Anda di halaman 1dari 37

Pengangkutan Ikan

Tawar
Hidup & Mati
Kelompok 2
Perikanan A
• Dhea Tiara N - 230110170047
• Novi Nurchotimah - 230110190007
• Raistsa Robbanii Sunda Rukmana - 230110190020

Nama •
• Shinta Amelia - 230110190021
Mellyan Wahda Hestiana - 230110190028

Anggota : • Sakti Azzahra Ekaputri - 230110190032


• Mulkanisa Zahwa - 230110190034
• Anisa Dwi Septhyani - 230110190035
• Wike Normalisa - 230110190037
• Ezekiel Danovic Rambing- 230110190040
TOPICS

01 03
Teknik Transportasi Pemingsanan Ikan
Kering & Basah Menggunakan Anestesi, Suhu
Rendah & Arus Listrik

02 04
Pengemasan
Faktor-Faktor Yang Ikan
Mempengaruhi Pengangkutan
IKan Hidup & Ikan Mati
01

Kering dan Basah


Transportasi Ikan Hidup & IKan Mati

Transportasi ikan hidup adalah memaksa menempatkan ikan


dalam satu lingkungan baru yang berlainan dengan
lingkungan asalnya dan disertai perubahan – perubahan sifat
lingkungan yang sangat mendadak (Hidayah 1998).

Ada dua system transportasi yang digunakam untuk hasil


perikanan hidup di lapangan. System transportasu tersebut
terdiri dari trasnportasi system basah dan transportasi system
kering (Junianto 2003).
Transportasi Ikan Secara
Kering

Pada transportasi ikan hidup tanpa media air, ikan dibuat dalam kondisi tenang atau
aktivitas respirasi metabolisme nya rendah. Transportasi system kering ini biasanya
menggunakan teknik pembiusan pada ikan atau ikan dipingsangkan (imotilisasi) terlebih
dahulu sebelum dikemas dalam media tanpa air (Suryaningrum et al. 2007). Pada
transportasi ikan hidup system kering perlu dilakukan proses penenanganan terlebih
dahulu.
Penanganan
Pra Transportasi
Prinsip dari penanganan ikan hidup adalah
mempertahankan kelangsungan hidup ikan
semaksimal mungkin sampai ikantersebut
diterima oleh konsumen. Menurut Arie (2000),
terdapat beberapa kegiatan penanganan ikan
hidup setelah dilakukan pemanenan sebagai 1. Penyeleksian
2. Penimbangan

berikut → →→ 3. Pemberokan
4. Pembiusan Ikan
5. Pengangkutan Ikan
Proses Transportasi

Hal utama yang paling menentukan keberhasilan kegiatan pemanenan ikan adalah
proses transportasi yang sanggup mempertahankan kualitas produk hingga akhir tujuan
(Serra et al. 2011). Selama proses transportasi berlangsung, ikan akan ditempatkan
kedalam lingkungan yang baru tentunya akan berlainan dengan lingkungan asalnya
disertai perubahan – perubahan sifat lingkungan yang sangat mendadak. Perubahan
lingkungan yang sangat mendadak dapat mengakibatkan ikan menjadi stress dan
mengalami perubahan tingkah laku (hiperaktif) (Junianto 2003), sehingga perlu
dilakukan teknik dalam proses transportasi.
Transportasi Ikan Secara
Basah
Faktor paling penting dalam tranportasi ikan adalah tersedianya oksigen yang
cukup untuk ikan selama pengangkutan, meskipun demikian ketersediaan oksigen
dalam air selama pengangkutan tidak selalu dapat menjamin kondisi ikan.
Menurut Jailani (2000), pada transportasi sistem basah, ikan diangkut didalam
wadah tertutup atau terbuka yang berisi air laut atau air tawar tergantung jenis
dan asal ikan. Transportasi basah biasanya digunakan untuk transportasi hasil
perikanan hidup selama penangkapan di tambak, kolam dan pelabuhan ke tempat
pengumpul atau dari satu pengumpul ke pengumpul lainnya.
Teknik Transportasi Basah

Menurut Winarno (2017), transportasi


ikan dapat dilakukan dengan media air
menggunakan sistem terbuka dan
system tertutup.
1. Sistem Terbuka
Pada sistem ini ikan diangkut dalam wadah terbuka atau tertutup tetapi secara
terus menerus diberikan aerasi untuk mencukupi kebutuhan oksigen selama
pengangkutan. Sistem ini hanya dilakukan dalam waktu pengangkutan yang
sebentar. Berat ikan yang aman diangkut dalam sistem ini tergantung dari
efisiensi sistem aerasi, lama pengangkutan, suhu air, ukuran, serta jenis spesies
ikan. Wadah yang digunakan yaitu seperti kantong plastik, pot dari tanah liat,
kotak kayu dilapisi plastik, drum dan bak fiber.
Langkah yang dapat dilakukan pada pengangkutan ikan sistem terbuka
yaitu sebagai berikut :
a) Menyiapkan ikan dengan cara mensortir ikan berdasarkan ukuran,
spesies dan umur serta menyiapkan wadah ikan untuk diangkut.
b) Memasukkan air ke dalam wadah yang akan digunakan untuk
transportasi.
c) Memasukkan ikan dengan hati-hati ke dalam wadah yang sudah berisi
air.
2. Sistem Tertutup

Pada sistem ini ikan diangkut dalam wadah tertutup dengan suplai oksigen
secara terbatas yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan selama
pengangkutan. Wadah dapat berupa kantong plastik atau kemasan lain yang
tertutup.
Transportasi media air sistem tertutup menggunakan tambahan oksigen yaitu
dengan menggunakan aerator, agitator, blower, tekanan gas oksigen dan cairan
oksigen.
Pengangkutan menggunakan kantong plastik yang diikat dan ditambahkan
oksigen dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a) Menyiapkan kantong plastik yag akan digunakan dan air bersih
b) Memasukkan air bersih ke dalam kantong plastik
c) Mengisi ikan dalam kantong plastik
d) Memasukkan pipa oksigen sampai pada bagian dasar wadah kantong
plastik
dalam keadaan berdiri pada saat diisi.
e) Mengisi wadah dengan oksigen dan mengeluarkan udara dari dalam
wadah.
f) Mencabut pipa oksigen dan mengikat bagian ujung kantong plastik
dengan erat.
Ikan yang dikemas dalam kantong plastik sudah dapat diangkut. Menurut
Barka (1986) dalam Winarno (2017), transportasi dapat dilakukan dengan cara
dikemas kembali kantong plastik yang sudah berisikan ikan, yaitu dengan cara
sebagai berikut :
a) Memasukkan ke dalam wadah box lebih besar daripada ukuran kantong
plastik.
b) Menyusun secara berlapis dari bagian dasar yaitu dengan es, penyekat
(gabus), kantong plastik yang berisi ikan dan ditabahkan penyekat dibagian
atas.
c) Menutup wadah kemasan dengan rapat.

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pengangkutan adalah


kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, kepadatan dan aktivitas ikan
(Berka, 1986).
02

Ikan Hidup dan Ikan Mati


Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi
 Spesies ikan Pengangkutan
 Temperatur air
Ikan Hidup
 Umur dan ukuran ikan
 Ketahanan relatif ikan
 Sifat alami wadah pengangkutan

 Kondisi klimatologi pada saat pengangkutan


 Lama pengangkutan & lama istirahat
Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi
 Spesies ikan Pengangkutan
Ikan Mati
 Jenis alat tangkap
 Umur dan ukuran ikan
 pH ikan

 pH bakteri

 Suhu air ikan ditangkap


 Suhu Lingkungan
03

Menggunakan Suhu Rendah,


Anestesi dan Arus Listrik
Pemingsanan Ikan Menggunakan
Suhu Rendah
Imotilisasi (pembiusan) merupakan salah satu metode yang diguanakan untuk
menekan metabolisme ikan sehingga mampu mempertahankan hidup lehih lama
dengan berkurangnya aktivitas ikan selama transportasi. Immotilisasi dapat
dilakukan salah satunya dengan menggunakan suhu rendah. Suhu air yang rendah
dapat menurunkan aktifitas dan tingkat konsumsi oksigen ikan (Coyle et al 2004).
Macam-Macam Metode Penurunan Suhu
Rendah
A. Penurunan Suhu Secara B. Penurunan Suhu Secara
Bertahap Langsung

Metode imotilisasi dengan penurunan suhu Metode immotilisasi dengan penurunan suhu
secara bertahap, yaitu ikan dimasukkan ke secara langsung, yaitu dilakukan dengan cara
dalam air yang beraerasi kemudian dimotilisasi memasukkan ikan hidup dalam media air
dengan menurunkan suhu air secara bertahap dingin pada suhu tertentu selama waktu
sampai suhu tertentu (Nitibaskara et al. 2006). tertentu sampai ikan imotil. Waktu dan suhu
immotilisasi dipengaruhi oleh ukuran, umur
dan jenis ikan.
Pemingsanan Ikan Menggunakan
Arus Listrik
Penggunaan arus listrik dalam pemingsanan dapat terjadi dikarenakan adanya
kejutan listrik yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan yang
mengakibatkan mati rasa (isensible) dan pingsan. Hilangnya kesadaran atau turunnya
metabolisme basal berkolerasi dengan tegangan, kuat arus dan daya listrik serta
ukuran ikan. Pada kuat arus yang tepat ikan dapat pingsan bila diberi kejutan arus
listrik. Pada tegangan arus yang tepat ikan dapat pingsan bila diberi kejutan oleh arus
listrik, tetapi tegangan arus listrik yang terlalu besar dapat menyebabkan kematian
dan untuk tegangan arus yang kecil dapat ditoleransi ikan.
Semakin tinggi tegangan arus listrik yang diberikan maka respon yang
diterima oleh ikan semakin cepat ikan dapat pingsan. kondisi ikan
pingsan dapat dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu pingsan
ringan (light sedation), pingsan berat (deep sedation), kehilangan
keseimbangan serta gerak reflek tidak ada, dan roboh (modullary
collapse).
Pemingsanan Ikan Menggunakan
Anestesi
Anestesi merupakan suatu kondisi ketika sebagian atau seluruh tubuh kehilangan
kemampuan kesadaran. Hal ini disebabkan oleh pengaruh zat atau obat yang
dimasukkan ke dalam tubuh tersebut mempengaruhi sistem syaraf. Anestesi yang
terjadi pada sistem syaraf pusat menyebabkan organisme tidak sadar atau pingsan
(Achmadi 2005). Bahan anstesi yang digunakan merupakan bahan kimia organik
tanman tingkat tinggi hasil metabolit sekunder seperti saponin dan retenone (Abid et
al 2014).
Menurut Harms (1998), anestesi pada ikan dilakukan untuk pemeriksaan,
transportasi, diagnostik dan operasi. Prosedurnya yaitu menyiapkan air, memeriksa
kondisi ikan, mengistirahatkan ikan. Anestesi untuk ikan biasanya penggunaannya
melalui air (perendaman), dan bisa Juga dengan cara anestesi inhalasi (seperti
anestesi gas pada mamalia). Faktor-faktor yang mempengaruhi respon penggunaan
anestetikum antara lain spesies, kualitas air dan status kesehatan ikan.
Anestetikum yang digunakan pada ikan banyak jenisnya, misalnya ethanol, diethyl
ether, halothane, lidocaine, tricaine methanesulfonate (MS-222) dan eugenol, ketamin,
metomidate, propofol, and carbon dioxide. Dua diantaranya yang sering digunakan
sekarang adalah tricaine methanesulfonate (MS-222) dan eugenol.
04

Menggunakan Suhu Rendah,


Anestesi dan Arus Listrik
Pengemasan

Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap


makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum
diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan
konsumen dengan selamat, secara kuantitas maupun kualitas.
A. Sistem Pengemasan pada Ikan
Hidup
Pengemasan Sistem Terbuka
Yaitu pengemasan ikan hidup
yang dilakukan dengan tempat Yaitu ikan hidup yang diangkut
atau wadah tertutup, udara dari dengan wadah atau tempat yang
luar tidak dapat masuk kedalam media airnya masih dapat
media tersebut. Pengemasan berhubungan dengan udara
dengan cara ini dapat dilakukan bebas. Pengankutan system ini
untuk pengangkutan jarak jauh. biasa digunakan untuk
pengangkutan jarak dekat dan
membutuhkan waktu yang tidak
begitu lama.
Pengemasan Sistem Tertutup
B. Pengangkutan Ikan Air Tawar
Baik ukuran benih maupun ukuran konsumsi atau dalam kondisi mati segar atau
kondisi hidup dapat dilakukan dengan pengangkutan melalui darat, laut dan udara.
Pengangkutan ikan berjarak jauh lebih baik bila menggunakan jalur udara. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pengangkutan ikan hidup yaitu jenis ikan, ukuran
ikan, kepadatan ikan, sistem kemasan (terbuka dan tertutup) dan jarak yang harus
ditempuh. Suhu harus dapat dipertahankan mendekati suhu normal. Pada
pengangkutan kering diperlukan media pengisi sebagai pengganti air. Media pengisi
yang sering digunakan dalam pengemasan adalah serbuk gergaji, serutan kayu,
serta kertas koran atau bahan karung goni. Namun penggunaan karung goni sudah
tidak digunakan karena hasilnya kurang baik.
C. Mengangkut Ikan Hidup
Dengan Sekam
Ikan yang akan diangkut akan disuruh berpuasa terlebih
dahulu dan disimpan di bak air mengalir atau air berhenti
yang dialiri dengan aerator. Hal tersebut dilakukan agar
ikan dapat mengeluarkan isi tubuhnya terlebih dahulu.
D. Ikan dipingsankan
Proses pengosongan perut/puasa sudah dimulai sehari sebelum keberangkatan.
Keesokannya ikan yang sudah bersih akan dipingsankan dengan cara dimasukkan ke
dalam air es. Siapkan sekam padi yang sudah didinginkan dengan air es dan sudah
ditiriskan. Setelah semua ikan pingsan, ikan dibungkus satu per satu dengan kertas
agar sekam padi tidak masuk ke dalam insang ikan saat disusun ke dalam kotak yang
berisi sekam. Selesai disusun, deretan ikan dibekali hancuran es dalam kantung plastik
kecil tapi banyak, agar suhunya tetap dingin. Semuanya kemudian ditimbuni selapis
sekam padi dingin yang lembap lagi, sebelum ditumpuki deretan ikan bungkus bersama
kantung es lagi. Begitu seterusnya, ikan disusun berselang-seling dengan lapisan tebal
sekam padi. Selesai pengisian, kotak ditutup rapat dan dapat diangkut dengan
kendaraan
E. Prosedur Packing Penangan
pratransportasi

1 2 3 4

Panen Greding/Sortasi Treatment Pemberontakan


Pada pagi hari, Pemeliharaan sesuai Perendaman dalam obat- /pemusnahan
menggunakan alat yang dengan jenis dan obatan untuk menghindari Di air yang mengalir
ramah untuk ikan, ukuran penyakit-penyakit tertentu max 24 jam
perpindahan dari air ke (herbal dan kimia)
air.

Anda mungkin juga menyukai