Anda di halaman 1dari 43

Case

RSK dengan
Polip Nasi Pembimbing:
dr. Wifaqi OKtaria, Sp.T.H.T.K.L

Ayu Reformasita Silalahi, S.Ked 04084822124029


Ravi Hamsyah Hidayat, S.Ked 04084822124
Maurizka Juwita Siregar, S.Ked 04084822124131

KSM ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
OUTLINE
BAB BAB
1
TINJAUAN
PUSTAKA 2
STATUS PASIEN
BAB
TINJAUAN
1
PUSTAKA
Definisi dan Etiologi

● Rhinosinusitis (RS) adalah suatu kondisi peradangan yang


melibatkan hidung dan sinus paranasal.
● Rhinosinusitis Kronik (RSK) bila gejala RS yang dialami pasien
berlangsung lebih dari 12 minggu.

● Etiologi utama dari RS adalah obstruksi ostium sinus.

Oyama, L. C., 2019. Foreign Bodies of the Ear, Nose, and Throat. Emergencies Medicine Clinics of North America, 37(1), pp. 121-130.
Manifestasi Klinis
Gejala Mayor: Gejala Minor:

• Sakit pada daerah muka • Batuk


(pipi,dahi ,hidung) • Demam (untuk RS non akut)
• Buntu hidung • Tenggorok berlendir
• Ingus purulens/pos- • Nyeri kepala
nasal/berwarna • Nyeri geraham
• Gangguan penciuman • Halitosis
• Sekret purulen di rongga hidung
Diagnosis
• Demamadanya
(untuk RS didasarkan
akut saja) atas adanya 2 gejala mayor atau lebih atau 1
gejala mayor disertai 2 gejala minor.
Tatalaksana
Medikamentosa
 Dekongestan
 Kortikosteroid
 Antihistamin
 Antibiotik

Bedah
 Irigasi sinus
 Nasal antrosomy
 Operasi Caldwell-Luc
 Functional Endoscopic Sinus Surgery
(FESS)
Polip Nasi

Etiologi belum diketahui pasti. Polip dapat terbentuk kondisi


inflamasi mukosa hidung, kelainan motilitas silia, serta kelainan
komposisi mucus hidung.

 Rhinosinusitis kronik
 Asma
 Intoleransi aspirin Epidemiologi
 Cystic fibrosis  Pada laki-laki dan perempuan
 Sinusitis fungal alergi  Anak-anak hingga usia lanjut
 Sindrom kartagener
 Mastositosis nasal
Tatalaksana

Tujuan utama untuk menghilangkan keluhan, mencegah komplikasi,


dan mencegah rekurensi polip.

Non-operatif
 Kortikosteroid oral
 Kortikosteroid topical hidung

Operatif
Tatalaksana
Tatalaksana

Tujuan utama untuk menghilangkan keluhan, mencegah komplikasi,


dan mencegah rekurensi polip.

Non-operatif
 Kortikosteroid oral
 Kortikosteroid topical hidung

Operatif
Tatalaksana

Tujuan utama untuk menghilangkan keluhan, mencegah komplikasi,


dan mencegah rekurensi polip.

Non-operatif
 Kortikosteroid oral
 Kortikosteroid topical hidung

Operatif
Tatalaksana
Polip
Massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga
hidung, berwarna putih keabu-abuan

Klasifikasi stadium polip (Mackay & Lund 1997):

 Stadium 0
 Stadium 1
 Stadium 2
 Stadium 3
Prognosis
• Umumnya prognosis polip hidung ini baik (dubia et bonam) apabila telah
dilakukan tatalaksana yang tepat dan gejala-gejala nasal dapat teratasi.

• Polip hidung sering tumbuh kembali, oleh karena itu pengobatannya juga
perlu ditujukan kepada penyebabnya.
BAB
STATUS
2
PASIEN
Keluhan Utama

Hidung sebelah kiri tersumbat sejak satu tahun yang lalu.


Keluhan Tambahan

• Nyeri kepala (+)


• Pilek (+)
• Bersin (+)

Bisa terjadi kleuhan patognomonis


- Bersin tanpa pilek  mungkin massa
Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak satu tahun lalu
SMRS. Keluhan tersebut dialami di kedua hidung (kiri dan kanan)
akan tetapi hidung sebelah kiri lebih sering tersumbat. Pasien
merasakan nyeri di dahi saat sedang bersujud, keluhan penurunan
pendengaran dirasakan oleh pasien. Pasien pernah mengalami
perdarahan di hidung 1 kali pada 1 tahun yang lalu, banyaknya darah
kira-kira kurang dari 1 tisu (bercak saja). Bersin dipagi hari disangkal,
batu disangkal.
Penyakit yang pernah derita

• Asma disangkal
• DM disangkal
• Hipertensi disangkal
• Alergi obat disangkal

Kalo ad  berapa sering, obat pa yan dimakan


Polip dg asma biasanya rekuren
Status Generalis
 
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Gizi : baik
• TD 101/60
• PR 112x/menit
• RR 22x/menit
• Suhu 36
• Jantung, paru-paru, abdomen, hepar, lien, ekstremitas dalam batas
normal
Status Lokalis
TELINGA KIRI

MEMBRAN
TIMPANI
RETRAKSI
SEPTUM
NASI KONKA
INFERIOR

POLIP

HIDUNG KIRI
SEPTUM NASI

KONKA
INFERIOR

MUKOPUS

HIDUNG KANAN
SEPTUM
NASI
KONKA
INFERIOR

HIDUNG KANAN
Pemeriksaan Laboratorium

HB : 14,4 gr/dll (12-16 gr/dl)


Leuko : 10.230/mm3(5000-10000/mm3)
Trombo : 364.000/mm3 (150.000-450.000/mm3)
Ureum : 15 mg/dl (16.6-48.5 mg/dL)
Diagnosis Banding

• Tumor-tumor jinak (kondroma, neurofibroma, angiofibroma)


• Tumor ganas hidung (karsinoma atau sarkoma)
• Meningokel atau meningoensefalokel  hanya pada anak anak
Diagnosis Kerja

Rhinosinusitis Kronik dengan Polip Nasi


Tatalaksana

o Bed Rest
o Diet
o Steroid topical ( semprot)
o Melakukan tindakan FESS (Functional Endoscopic Sinus
Surgery)
o Polip berat  u/ persiapan operasi bedh sinus endoskopik
u/ ngurangi edema, mengecilkan ukuran polip, kurangi
perdrahan saat operasi
EDUKASI

o Jika ada alergi hindari penyebabnya


Prognosis
Dubia ed bonam
THANK
YOU
1. Zaviera, Telinga kiri ada retraksi, kenapa?
Terjadi akibat telinga tehngah kiri mengalami tekanan negatif sehingga
membran timpaninya tetarik ke belakang.
Pada teling ada telinga tengah (terdapat hubungan antara telinga
tengah dan dalam  tuba eustahius).
Pada keadaan pilek  cairan masuk ke belakang dimana cairan
tersebut masuk ke muara tuba eustachius sehinga cairan menumpuk di
muara dan menyebabkan tuba eustachius menjadi edem. Akibatnya
membran timpani tertarik ke belakang.
2.Titania: Bagaimana mencegah agar rhinosinusitis tidak menjadi
polip?
Pasien diberikan dukasi, kalau rs alergi maka minta pasien untuk
menghindari alergi. Kalau pasien hidungnya mampet maka pasien
diajarkan cuci hidung.
3.Raehan: Indikasi pemeriksaan CT-SCAN pada kasus?
Dilakukan pada saat terapi konservatif sudah dilkukan ., dlm 2 minggu

Anda mungkin juga menyukai