Anda di halaman 1dari 15

Aljabar Linear

Terapan
(SATS4122)
Tutorial ke 3

RANK DAN BENTUK KANONIK


MATRIKS

1
Kompetensi

 Mahasiswa mampu menjelaskan


transformasi elementer.
 Mahasiswa mampu menggunakan
transformasi elementer untuk menentukan
rank, ekivalensi, dan bentuk kanonik
matriks.

2
1. Rank

Teorema 2.4 (hal 2.18)


Misalkan matriks A bukan matriks nol.
Suatu matriks A mempunyai rank r jika ada satu minor A tipe r
yang tidak nol dan setiap minor tipe r+1 atau lebih, jika ada,
harganya sama dengan nol.

Dengan perkataan lain:


A (mxn) mempunyai rank r, ditulis r(A) = r, jika ada satu
submatriks tipe r yang nonsingular dan setiap submatriks tipe
lebih dari r adalah singular (jika ada).

 Mencari rank A dapat dilakukan dengan menggunakan :


Minor, atau transformasi elementer .

3
Sifat-sifat rank
Sifat-sifat rank suatu matriks:
a) r (In) = n
b) r (kA) = k r (A), k≠0
c) r (A) = r (A’)
d) r (Amxn) ≤ minimum (m, n)
e) r (An) = n bhb A nonsingular
f) u dan v vektor kolom tipe n yang tidak nol, r (uv’)= 1.

4
Transformasi elementer
 Operasi transformasi elementer (t.e.) pada baris matriks :
i. Menukar letak baris i dengan baris j, Bij ;
ii. Menggandakan setiap elemen baris i dengan k≠0, Bi (k);
iii. Menambahkan setiap elemen baris i dengan k kali elemen
baris j yang sesuai, Bij (k).

 Operasi yang sama berlaku pada kolom matriks, dengan


notasi: Kij ; Ki (k); Kij (k).

 Operasi t.e. tidak merubah tipe dan rank matriks.


 Matriks elementer : matriks hasil operasi t.e. A ---t.e.--> B.
 Operasi t.e. mempunyai balikan (invers). A <--(t.e.)-1--- B.

5
Matriks elementer dan bentuk normal
 Matriks elementer B dari matriks A dapat melalui berbagai
barisan (sequen) t.e. (tidak harus hanya satu barisan).

 Setiap matriks A dengan r >0 mempunyai salah satu dari empat


matriks elementer dalam bentuk normal :

 Ir 0  Ir 
 Ir  ;   ;  Ir 0  ; atau  
0 0 0

Menentukan rank A ≡ mencari bentuk normalnya.

 Ubahlah aii menjadi 1 dan lalu semua elemen lain dalam kolom
tersebut (yang memuat aii=1) menjadi 0, dengan operasi t.e.

6
Contoh 1.…
1) A ---t.e.--> B
æ1 2 - 1 4ö÷ æ1 2 - 1 4 ö÷
çç ÷B21 (- 2), B31 (1), B32 (- 1) ç
ç ÷
A = çç 2 ÷ çç0 0 5 - 3÷
çç
4 3 5÷÷
÷
÷
: ç
ç
÷
÷
÷
÷
= B
÷
çè- 1 - 2 6 - 7ø èç0 0 0 0ø÷

2) A ---t.e.--> bentuk normal

æ1 2 3ö ÷ æ 0 0ö
B21 (- 2), B31 (- 3), B2 (- 13 ), B3 (- 14 ) ç1 ÷
çç ÷ ç ÷
ç ÷ ç ÷
A = ç2 1 3÷
çç ÷
÷
÷
:
B12 (- 2), B32 (- 1), B13 (- 1), B23 (- 1) ç
ç
ç
0 1 0÷
÷
÷
÷
= I3
÷
çè3 2 1ø ÷
çè0 0 1ø

7
2. Ekivalensi
 Matriks elementer baris : hasil operasi t.e. baris pada suatu matriks
Amxn yang diterapkan kembali pada matriks Im.
æ1 2 3ö ÷ æ1 2 3ö÷ æ1 2 3ö÷
çç ÷B21 (- 2) ç
ç ÷B31 (- 3) ç
ç ÷
A = çç2 1 3÷ ÷ ÷
çç0 - 3 - 3÷ çç0 - 3 - 3÷
çç ÷
÷
÷
: ç
ç
÷
÷
÷
: ç
ç
÷
÷
÷
÷
= L
÷
çè3 2 1ø èç3 2 1ø÷ èç0 - 4 - 8ø÷
æ1 0 0ö ÷ æ 1 0 0ö ÷ æ1 0 0ö ÷ æ 1 0 0ö ÷
çç ÷B21 (- 2) ç
çç ÷ çç ÷B31 (- 3) ç
çç ÷
ç ÷ ÷ ç ÷ ÷
I 3 = ç0 1 0÷
çç ÷
÷
÷
: ç
ç
ç
- 2 1 0÷
÷
÷
÷
= B21(- 2) , I 3 = ç0 1 0÷
çç ÷
÷ : ç
ç
ç
0 1 0÷
÷
÷
= B31(- 3)
÷
çè0 0 1ø èç 0 0 1ø ÷ çè0 0 1÷
÷
ø
÷
÷
èç- 3 0 1ø

 Matriks B21(-2) adl. matriks elementer baris. Demikian jg dg B31(-3).


 Misalkan matriks P adalah matriks elementer baris atau matriks
hasil penggandaan matriks-matriks elementer baris
 P = B21(-2) B31(-3).
æ 1 0 0öæ ö æ 1 0 0ö÷
çç ÷
÷ çç 1 0 0÷÷ çç ÷
P = çç- 2 1 0÷ ÷
÷
çç 0 1 0÷
÷
÷= çç- 2 1 0÷
÷
÷
çç ÷ ç ÷ çç ÷
÷çç- 3 0 1ø
÷
çè 0 0 1øè ÷
÷ çè- 3 0 1ø÷÷ 8
Ekivalensi….ljt
 Matriks elementer kolom : hasil operasi t.e. kolom pada suatu
matriks Amxn yang diterapkan kembali pada matriks In.
æ1 2 3÷öK (- 2) æ1 0 3 ö÷K (- 3) æ 1 0 0 ö÷
çç ÷ 21 ç
çç ÷ 31 ç
çç ÷
L = çç0 - 3 - 3÷ ÷
÷ : ç0 - 3 - 3 ÷
÷
÷: ç0 - 3 - 3 ÷
÷
÷=C
çç ÷ ç
ç ÷ ç
ç ÷
çè0 - 4 - 8÷
÷
ø èç0 - 4 - 8ø÷
÷
èç0 - 4 - 8ø÷
÷

æ1 0 0ö÷K (- 2) æ1 - 2 0ö÷ æ1 0 0ö÷K (- 3) æ1 0 - 3ö÷


çç ÷ 21 çç ÷ çç ÷ 31 çç ÷
ç ÷ ç ÷ ç ÷ ç0 1 0÷
I 3 = ç0 1 0÷
çç
÷
÷: ç
ç
ç
÷
0 1 0÷= K 21(- 2) , I 3 = ç0 1 0÷
÷ ç
çç
÷
÷
ç
ç
ç
: ÷
÷
÷
= K 31(- 3)
çè0 0 1ø÷
÷ èç0 0 1ø÷
÷ ÷
è0 0 1ø÷
÷
èç0 0 1 ø÷
 Misalkan matriks Q adalah matriks elementer kolom atau
matriks hasil penggandaan matriks-matriks elementer kolom
 Q = K21(-2) K31(-3). æ1 - 2 0÷
çç
ö æ1 0 - 3÷
÷
֍
ç
ö æ1 - 2 - 3ö÷
÷ ç
÷ ç ÷
÷
Q = çç0 1 0÷
÷
çç0 1 0 ÷
÷= çç0 1 0 ÷
÷
çç ÷ çç ÷ çç ÷
çè0 0 1÷
÷
ø èç0 0 1 ÷
÷
ø èç0 0 1 ÷
ø÷
 Perhatikan PAQ = C, matriks elementer dari A, dan
dikatakan A saling ekivalen dengan C.
æ 1 0 0öæ öæ1 - 2 - 3÷
ö æ1 0 0 ö÷
çç ÷
÷çç1 2 3÷÷çç ÷ çç ÷
PAQ = çç- 2 1 0÷ ÷
÷
çç2 1 3÷
÷
÷
çç0 1 0÷÷
÷= çç0 - 3 - 3÷÷
÷=C
çç ÷
÷ ç
ç ÷
÷ ç
ç ÷ ç
ç ÷
÷ç3 2 1øè
çè 0 0 1øè ÷ç0 0 1÷÷
ø èç0 - 4 - 8ø÷
÷
9
Ekivalensi …
Definisi 3.1.
Dua matriks A dan C dikatakan ekivalen bila dan hanya bila
dapat ditemukan matriks non-singular P dan Q sedemikian
rupa sehingga P A Q = C.

Contoh 2:
 AB21(-2),B31(-3),K21(-2),K31(-3)C, maka PAQ = C , dimana P =
B21(-2),B31(-3) dan Q = K21(-2),K31(-3).

 AB21(-2),K21(-2)C, maka PAQ = C , dimana P = B21(-2) dan Q


= K21(-2)

 AB21(-2)C, maka PAQ = C, dimana P = B21(-2) dan Q = I3.

 AK21(-2)C, maka PAQ = C, dimana P = I3 dan Q = K21(-2).

10
Ekivalensi dalam bentuk normal
P dan Q dapat sedemikian rupa sehingga C adalah
bentuk normal dari A, atau PAQ = N, tergantung
barisan transformasi yg digunakan.
æ1 2 3÷ ö
çç ÷
Contoh 3:A = ççç2 1 3÷÷÷
çç ÷
÷
è3 2 1÷
ø
AB21(-2),B31(-3), K21(-2), K31(-3), B2(-1/3),B3(-1/4), K32(-1), B32(-1)
 N=I3.

dengan P = B21(-2),B31(-3), B2(-1/3),B3(-1/4),B32(-1) dan


Q = K21(-2),K31(-3), K32(-1) .

maka PAQ = N. (periksa!)


11
Ekivalensi dalam bentuk normal
….
Jika PAQ = In, dengan sejumlah barisan tranformasi
elementer baris dan atau kolom tertentu,
maka
A dapat dinyatakan sebagai hasil ganda matrik-
matriks elementer baris/kolom dari invers (balikan)
tranformasi elementer AN.

Contoh 4. Perhatikan matrik AN pada Contoh 3.

AB21(-2),B31(-3), K21(-2), K31(-3), B2(-1/3),B3(-1/4), K32(-1), B32(-1)  I3.


maka
A = B21(2) .B31(3) . B2(3) . B3(4) . B32(1) . K21(2) . K31(3) . K32(1)

12
Ekivalensi baris (kolom)
Matriks ekivalensi baris
æ1 2 3ö ÷ æ1 2 3ö÷ æ1 2 3ö÷
çç ÷B21 (- 2) ç
ç ÷B31 (- 3) ç
ç ÷
ç ÷ ç ÷ ç0 - 3 - 3÷
A = ç2 1 3÷
çç ÷
÷
÷
: ç
ç
ç
0 - 3 - 3÷
÷
÷
÷
: ç
ç
ç
÷
÷
÷
÷
= L
÷
çè3 2 1ø èç3 2 1ø÷ ÷
èç0 - 4 - 8ø
L ekivalen baris dg A karena dibuat dari A hanya dg barisan t.e.
baris.
 jika L berbentuk matriks kanonik, L = matriks kanonik dari A.

Matriks ekivalensi kolom


æ1 2 3÷öK (- 2) æ1 0 3÷öK (- 3) æ1 0 0÷ö
çç ÷ 21 çç ÷ 31 çç ÷
L = çç0 - 3 - 3÷ ÷
÷ : çç0 - 3 - 3÷
÷
÷: çç0 - 3 - 3÷
÷
÷=C
çç ÷ ç
ç ÷ ç
ç ÷
çè0 - 4 - 8÷
÷
ø èç0 - 4 - 8÷
÷
ø èç0 - 4 - 8÷
÷
ø
L ekivalen kolom dengan C karena dibuat hanya dengan barisan
t.e. kolom.
13
3. Bentuk Kanonik
Definis 3.2:
Suatu matriks C dengan r (C) = r adalah suatu matriks
kanonik jika :

1) Satu atau lebih dari setiap r baris pertama tidak nol, semua
elemen baris lainnya nol.
2) Dalam baris ke-i, i=1,2, …, r, elemen pertama yang tidak nol
adalah 1, andaikan kolom yang memuat 1 tersebut adalah
ke-ji; ji<j2<…<jr; satu-satunya elemen tidak nol dalam kolom
ke-ji, adalah elemen 1 dalam baris ke-i.

Sebarang matriks A yang tidak nol dengan r (A) = r ekivalen


baris dengan matriks kanonik C. Maka matriks C adalah bentuk
kanonik dari A.

14
Kanonik….
Contoh 5: (Contoh 3.11, hal. 3.20)

2 4 3 5  1 2 0 17 / 5 
  t .e.  
A   1 2 1 4     0 0 1 3 / 5   C
 1 2 6 7  0 0 0 0 
  
A dg barisan t.e. baris B12, B21(-2), B31(1), B2(1/5),
B12(1), B32(-5)  C.

Matriks C memenuhi syarat bentuk kanonik r(C)=2,


sehingga C adalah bentuk kanonik dari matriks A, dan
r (A) = 2.

*** 15

Anda mungkin juga menyukai