Anda di halaman 1dari 35

Audit Responsibilities &

Auditors Report

©2019 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN 4-1


Pokok Bahasan

• Tujuan Audit Laporan Keuangan


• Tanggungjawab Manajemen
• Tanggungjawab Auditor
• Competence, independence, integrity, objectivity
• Reasonable assurance
• Professional skepticism
• Tanggungjawab terhadap error & fraud
• Tanggungjawab terhadap illegal acts
• Tanggungjawab terhadap masalah going concern
• Laporan Auditor Independen

4-2
Tujuan Audit Laporan Keuangan

Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk meningkatkan tingkat


keyakinan pengguna laporan yang dituju melalui pernyataan suatu
opini oleh auditor tentang apakah laporan keuangan disusun,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan suatu kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku (SA 200).

Unmodified
opinion

Hasil dari suatu audit adalah laporan yang


memuat pernyataan pendapat (opini).

4-3
Tanggungjawab atas
Laporan Keuangan Auditan

4-4
Tanggungjawab Manajemen

• Laporan keuangan yang diaudit adalah milik entitas, yang disusun oleh
manajemen entitas dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola.
• Manajemen bertanggung jawab menerapkan kebijakan akuntansi yang tepat,
menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai, dan menyusun
laporan keuangan yang wajar.

SA/ISA & Peraturan OJK


Mengharuskan auditor meminta manajemen membuat pernyataan tertulis yang
menegaskan tanggung jawabnya atas laporan keuangan yang dipublikasikan
(surat pernyataan & representasi manajemen),

4-5
Tanggungjawab Manajemen

• UU No. 8 Tahun 1999 tentang Dokumen Perusahaan


‒ Neraca dan laporan laba rugi perusahaan wajib ditanda-tangani oleh
pimpinan perusahaan atau pejabat yang ditunjuk di lingkungan perusahaan
yang bersangkutan (pasal 9 ayat 1)
• The Sarbanes–Oxley Act (USA) requires the CEO and the CFO of public
companies to certify the quarterly and annual financial statements submitted
to the SEC.

Tanggung jawab atas laporan keuangan terletak pada manajemen dan


pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

4-6
Tanggungjawab Auditor

4-7
Tanggungjawab Auditor

Tujuan keseluruhan auditor dalam audit laporan keuangan :


a)Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik disebabkan oleh
kecurangan (fraud) maupun kesalahan, dan oleh karena itu memungkinkan
auditor untuk menyatakan suatu opini tentang apakah laporan keuangan
disusun, dalam semua yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, dan
b)Melaporkan atas laporan keuangan & mengomunikasikannya sebagaimana
ditentukan oleh SA berdasarkan temuan audit.
(SA 200)

4-8
Tanggungjawab Auditor

1. Kompeten, integritas, independen, objektif (mematuhi


kode etik)
2. Memperoleh keyakinan memadai
Tanggungjawab 3. Mendeteksi kesalahan penyajian material
Auditor 4. Menilai kepatuhan terhadap peraturan
5. Bersikap skeptisme profesional
6. Menilai going concern
7. Menerbitkan laporan audit (opini)

4-9
Competence, Independence, Integrity, Objectivity

Kompeten : Memiliki pengetahuan & ketrampilan profesional yang dibutuhkan


- Sertifikasi : A-CPA – CPA – CPA & Lisensi AP

Independen : Netral, tidak memihak

Integritas : Bersikap jujur & terbuka

Objektif : Bebas dari conflict of interest

4 - 10
Keyakinan Memadai (Reasonable Assurance)

• Basis untuk menyatakan suatu opini


• Keyakinan memadai dicapai melalui perolehan bukti audit yang cukup
dan tepat (sufficient appropriate evidence) untuk menurunkan risiko
audit ke tingkat rendah yang dapat diterima
• Keyakinan memadai keyakinan absolut

4 - 11
Keyakinan Memadai (Reasonable Assurance)
Keyakinan memadai & professional judgment
Keyakinan memadai adalah issue professional judgment (pertimbangan
profesional)
• Risk assessment – risk-based
• Materiality
• Sufficient appropiate evidence
• Evaluation of the framework applied
• Formulation of opinion

4 - 12
Keyakinan Memadai (Reasonable Assurance)
Professional judgment
Penerapan hasil pelatihan, pengetahuan & pengalaman yang relevan
dalam konteks standar audit, akuntansi dan etika, dalam membuat
keputusan (informed decision) tentang pilihan/tindakan yang tepat sesuai
dengan kondisi yang dihadapi dalam penugasan audit.
• Keputusan2 dalam keseluruhan proses audit didasarkan pada pertimbangan
profesional auditor
• Kunci dari keberhasilan auditor dalam pelaksanaan audit yang bermutu.

4 - 13
Keyakinan Memadai (Reasonable Assurance)
Keyakinan memadai & evidence opini
assurance

Uncertainty
reasonable (audit risk)
assurance

no evidence = Sufficient Evidence = cost


no assurance appropiate
evidence

4 - 14
Keyakinan Memadai (Reasonable Assurance)
Audit Risk

Risk of material
Detection risk
Audit Risk = misstatement X
(Planned Evidence)
(RMM)

Controlled by Controlled by
the client the auditor

RMM = Inherent Risk X Control Risk

4 - 15
Keyakinan Memadai (Reasonable Assurance)
Audit Risk
Financial Statement Level
RMM
Assertion Level

Audit planning
Detection risk Staffing
Professional scepticism
Supervision

4 - 16
Keyakinan Memadai – RMM & Detection Risk

High

More evidence
gathering must be
planned
RMM Required
less evidence
(more efficient)

Low High
Detection risk (evidence)
4 - 17
Keyakinan Memadai (Reasonable Assurance)
Audit Risk

Jika keyakinan memadai tidak diperoleh ?


• Risiko audit tidak berkurang
• Opini dengan modifikasian :
‒ WDP, atau

‒ Disclaimer, atau

‒ Mengundurkan diri

4 - 18
Kesalahan Penyajian (Misstatements)

• Suatu selisih atas angka, klasifikasi, penyajian, atau pengungkapan


suatu pos laporan keuangan, antara yang dilaporkan dalam laporan
keuangan dengan yang seharusnya menurut kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
• Penyebab :
 Kecurangan (fraud),
 Kesalahan (error).

4 - 19
Kesalahan Penyajian (Misstatements)

Kesalahan Penyajian

Error Fraud
1. Fraudulent Financial
Kesalahan penyajian jumlah
Reporting
atau pengungkapan dalam
laporan keuangan yang
2. Misappropiation of
tidak disengaja.
Assets

4 - 20
Kesalahan Penyajian (Misstatements)
Fraudulent Financial Reporting
Salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan untuk mengelabui pengguna laporan.
– Manipulasi, pemalsuan, penggelapan data akuntansi
– Representasi yang salah atau dihilangkannya peristiwa, transaksi, informasi
signifikan
– Penerapan salah prinsip akuntansi yang disengaja.

4 - 21
Kesalahan Penyajian (Misstatements)
Fraudulent Financial Reporting
Teknik yang paling banyak digunakan :
• Improper revenue recognition
• recorded revenues prematurely
• created fictitious revenue transactions
• Overstatement of assets
• overvaluing existing assets
• capitalizing items that should have been expensed
• deferred tax assets
● earnings management, smoothing income, window dressing, lapping etc.

4 - 22
Kesalahan Penyajian (Misstatements)
Fraudulent Financial Reporting

Assets typically overstated


• Net receivables (due to understated allowances for
doubtful accounts)
impairment
• Inventory issues (PSAK 48)
• Property, plant & equipment
• Advanced payments

4 - 23
Kesalahan Penyajian (Misstatements)
Misappropiation of Assets
Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aset
entitas yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
– Penggelapan tanda terima barang/uang
– Pencurian aset
– Pembayaran atas harga barang yang tidak diterima.

4 - 24
Kesalahan Penyajian (Misstatements)
The Fraud Triangle

Incentives/Pressures

Attitudes/
Opportunities Rationalization

4 - 25
Kesalahan Penyajian (Misstatements)
Tanggungjawab Auditor

SA : Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit


guna memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan terbebas dari
kesalahan penyajian material.
• Fokus pada pendeteksian kesalahan penyajian material (risk-based audit).
• Kesalahan penyajian dipandang material jika berpengaruh terhadap
keputusan pengguna
• Auditor tidak bertanggung jawab untuk mendeteksi kesalahan penyajian
yang tidak material.

4 - 26
Kesalahan Penyajian (Misstatements)

Responding to the Risk of Fraud


– Bersikap professional skepticism
– Menilai risiko salah saji akibat fraud dan mempertimbangkan risiko tsb
didalam merancang auditnya
• Menyesuaikan kemampuan & pengalaman staff audit
• Mempertimbangkan untuk tidak mengandalkan kepada internal control
• Merancang & melaksanakan prosedur audit untuk mengidentifikasi
risiko fraud
– Menilai bukti audit secara lebih kritis
– Costly

4 - 27
Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan
Illegal acts
Tindakan penghilangan atau tindakan kejahatan oleh entitas, disengaja
atau tidak disengaja, yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
•Dapat mengakibatkan dampak material terhadap laporan keuangan.
•Direct illegal acts vs. indirect illegal acts

4 - 28
Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan

Direct Illegal Acts


Tindakan pelanggaran hukum yang berdampak langsung terhadap jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan.

Income Tax (L/R)


Contoh: manipulasi Pajak

Tax Payable (N)

4 - 29
Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan

Indirect Illegal Acts


Tindakan pelanggaran hukum baru berdampak jika terjadi akibat hukum.

Potensi terjadinya akibat hukum merupakan contingent liability yang harus


diungkapkan dalam laporan keuangan (PSAK 57)
• Pencemaran lingkungan – UU lingkungan hidup
• Keselamatan kerja
• Imbalan kerja UU Ketenagakerjaan
• etc

4 - 30
Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan
Respons Terhadap Risiko Ketidakpatuhan
• Memperoleh pemahaman umum tentang kerangka peraturan perundang-
undangan yang berlaku bagi entitas, & bagaimana entitas mematuhi kerangka
tersebut.
• Direct illegal acts – memperoleh bukti yang cukup & tepat terkait kepatuhan
entitas terhadap peraturan yang berdampak langsung terhadap laporan
keuangan,
• Indirect illegal acts – melaksanakan prosedur audit tertentu yang dapat
membantu mengungkapkan ketidak patuhan terhadap peraturan yang mungkin
berdampak material terhadap laporan keuangan.

4 - 31
Professional Skepticism
● Sikap (attitude) yang mencakup
√ pikiran yang selalu mempertanyakan (a questioning mind);
√ waspada terhadap kondisi2 yang mengindikasikan kesalahan
penyajian karena kecurangan (fraud) dan kesalahan (error);
√ penilaian yang kritis (critical assessment) terhadap bukti audit.

Sikap skeptisme profesional harus diterapkan dalam :


•perencanaan;
•pelaksanaan audit; dan
•perumusan kesimpulan (opini).

4 - 32
Going Concern
• Penyajian yang wajar dari laporan keuangan auditan tidak menjamin
kelangsungan usaha suatu entitas
• Standar akuntansi keuangan mengasumsikan bahwa operasi entitas akan
berlanjut tanpa batas waktu
• Tanggungjawab auditor :
‒ menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya dalam periode tidak lebih dari satu
tahun kedepan
.
‒ mengungkapkan dalam laporan auditor bila diyakini terdapat masalah going
concern

4 - 33
Laporan Auditor Independen

Next slide

4 - 34
End

4 - 35

Anda mungkin juga menyukai