Anda di halaman 1dari 15

TEORI MASLOW

BIOGRAFI TOKOH
Abraham Maslow dilahirkan di
Brooklyn, New York, pada tahun 1908.
Selepas SMU, Ia mengambil studi
hukum di City College of New York
(CCNY). Pada tahun 1934, Ia meraih
gelar PhD di University of Wisconsin.
Setahun kemudian, Ia kembali ke New
York dan bekerjasama dengan E.L.
Thorndike. Maslow kemudian
memperdalam riset dan studinya di
Universitas Columbia. Di sana Ia
bertemu dengan Alfred Adler, salah
satu kolega awal dari Sigmund Freud.
Pada tahun 1937 hingga tahun 1951, Maslow
memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New
York, Ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu
Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max
Wertheimer seorang Gestalt psikolog. Maslow
menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951
hingga 1969, dan menjadi resident fellow untuk
Laughlin Institute of California. Pada tahun 1967,
Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar
Humanist of the Year. Pada tanggal 8 juni 1970 Ia
meninggal karena serangan jantung.
Menurut Maslow, setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan
yang tersusun secara hirarki dari tingkat yang paling mendasar sampai
pada tingkat yang paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkatan
paling bawah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang lebih
tinggi.

Piramida kebutuhan maslow tergambar seperti di bawah ini:


TEORI KEBUTUHAN MASLOW
1. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yan paling kuat
dan mendasar diantara yang lain.

2. Kebutuhan Akan Rasa Aman dan Tentram (Safety Needs)


Kebutuhan mencari tempat perlindungan, rasa tentram, rasa
aman, membangun privacy individual (kebebasan individu),
mengusahakan keterjaminan finansial melalui asuransi atau dana
pensiun.

3. Kebutuhan Untuk Dicintai dan Disayangi (Belongingness Needs)


Dalam hal ini seseorang mencari dan menginginkan sebuah
persahabatan, menjadi bagian dari sebuah kelompok, dan yang
lebih bersifat pribadi seperti mencari kekasih atau memiliki anak.
4. Kebutuhan Harga Diri ( Esteem Needs)
Maslow membagi level ini lebih lanjut menjadi dua
tipe, yakni tipe bawah dan tipe atas.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri ( Self Actualization Needs)


Inilah puncak sekaligus fokus perhatian Maslow
dalam mengamati hirarki kebutuhan. Terdapat
beberapa istilah untuk menggambarkan level ini,
antara lain growth motivation, being needs, dan self
actualization.
MASLOW MENYUSUN SEJUMLAH KUALIFIKASI YANG MENGINDIKASIKAN
KARAKTERISTIK PRIBADI-PRIBADI YANG TELAH BERAKTUALISASI:

1. Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni melihat sesuatu apa


adanya dan mampu melihat persoalan secara jernih, bebas dari bias.

2. Memusatkan diri pada masalah (problem-centered), yakni melihat persoalan hidup


sebagai sesuatu yang perlu dihadapi dan dipecahkan, bukan dihindari.

3. Spontanitas, menjalani kehidupan secara alami, mampu menjadi diri sendiri serta
tidak berpura-pura.

4. Otonomi pribadi, memiliki rasa puas diri yang tinggi, cenderung menyukai
kesendirian dan menikmati hubungan persahabatan dengan sedikit orang namun
bersifat mendalam.

5. Penerimaan terhadap diri dan orang lain. Mereka memberi penilaian tinggi pada
individualitas dan keunikan diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain orang-
orang yang telah beraktualisasi diri lebih suka menerima kamu apa adanya
ketimbang berusaha mengubah diri kamu.
6. Rasa humor yang ‘tidak agresif’ (unhostile).
Mereka lebih suka membuat lelucon yang menertawakan diri sendiri atau
kondisi manusia secara umum (ironi), ketimbang menjadikan orang lain
sebagai bahan lawakan dan ejekan.

7. Kerendahatian dan menghargai orang lain (humility and respect)

8. Apresiasi yang segar (freshness of appreciation), yakni melihat sesuatu


dengan sudut pandang yang orisinil, berbeda dari kebanyakan orang.

9. Memiliki pengalaman spiritual yang disebut Peak experience. Peak


experience atau sering disebut juga pengalaman mistik adalah suatu kondisi
saat seseorang (secara mental) merasa keluar dari dirinya sendiri, terbebas
dari kungkungan tubuh kasarnya.
Berdasarkan berbagai kualifikasi yang ‘amat sulit’
tersebut, maka tidaklah heran kalau masih sedikit orang
di dunia ini yang mencapai level aktualisasi diri tersebut.
Bahkan Maslow mengatakan bahwa jumlah orang-orang
yang telah beraktualisasi diri tidaklah lebih dari dua
persen saja dari seluruh populasi dunia
BERIKUT INI BEBERAPA KEMUNGKINAN YANG BISA
DILAKUKAN SEKOLAH DALAM MENGAPLIKASIKAN
TEORI KEBUTUHAN MASLOW:

1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis:


Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis.
Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang

tepat
Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.
Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif.

2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:


Sikap guru: menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan

tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.


Adanya ekspektasi yang konsisten
Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem

pendisiplinan siswa secara adil.


Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/

ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas perilaku
negatif siswa.
3. Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:
a. Hubungan Guru dengan Siswa:
Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan intereres terhadap siswa, sabar, adil,
terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
Guru dapat menerapkan pembelajaran individua dan dapat memahami siswanya (kebutuhan, potensi, minat,
karakteristik kepribadian dan latar belakangnya)
Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang negatif.
Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya.
Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap siswanya.

b. Hubungan Siswa dengan Siswa:


Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan saling percaya di

antara siswa
Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum, seperti olah raga atau kesenian.
Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan pembelajaran.
Sekolah mengembangkan tutor sebaya
Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam.
4. Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:
a. Mengembangkan Harga Diri Siswa
Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki siswanya

(scaffolding)
Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa
Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi
Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan
Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung jawab.
Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan secara pribadi, tidak di depan
umum.

b. Penghargaan dari pihak lain


Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa dapat saling

menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.


Mengembangkan program “star of the week”
Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang diperoleh siswa.
Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap sisiwa untuk memiliki sikap
empatik dan menjadi pendengar yang baik.
Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan

kepentingan para siswa itu sendiri.


c. Pengetahuan dan Pemahaman
 Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi bidang-
bidang yang ingin diketahuinya.
 Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui
pendekatan discovery-inquiry
 Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam

 Menyediakan kesempatan kepada para siswa untuk berfikir filosofis dan


berdiskusi.

d. Estetik
 Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik

 Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di


dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
 Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan

 Memelihara sarana dan pra sarana yang ada di sekeliling sekolah

 Ruangan yang bersih dan wangi

 Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah


5. Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
 Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaik
 Memberikan kekebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan
dan potensi yang dimilikinya
 Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
 Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif
siswa.
 Melibatkan siswa dalam proyek atau kegiatan “self expressive” dan kreatif
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai