Anda di halaman 1dari 25

Manusia dan Kesetaraan

Kelompok 10
Nama Anggota :

Sindi Yulia Putri (PO71341200004)


Nessa Ridhiatie Nabila (PO71341200006)
Rani Rohma Dona Putri (PO71341200013)
Ella Putri (PO71341200015)
Tiara Risma Nurhaliza (PO71341200028)
 Manusia dan Kedudukannya

Manusia dan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama


lain. Manusia adalah individu (makhluk tunggal) yang
mampu menjalani hidupnya dalam sebuah konteks yang
disebut masyarakat.

Masyarakat itu sendiri konsep yang didalamnya manusia


menjadi unsur penting. Sebab didalam masyarakat juga ada
unsur lain seperti peraturan, norma dan sistem (pendekatan
secara sosiologis), kebudayaan sebagai cara hidup
(pendekatan etnografik), ruang sebagai tempat kehidupan,
baik ruang dalam tataran pengertian sebagai gagasan
(pendekatan kualitatif), maupun sebagai unit (spatial) yang
nyata dengan batas-batasnya (pendekatan ekologis).
Manusia dalam masyarakat bukanlah manusia yang
pasif.Manusia itu bertindak, yang karenanya tindakan
sosial manusia menjadi penting. Berkaitan dengan tindakan
sosial inilah, keberadaan orang lain merupakan prasyarat
mutlak, karena tidak ada tindakan sosial yang terarah pada
dirinya sendiri. Oleh karena itu manusia merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari masyarakatnya, maka pertanyaan
mengenai “siapa aku” (who am i) sangat terkait erat juga
dengan pertanyaan “siapa kita” (who we are).
Menurut hebermas, tindakan manusia tidak cukup hanya
direduksi pada aspek kerja, baik yang didasarkan pada
rasionalitas (weber), atau pada lingkungan material yang
mengitarinya (marx) yang mencakup pada soal mencipta,
berpikir maupun kerja praktis lainnya, namun juga aspek
komunikatif, yang menekankan relasi antar orang yang
dilaksanakan melalui bahasa.
 Melalui pendekatan praktis komunikatif inilah ada dua fungsi
penting yang perlu diperankan seorang manusia dalam
membentuk identitas diri dan masyarakatnya.

a. fungsi pertama adalah responsivity

Yaitu fungsi yang berkaitan erat dengan dimensi deskriptif


manusia. Fungsi ini mencakup kegiatan yang berada di wilayah
kebudayaan dan pikiran yang bersifat instrumental, berkaitan
dengan relasi bersama orang lain. Misalnya, bagaimana
membangun sistem keamanan desa yang baiksecara partisipatif;
atau bagaimana mengembangkan budaya dan lingkungan yang
membuat anak-anak muda merasa nyaman bergaul satu sama
lain; atau bagaimana menciptakan kesenian yang baik dan bisa
diterima oleh semua pihak.
b. fungsi kedua responsibility

Berkaitan erat dengan fungsi etika, moral, kewajiban dan


hak dari setiap orang sebagai individu dan juga sebagai
bagian dari masyarakat. Tujuan dri responsibility adalah
bagaimana tujuan hidup dan hidup manusia bisa
dilaksanakan atau terlaksana tanpa gangguan orang lain
dalam masyarakat. Responsibility berusaha untuk
membangun pemahaman yang menuju pada terciptanya
sebuah masyarakat yang berkeadilan.Oleh karena itu hak
asasi manusia (ham) menjadi bagian dari fungsi
responsibility orang dalam masyarakat.
Melalui dua fungsi ini diharapkan manusia dalam
bermasyarakat dapat mengembangkan kegiatan
yang mendukung identitas individunya secara
bebas, tetapi semua itu harus diletakkan dalam
konteks membangun kehidupan manusia yang
lebih bermartabat, berguna dan berkeadilan.
 Makna Kesetaraan Manusia

Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat.


Kesetaraan ataukesederajatan menunjukkan adanya
tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih
tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama
lain(Mauliana,2015).

Kesederajatan berasal dari kata sederajat atau setara yang


menurutKBBI artinya adalah sama tingkatan atau pangkat,
kedudukan. Dengandemikian konteks kesederajatan di sini
adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia tetap memiliki satukedudukan
yang sama dan satu tingkatan hierarki.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia
sebagai makhluk Tuhan memiliki tingkat atau
kedudukan yang sama. Di hadapan Tuhan manusia
memiliki kesamaan derajat dan kedudukan.Yang
membedakan hanyalah tingkat ketakwaan manusia
terhadap Tuhan.
Kedudukan manusia di masyarakat memiliki keterkaitan
dengan kesetaraan manusia. Kesetaraan mencakup hak
yang sama di bawah hukum, merasakan keamanan,
memperoleh hak suara, memiliki kebebaan, dalam
berbicara, hak mendapatkan perawatan kesehatan,
memperoleh pendidikan dan banyak yang lainnya lagi.

Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama,


kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tudak lebih
rendah antara satu sama lain. Dalam Kamus Sosiologi
(Haryanta,2012), kesetaraan sosial adalah tata politik sosial
dimana semua orang yang berada dalam suatu masyarakat
atau kelompok tertentu memiliki status yang sama.
Kesetaraan Sebagai Warga Negara Bangsa Indonesia

Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesederajatan itu


secara yuridis diakui dan dijamin oleh Negara melalui
UUD 1945. Warga Negara tanpa dilihat perbedaan ras,
suku, agama dan budayanya diperlakukan sama dan
memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 27 ayat 1
UUD 1945.Bahwa “segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya”.
Dinegara demokrasi, kedudukan dan perlakuan yang sama
dari warga negara merupakan ciri utama sebab demokrasi
menganut prinsip persamaan dan kebebasan. Persamaan
kedudukan di antara warga negara, misalnya dalam bidang
kehidupan seperti persamaan dalam bidang politik, hukum,
kesempatan, ekonomi, dan sosial.
a.Persamaan di bidang politik misalnya memperoleh
kesempatan sama untuk warga Negara memilih dan
dipilih,berkesempatan untuk berpartisipasi dalam
kehidupan politik Negara.

b. Persamaan di depan hukum atau equality before of


law mengharuskan setiap warga Negara
diperlakukan sama dan adil. Prinsip persamaan
warga negara di depan hukum atau equality before
of lawadalah jaminan atas harkat dan martabatnya
sebagai manusia. Hukum bertujuan untuk
menegakkan keadilan dan ketertiban.
c. Persamaan di bidang ekonomi adalah setiap warga Negara
mendapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan
kesejahteraanekonomi.Warga negara yang kurang mampu,
negara wajib memberikan bantuan agar bisa hidup
sejahtera. Demokrasi ekonomi mengharapakandistribusi
yang adil dalam hal pendapatan dan kekayaan.Persamaan
di bidang social budaya itu meliputi bidang agama,
pendidikan, kesehatan, kebudayaan, seni dan iptek.

d. Persamaan warga negara di bidang sosial budaya berarti


warga negara memiliki kesempatan,hak dari pemerintah.
Negara tidak membeda-bedakan kelas sosial, statussosial,
ras, suku, dan agama dalam memberikan pelayanan.
 Problematika Kesetaraan Serta Solusinya Dalam Kehidupan
Kesederajatan atau kesetaraan adalah suatu sikap untuk mengakui
adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban sebagai sesama
manusia. Indikator kesedarajatan adalah sebagai berikut:

a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa,


ras,gender, dan golongan.
b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan,
dankehidupan yang layak.
c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan,
individu, dananggota masyarakat.
d. Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya
adalahmunculnya sikap dan perilaku untuk tidak mengakui
adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban anatr manusia atau
antarwarga. Perilaku yang membeda-bedakan orang
disebutdiskriminasi.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
menyatakan bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan,
pelecehan, yang langsungataupun tak langsung didasarkan
pada pembedaan manusia atas dasaragama, suku, ras,
etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi,
jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik, yang
berakibat pada pengurangan, penyimpangan, atau
penghapusan pengakuan, pelaksanaan,atau penggunaan
HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baikindividu
maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hokum,
social, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.
Program pembangunan jangka menengah nasional (RPJMM) 2004-
2009 memasukkan program penghapusan diskriminasi dalam
berbagai bentuk sebagai program pembangunan bangsa. Berkaitan
dengan ini, arah kebijakan yang diambil adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan upaya penghapusan segala bentuk


diskriminasitermasuk ketidakadilan gender bahwa setiap warga
negara memilikikedudukan yang sama dihadapan hukum tanpa
terkecuali.
b. Menerapkan hukum dengan adil melalui perbaikan system
hokumyang professional, bersih, dan berwibawa.

Faktor penyebab diskriminasi adalah :

a. Persaingan yang ketat dalam kehidupan, permasalahan


ekonomi,tekanan dan intimidasi.
b. Ketidak berdayaan golongan miskin.
Kesetaraan Dan Harmoni Sosial

a. Gender (Jenis Kelamin).


Jenis kelamin (gender) merupakan pembeda antara laki-
laki dan perempuan berdasarkan ciri-ciri
biologisnya. Kondisi sosial suatu masyarakat terkadang
menganggap bahwa status sosial laki-laki lebih tinggi
disbanding perempuan, begitu sebaliknya. Kondisi ini
dikarenakan perbedaan fisik dan nilai-nilai norma yang
dianut di suatu daerah di mana mereka tinggal. Akan
tetapi perbedaan tersebut bersifat horizontal, dan bukan
pada tingkatan-tingkatan masyarakat.
Status sosial laki-laki dan perempuan pada dasarnya adalah
setara. Mereka memiliki kesempatan belajar, bekerja,
beragama dan kehidupan yang layak. Nilainilai norma
kebudayaan yang dianut di beberapa daerah terkadang
memberikan keuntungan dan kelemahan di salah satu pihak.

Adanya stratifikasi gender mendorong lahirnya gerakan


sosial di kalangan kaum perempuan. Seperti di Indonesia,
tekanan kemiskinan dan kesenjangan sosial menjadikan
tenaga perempuan mulai digunakan dan mengalami
peningkatan. Saat ini perempuan ikut berperan serta seperti
halnya laki-laki.Perempuan ikut bekerja hingga dapat
membantu meningkatkan pendapatan keluarga.
b. Pekerjaan (Profesi). 

Setiap individu memiliki jenis pekerjaan yang berbeda-beda,


misalnya sebagai nelayan, guru, wirausaha, petani, wiraswasta,
dan lain sebagainya. Keahlian tersebut akan menentukan jenis
pekerjaannya dan akan memmengaruhi perilaku sosialnya. 

Pekerjaan juga dapat menentukan status sosial seseorang di


masyarakat. Status sosial merupakan posisi antara kedudukan
seseorang dalam stuktur hierarki atau posisi seseorang dengan
orang lain dalam masyarakat. Sebagai contoh, orang yang
bekerja sebagai pejabat memiliki status sosial yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang bekerja di kantor lainnya.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu kesetaraan agar tidak
perbedaan yang mencolok di antara masyarakat yang berbeda
jenis pekerjaannya.
c. Agama. 

Indonesia memiliki keberagaman agama yang membedakan


antara satu dengan yang lainnya.Menurut Emile Durkheim,
agama adalah suatu system terpadu yang terdiri atas
kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal
suci. Secara garis besar, agama di Indonesia ada enam yaitu
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha serta Konghucu.Tidak
dapat dipungkiri bahwa keberagaman agama dapat memicu
munculnya konflik dan timbul perpecahan.Namun selama
masyarakat saling mengembangkan sikap toleransi dan saling
menghormati hak masing-masing umat, maka kerukunan
dapat terjaga.
d. Penghasilan.

Setiap orang yang sudah bekerja memiliki penghasilan


atau pendapatan yang berbedabeda.Penghasilan yang
didapat ditentukan dengan jenis pekerjaan yang
dilakukan.   Prinsip Namun adanya perbedaan-
perbedaan itu dapat menimbulkan kecemburuan sosial,
hingga perlu adanya penerapan prinsip kesetaraan di
masyarakat.  Perbedaan sosial dalam bidang ekonomi
akan membedakan penduduk atau wargamasyarakat
menurut penguasaan dan pemilikan materi.
e. Pendidikan. 
Perbedaan sosial yang dilihat dari jenjang pendidikan
dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkat, yaitu
sebagai berikut:

1) Pendidikan sangat tinggi, seperti doctor dan professor.


2) Pendidikan tinggi, seperti sarjana dan mahasiswa.
3) Pendidikan menengah, seperti tingkat SMA.
4) Pendidikan rendah, seperti tingkat SD dan SMP.
5) Buta huruf.
Di Indonesia, kelima kelompok pendidikan tersebut
dapat kita temukan, termasuk mereka yang mengalami
buta huruf. Adanya perbedaan pendidikan, harus
disetarakan, misalnya melalui program beasiswa bagi
siswa yang berprestasi dan pemerataan tingkat
pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan
adanya program tersebut, maka anak dapat mengubah
kedudukan atau status yang dimiliki, misalnya dari
kelas bawah menjadi kelas atas.

Anda mungkin juga menyukai