Anda di halaman 1dari 92

PERPINDAHAN PANAS

(HEAT TRANSFER)
Mata Kuliah : Perpindahan Panas
Kode Mata Kuliah : TEKB 401
Semester : 4
Satuan Kredi Semester : 2 SKS
Jumlah Jam/Minggu : 3

Tujuan Mata Kuliah:


• Perpindahan panas merupakan disiplin ilmu dasar yang akan membahas
permasalahan aliran kalor dari titik satu ketitik yang lain dan membahas fenomena
apa yang terjadi ketika kalor itu mengalir pada suatu media. Setelah mengikuti mata
kuliah ini mahasiswa mampu untuk memahami konsep dasar perpindahan panas
secara konduksi, konveksi dan radiasi dan dapat mampu mengaplikasikan dalam
perhitungan alat penukar kalor.
Silabus Perpindahan Panas
I. Konsep dasar perpindahan panas konduksi
1. Hukum Fourier’s
2. Konduktivitas thermal material
3. Sifat-sifat thermal material

II. Perpindahan Panas konduksi keadaan tunak satu dimensi


4. Perpindahan Panas melalui dinding datar
5. Isolasi dan nilai R
6. Tahanan thermal
7. Perpindahan Panas melalui sistem radial silinder
8. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh
9. Tebal kritis isolasi
10. Sistem sumber kalor
11. Sistem konduksi-konveksi
12. Sirip
III Prisip-prinsip perpindahan panas konveksi
1. Bilangan Raynolds
2. Aliran fluida
3. Aliran laminer
4. Aliran turbulent
5. Perpindahan Panas dalam Aliran tabung Laminer
IV. Perpindahan Panas konveksi Paksa
6. Konveksi paksa pada plat
7. konveksi paksa pada Pipa dan tabung
V. Konveksi alamiah pada plat
VI. Sifat-sifat Radiasi
 Radiasi pada benda hitam
 Faktor bentuk radiasi
VII. Alat Penukar Kalor
1.  Jenis-jenis penukar kalor
2. Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh
3. Faktor Pengotoran
4. Metode LMTD
5. Metode NTU-Efektivitas
6. Efektivitas Alat Penukar Kalor
Daftar Pustaka
1. J.P. Holman., Alih bahasa Ir. E. Jasjfi, M.Sc. ,
Perpindahan Kalor, Erlangga, 1991, Jakarta.
2. Yunus A, Cengel., Heat Transfer ”A Practical
Approach”, 3nd edition, 2007, Mc Craw-Hill.
Boston. USA.
Heat Transfer and Thermal Energy

Apa itu perpindahan panas (heat transfer)?

Perpindahan panas (Heat transfer) adalah


perpindahan energi thermal karena adanya
perbedaan temperatur

Panas dapat bergerak dari suatu tempat


ke tempat yang lain karena adanya
perbedaan suhu diantara tempat tersebut,
panas dapat bergerak melalui benda
padat, cair maupun gas. Dalam proses
Perpindahan panas dibedakan dalam
beberapa mekanisasinya

6
PENGANTAR PERPINDAHAN PANAS

Macam-macam Perpindahan Panas

• Perpindahan Panas Konduksi


• Perpindahan Panas Konveksi
• Perpindahan Panas Radiasi
8
Perpindahan Panas Konduksi

Konduksi: Perpindahan panas secara konduksi adalah


perpindahan panas antara molekul yang saling berdekatan
tanpa diikuti pergerakan molekul tersebut, pada umumnya
konduksi terjadi pada zat/benda padat seperti besi, batu
tahan api, kaca dan lain lain.
• Dinyatakan dengan :

dT
q   kA
dx
Perpindahan Panas Konduksi

Dimana :
q = Laju perpindahan panas (w)
A = Luas penampang dimana panas mengalir (m2)
dT/dx = Gradien suhu pada penampang, atau laju
perubahan suhu T terhadap jarak dalam arah
aliran panas x
k = Konduktivitas thermal bahan (w/moC)
Perpindahan Panas Konduksi

contoh:

Salah satu permukaan sebuah plat


tembaga yang tebalnya 3 cm mempunyai
suhu tetap 400 0C, sedangkan suhu
permukaan yg sebelah lagi dijaga tetap 100
0
C. Berapa kalor yang berpindah melintasi
lempeng itu?
Perpindahan Panas Konduksi

Penyelesaian
Dari lampiran A terlihat konduktivitas termal
tembaga adalah 370 W/m 0C. Dari hk.
Fourier :
dT
q  kA
dx

q dT
 k
A dx
Perpindahan Panas Konduksi

q T  (370)(100  400)
 k   3,7 MW / m 2

A x 3x10 2
Perpindahan Panas Konveksi

Konveksi: Perpindahan panas secara konveksi adalah


perpindahan panas antar molekul yang saling berdekatan
dengan diikuti pergerakan molekul, pada umumnya konveksi
terjadi pada zat/benda cair dan gas seperti udara, air dan lain
lain

q = h A (∆T)
Perpindahan Panas Konveksi

Dimana :
q = Laju perpindahan panas konveksi
h = Koefisien perpindahan panas konveksi (w/m2
0
C)
A = Luas penampang (m2)
∆T = Perubahan atau perbedaan suhu (0C; 0F)
Perpindahan Panas Konveksi

Contoh:
Udara pada suhu 20 0C bertiup diatas plat panas 50 x
75 cm. Suhu plat dijaga tetap 250 0C. Koefisien
perpindahan kalor konveksi adalah 25 W/m2 0C. Hitunglah
perpindahan kalor.

Penyelesaian
Dari persamaan :
q = h A (Tw
- T∞)
= (25)
(0,50)(0,75)(250 – 20)
= 2,156
kW
Perpindahan Panas Radiasi
Radiasi:
Perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas yang terjadi
suatu zat/benda menerima pancaran (radiasi termal) gelombang
elektromagnetik berupa panas. Besarnya panas yang dapat dipindahkan
dari benda satu ke benda yang lain tidaklah dipengaruhi oleh jauh-
dekatnya sumber-penerima radiasi melainkan lebih dipengaruhi oleh
kemampuan/ kekuatan suatu benda menerima menyerap panas radiasi.

q = σ A (T14 – T24)
Perpindahan Panas Radiasi

Dimana :
σ = Konstanta Stefan-Boltzman 5,669 x10- 8 w/m2 k4
A = Luas penampang
T = Temperatur
Perpindahan Panas Radiasi

Contoh:
Dua plat hitam tak berhingga yang suhunya masing masing
800 0C dan 300 0C saling bertukar kalor melalui radiasi.
Hitunglah perpindahan kalor persatuan luas.

Penyelesaian
Dari persamaan:

q = σ A (T14 – T24)
q/A = σ (T14 – T24)
q/A = (5,669 x 10-8)(10734 – 5734)
q/A = 69,03 kW/m2
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Dinding Datar
Laju perpindahan panas secara konduksi telah kita dapatkan

dT
q   kA
dx
Atau :

kA
q  T2  T1 
x

kA
q  T1  T2 
x
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Bilamana konduktivitas thermal bahan tetap, tebal dinding


adalah ∆x, sedang T1 dan T2 adalah suhu permukaan
dinding seperti terlihat pada gambar berikut :

Profil Suhu
q
T1
T2 q

x
∆x
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Konduksi Satu dimensi pada dinding berlapis


Jika dalam sistem tersebut terdapat lebih dari satu
macam bahan, dan terdiri dari beberapa lapis dinding
seperti terlihat pada gambar berikut :

A
q
q
A
B
C

1 2 3 4
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Aliran kalor dapat dituliskan :

T2  T1 T3  T2 T4  T3
q  k A A  k B A   kC A
x A x B xC

atau :

T1  T4
q
x A xB xC
 
k A . A k B . A kC . A
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Dimana :

x A xB xC
; ;
k A. A k B . A k C . A

Disebut sebagai Tahanan Thermal


KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Dari Gambar dapat juga kita buat analogi listriknya:

RA RB RC

x A xB xC
k A.A kC . A
kB .A

Analogi listrik digunakan untuk mempermudah


memecahkan soal-soal yang rumit baik yang seri maupun
paralel.
contoh
• Suatu dinding komposit terdiri dari plat tembaga 2,5 cm, lapis
asbestos 3,2 mm dan lapis gelas serat 5 cm. Dinding itu
mendapat beda suhu menyeluruh sebesar 560 oC. Hitunglah
laju perpindahan kalor persatuan luas yang melalui struktur
komposit itu. (465,17 W/m2)
• ktembaga = 401 W/m oC
• kasbestos = 0,078 W/m oc
• kgelas serat = 0,043 W/m oc
LATIHAN

Suatu dinding komposit tiga lapis terbuat dari aluminium


setebal 0,5 cm, lapisan asbes yang tebalnya 0,25 cm dan
lapisan wol batuan setebal 2 cm. Lapisan asbes terletak
ditengah. Suhu permukaan luar aluminium 500 oC dan suhu
permukaan luar wol batuan 50 oC. Hitunglah besar laju aliran
kalor persatuan luas.
• kaluminium = 268 W/m oC
• kasbes = 0,166 W/m oC
• kwol batuan = 0,055 W/m oC
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Persamaan aliran kalor satu dimensi dapat juga dituliskan


sebagai berikut apabila kasusnya seperti pada gambar berikut
ini:

B F
q q
A C E

G
D

1 2 3 4 5

Tmenyeluruh
q
 R th
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Sistem Silinder - Radial


Mari kita tinjau suatu silinder panjang
dengan jari-jari dalam ri, jari-jari luar ro dan
panjang L

ro

q ri
L
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Dimana silinder ini mengalami beda suhu Ti – To. Untuk


silinder yang panjangnya sangat besar dibandingkan
dengan diameternya, dapat diandaikan bahwa aliran
kalor berlangsung menurut arah radial.

Maka laju aliran panas yang terjadi dapat kita tuliskan :

dT
q   kA
dr
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Dimana :
A = 2ПrL
Maka :

dT
q  2rlk
dr
Dengan kondisi batas :
T = Ti pada r = ri
T = To pada r = ro
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Bila persamaan diatas diintegralkan didapat :

2kL Ti  To 
q
Ln ro / ri 

Dan tahanan thermal disini adalah :

Ln ro / ri 
Rth 
2kL
1. Sebuah tungku industri
terbuat dari bata tahan api
tebal 0,2 m dan
konduktivitas termal 1,0
W/m oC. Permukaan luar Brick insultion Q
T1= 930 oC  q  900 W / m 2
tungku dilapisi dengan T2
A

material insulasi dengan A

konduktivitas termal 0,026


T3 = 30 oC
W/m oC . Hitunglah tebal k1 k2

lapisan insulasi (L2) yang


dibutuhkan untuk
membatasi kerugian kalor
0,2 m L2
dari dapur 900 W/m2 jika
suhu bagian dalam tungku
930 oC dan suhu permukaan
luar 30 oC
2. Suatu dinding komposit tiga lapis terbuat dari aluminium
setebal 0,5 cm, lapisan asbes yang tebalnya 0,25 cm dan
lapisan wol batuan setebal 2 cm. Lapisan asbes terletak
ditengah. Suhu permukaan luar aluminium 500 oC dan suhu
permukaan luar wol batuan 50 oC. Hitunglah besar laju aliran
kalor persatuan luas dan temperature antara aluminium
dengan asbes.
• kaluminium = 268 W/m oC
• kasbes = 0,166 W/m oC
• kwol batuan = 0,055 W/m oC
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Koefisien Perpindahan
Kalor Menyeluruh (U)
Contoh:
kglass = 0,78 W/m oC
k udara = 0,026 W/m oC
h1 = 10 W/m2 oC
h2 = 40 W/m2 oC
A = 0,8 m x 1,5 m
Hitunglah:
a. Koefisien perpindahan kalor
menyeluruh, U
b. Laju perpindahan kalor, Q
Koefisien Perpindahan Kalor Pada
Cylinder berlapis
3

2
k3
h2
k2 T∞ , 2
1
k1

h1
T∞ , 1
2
r3
1

r4

T∞ , 1 T1 T2 T3 T4 T∞ , 2

Rconv, 1 Rcyl, 1 Rcyl, 2 Rcyl, 3 Rconv, 1


 T1  T 2
Q
Rtotal

Dimana
Rtotal = Rconv,1 + Rcyl,1 + Rcyl,2
+ Rcyl,3 + Rconv,2
Rtotal adalah :
1 ln  r2 / r1  ln  r3 / r2  ln  r4 / r3  1
   
h1 A1 2  L k1 2 L k2 2  L k3 h2 A4

1 ln  r2 / r1  ln  r3 / r2  ln  r4 / r3  1
   
 2  r1L  h1 2  L k1 2  L k 2 2  L k3  2  r4 L  h2
KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Sehingga laju aliran kalor menyeluruh menjadi:

q  U 0 . A.Tmenyeluruh

Dimana :
Uo = koefisien perpindahan kalor menyeluruh
A = luas bidang aliran kalor
ΔTm = beda suhu menyeluruh
Tebal Kritis Isolasi

Banyak aplikasi di bidang engineering yang


menginginkan agar panas tidak keluar terlalu
banyak dari sistem yg dianalisis. Misalnya untuk
menghindari penurunan temperatur minyak
panas yg mengalir di dalam pipa. Untuk tujuan
ini biasanya permukaan pipa dilapisi suatu
bahan yang mempunyai konduktivitas termal
kecil biasa disebut isolator.
Perhatikan selapis isolasi yang dipasang
sekeliling sebuah pipa bundar seperti pada
gambar berikut ini:
Dari jaringan termal, perpindahan kalor yang
terjadi adalah:

Jari-jari luar isolasi r2 agar perpindahan


h

maksimum:
k
rcr =
h
Dari persamaan dapat dilihat bahwa jari-jari
kritis tergantung pada konduktivitas termal k
dan koefisien perpindahan panas konveksi h.
Jika r2 < rcr, perpindahan kalor meningkat dengan
penambahan tebal isolasi
r2 > rcr, akan mengurangi perpindahan kalor
r2 = rcr , perpindahan kalor maksimum
Konduksi dengan sistem sumber kalor

Di antara penerapan yg menarik daripada


prinsip perpindahan panas banyak yang
menyangkut sistem dimana kalor dibangkitkan
dari dalam. Salah satu contohnya reaktor nuklir,
demikian pula konduktor listrik, sistem reaksi
kimia. Perhatikan sustu dinding datar dengan
sumber kalor. Tebal dinding ke arah x adalah 2L
q = kalor yang
dibangkitkan
persatuan
volume

X=0

Tw Tw
x

L L

Gambar konduksi 1 dimensi dengan sumber kalor


KONDISI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI

Laju aliran panas yang dibangkitkan disini sama dengan rugi kalor
pada permukaan, dan untuk mendapatkan besar suhu pusat:

qL2
To   Tw
2K
Untuk silinder dengan sumber kalor:

qR 2
To   Tw
4K
Contoh:
Sebuah plat yang tebalnya 3 cm mempunyai
kalor yang dibangkitkan secara seragam dengan
q = 5 x105 W/m3. Satu sisi plat itu berada pada
suhu 200 oC sedang sisi yang lain 50 oC.
Hitunglah suhu pusat plat (To) jika k = 20 W/m
o
C.
Sebuah dinding rata yang tebalnya 6 cm
membangkitkan kalor dari dalam dengan laju q =
0,3 MW/m3. Satu sisi dinding itu diisolasi dan sisi
yang lain bersinggungan dengan lingkungan yang
suhunya 93oC. Koefisien perpindahan kalor
konveksi antara dinding dan lingkungan adalah
570 W/m2 oC. Konduktivitas termal dinding k =
21 W/m oC.
• Sepotong kawat baja tahan karat diameter 3,2
mm, panjang 30 cm, diberi tegangan listrik 10
V. Suhu muka luar kawat dijaga 93 oC.
Resistivitas kawat 70 μΩcm dan konduktivitas
termal 22,5 W/m oC. Hitunglah suhu pusat
kawat. Konduktivitas termal kawat k = 22,5
W/m oC
Contoh:
KONDUKSI KONDISI KEADAAN TUNAK DIMENSI RANGKAP

Perhatikan sebuah benda dua dimensi yang dibagi atas


sejumlah jenjang yang kecil yang sama pada arah x dan y
seperti terlihat pada gambar:

m,n+1

m-1,n m,n
m+1,n

∆y
∆x
m,n-1
KONDISI KEADAAN TUNAK DIMENSI RANGKAP

Jika ∆x =∆y maka gradien suhu :

T( m 1), n  T( m 1), n  Tm,( n 1)  Tm,( n 1)  4Tm,n  0

Laju Aliran Panas :

T
q    k .x.
y
KONDISI KEADAAN TUNAK DIMENSI RANGKAP

Contoh:

T = 500 0C

1 2
T = 100 0C T = 100 0C
3 4

T = 100 0C

Tentukan :
a. Distribusi Suhu
b. Laju Aliran Panas
KONDISI KEADAAN TUNAK DIMENSI RANGKAP

Distribusi suhu:
T2 + 100 + 500 + T3 – 4T1 = 0
100 + T1 + 500 + T4 – 4T2 = 0
T4 + 100 + T1 + 100 – 4T3 = 0
100 + T3 + T2 + 100 – 4T4 = 0

Atau :

600 + T2 + T3 – 4T1 = 0 .............(1)


600 + T1 + T4 – 4T2 = 0 .............(2)
200 + T1 + T4 – 4T3 = 0 .............(3)
200 + T3 + T2 – 4T4 = 0 .............(4)

Dimana :

T1 = T 2
T3 = T4
KONDISI KEADAAN TUNAK DIMENSI RANGKAP

Dari Persamaan (1)


600 + T2 + T3 – 4T1 = 0
600 + T1 + T3 – 4T1 = 0
600 + T3 – 3T1 = 0 ...................(5)

Dari Persamaan (3)

200 + T1 + T4 – 4T3 = 0
200 + T1 + T3 – 4T3 = 0
200 + T1 – 3T3 = 0 ..................(6)

Maka dari persamaan (5) dan (6)


KONDISI KEADAAN TUNAK DIMENSI RANGKAP

600 + T3 – 3T1 = 0 600 + T3 – 3T1 = 0

200 + T1 – 3T3 = 0 600 + 3T1 – 9T3 = 0

12008– 8T3 = 0
T3 = 1200
T
Substitusi ke3 = 150
pers 0
(5)Catau (6)
600 + T3 – 3T1 = 0
600 + 150 – 3T1 = 0
750 = 3T1
T1 = 250 0C
Maka :

T1 = T2 = 250 0C
T3 = T4 = 150 0C
KONDISI KEADAAN TUNAK DIMENSI RANGKAP

Laju Aliran Panas :

T
q    k .x.
y
Untuk Permukaan 500 0C
Q = -∑k(Δx/Δy)[250 - 500] +[250 - 500] = - k (-500) = 500 k

Untuk Permukaan 100 0C


Q = -∑k(Δx/Δy)[250 – 100] + [150 – 100] + [150 – 100] +
[150 – 100] + [150 – 100] + [250 – 100] = - 500 k
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA

Rumus Empiris untuk aliran dalam pipa/tabung

m, Cp

Aliran

1 2
L

Tb1 Tb2
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA

Besarnya perpindahan kalor yang terjadi pada suatu


penampang/saluran yang berbentuk pipa/tabung dapat
dinyatakan dengan beda suhu limbak (bulk temperature):

q = m.Cp(Tb2 – Tb1) = h.A(Tw – Tb)

m = ρ.Um.A

Untuk mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen maka


dibutuhkan bilangan Reynold:

 .U m d
Re 

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA

Dimana :
m = laju aliran fluida (kg/s)
Cp = Panas jenis (kj/kg.0C)
Tb = Suhu limbak
Tw = Suhu dinding
Um = Kec. Rata-rata (m/s)
μ = Kekentalan (kg/m.s)
ρ = Kerapatan (kg/m3)
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA

Untuk Aliran Turbulen :

Nud = 0,023.Re0,8. Prn = h.d/k..............pipa licin

n
( f / 8) Re . Pr  b  h.d
N ud    
1,07  12,7( f / 8) (Pr  1)   w 
1/ 2 2/3
k

Untuk pipa licin dgn faktor gesek


Dimana:
n = 0,11 jika Tw
>Tb
n = 0,25 jika Tw
< Tb
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA

Untuk Aliran Laminar:

N ud  1,86(Re . Pr) (d / L) (  /  w )
1/ 3 1/ 3 0 ,14

Contoh:
Tabung yang diameternya 2 cm mempunyai kekasaran
relatif 0,001 berada pada suhu dinding tetap 90 0C. Air
masuk kedalam tabung pada suhu 40 0C dan yang keluar
adalah 60 0C. Jika kecepatan masuk ialah 3 m/s hitunglah
panjang tabung yang diperlukan.
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA

Jwb :
q = m.Cp(Tb2 – Tb1) = h.A(Tw – Tb)
= ρ.Um.A.Cp(60 - 40)
= ρ.Um.πr2.Cp(60 – 40)
Untuk mendapatkan harga ρ dan Cp kita gunakan tabel dan
menggunakan rumus interpolasi :
Dari temperatur limbak :
Tb = (60 +40)/2 = 50 0C
Maka :
ρ = 990 kg/m3
Cp = 4181 j/kg

Maka :
q = 990.3. π.(0,01)2.4181(60 –
40)
q = 77982 W
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA

Untuk permukaan tabung dengan kekasaran relatif,


temperatur rata-ratanya:
Tf = (90+50)/2 = 70 0C
ρ = 980 kg/m3
k = 0,660 w/m0C
Pr = 2,62
υ = 0,421x10-6m2/s
μ = ρ.υ = 4,126x10-4 kg/m.s
Re = 142.510………..Turbulen

Maka rumus yang digunakan :


n
( f / 8) Re . Pr   b  h.d
N ud    
1,07  12,7( f / 8) (Pr  1)   w 
1/ 2 2/3
k
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA

Dari diagram mody didapat harga f = 0,0215


Maka f/8 = 0,002688
n = 0,11 karna Tw > Tb
μb = ρb.vb = 990.0,568x10-6 = 5,62x10-4 kg/m.s
μw = ρw.vw = 967 . 0,33x10-6 m2/s = 3,19x10-4 kg/m.s

maka :
0 ,11
(0,002688)142510 x 2,62  5,62 x10 4  h.d
N ud    
1,07  12,7(0,002688) (2,62  1)  3,19 4
1/ 2 2/3
 k

Nud = 640 =h.d/k


h = (640x0,66)/0,02 = 21120 w/m2 0C
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA

Maka panjang tabung :

q = h.A(Tw – Tb)

q = h. Π.d.L(Tw – Tb) = 77982 w

77982
L
h. .d (90  50)

77982
L
21120 x3,14 x0,02(90  50)

L = 1,47 m
RADIASI TERMAL

Jika suatu benda ditempatkan dalam


pengurung, dan suhu pengurung lebih
rendah dari pada suhu benda, maka suhu
benda tersebut akan turun, sekalipun
ruang dalam pengurung tersebut hampa.
Proses pemindahan panas yang terjadi
hanya semata karena benda suhu dan
tanpa bantuan zat perantara (medium),
disebut perpindahan panas radiasi
Ditinjau dari gelombang
elektromagnetik, energi radiasi
dibawa oleh gelombang
elektomagnetik .Ada banyak jenis
radiasi, yaitu dari radiasi sinar
gama ,sinar x, radiasi termal hingga
radiasi gelombang radio (dari
spektrum panjang gelombang
pendek sampai yang berpanjang
gelombang panjang).
Sedang radiasi termal, energi pancarannya
adalah ditentukan berdasar dari suhu
benda tersebut.

Daerah spektrum panjang gelombang


radiasi termal adalah dari 0 , 1 sampai
dengan 100 mikron

Radiasi matahari juga merupakan radiasi


termal dengan daerah panjang gelombang
khusus yaitu 0, 25 sampai dengan 3
mikron.
RADIASI BENDA HITAM

Benda hitam adalah idealisasi benda yang


pada suhu berapapun, memancarkan atau
menyerap seluruh radiasi pada panjang
gelombang tertentu manapun (disebut
Radiator sempurna).

Daya pancar benda hitam tergantung dari


suhu dan panjang gelombangnya, seperti
terlihat dari persamaan berikut :
Untuk materi seterus Sedang dalam perbaikan

Anda mungkin juga menyukai