yang berperan
penting untuk melawan penyakit.
Fungsi sistem limfa adalah sebagai berikut:
1. Mengambil kelebihan cairan dari jaringan
dan mengembalikannya ke darah.
2. Mengabsorpsi lemak dan laktekal di usus
halus kemudian mengangkutnya ke darah.
3. Membantu pertahanan tubuh melawan
penyakit.
Sistem limfatik
1. Pembuluh Limfa
• Pembuluh limfa merupakan bagian penting
dalam sistem peredaran limfa. Peredaran
limfa adalah peredaran terbuka. Cairan limfa
yang berasal dari kepala, leher, dada, paru-
paru, jantung dan lengan kanan terkumpul
pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus
dekster).
• Cairan limfa yang berasal dari bagian selain
yang bermuara di pembuluh limfa kanan akan
bermuara pada pembuluh limfa dada (duktus
toraksikus).
2. Organ-organ Limfoid

Organ-organ limfoid mencakup


sumsum merah, nodus limfa, limpa,
timus dan tonsil.
Sumsum merah
• Sumsum merah mencakup jaringan yang
menghasilkan limfosit.
• Perkembangan selanjutnya limfosit akan menjadi
sel B atau sel T tergantung pada pematangannya.
• Kedua jenis limfosit tersebut bersirkulasi seluruh
tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam
limpa, nodus limfa dan jaringan limfatik.
b. Ekspirasi

• Nodus limfa diselubungi jaringan ikat longgar yang membagi


nodus menjadi nodulus-nodulus.
• Tiap nodulus mengandung ruang-ruang (sinus) yang berisi
limfosit dan makrofog.
• Jadi, fungsi nodus limfa adalah menyaring mikroorganisme
yang ada dalam limfa.
c. Limpa

 Limpa adalah organ limfoid terbesar.

 Limpa mempunyai dua fungsi utama,

• membuang antigen yang terdapat dalam darah,

• menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.


d. Timus

 Adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T.

 Timus berbeda dengan organ limfoid lainnya karena hanya


berfungsi untuk tempat pematangan limfosit.

 Selain itu juga karena timus adalah datu-satunya organ limfoid


yang tidak memerangi antigen secara langsung.
e. Tonsil
Berfungsi untuk melawan infeksi pada saluran pernafasan

bagian atas dan faring mencakup adenoid, tonsil saluran,

palatin dan lidah.


SISTEM KEKEBALAN (IMUNISASI)

• Tubuh memiliki sistem kekbalan berlapis untuk menghadapi


gangguan dari luar yang dapat menyebabkan penyakit.

• Antara lain kulit, membran mukosa, protein antimikroba, sel


fagosit dan limfosit.
1. Kekebalan Bawaan
Penghalang yang melindungi tubuh, sel dan senyawa kimia yang
berfungsi sebagai pertahanan pertama telah ada sejak kita
dilahirkan.

a. Perlindungan Permukaan
Kulit dan membran mikrosa merupakan lapis pertama
pertahanan tubuh.
Apabila mikroba dapat menembus kulit, membran mukosa yang
akan menjerat mikroba tersebut.
Perlindungan yang dihasilkan oleh kulit dan membran mukosa
adalah:

1. Hasil sekresi kulit cenderung bersifat asam (pH 3-5), sehingga


menghambat pertumbuhan bakteri. Minyak (sebum) pada kulit
mengandung zat yang beracun bagi bakteri.
2. Mukosa lambung mengandung larutan yang dapat membunuh
mikroorganisme.
3. Lidah dan air mata mengandung lisozim, yaitu enzim penghancur
bakteri.
4. Lendir yang lengket akan memerangkap mikroorganisme yang
masuk ke saluran pencernaan dan saluran pernapasan.
b. Kekebalan dalam Tubuh

Kekebalan dalam tubuh mencakup fagosit, sel natural killer (sel NK) dan
protein antimikroba.

1. Fagosit
Sel yang termasuk fagosit (sel pemakan) misalnya makrofag,
neutrofil dan eosinofil yang merupakan bagian dari sel darah putih.
Eonosfil merupakan fagosit yang lemah, tetapi berperan penting
dalam pertahanan tubuh melawan cacing parasit.
2. Sel Natural Killer (Sel NK)

Sel NK merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan


membunuh sel-sel kanker serta sel tubuh yang terinfeksi virus
sebelum diaktifkannya sistem kekablan adaptif.
Sel-sel ini dengan cara menyerang menyerang membran sel
target dan melepaskan senyawa kimia yang disebut perforin.
3. Protein Antimikroba
 Protein antimikroba meningkatkan pertahanan dalam tubuh dengan
melawan mikroorganisme secara langsung atau dengan
menghalangi kemampuannya untuk bereproduksi.
 Protein antimikroba yang penting adalah interferon dan protein
komplemen.
 Interferon melindungi bagian sel lain di sekitarnya dengan cara
menghambat perbanyakan sel-sel yang terinfeksi.
 Protein komplemen dapat diaktifkan oleh munculnya ikatan antigen
dan antibodi atau jika protein komplemen bertemu dengan molekul
polisakarida di permukaan tubuh mikroorganisme.
2. Kekebalan Adaptif
Kekebalan adaptif mampu mengenali dan mengingat patogen
spesifik sehingga dapat bersiap bila infeksi patagon yang sama
terjadi di kemudian hari.
Contoh sistem kekebalan adaptif yang penting adalah limfosit.
Limfosit

Limfosit telah matang


sebelum bertemu dengan
antigen yang akan
dilawannya.
Artinya, bukan gen kitalah
yang menentukan benda
asing yang akan dilawan
oleh limfosit.

Perkembangan limfosit
Jika ada protein asing (antigen) masuk kedalam tubuh, sel B yang telah
spesialisasi akan menghasilkan protein yang disebut antibodi yang
disebut juga imunoglobulin (Ig).

Ada tiga jenis antigen, yaitu:


a. Heteroantigen, merupakan antigen yang berasal dari spesies lain.
b. Isoantigen, merupakan antigen dari spesies yang sama tetapi
struktur genetiknya berbeda.
c. Autoantigen, merupakan antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri
dan menyebabkan pembentukan antibodi tubuh juga.
 Antibodi tidak dapat langsung menghancurkan antigen.
 Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen disebut
presipitin.
 Antibodi yang dapat menguraikan antigen disebut lisin.
 Antibodi yang dapat menawarkan racun disebut antitoksin.
 Keadaan sistem pertahanan tubuh yang sangat peka terhadap
antigen tertentu disebut alergi.
3. Macam-macam Kekebalan Tubuh

Dilihat dari segi ingatan imunologis, kekebalan dibagi atas:


a. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi
untuk menahan molekul asing (antigen).
Kekebalan aktif dapat juga terbentuk dengan vaksinasi.
b. Kekebalan pasif

Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari


pemindahan antibodi dari suatu individu ke individu lainnya.
Kekebalan pasif juga dapat terjadi secara buatan dengan
menyuntikkan antibodi dari manusia atau hewan yang telah
kebal terhadap suatu penyakit, misalnya rabies atau anjing gila.
4. Penyakit yang Berhubungan dengan Sistem
Kekebalan

a. AIDS
Virus ini disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus).
HIV menginfeksi sel T limfosit.
Sel T yang terinfeksi dapat membentuk virus baru dalam
jangka waktu yang lama.
HIV juga dapat menetap selama bertahun-tahun sebagai
provirus yang selalu menyerang sistem kekebalan.
b. Autoimunotas

Autoimunitas adalah suatu kelainan dimana sistem kekbalan


tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri. Contoh penyakit
autoimunitas adalah penyakit Addison kelenjar adrenal,
toroiditis, artritis rematoid, multiple sclerois, anemia pernisisus
dan lupus.

Anda mungkin juga menyukai