Anda di halaman 1dari 21

BAB 7

KALKULASI BIAYA VARIABEL DAN EVALUASI


KINERJA
Pendahuluan
• Penentuan harga pokok produksi yang konvesional
adalah terdiri dari:
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja
- Biaya overhead pabrik
Baik yang bersifat tetap maupun variabel.
• Untuk kepentingan perencanaan laba dan
pengambilan keputusan jangka pendek, manajemen
memerlukan informasi biaya menurut perilakunya.
• Metode penentuan harga pokok tersebut disebut
metode Variabel Costing.
Kalkulasi biaya variabel dan biaya penuh
• Dua pendekatan dalam penentuan harga pokok produksi:
1. Metode penentuan biaya variabel
Membebankan hanya biaya variabel ke produk. Biaya overhead tetap
diperlukan sebagai biaya periode dan tidak diperhitungkan dalam
kalkulasi harga pokok produk, artinya biaya overhead pabrik tetap
dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya dan besarnya biaya
tetap ditentukan dalam periode tersebut.
• Penentuan biaya variabel ini lebih menitikberatkan pada segi perilaku
biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
• Penentuan biaya variabel sbb:
- Biaya bahan langsung Rp. xx
- Niaya tenaga kerja Rp. xx
- Biaya overhead pabrik variabel Rp. xx
- Harga pokok produk variabel Rp. xx
2. Kalkulasi Biaya Absorpsi (penuh)
Membebankan semua biaya produksi ke produk, biaya produksi
meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,
biaya overhead variabel dan biaya overhead tetap.
• Dalam penentuan biaya penuh (absorpsi), biaya periode adalah
biaya selain biaya produksi , penentuan ini lebih menitikberatkan
pada segi fungsi-fungsi pokok yang ada pada perusahaan,
misalnya fungsi penjualan, personalia dan administrasi.
• Penentuan biaya penuh sbb:
- Biaya bahan langsung Rp. xx
- Biaya tenaga kerja langsungRp. xx
- Biaya overheard pabrik variabel Rp. xx
- Biaya overheead pabrik tetap Rp. xx
- Harga pokok produk Rp. xx
Metode penentuan biaya
Full Costing Variabel Costing

1. Biaya produksi tetap dan variabel yang 1. Hanya biaya produksi variabel yang
dibebankan ke produk dibebankan ke produk

2. Lebih menekankan pada segi fungsi- 2. Lebih menekankan dari segi perilaku
fungsi pokok yang ada pada perusahaan biaya

3. FOH tetap diakui sebagai biaya apabila 3. FOH tetap diakui sebagai biaya periode
produk terjual selama kapasitas perusahaan penuh

4. Biaya periode adalah selain biaya 4. Semua biaya tetap diakui biaya periode
produksi
Contoh
• Penentuan biaya dengan Variabel Costing
Perusahaan makanan di Jember memiliki data produk
yang dihasilkan selama tahun 2020 sbb:
Persediaan awal 0
Kapasital normal 10.000
Biaya variabel per unit:
Bahan langsung Rp. 5.000
Tenaga kerja langsung Rp. 3.000
Overhead pabrik variabel* Rp. 2.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp. 10.000
*Overhead pabrik yang diestimasi dan aktual jumlahnya sama, berikut
kalkulasi biaya (harga pokok) per unit dari masing-masing metode:
kalkulasi biaya variabel absorpsi
Bahan langsung Rp. 5.000 Rp. 5.000
Tenaga kerja langsung Rp. 3.000 Rp. 3.000
Overhead pabrik variabel Rp. 2.000 Rp. 2.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp. 0 Rp. 1.000
Harga pokok produk per unit Rp. 10.000 Rp. 11.000

Dari perhitungan kalkulasi biaya diatas, perbedaan biaya per unit


memengaruhi nilai persediaan yang disajikan dalam laporan laba rugi.
Penyajian laporan laba rugi menurut kalkulasi biaya variabel
dan biaya penuh
• Laporan laba rugi yang disusun dengan metode
variabel costing lebih menitikberatkan pada penyajian
unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan
perilaku biaya.
• Sedangkan metode full costing lebih menitikberatkan
pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan
biaya dengan fungsi-fungsi pokok yang ada pada
perusahaan.
• Perbedaan tersebut terjadi disebabkan karna terdapat
nilai persediaan barang jadi baik awal dan persediaan
akhir, dengan kata lain terdapat biaya yang melekat
pada barang yang belum terjual.
Contoh
• Data penjualan dan biaya-biaya pada perusahaan makanan di jember selama
tahun 2020 sbb:
Persediaan awal 0
Kapasital normal 10.000 unit
Unit yang di produksi 10.000 unit
Unit terjual 8.000 unit
Harga jual per unit Rp. 15.000
Biaya-biaya yang dikonsumsi:
Biaya per unit:
Bahan baku langsung Rp. 5.000
Tenaga kerja langsung Rp. 3.000
Overhead pabrik variabel Rp. 2.000
Penjualan dan administrasi variabel Rp. 1.000
Biaya total :
Overhead pabrik tetap Rp. 10.000.000
Penjualan dan administrasi tetap Rp. 6.000.000
• (Asumsi , overhead pabrik yang diestimasi dan actual jumlahnya sama)
Perusahaan makanan
laporan laba rugi (Variabel costing)
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2020
Penjualan Rp. 120.000.000
Dikurangi biaya variabel:
Harga pokok penjualan variabel Rp. 80.000.000
Beban penjualan dan administrasi Rp. 8.000.000
Rp. 88.000.000
Kontribusi margin Rp. 32.000.000
Dikurangi biaya tetap:
Overhead pabrik tetap Rp. 10.000.000
Penjualan dan administrasi tetap Rp. 6.000.000
Rp. 16.000.000
Laba bersih sebelum pajak Rp. 16.000.000
Perusahaan makanan
laporan laba rugi (Full costing)
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2020
Penjualan Rp. 120.000.000
Harga pokok penjualan Rp. 88.000.000
Laba kotor Rp. 32.000.000
Dikurangi:
Beban penjualan dan administrasi tetap Rp. 14.000.000
Laba bersih sebelum pajak Rp. 18.000.000

• Selisih perhitungan laba metode full costing dan variabel costing


Laba menurut full costing Rp. 18.000.000
Laba menurut Variabel costing Rp. 16.000.000
Selisih Rp. 2.000.000*
*Rp. 2.000.000 = 2000 unit yang tidak terjual X Rp. 1.000*
Total FOH tetap
*FOH tetap per unit = Kapasitas Normal
= Rp. 10.000.000: 10.000
= Rp. 1.000
Kelemahan metode variabel
costing
a. Dalam praktek seringkali
perusahaan mengalami kesulitan
memisahkan biaya tetap dan
variabel
b. Kalkulasi biaya variabel tidak
diperbolehkan untuk kepentingan
eksternal
Keunggulan metode variabel costing

• Pengambilan keputan manajerial memerlukan


rincian biaya menjadi komponen variabel dan
tetap, dalam metode ini terdapat konsistensi
dengan rincian biaya.
• Kalkulasi biaya variabel mampu memberikan
informasi biaya yang penting untuk
pengambilan keputusan dan pengendalian.
Keunggulan penentuan biaya penuh
(Absorpsi)
• Kalkulasi biaya penuh merupakan metode
yang lazim dalam menilai persediaan untuk
untuk laporan eksternal dan tujuan pajak
dalam financial accunting board (FASB) dain
internal revenue service (IRS)
• Sistem ini murah untuk dilaksanakan karena
tidak memerlukan rincian biaya pabrikai
menjadi komponene tetap dan variabel.
Manfaat variabel costing bagi Manajemen
• Variabel costing dapat digunakan sebagai
alat perencanaan laba, sebagai dasar
penentuan harga jual, pengendalian biaya
dan pengambilan kepututusan manajemen
dengan memeprhatikan perilaku biaya.
a. Variabel costing dapat digunakan
sebagai alat perencanaan laba
• Rencana dari manajemen yang meliputi seluruh
tahap dari operasi dimasa yang akan datang
untuk mencapai tujuan perusahaan dikategorikan
menjadi dua jenis rencana yaitu, rencana jangka
pendek dan jangka panjang.
Contoh rencana jangka pendek.

Harga jual per produk Rp. 1.000


Biaya variabel per unit Rp. 400
Biaya tetap per tahun Rp. 450.000
per unit total %
Penjualan Rp. 1.000 Rp. 1.000.000 100
Biaya variabel 400 - 400.000- 40
Kontribusi margin Rp. 600 Rp. 600.000 60
Biaya tetap - 450.000- 45
Laba sebelum pajak Rp. 150.000 15
• Dari perhitungan yang ada diatas dapat direncanakan
bahwa penjualan terendah agar perusahaan tidak rugi,
minimal perusahaan harus menjual sebesar X.
Perhitungan:
Biaya tetap Rp. 450.000
Biaya variabel Rp. 400 per unit
Laba = 0
Rp. 1.000 X = Rp. 450.000 + 400 + 0
Rp. 600 X= Rp. 450.000
X = Rp. 450.000 : Rp. 600
X = Rp. 750.000
Jadi minimal perusahaan mampu menjual senilai Rp
750.000
Variabel costing sebagai dasar penentuan
harga jual
• Penentuan harga jual dalam pasar bebas dengan
persaingan sempurna di mana pembeli dan
penjual sama-sama mempunyai kebebasan
menentukan sikap, harga jual ditentukan oleh
pasar (permintaan dan penawaran)
• Dalam kondisi persaingan pasar, cara yang sering
berhasil dalam merebut pangsa pasar lebih banyak
menentukan harga jual relatif lebih rendah dengan
produk yang berkualitas sama dengan produk lain.
Contoh
• Berikut ini kalkulasi biaya (harga pokok) per unit dari masing-masing
metode.
kalkulasi biaya variabel absorpsi
Bahan langsung Rp. 5.000 Rp. 5.000
Tenaga kerja langsung Rp. 3.000 Rp. 3.000
Overhead pabrik variabel Rp. 2.000 Rp. 2.000
Biaya verhead pabrik tetap Rp. - Rp. 1.000
Harga pokok produk per unit Rp. 10.000 Rp. 11.000
• Informasi harga pokok per unit dari perhitungan dua metode diatas, jika
digunakan sebagai dasar penentuan harga jual yaitu kenaikan 30% dari
harga pokok per unit, maka besarnya harga jual dapat ditunjukan dalam
perhitungan sbb:
Harga jual
Kalkulasi biaya variabel Rp. 10.000 + (Rp. 10.000 x 30%) =13.000
Kalkulasi biaya penuh Rp. 11.000 + (Rp. 11.000x 30%) = 14.300
Terimakasihhh,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Anda mungkin juga menyukai