Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENATALAKSANAAN SPESIMEN
DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
dr. I Nyoman Suartha, M. Repro
TUJUAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. SKRINING/ UJI SARING PENYAKIT SUB KLINIS
2. KONFIRMASI DIAGNOSIS
3. MEMANTAU PENGOBATAN
4. MENGETAHUI PROGNOSIS
HAL – HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
1. INFORMASIKAN SETIAP JENIS PEMERIKSAAN DAN TUJUAN – TUJUANNYA.
2. IKUTI SOP
3. DAPATKAN JUMLAH/VOLUME SPESIMEN YG DIANJURKAN
4. HINDARI PENGAMBILAN DARAH VENA DITEMPAT YANG ADA CAIRAN
INTRAVENA
5. CANTUMKAN LABEL PASIEN DG JELAS PD TABUNG
6. HINDARI HEMOLISIS : JANGAN MENGOCOK SPESIMEN DARAH
7. LAKUKAN TINDAKAN ASEPTIK
8. CATAT OBAT – OBAT/ MAKANAN YG MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN.
8. BILA MEMUNGKINKAN TUNDA PEMBERIAN OBAT/MAKANAN YG
MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN.
9. SEGERA KIRIMKAN SPESIMEN KE LABORATORIUM
• Warna
• Penampilan
• Bau
• Busa
• pH
• Berat jenis
• Protein
• Glukosa
• Keton
• Sel darah merah
• Sel darah putih
Beberapa Pemeriksaan Menggunakan Spesimen Urin
1. Asam Urat mendeteksi penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah
hitam, leukemia dengan diet tinggi purin, urin yang dibutuhkan
tampungan urin 24 jam.
2. Bilirubin : Mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, hepar,
kanker hepar. Urine yang dibutuhkan sekitar 5 tetes
3. Human Chorionic Gonatropin : Mendeteksi adanya kehamilan karena
HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta, dalam
pengambilan urine dianjurkan klien untuk puasa cairan 8-12 jam,
urine 24 jam yang diperlukan sekitar 60 ml.
4. Urobilinogen menentukan kerusakan hepar, hemolisis, dan infeksi
berat.
5. Kadar protein menentukan kadar kerusakan glomerulus
6. Pregnadion menentukan adanya gangguan dalam menstruasi dan
penilai adanya ovulasi.
2. SPESIMEN FECES
Pemeriksaan feses dilakukan untuk:
• Melihat ada tidaknya darah.
• Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna
• Mendeteksi telur cacing dan parasit.
• Mendeteksi virus dan bakteri.
Gambar telur cacing ascaris lumbricoides
Sebelum pengambilan spesimen feses, perawat perlu
mengingatkan klien akan hal-hal berikut:
• Defekasi pada bedpan yang bersih
• Bila memungkinkan, spesimen tidak terkontaminasi dengan urin atau
darah menstruasi
• Jangan meletakkan tisue pembersih pada bedpan setelah defekasi
karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
3. SPESIMEN SPUTUM
• Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paru- paru, bronkus dan trakea.
Individu yang sehat tidak memproduksi sputum.
• Klien perlu batuk untuk mendorong sputum dari paru-paru, bronkus dan trakea ke
mulut dan mengeluarkan ke wadah penampung.
• Pemeriksaan sputum dilakukan untuk:
1. Kultur (menentukan jenis mikroorganisme) dan tes sensitivitas
terhadap obat
2. Untuk sitologi dalam mengidentifikasi asal, struktur, fungsi dan patologi sel.
Spesimen untuk sitologi (mengidentifikasi kanker paru- paru dan jenis selnya)
seringkali dilakukan secara serial 3 kali dari sputum yang diambil di pagi hari.
3. Pemeriksaan bakteri tahan asam, untuk penyakit TBC
4. Menilai keberhasilan terapi.
BTA (bakteri tahan asam, warna merah) pada
TBC
4.PEMERIKSAAN DARAH
• Darah rutin : Hb, hematokrit, trombosit,leukosit
• Pemeriksaan albumin
• Pemeriksaan asam urat
• Bilirubin direct dan indirec
• Darah kimia : SGOT, SGPT
• Gas darah arteri
• Gula darah puasa dan 2 jam pp
Pengambilan spesimen darah
1. Alat Dan Bahan
Spuit/disposible syring
Blood lancet
Karet pengikat lengan/torniquet
Kapas, Alkohol 70%
Bahan Anti Koagulan
Ethylene Diamine Tetra Acetat (EDTA) dapat digunakan dalam bentuk padat
dengan perbandingan 1 : 1.
Heparin dapat digunakan dalam bentuk cair atau padat
2. Wadah Spesimen
Untuk darah vena, memerlukan wadah/botol terbuat kaca, atau tetap di dalam
spuit.
Tempat Pengambilan Spesimen darah
1. Darah Kapiler
• Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau anak daun telinga
untuk mengambil darah kapiler, sedangkan pada bayi atau anak kecil
dapat diambil di tumit atau ibu jari kaki.
2. Darah Vena
• Pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa cubiti, pada
bayi dapat digunakan vena jugularis superficialis atau sinus sagitalis
superior
Cara pengambilan darah vena:
(1) Ikat lengan atas dengan menggunakan karet pengikat/torniquet, kemudian
tangan dikepalkan.
(2) Tentukan vena yang akan ditusuk, kemudian sterilkan dengan kapas berakohol
70%.
(3) Tusuk jarum spuit/disposable syringe dengan posisi 45 derajat dengan lengan.
(4) Setelah darah terlihat masuk dalam spuit, ubah posisi spuit menjadi 30 derajat
dengan lengan, kemudian hisap darah perlahan- lahan hingga volume yang
diinginkan.
(5) Setelah volume cukup, buka karet pengikat lengan kemudian tempelkan kapas
beralkohol pada ujung jarum yang menempel dikulit kemudian tarik jarum
perlahan-lahan.
(6) Biarkan kapas beralkohol pada tempat tusukan, kemudian lengan ditekuk/dilipat
dan biarkan hingga darah tidak keluar.
(7) Pindahkan darah dari disposibel syringe ke wadah berisi anti
koagulan yang disediakan, kemudian digoyang secara perlahan agar
bercampur.
(8) Jika spesimen ingin tetap dalam spuit, setelah darah dihisap
kemudian dengan spuit yang sama dihisap pengawet/anti koagulan.
Cara pengambilan Darah Kapiler :
• Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau anak daun telinga
untuk mengambil darah kapiler, sedangkan pada bayi atau anak kecil
dapat diambil di tumit atau ibu jari kaki. Tempat yang dipilih tidak
boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah.
Adapun cara mengambil spesimen sebagai berikut :
(1) Bersihkan tempat yang akan ditusuk memakai kapas
beralkohol 70% dan biarkan sampai kering.
(2) Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan
tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
(3) Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril, pada jari tusukkan
dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari dan tidak boleh
sejajar. Bila yang akan diambil spesimennya pada anak daun telinga
tusukan pinggirnya dan tekan sisinya sampai darah keluar.
(4) Setelah penusukan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan kapas
beralkohol dan biarkan sampai darah tidak keluar.
5. Pemeriksaan sekret/duh tubuh
• Cairan yg dikeluarkan tubuh akibat adanya infeksi : sekret, droplet,
pus. Dengan melakukan pemeriksaan swab
• Tes PCR (polymerase chain reaction) adalah pemeriksaan molekular
yang dilakukan dengan metode amplifikasi atau memperbanyak
materi genetik virus atau bakteri .Salah satu metode pengambilan
sampel untuk tes PCR adalah dengan tes usap atau swab test.
• Beberapa jenis sampel yang bisa digunakan untuk tes PCR adalah
sampel darah, urine, sputum, bahkan cairan serebrospinal (CSF).
Jenis penyakit dengan PCR
• Gonore
• Klamidia
• Pertusis (batuk rejan)
• Infeksi cytomegalovirus
• Infeksi human papillomavirus (HPV)
• Infeksi human immunodeficiency virus (HIV)
• Hepatitis C
• COVID-19
Prosedur pengambilan swab
Disesuaikan dengan lokasi sumber infeksi :
• Saluran nafas : hidung, nasofaring, tenggorok (corona virus, MERs )
• mukosa vagina, penis ( infeksi penyakit menular seksual )
• Kulit (infeksi bakteri, virus)
Caranya : cotton bud diusapkan secara melingkar beberapa saat (15 detik)
untuk mengambil lendir di daerah sumber infeksi kemudian dimasukkan ke
tempat khusus dikirim ke laboratorium.
Tes PCR melibatkan 3 proses, mulai dari pengambilan sampel, ekstraksi
materi genetik dari sampel, amplifikasi atau penggandaan materi genetik,
dan pembacaan hasil.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Endoskopi :
untuk mengetahui perdarahan yang terjadi di organ dalam.
Pemeriksaan endoskopi dapat mendeteksi lebih dari 95%
perdarahan hemetemesis, melena. Endoskopi dapat menentukan
lokasi dan sumber perdarahan yaitu :
esofagus : varises, erosi, tumor atau ulkus
gaster : erosi, ulkus, tumor, polip, angio displasia
duodenum : ulkus, erosi
2. Bronkoskopi :
Tindakan yang dilakukan untuk melihat keadaan intra bronkus
dengan menggunakan alat bronkoskop. Bronkoskopi dapat menilai
keadaan mukosa, juga menilai penyempitan atau obstruksi
intrabrokus akibat penekanan dari luar, atau tumor intra bronkus.
Adanya pembesaran kelenjar getah bening
3. CT scan :
sering dipakai pada kasus – kasus emergency misalnya emboli
paru, akut abdomen, stroke, kelainan di tulang rongga dada,
kelainan pembuluh darah.
Gambar CT scan
4.Ultra Sonografi (USG)
Merupakan alat diagnostik non invasif menggunakan gelombang
suara frekuensi tinggi di atas 20.000 herzt
Gelombang suara dikirim melalui tranducer/probe. Obyek dalam
tubuh akan memantulkan kembali gelombang suara yang
kemudian akan ditangkap oleh suatu sensor. Gelombang pantul
tersebut akan direkam dan dianalisis dan ditayangkan dilayar.
Radiologi/ Rontgen
• Tulang dapat menyerap paling banyak radiasi menyebabkan pejanan
pada film paling sedikit, sehingga gambar yang dihasilkan tampak
berwarna putih. Udara paling sedikit menyerap radiasi sehingga
sehingga pejanan pada film maksimal dan tampak berwarna hitam.
• Radiologi bermanfaat untuk dada, abdomen, sistem tulang, sendi,
penyakit degeneratif, tumor.
• Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah foto thorak
Gambar thorak foto
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• Secara umum lebih sensitif dari CT scan.
• Kelemahan alat ini tidak dapat mendeteksi emboli paru, udara bebas
dalam peritonium, prosedur pemeriksaan yang lebih rumit dan
harganya lebih mahal.
MATUR SUKSMA