Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN

KOGNITIF BALITA: FAKTOR


DAN STIMULASINYA
PERKEMBANGAN ANAK
KELOMPOK 4
KELOMPOK 4
O FITRI NURANSA PRIMA (20022071)
O FITRI YANI (20022072)
O HELDINDA VIOLINA (20022073)
O HIDAYATUL FAJRIYAH (20022074)

DOSEN PENGAMPU
NURHAFIZAH S. Pd, M. Pd
Pengertian Kognitif
Kognitif dapat diartikan sebagai kecerdasan
berpikir dan mengamati, yakni tingkah laku yang
mengakibatkan seseorang memperoleh
pengetahuan atau apa yang diperlukan untuk
menggunakan pengetahuannya.
Tahapan Perkembangan Kognitif
1. Tahapan sensorimotor (0-24 bulan)
Setiap bayi lahir dengan refleks bawaan dan dorongan untuk
mengeksplorasi dunianya. Oleh karena itu, pada masa ini,
kemampuan bayi terbatas pada gerak refleks dan panca inderanya.
Berbagai gerak refleks tersebut kemudian berkembang menjadi
kebiasaan-kebiasaan. Pada tahap perkembangan kognitif awal ini, si
Kecil belum dapat mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau
kepentingan orang lain, sehingga ia dianggap “egosentris”.
Pada usia 18 bulan, si Kecil juga sudah mampu menciptakan
simbol-simbol dalam suatu benda serta fungsi beberapa benda yang
tak asing baginya. Si Kecil pun kini mampu melihat hubungan
antarperistiwa dan mengenali mana orang asing dan mana orang
terdekatnya.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Pada masa ini, anak mulai dapat menerima
rangsangan, meski masih sangat terbatas. Si Kecil pun
sudah masuk ke dalam lingkungan sosial. Ciri tahapan
ini adalah anak mulai bisa menggunakan operasi
mental yang jarang dan secara logika kurang memadai.
Si Kecil juga masih tergolong “egosentris” karena
hanya mampu mempertimbangkan sesuatu dari sudut
pandang diri sendiri dan kesulitan melihat dari sudut
pandang orang lain. Ia sudah dapat mengklasifikasikan
objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan
semua benda berwarna merah, walaupun bentuknya
berbeda-beda.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Pada masa ini, anak sudah mampu melakukan
pengurutan dan klasifikasi terhadap objek maupun situasi
tertentu. Kemampuan mengingat dan berpikir secara logis
si Kecil pun makin meningkat. Ia mampu memahami
konsep sebab-akibat secara rasional dan sistematis
sehingga si Kecil mulai bisa belajar matematika dan
membaca. Pada tahapan ini pula sifat “egosentris” si Kecil
menghilang secara perlahan. Ia kini sudah mampu melihat
suatu masalah atau kejadian dari sudut pandang orang lain.
4. Tahap operasional formal (mulai 11 tahun)
Pada masa ini, anak sudah mampu berpikir secara abstrak
dan menguasai penalaran. Ia dapat menarik kesimpulan
dari informasi yang tersedia. Ia dapat memahami konsep
yang bersifat abstrak seperti cinta dan nilai. Si Kecil juga
bisa melihat kenyataan tidak selalu hitam dan putih, tetapi
juga ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Kemampuan ini
penting, Mam, karena akan membantunya melewati masa
peralihan dari masa remaja menuju fase dewasa atau dunia
nyata.
Faktor Penunjang Perkembangan
Kognif Anak
O Hereditas atau keturunan, Faktor ini turut menentukan
perkembangan intelektual seorang anak. Dengan kata lain,
seorang anak membawa kemungkinan memiliki kemampuan
berpikir yang similar dengan orang tuanya, apakah itu normal,
di atas normal, atau di bawah normal. Namun, potensi tersebut
tidak akan berkembang bila tidak ada lingkungan yang dapat
memberinya kesempatan untuk berkembang.
O Lingkungan, Banyak studi maupun penelitian yang
mendukung faktor lingkungan memengaruhi tingkat kognitif
atau intelegensi seseorang. Faktor lingkungan yang paling
berperan dalam menunjang perkembangan kognitif anak
adalah keluarga dan sekolah.
Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Kognitif Anak
1. kematangan,
Kematangan perkembangan sistem saraf pusat, otak, koordinasi motorik,
perubahan fisiologis dan anatomis sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif
seorang anak.  
2. Pengalaman fisik,
Bila seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya, maka akan memperoleh
pengalaman fisik. Pengalaman fisik ini memungkinkan anak mengembangkan
aktivitas dan gaya otak. Pengalaman fisik dapat berasal dari kegiatan seperti
meraba, memegang, melihat, mendengar, sehingga berkembang menjadi kegiatan
berbicara, membaca, dan berhitung.  
3. Pengalaman Logika Matematika  
Yaitu pengalaman membangun hubungan-hubungan, yang didapat dari hasil
intraksi terhadap obyek, dengan pengalaman logika pelajaran Matematika akan
terbentuk pengetahuan logika matematika dalam diri individu (dalam diri anak)  
4. Pengalaman sosial
Interaksi sosial bisa dalam bentuk bertukar gagasan atau
pendapat dengan orang lain, percakapan dengan teman sebaya,
perintah yang diberikan orang yang lebih tua atau dewasa, atau
bentuk kegiatan lainnya. Melalui diskusi dengan orang lain, akan
memperoleh pengalaman mental yang bagus.
5. Keseimbangan
Sebuah keseimbangan akan dapat mereka capai melalui proses
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah suatu proses yang
berkaitan dengan pemerolehan informasi dari lingkungan.
Sedangkan proses akomodasi berkaitan untuk menerima
informasi baru.
6. Adaptasi
Anak sebagai hasil adaptasi dengan lingkungannya, akan secara
progresif menunjukkan interaksi dengan lingkungan secara lebih
rasional.8Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif.
Masalah Perkembangan Kognitif
Anak
1. Masa kanak-kanak awal
Permasalahan membaca pada masa ini masih dengan cara dieja,
pemahamannya hanya satu kata dan terkadang anak sulit diajak belajar
membaca. Solusi: Membaca diikuti kata-kata bergambar agar menari
anak untuk membaca.
2. Masa kanak-kanak akhir
Permasalahan membaca dan pemahaman di Madrasah( MI) saat ini
umumnya menggunakan sistem klasikal yang menempatkan kecepatan
memahami isi bacaan berdasarkan kecepatan rata-rata memahami isi
buku atau siswa merasa bahwa pembelajaran membaca pemahaman
yang dilakukan oleh guru terlalu cepat. Solusi: Guru mengefektifkan
pembelajaran membaca interpretatif dengan mengelompokkan siswa
menjadi beberapakelompok dengan memahami isi bacaan & sharing.
Stimulasi Perkemabangan
Kognitif Anak
O Menyusun pazzle
O Berhitung
O Main peran
O Bermain musik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai