Anda di halaman 1dari 39

HUBUNGAN ANTARA MEKANISME KOPING KERJA SHIFT 12

JAM DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT DI


AMBULAN GAWAT DARURAT PROVINSI DKI
JAKARTA DI WILAYAH KERJA
JAKARTA UTARA 2019

JAENAL ABIDIN
2720170086
FIRST UP
CONSULTANTS
LATAR BELAKANG
Pemerinta DKI Jakarta mendukung program pemerintah pusat dalam
meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat dengan membentuk
suatu unit pelayanan Ambulan Gawat Darurat untuk pelayanan pra
Rumah Sakit. Pelayanan ambulans gawat darurat adalah pelayanan
yang melayani pasien gawat darurat sehari-hari di masyarakat antar
rumah sakit dalam rangka menurunkan angka kecacatan. dan angka
kematian (Pergub DKI nomor 120 tahun 2016).

Perawat merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan


penting dalam memberikan pelayanan pra Rumah Sakit, Ambulan
gawat darurat mempersiapkan perawat sebagai petugas oprasional.
FIRST UP 2
FIKes UIA 2019
CONSULTANTS
Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan dalam
menyelesaikan suatu masalah, menyesuaikan diri dengan
perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam diri,
upaya individu dapat berupa perubahan lingkungan yang
bertujuan untuk menghilangkan stres yang dihadapi (Munthe,
2014).
Stres kerja merupakan kondisi yang muncul dari interaksi antara
manusia dan pekerjaannya serta dikarakteristikkan oleh perubahan
manusia yang memaksa mereka untuk menyimpang dari fungsi
normal mereka. Stres kerja dapat menimbulkan berbagai
konsekuensi pada individu pekerja. Baik secara fisiologis,
psikologis dan perilaku.
FIRST UP 3
CONSULTANTS
Berdasarkan Survey Regus 2012 Stres Kerja
Thailand Malaysia

16% 12%

Hongkon
13% g
15%
Indonesia

13% Singapura
15%
15%
Cina Vietnam

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa


sekitar 1,33 juta penduduk DKI Jakarta mengalami stres. Angka tersebut
mencapai 14% dari total penduduk dengan tingkat stres akut mencapai 1-3%
dan stres berat mencapai 7 - 10%.
FIRST UP 4
CONSULTANTS
Hasil Wawancara Kerja Shift 12 jam dari 10 Perawat AGD Dinkes DKI Jakarta

Menolak panggilan Stres kerja 12 jam


4 Orang 5 Orang

Kurang diterima perempuan


5 Orang
Minta Izin sakit
7 Orang

Pertukaran dinas
8 Orang

FIRST UP 5
CONSULTANTS
SLIDE TITLE

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan


penelitian tentang

“Hubungan Antara Mekanisme Koping Kerja Shift 12


Jam dengan tingkat Stres pada Perawat Ambulan
Gawat Darurat Provinsi DKI Jakarta di Wilayah Kerja
Jakarta Utara Tahun 2019”

FIRST UP 6
CONSULTANTS
RUMUSAN MASALAH

1.Bagaimana gambaran mekanisme koping yang dilakukan pada


perawat Ambulan Gawat Darurat Provinsi DKI Jakarta di Wilayah
Kerja Jakarta Utara.
2.Bagaimana gambaran tingkat stres perawat Ambulan Gawat
Darurat Provinsi DKI Jakarta di Wilayah Kerja Jakarta Utara
3.Adakah hubungan antara mekanisme koping Shift 12 jam dengan
tingkat Stres pada Perawat Ambulan Gawat Darurat Provinsi DKI
Jakarta di Wilayah Kerja Jakarta Utara.

FIRST UP 7
CONSULTANTS
Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi hubungan antara mekanisme
koping kerja shift 12 jam dengan tingkat stress pada perawat
di Ambulan Gawat Darurat Provinsi DKI Jakarta di wilayah
kerja Jakarta Utara tahun 2019.
Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik perawat
b.Mengidentifikasi gambaran mekanisme koping perawat
c. Mengidentifikasi gambaran tingkat stres perawat
d.Mengidentifikasi hubungan mekanisme koping kerja shift 12
jam dengan tingkat stress pada perawat di Ambulan Gawat
Darurat Provinsi DKI Jakarta terutama di wilayah kerja Jakarta
FIRST UP
Utara. CONSULTANTS 8
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
• Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan para
pembaca terutama mengenai hubungan antara
tmekanisme koping kerja shift 12 jam dengan
tingkat stres pada perawat di Ambulan Gawat
Darurat Provinsi DKI Jakarta
Manfaat Praktis

• Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan


• Bagi Tenaga Perawat
• Bagi Peneliti
• Bagi Instansi Pendidikan FIRST UP
CONSULTANTS 9
MEKANISME KOPING
Mekanisme koping adalah strategi atau perilaku mental yang disadari
dilakukan individu untuk mengurangi kecemasan (O,Brein, Kennedy,
& Ballard, 2008). Allo, S. T., Rumampuk, J., & Bidjuni, H. (2017).

Mekanisme koping ialah suatu proses adaptasi yang dilakukan oleh


individu untuk menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan
perubahan dan respon situasi yang mengancam bila mekanisme
penanggulangan ini berhasil, maka individu dapat beradaptasi dan
tidak menimbulkan suatu gangguan kesehatan, tetapi bila mekanisme
koping gagal artinya individu gagal untuk beradaptasi serta dapat
menimbulkan stress (Hasibuan, 2012). FIRST UP 10
CONSULTANTS
PENGGOLONGAN MEKANISE KOPING
Stuart dan sudden (2013) adalah

Adatif . Mal Adatif.


Dapat berbicara Besikap Agresif,
dengan orang lain, Menyendiri,
melakukan aktifitas melamun dan marah
konstruktif dan
mecari informasi

FIRST UP 11
CONSULTANTS
STRES

Menurut Richard (2012) stres adalah suatu proses yang


menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam,
ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu
pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku.

Menurut Dilawati (Syahabuddin, 2010) stres adalah suatu perasaan


yang dialami apabila seseorang menerima tekanan. Tekanan atau
tuntutan yang diterima mungkin datang dalam bentuk mengekalkan
jalinan perhubungan, memenuhi harapan keluarga dan untuk
pencapaian akademik. Stres sebagai kondisi individu yang
dipengaruhi oleh lingkungan. FIRST UP
CONSULTANTS
Kerangka Teori
Mekanisme Koping Adaptif:

Mengontrol emosi dengan cara


berbicara dengan orang lain
Mencari dukungan sosial keluarga Faktor-faktor mempengaruhui tingkat
Mencari informasi lebih banyak stres:
Berdo’a Kepada Alloh SWT
 Faktor intrinsik (Shift kerja dan
Melakukan aktivitas konstrutif
Mengambil pengalaman masa lalu beban kerja)
Perawat  Peran individu dalm organisasi
Ambulan Gawat (perawat oprasional)
Darurat DKI  Pengembangan karir (promosi
Jakarta jabatan)
Mekanisme koping Mal-adatif:
 Tuntutan dari luar organisasi /
pekerjaan (Waktu dengan keluarga)
Perilaku Agresif
Menarik diri
Apatis
Melamun
Menagis Stuart dkk (2013) dan Munandar (2014)
FIRST UP 13
CONSULTANTS
Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Mekanisme Koping Kerja Shift 12 jam Tingkat Stress

FIRST UP 14
CONSULTANTS
Definisi Oprasional
Variavel Definisi Indikator/ Tolok Ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional
Mekanisme koping Suatu proses Adatif Kuesioner Mekanisme Ordinal
kerja shift 12 jam adaptasi yang Memecahkan masalah dengan koping
dilakukan oleh orang lain Dengan skala adaptif >50
individu untuk Mencari dukungan sosial keluarga likert median
menyelesaikan Mencari informasi lebih banyak  
masalah, Berdo’a Kepada Alloh SWT SE = Selalu Mekanisme
menyesuaikan diri Melakukan aktivitas konstruktif SR = Sering koping Mal-
dengan perubahan Mengambil pengalaman masa lalu adaptif ≤ 50
dan respon situasi   JR = Jarang median
bila bekerja selama   TP = Tidak
12 jam Maladatif
Perilaku Agresif Pernah
Perilaku Menrik diri
Apatis
Melamun
Menagis
(Sutart dkk 2013)

FIRST UP 15
CONSULTANTS
Definisi Oprasional

Variabel Definisi Operasional Indikator/ Tolok Alat ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Ukur

Tingkat stress Suatu perasaan yang Perasaan Tidak Kuesioner Baku 1.Ringan (0-18) Ordinal
dialami apabila tenang Depresion. Anxiety 2. Sedanf (19-25)
seseorang menerima Sulit tidur and Stress Scales 3. Berat ≥ 26
tekanan atau tuntutan. Cemas (DASS-42
Tidak bisa rileks
Gugup
Tekanan daran
meninkat

FIRST UP 16
CONSULTANTS
Desain dan Jenis Penelitan

Desain yang digunakan adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko atau variabel
independent dengan efek atau variabel dependent yang diobservasi atau
pengumpulan datanya sekaligus pada suatu saat yang sama. Notoatmodjo (2012)
Variabel independent dalam penelitian ini adalah mekanisme koping kerja shift
12 jam dan variabel dependent adalah tingkat stres yang diukur bersamaan.

FIRST UP 17
CONSULTANTS
Tempat dan Waktu Penelitia

Penelitian ini dilakukan di Instansi Pelayanan


Ambulan Gawat Darurat DINKES DKI Jakarta
di wilayah kerja Jakarta Utara.
Waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei sampai bulan
September 2019, selama 5 bulan

FIRST UP 18
CONSULTANTS
Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan jumlah Sampel adalah bagian atau


yang terdari atas objek atau subyek jumlah dan karakteristik yang
yang mempunyai karakteristik dan dimiliki oleh populasi tersebut.
kualitas tertentu yang ditetapkan Sample yang diambil dari
oleh peneliti untuk diteliti dan populasi harus betul-betul
ditarik kesimpulanya (V.Wiratna representative (mewakili),
Sujarweni 2014). (Sugiono, 2011).

FIRST UP 19
CONSULTANTS
Validitas Mekanisme koping
Berdasarkan hasil uji validitas pernyataan variable
mekanisme koping didapatkan hasil 6 dari 22
pernyataan memiliki nilai dibawah r tabel, maka dikatakan
tidak valid dan dihapus dari daftar pernyatan.
Sebanyak 16 pernyatan yang valid.
Reliabelitas Mekanisme Koping
Variabel Reliabelitas N of Item
Alpha Cronbach
Mekanisme Koping 0,950 16

FIRST UP 20
CONSULTANTS
Ukuran keeratan Koefisien dua variabel (Guilford)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat lemah
0,20 - 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 0,999 Sangat Kuat

FIRST UP 21
CONSULTANTS
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Karakteristik Responden
Distribusi Frekuensi Usia Perawat
Usia Frekuensi Persentase (%)
20-25 Tahun 39 42.9
26-35 Tahun 27 29.7
36-45 Tahun 25 27.5
Jumlah 91 100

Berdasarkan tabel di atas, karakteristik perawat berdasarkan usia diperoleh bahwa perawat
AGD Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang berusia 20-25 tahun sebesar 42,9%, perawat yang
berusia 26-35 tahun sebesar 29,7%, perawat yang berusia 36-45 tahun sebesar 27,5% dan
perawat yang berusia 39-43 tahun sebesar 13,2%. Dengan demikian menunjukkan bahwa
perawat usia 20-25 tahun merupakan usia terbanyak, yaitu sebesar 42,9% FIRST UP 22
CONSULTANTS
Distribusi frekuensi Jenis Kelamin Perawat
Jenis Kelamin Frekuenai Persentase (%)
Laki-laki 62 68.1
Perempuan 29 31.9
Jumlah 91 100
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel di atas, karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin diperoleh bahwa
perawat AGD Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 68,1%
dan yang berjenis kelamin perempuan sebesar 31,9%. Dengan demikian menunjukkan bahwa
perawat yang berjenis kelamin laki-laki merupakan perawat terbanyak yaitu sebesar 68,1%

FIRST UP 23
CONSULTANTS
Distribusi Frekuensi Masa Kerja Perawat
Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)
1-3 Tahun 40 44.0
4-6 Tahun 19 20.9
7-9 Tahun 6 6.6
10-12 Tahun 6 6.6
13-15 Tahun 8 8.8
16-18 Tahun 12 13.2
Jumlah 91 100
Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan tabel di atas, karakteristik perawat berdasarkan masa kerjanya diperoleh bahwa perawat
AGD Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang memiliki masa kerja 1-3 tahun sebesar 44,0%, perawat
yang memiliki masa kerja 4-6 tahun sebesar 20,9%, perawat yang memiliki masa kerja 7-9 tahun
sebesar 6,6%, perawat yang memiliki masa kerja 10-12 tahun sebesar 6,6%, perawat yang memiliki
masa kerja 13-15 tahun sebesar 8,8% dan perawat yang memiliki masa kerja 16-18 Tahun 13,2%.
Dengan demikian menunjukkan bahwa perawat yang memiliki masa kerja 1-3 tahun merupakan
FIRST UP 24
perawat terbanyak yaitu sebesar 44,0%. CONSULTANTS
Analisis Univariat
Distribusi Frekuesni Gambaran Mekanisme Koping
Mekanisme Koping Frekuensi Persentase (%)
Baik 59 64,8
Kurang Baik 32 35,2
Jumlah 91 100
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa mekanisme koping perawat Ambulans
Gawat Darurat Dinkes DKI Jakarta wilayah kerja Jakarta Utara dari 91 responden, sebesar
64,8%, mekanisme koping perawat AGD dalam kategori baik. Sedangkan 35,2%,
mekanisme koping perawat dalam kategori kurang baik. Dengan demikian menunjukkan
gambaran bahwa mekanisme koping perawat AGD relative baik.
FIRST UP 25
CONSULTANTS
Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat Stres Perawat
Tingkat Stres Frekuensi Persentase (%)
Ringan 73 80,2
Sedang 18 19,8
Jumlah 91 100
Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat stres perawat Ambulans Gawat
Darurat Dinkes DKI Jakarta wilayah kerja Jakarta Utara dari 91 responden, sebesar
80,2%, tingkat stres perawat AGD dalam kategori ringan. Selanjutnya 19,8%, tingkat
stres perawat dalam kategori sedang. Dengan demikian menunjukan bahwa tingkat
stres perawat AGD relative baik.
FIRST UP 26
CONSULTANTS
Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan adalah untuk menghubungkan


variabel independen dengan variabel dependen dengan tingkat
kemaknaan alpha 0,05. Sebelum analisis bivariat, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas data penelitian mekanisme koping. Hasil
uji normalitas data mekanisme koping diperoleh hasil uji
Kolmogorov-Smirnov dengan nilai p sebesar 0,018. Karena nilai
p = 0,018 < 5%, maka tolak Ho atau terima H1. Kesimpulannya
data sampel mekanisme koping berdistribusi tidak normal dengan
demikian cut of point yang digunakan adalah median

FIRST UP 27
CONSULTANTS
Kontingensi Hubungan Antara Mekanisme Koping Kerja Shift 12 Jam
dengan Tingkat Stress pada Perawat di Ambulan Gawat Darurat
Provinsi DKI Jakarta

Tingkat Stress
Mekanisme Koping Ringan Sedang Total
Baik 52 (57,1%) 7 (7,7%) 59 (64,8%)
Kurang Baik 21 (23,1%) 11 (12,1%) 32 (35,2%)
Jumlah 77(80.2%) 18 (19.8%) 91 (100.0%)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa perawat di Ambulan Gawat Darurat Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang memiliki mekanisme koping dalam kategori baik dengan
tingkat stress ringan sebesar 57,1% dan dengan tingkat stress sedang sebesar 7,7%. Selanjutnya
perawat yang memiliki mekanisme koping dalam kategori kurang baik dengan tingkat stress
FIRST UP
ringan sebesar 23,3% dan dengan tingkat stress sedang sebesar 12,1%. CONSULTANTS 28
Uji Chi-Square

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


  Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square
6.626a 1 .010    
Continuity Correctionb
5.283 1 .022    
Likelihood Ratio 6.355 1 .012    
Fisher's Exact Test       .014 .012
Linear-by-Linear
6.553 1 .010    
Association
N of Valid Cases 91        
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.33.

b. Computed only for a 2x2 table

FIRST UP 29
CONSULTANTS
 
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil nilai Chi – Square sebesar 6,626
dan nilai Continuity Correction sebesar 5,283. Karena pada tabel
kontingensi ukuran 2 x 2 tidak ada nilai sel yang kurang dari 5, maka
statistic yang digunakan lebih baik adalah Continuity Correction. Nilai
statistiknya sebesar 5,283 yang lebih besar dari chi-square tabel (α = 5%,
df=1) 3,841 atau nilai p = 0,022 lebih kecil dari = 5% atau 0,05 maka
hipotesis ditolak. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara
mekanisme koping kerja shift 12 jam dengan tingkat stress pada perawat di
Ambulan Gawat Darurat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. FIRST UP 30
CONSULTANTS
Keeratan Hubungan

Value Approx. Sig.


0.261 0.010
Nominal by Nominal Contingency Coefficient

N of Valid Cases 91

Dari tabel diatas diperoleh nilai C = 0,261, kemudian dibandingkan dengan nilai Cmax,

dimana Cmax ditentukan sebagai berikut :


 𝐶 0,261
= =0,369
𝐶𝑚𝑎𝑥 0,707
Dengan nilai perbandingan sebesar 0,369 dapat ditafsirkan terdapat hubungan
yang lemah antara mekanisme koping kerja shift 12 jam dengan tingkat stress
pada perawat di Ambulan Gawat Darurat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
FIRST UP 31
CONSULTANTS
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Mekanisme
3.891 1.329 11.397
Koping (Baik / Kurang Baik)
For cohort Tingkat Stres =
1.343 1.028 1.755
Ringan
For cohort Tingkat Stres =
.345 .148 .803
Sedang
N of Valid Cases 91

Selanjutnya juga diperoleh nilai Odds Ratio sebesar 3,891 (CI 95% :
1,329 s/d 11,397), hasil OR ini berarti mekanisme koping perawat kerja
shift 12 jam dalam kategori kurang baik akan beresiko menjadikan
perawat stres sebesar 3,891 kalinya dibanding mekanisme koping perawat
kerja shift 12 jam dalam kategori baik. FIRST UP
CONSULTANTS 32
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Gambaran Mekanisme Koping
Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa frekuensi gambaran mekanisme koping
perawat Ambulans di AGD Dinkes DKI Jakarta wilayah kerja Jakarta Utara adalah
sebagian besar Baik 64,8% dari 59 responden, dan yang kurang baik 35,2%, dari 32
responden
2. Gambaran Tingkat Stres
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi gambaran tingkat stres
perawat Ambulans di AGD Dinkes DKI Jakarta wilayah kerja Jakarta Utara adalah
sebagian ringan 80.2% dari 73 responden. Dan tingkat stres sedang 19.8%. dari 18
responden.

FIRST UP 33
CONSULTANTS
3. Hubungan Mekanisme Koping Kerja Shift 12 Jam dengan Tingkat Stress
Berdasarkan hasil analisa di dapatkan hasil analisa hubungan antara mekanisme koping
kerja shift 12 jam dengan tingkat stress pada perawat di Ambulan Gawat Darurat
Provinsi DKI Jakarta terutama di wilayah kerja Jakarta Utara bahwa
dari 59 (64,8%) responden mekanisme koping baik dengan tingkat stres ringan 57,1%
sedangkan dari 32 (35,2%) responden mekanisme koping kurang baik dengan tingkat
stres ringan 23,1% Hasil uji statistik Continuity Correction diperoleh nilai p = 0,022
berarti nilai p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan mekanisme koping
kerja shift 12 jam dengan tingkat stress pada perawat di Ambulan Gawat Darurat
Provinsi DKI Jakarta terutama di wilayah kerja Jakarta Utara.
FIRST UP 34
CONSULTANTS
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan
mekanisme koping kerja shift 12 jam dengan tingkat stress
1. Frekuensi karakteristik responden berusia 20-25 tahun (42,9%), laki-laki
(68,1%), dan masa kerja paling banyak 1-3 Tahun (44.0%)

2. Frekuensi gambaran mekanisme koping pada perawat di Ambulans Gawat


Darurat Dinkes DKI Jakarta, di wilayah kerja Jakarta Utara adalah sebagian
besar baik (64,8%).

FIRST UP 35
CONSULTANTS
3. Frekuensi gambaran tingkat stres perawat Ambulans di AGD
Dinkes DKI Jakarta, di wilayah kerja Jakarta Utara yang terbanyak
adalah stress ringan (80,2%)

4. Ada hubungan antara mekanisme koping kerja shift 12 jam dengan


tingkat stres pada perawat di Ambulan Gawat Darurat Provinsi DKI
Jakarta di wilayah kerja Jakarta Utara. Adapun kriteria hubungannya
adalah lemah dan nilai Odds Ratio sebesar 3,891 (CI 95% : 1,329 s/d
11,397), berarti mekanisme koping perawat kerja shift 12 jam dalam
kategori kurang baik akan beresiko menjadikan perawat stres sebesar
3,891 kalinya dibanding mekanisme koping perawat kerja shift 12
jam dalam kategori baik

FIRST UP 36
CONSULTANTS
Saran
1. Bagi Ambulans Gawat Darurat Dinkes DKI Jakarta
Bagi AGD untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan stres kerja terhadap
perawat salah satu nya dengan pembagian kegiatan secara merata, menambah
program-program pelatihan motivasi, program rekreasi karyawan dilakukan
minimal 1x setahun

2. Bagi Tenaga Perawat


Bagi perawat dapat menciptakan lingkungan kerja yang baik,
mampu lebih bijak dalam penanggulangan stress bila perlu
menambah training motivasi secara mandiri

FIRST UP 37
CONSULTANTS
3. Institusi Pendidikan
Menambah pengetahuan mengenai manajemen mekanisme koping pada
perawat dengan shift kerja 12 jam, menambah bahan penelitian dalam
melakukan penelitian bagi mahasiswa untuk meningkatkan atau menambah
ilmu tentang manajemen stres dan menambah wawasan serta pengalaman
peneliti dalam melakukan penelitian dan mengembangkan penelitian
selanjutnya dengan variabel yang lebih luas mengenai kejadian stres.

4. Peneliti lainnya
Bagi peneliti dapat mengembangkan penelitian ini dengan melakukan
penelitian menggunakan metode lain seperti metoda secara kualitatif
menambahkan lagi variabel atau meneliti pada tempat yang berbeda yang
memiliki shift kerja 12 jam.
FIRST UP 38
CONSULTANTS
TERIMA KASIH

FIRST UP 39
CONSULTANTS

Anda mungkin juga menyukai