Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIKAN DALAM

LINGKUNGAN MASYARAKAT
Dosen pengampu : Lizza Suzanti, S.Pd., M.Si.
Nama kelompok :
1. Fatimah Az’zahra (2009627)
2. Sheila Zabella (2003241)
3. Neri Nur Aniza (2007992)
4. Gray Eliza Suri (2000140)
5. Aldaina Kartika (2009713)
Apa itu Pendidikan?
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan berlangsung terus menerus dalam suatu
proses pembelajaran untuk mengembangkan segenap potensi manusia baik jasmani maupun rohani
dalam tingkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga terwujud perubahan perilaku manusia
berkarakter kepribadian bangsa. Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia
untuk kemajuan suatu bangsa. Pada masa sekarang ini pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting untuk menunjang kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia dalam melaksanakan
kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Sebab, pendidikan berfungsi sebagai meningkatkan
kualitas manusia itu sendiri. Namun realitanya, masih banyak masyarakat yang buta pemikirannya
betapa pentingnya pendidikan. Tuntutan pendidikan dalam kehidupan manusia sangat komplek, hal ini
terbukti dengan banyaknya orang yang tidak berpendidikan status sosialnya kurang diperhatikan atau
terkesampingkan. Misal dalam dunia kerja, banyak perusahaan yang menerima para pekerjanya mula-
mula ditanya pendidikan terakhir. Hal itu membuktikan bahwa pendidikan pengaruhnya besar dalam
kehidupan. Diadakannya pendidikan, maka sedikitnya dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
dengan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap manusia sehingga kehidupan masyarakat lebih
baik.
Pengertian Pendidikan
● Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seorang dewasa terhadap pihak lain yang
belum dewasa agar mencapai kedewasaan (M.I. Soelaiman,1985). Artinya bahwa pendidikan
merupakan suatu cara dimana lebih menekankan terhadap keterkaitannya antara peserta didik dan
pendidik. Peserta didik dianalogikan sebagai orang yang belum dewasa, sedangkan pendidik
sendiri dianalogikan sebagai orang yang lebih dewasa.
● Secara luas terbatas, yaitu pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang
berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan
datang ( Redja Mudyahardjo, 2001:11).
● Secara sempit, yaitu pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal. Artinya bahwa pendidikan lebih menekankan pengaruh sekolah
terhadap peserta didiknya sehingga dengan kemampuan dan kecakapan yang diperolehnya dapat
melaksanakan tugas-tugas sosialnya dalam masyarakat kelak.
Lembaga Penyelenggara Pendidikan
1. Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dimana semua peraturan
dan semua aspek di tentukan oleh aturan berupa UU yang mengaturnya.Sekolah diharapkan bisa
menjadi sentral dalam pendidikan terhadap peserta didiknya, namun sekolah juga berharap orang tua
bisa membantu dalam pendidikan kepada anaknya agar bisa lebih terkontrol dengan baik.Banyak jenis
sekolah yang ada pada saat ini, baik yang bersifat negeri sampai kepada sekolah yang masih dibawah
naungan suatu yayasan atau swasta. Dalam perkembangannya, munculah sekolah-sekolah yang
bersifat kejuruan.
2. Langgar
Langgar merupakan sebuah lembaga pendidikan yang sangat sederhana. Pendidikan yang
dilaksanakan biasanya berupa pendidikan agama islam. Khusus di daerah perkampungan banyak
ditemukan langgar-langgar selain sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, digunakan juga sebagai
sarana ibadah. Pembelajarannya pun masih tingkat dasarnya saja, seperti: belajar membaca al-qur’an,
rukun islam, dll. Namun untuk di kota-kota besar tidak ditemukan lembaga sejenis ini. Karena sudah
adanya lembaga yang lebih besar yaitu pondok pesantren.
Lanjutan....
3. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren merupakan pendidikan lanjutan setelah pendidikan yang dilaksanakan di langgar.
Sistem pendidikan semacam ini sudah berlangsung dari sejak zaman Hindu/Budha termasuk di India.
Pengajaran yang dilakukan di pesantren tidak beda jauh dengan yang dilaksanakan di Langgar, namun
yang membedakannya adalah tingkatan dalam materi yang disampaikannya.Baik di pesantren maupun
di langgar untuk zaman dahulu tidak diajarkan pengetahuan umum, namun berbeda dengan saat ini
banyak pesantren yang mengajarkan pula pengetahuan umum. Sebagai contoh kita ketahui bersama
seperti pesantren Gontor di Ponorogo, dan masih banyak pesantren-pesantren yang sama seperti yang
dimaksud. Adapun ciri-ciri pesantren adalah berpusat pada agama, guru tidak digaji, merupakan suatu
lingkungan khusus dimana guru dan murid tinggal bersama-sama. (Pendidikan, 2011).
Lingkungan Masyarakat ( Lingkungan Pendidikan Nonformal)
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Masyarakat mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling ketergantungan dan terikat oleh nilai dan norma
yang dipatuhi bersama. Dari ketiga macam pengaruh lingkungan pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat), kiranya
lingkungan masyarakatlah yang cukup sulit dirancang agar selalu memberikan pengaruhnya yang baik untuk perkembangan anak
didik. Karena lingkungan masyarakat itu sangat luas dan banyak berbagai pihak yang berperan dalam masyarakat tersebut, sehingga
memerlukan pengawasan dan pengontrolan yang lebih agar suasana lingkungan masyarakat dapat memberikan pengaruh yang baik
bagi pendidikan anak. Masyarakat yang berperan aktif dalam bidang pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam.
Kelompok ini berupa organisasi-organisasi pendidikan, sosial, politik, ekonomi, keagamaan dan sebagainya. Semua kelompok ini
perlu dilibatkan secara aktif dalam membantu dan mendukung penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pengelola atau pihak sekolah
hendaknya mampu menganalisis kelompok masyarakat mana yang bisa dilibatkan dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan
di sekolah. Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri seperti yang dikemukakan oleh Tirtarahadja dan La Sulo (2000), yaitu
antara lain :
a. Ada interaksi warga-warganya
b. Pola tingkah laku warganya di atur oleh adat istiadat, norma-norma hukum dan aturan-aturan yang berlaku.
c. Ada rasa Idensitas yang kuat yang mengikat pada warganya.
d. Kesatuan wilayah, kesatuan adat istiadat, rasa identitas, dan rasa loyalitas terhadap kelompoknya merupakan pangkal dari
perasaan bangsa sebagai patriotisme, jiwa korps, dan kesetiakawanan dan lain-lain.
Lanjutan....
Selanjurnya kaitan masyarakat dengan pendidikan menurut Tirtarahadja dan La Sulo (2000), dapat
ditinjau dari tiga aspek, yaitu :
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dikembangkan maupun yang tidak
dikembangkan.
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan baik langsung maupun tidak langsung, ikut mempunyai peran
dan fungsi pendidikan.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang
dimanfaatkan. Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu
memperoleh manfaat dan pengalaman hidupnya untuk meningkatkan dirinya.
Dengan kata lain manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber
belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul dan sebagainya. Di lingkungan
masyarakat, setiap orang akan memperoleh pengalaman tentang berbagai hal, misalnya tentang
lingkungan alam, tentang hubungan sosial, politik kebudayaan dan sebagainya. Di dalam lingkungan
masyarakat setiap orang akan memperoleh pengaruh yang sifatnya mendidik dari oarng-orang yang
ada disekitarnya, baik dari teman sebaya maupun oarng dewasa melalui interaksi sosial secara
langsung atau tatap muka. Pengaruh pendidikan tersebut dapat pula diperoleh melaui interaksi sosial
secara tidak langsung.
Lanjutan....
Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak sudah mulai lepas dari
asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Namun orng tua tidak melepas begitu
saja, mereka tetap mengontrol perkembangan atau pendidikan yang didapatkannya. Karena pengaruh
yang lebih luas di banding dengan lingkungan pendidikan yang lain. Corak dan ragam pendidikan
yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik
pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan), sikap dan
minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Ada 5 pranata sosial (social institutions)
yang terdapat di dalam lingkungan sosial yaitu:
a) pranata pendidikan bertugas dalam upaya sosialisasi
b) pranata ekonomi bertugas mengatur upaya pemenuhan kemakmuran
c) pranata politik bertugas menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat
d) pranata teknologi bertugas menciptakan teknik untuk mempermudah manusia
e) pranata moral dan etika bertugas mengurusi nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat
Kegiatan individu (siswa) dalam masyarakat
Ada banyak kegiatan individu (siswa) di lingkungan bermasyarakat sebagai bentuk pembelajarannya. Berikut beberapa
kegiatan yang dilakukan individu ketika bermasyarakat yang mempengaruhi belajar.
● Kegiatan individu (siswa) dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil
bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan
lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
● Mass media
Yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain.
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya, akan tetapi sebaliknya
mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Maka dari itulah perlu kiranya siswa mendapatkan
bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat agar tidak terjadi salah langkah.
● Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih dapat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul
yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti
mempengaruhi yang bersifat buruk juga.
● Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-
orang yang tidak terpelajar, penjudi, dan suka mencuri.
Peran masyarakat terhadap pendidikan
Adapun peran masyarakat terhadap pendidikan, yaitu:
1. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah .
2. Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan
masyarakat .
3. Masyarakat ikut menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.
4. Masyarakat ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung pembelajaran, musium, perpustakaan, panggung-
panggung kesenian, dll.
5. Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar.
Dengan demikian, jelas sekali bahwa peran masyarakat sangatlah besar terhadap pendidikan sekolah. Pendidikan selalu
diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai kehidupan manusia. Didalam pengembangan nilai, tersirat pengertian manfaat
yang ingin dicapai oleh manusia di dalam hidupnya. Jadi, apa yang ingin dikembangkan merupakan apa yang dapat
dimanfaatkan dari arah pengembangan itu sendiri.
Pendidikan tidak bisa lepas dari efek-efek luar yang saling mempengaruhi keberadaanya, terutama bagi masyarakat sekitarnya,
yang mempunyai hubungan saling ketergantungan. Dalam hal ini pengaruh masyarakat pada dasarnya tergantung pada luas
tidaknya kualitas out put pendidikan itu sendiri. Semakin besar out put tersebut dengan disertai kualitas yang mantap, dalam
artian mampu mencetak SDM yang berkualitas maka tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat. Dengan demikian,
bila lembaga pendidikan dimaksudkan mampu melahirkan produk-produknya yang berkualitas tentu saja hal ini merupakan
investasi bagi penyedia SDM. Investasi ini sangat penting untuk perkembangan kemajuan masyarakat sebab manusia itu sendiri
adalah subjek setiap perkembangan, perubahan, dan kemajuan dalam masyarakat.
Bentuk Lingkungan Pendidikan Nasional Masyarakat (nonformal)

Sebagai lingkungan pendidikan nonformal sebagai lingkungan pendidikan di luar keluarga dan diluar
sekolah. Pendidikan nonformal dapat terselengara secara terstruktur dan berjenjang. Contoh
penyelenggaran pendidikan di dalam lingkungan pendidikan nonformal yang terstruktur dan
berjenjang antara lain Kelompok Belajar Paket A, Paket B, Kursus Komputer dan bahasa inggris di
lembaga kursus tertentu juga ada yang terstruktur dan berjenjang dan lain-lain. Adapun contoh
penyelenggaraan pendidikan yang tidak terstruktur dan tidak berjenjang adalah ceramah agama yang
ditayangkan di televisi, penyampaian informasi melalui koran.
Kebudayaan sebagai bagian dari pendidikan
Di masyarakat ada kebudayaan, sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya akan selalu
terkait dengan pendidikan, utamnya belajar. Kebudayaan adalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-
norma, nilai-nilai kepercayaan, tingkah laku dan tekhnologi yang dipelajari dan dimiliki semua anggota
masyarakat tertentu.Menurut Taylor ( Made Pidarta, tanpa tahun) kebudayaan adlah totalitas yang kompleks
yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebgai masyarakat. Sedangkan menurut Kuncaraningrat
( Tirtarahadja dan La Sulo,2000). Kebudayaan dalam arti luas dapat berwujud:
a. Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebgainya.
b. Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
c. Fisik yakni hasil benda manusia.
Kebudayaan dengan wujud ideal merupakan hasil-hasil karya manusia termasuk ilmu pengetahuan dan
teknologi, UUD 1945 di mana didalamnya tercantum dasar negara pancasila. Jadi pancasila merupakan hasil
karya bangsa Indonesia memiliki nilai kehidupan yang tinggi bagi bangsa Indonesia, sehingga diakui dan
dijadikan dasar dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Fungsi dan Peranan Pendidikan dalam Masyarakat
Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai
tujuan sosial. Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan secara besar-
besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa
nilai-nilai luhur yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan diharapkan bisa memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan dan
pembangunan politik, ekonomi, dan sosial demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.Berbicara tentang fungsi dan
peranan pendidikan dalam masyarakat ada bermacam-macam pendapat. Wuradji (1988) menyatakan bahwa pendidikan
sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi Sosialisasi.
Pendidikan diharapkan mampu berperan sebagai proses sosialisasi dalam masyarakat bisa berjalan dengan baik.
Sehingga proses sosialisasi bisa berjalan dengan wajar dan mulus. Oleh karena itu, orang tua dan keluarga berharap
sekolah dapat melaksanakan proses sosialisasi tersebut dengan baik. Dalam lembaga-lembaga ini guru-guru di sekolah
dipandang sebagai model dan dianggap dapat mengemban amanat orang tua (keluarga dan masyarakat) agar anak-anak-
memahami dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakatnya. Sekolah mengemban tugas untuk
melaksanakan upaya-upaya mengalihkan nilai-nilai budaya masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai yang menjadi
way of life masyarakat dan bangsanya. Untuk memenuhi fungsi dan tugasnya tersebut sekolah menetapkan program dan
kurikulum pendidikan, beserta metode dan tekniknya secara pedagogis, agar proses transmisi nilai-nilai tersebut berjalan
lancar dan mulus.
Lanjutan....
2. Fungsi Kontrol Sosial
Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap tatanan tradisional masyarakat harus juga berfungsi
sebagai lembaga pelayanan sekolah untuk melakukan kontrol sosial. Melalui pendidikan semacam ini individu bisa
mengambil nilai-nilai sosial dan melakukan interaksi dalam kehidupannya sehari-hari.Sekolah sebagai lembaga yang
berfungsi untuk mempertahankan dan mengembangkan proses sosialisasi serta kontrol sosial diharapkan bisa mendidik
peserta didiknya lebih berkualitas. Sehingga tatanan masyarakat bisa terjalin dengan baik. Selain itu, sekolah juga
berfungsi sebagai alat pemersatu dan segala aliran dan pandangan hidup yang dianut oleh para siswa. Sebagai contoh
sekolah di Indonesia, sekolah harus menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara Indonesia
kepada anak-anak di sekolah.
3. Fungsi Pelestarian Budaya Masyarakat
Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-budaya etnik yang beraneka ragam juga harus
melestanikan nilai-nilai budaya daerah yang masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi
pekerti dan suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi kepentingan sekolah dan sebagainya.Sebagai contoh
adalah adanya kurikulum pendidikan yang mengadakan pelajaran muatan lokal. Khusus di daerah Jawa Barat untuk
pelestarian budaya di setiap sekolah diwajibkan adanya muatan lokal yaitu mata pelajaran bahasa Sunda serta kesenian
setempat. Begitu juga untuk daerah-daerah yang ada di Indonesia, dimaksudkan supaya siswa lebih cinta terhadap
daerahnya serta tanah air.
Lanjutan....
4. Fungsi Seleksi, Latihan dan Pengembangan Tenaga Kerja
Jika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka menyiapkan tenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu,
untuk seleksi masuk suaru Perguruan Tinggi selalu diadakan seleksi. Sebagai contoh untuk proses seleksi masuk sekolah
tertentu harus mengikuti ujian tertentu, harus menyerahkan nilai UN (ujian nasional) atau NEM. Dan setelah penyerahan
nilai itu maka dicari yang tinggi dari nilai tertentu sampai nilai yang terendah. Namun jika nilai yang digunakan dalam
proses seleksi ini maka bagi yang mendapat nilai rendah harus menerima perlakuan untuk masuk di sekolah dengan
kualitas yang baik. Demikian pula untuk mendapatkan jabatan pada pekerjaan tertentu, mereka yang diharuskan
mengikuti seleksi dengan berbagai cara yang tujuannya untuk memperoleh tenaga kerja yang cakap dan terampil sesuai
dengan jabatan yang akan dipangkunya.
5. Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta didik yang analisis kritis
berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia. Pendidikan pada
abad modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak
mudah menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan. Cara-cara berpikir
dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap bantuan orang lain. Dengan demikian
peserta didik selain sebagai memahami perubahan dalam kehidupan sosial bisa juga sebagai agen perubahan itu sendiri
Lanjutan....
6. Fungsi Sekolah dalam MasyarakatMengenai adanya tiga bentuk pendidikan yaitu
pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut
juga sekolah. Oleh karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang juga menyelenggarakan pendidikan.
Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu sebagai partner
masyarakat dan sebagai penghasil tenaga kerja. Sekolah sebagai partner masyarakat akan
dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang di dalam lingkungan masyarakat.(NN, fungsi dan
peranan pendidikan, 2010).
Karakterisrik Lingkungan Pendidikan Masyarakat (nonformal)

Lingkungan pendidikan masyarakat seperti kursus, kelompok belajar, majelis taklim, bimbingan tes,
tergolong jalur pendidikan nonformal adapun karakteristiknya antara lain :
(a) secara faktual tujuan pendidikannya lebih menekankan pada penegmbangan keterampilan praktis
(b) peserta didiknya bersifat heterogen
(c) isi pendidikannya ada yang terprogram secara tertulis
(d) dapat terstruktur berjenjang dan berkesinambungan
(e) waktu pendidikan terjadwal secara ketat atau tidak terjadwal, lama pendidikannya relatif singkat
(f) cara pelaksanaan pendidikan mungkin bersifat artificial mungkin pula bersifat wajar
(g) evaluasi pendidikan mungkin dilaksanakan secara sistematis dapat pula tidak sistematis.
(h) credential mungkin ada dan mungkin pula tidak ada.
Kesimpulan
Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Kemudian pendidikan Non-
Formal adalah suatu pendidikan diluar pendidikan formal seperti halnya kursus tetapi juga bisa
diartikan pendidikan yang terjadi di lingkungan bermasyarakat, di sini masyarakat berperan ganda
sebagai pengawas juga. Dalam hal ini pastilah semua masyarakatnya akan melakukan interaksi dalam
melakukan pendidikan. Proses interaksi dalam melaksanakan pendidikan ini juga berlaku pada
lingkungan perkotaan. Kota yang merupakan pemukiman padat dan dihuni oleh orang-orang yang
heterogen akan mendapat hasil pembelajaran yang heterogen pula.
TERIMAKASIH!!

Anda mungkin juga menyukai