Anda di halaman 1dari 14

ASSET

Akmal Zaki Apriansyah 142170024


Ernita Sihombing 142180042
Wahyu Haikal Avianto 142180221
Definisi Asset

FASB mendefinisi aset sebagai manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti diperoleh
atau dikuasasi/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa
lalu.)
IASC mendefinisi sebagai sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan mengalir
ke perusahaan.
AASB mendefinisikan aset sebagai potensi jasa atau manfaat ekonomi masa depan yang
dikendalikan oleh entitas pelapor sebagai akibat dari transaksi masa lalu atau peristiwa
masa lalu lainnya.
Penggolongkan aset sebagai sumber ekonomik
1. Sumber produktif (productive resources) :

a. Sumber produktif kesatuan usaha yang meliputi bahan baku, gedung, pabrik, perlengkapan, sumber alam,
paten, dan semacamnya, jasa dan sumber lain yang digunakan dalam produksi barang dan jasa.

b. Hak kontraktual atas sumber produktif meliputi semua hak untuk menggunakan sumber ekonomik pihak lain
dan hak untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak lain.

2. Produk (products) yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas :

- Barang jadi yang menunggu penjualan

- Barang dalam proses

- Uang (money)

- Klaim untuk menerima uang (claims to receive money)

- Hak pemilikan atau investasi pada perusahaan lain (ownership interest in other enterprises)
Karakteristik penting yang berhubungan
dengan asset
 Manfaat ekonomi masa depan
 Kontrol oleh entitas
 Peristiwa masa lalu
Future Economic Benefits

Aset mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi baik secara langsung


maupun tidak langsung, dalam memberikan arus kas atau yang ekuivalen dengan
kas pada badan usaha.
Bentuknya:
1. Dari kegiatan operasi yang menghasilkan pendapatan dari entitas, atau
2. Dari kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas seperti mengurangi biaya
produksi.
Dikuasai oleh Entitas

Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi
cukup dikuasai oleh entitas. Pemilikian (ownership) mempunyai makna yuridis atau legal.
Most mengemukakan bahwa penguasaan atau kendali terhadap suatu objek dapat diperoleh dengan
cara :
1. Pembelian (by purchase)
2. Pemberian (by gift)
3. Penemuan (by discovery)
4. Perjanjian (by agreement)
5. Produksi/transformasi (by production/transformation)
6. Penjualan (by sale)
7. Lain-lain seperti pertukaran (by barter), peminjaman (by loan), penjaminan (by bailment),
pengkonsignaan (by consignment), dan berbagai transaksi komersial (by commercial transactions)
yang diakui hukum atau kebiasaan bisnis.
Akibat Transaksi atau Kejadian Masa
Lalu
Kriteria ini menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai kriteria
atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset tetapi tidak cukup
untuk mengakui secara resmi dalam sistem pembukuan. Aset harus timbul akibat
transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi tetapi
bukan kriteria untuk pengakuan
Pengukuran

Pengukuran disini adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada
suatu objek asset pada saat terjadinya yang akan dijadikan data dasar untuk
mengikuti aliran fisis objek tersebut. Secara akuntansi (aliran informasi), aliran
fisis suatu sumber ekonomik atau objek harus dipresentasi dalam jumlah rupiah
sehingga hubungan antar objek bermakna sebagai informasi. Kos merupakan
representasi kuantitatif
Tahap perlakuan akuntansi pada kos

1) Pengukuran (measurenment), pengakuan (recognition), dan klasifikasi


(clasification) pertama kali saat terjadinya. Untuk selanjutnya seluruh
kegiatan dalam tahapini disebut pengukuran saja
2) Pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis asset berupa
alokasi, distribusi, dan penggabungan untuk kepentingan internal/manajerial
atau untuk kepentingan pengkosan produk. Untuk selanjutnya seluruh
kegiatan dalam tahap ini disebut penelusuran (tracing)
3) Pembebanan ke pendapatan perioda berjalan atau perioda-perioda yang akan
dating. Kos yang belum menjadi beban pendapatan (biaya) akan tetap
melekat pada objek menjadi asset badan usaha. Untuk selanjutnya seluruh
kegiatan dalam tahap ini disebut pembebanan kependapatan (charging to
revenues)
Pengukuran Aset

Ada beberapa pendekatan pengukuran yang dijadikan sebagai dasar


pengukuran yang harus diadopsi (biaya historis dan fair value). Pengukuran pada
biaya perolehan berpendapat untuk bersikap objektif dan untuk memberikan
informasi yang dapat dipercaya dan dapat diverifikasi. Di sisi lain, pengukuran
nilai wajar memberikan informasi yang relevan.
Penghitungan Pengukuran Nilai Wajar

beberapa teknik penilaian yang akan digunakan untuk memperkirakan nilai


wajar:
-The market approach Menggunakan harga dan informasi dari transaksi yang
sesungguhnya untuk aset dan liabilitas yang sejenis dan diperbandingkan
-Income approach,Konversi dari diskonto uang yang diterima dimasa yang akan
datang
-Cost approach Sejumlah uang yang digunakan untuk memperoleh kapasitas yang
sama (current replacement cost)
Penilaian Menurut FASB
a. Historical Cost. Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan sediaan
dilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan
untuk memperolehnya.
b. Current (replacement) Cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau
penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan kalau aset
tertentu yang sejenis diperoleh sekarang.
c. Current Market Value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas dasar nilai
pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha
dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal (tidak akan dilikuidasi).
d. Net Realizable Value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang disajikan
sebesar nilai terrealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan diterima
(tanpa didiskon) dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk
mengkonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya.
e. Present (or Discounted) Value of Future Cash Flows. Piutang dan investasi jangka panjang
disajikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi
(dengan tarif diskon implisit) dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk
mendapatkan penerimaan tersebut.
Pengakuan
Suatu jumlah rupiah atau kos diakui sebagai aset apabila jumlah rupiah tersebut timbul
akibat transaksi, kejadian, atau keadaan yang mempengaruhi aset. Pengujian yang cukup
rinci untuk mengakui aset yaitu:
1. Deteksi adanya aset (Detection of Existence Test). Untuk mengakui aset, harus ada
transaksi yang menandai timbulnya aset.
2. Sumber ekonomik dan kewajiban (Economic Resources and Obligation Test). Untuk
mengakui aset, suatu objek harus merupakan sumber ekonomik yang langka, dibutuhkan,
dan berharga.
3. Berkaitan dengan entitas (Entity Association Test). Untuk mengakui aset, kesatuan
usaha harus mengendalikan atau menguasai objek aset.
4. Mengandung nilai (Non-zero Magnitude Test). Untuk mengakui aset, suatu objek harus
mempunyai manfaat yang dapat ditentukan besarnya secara moneter.
5. Berkaitan dengan waktu pelaporan (Temporal Association Test). Untuk mengakui aset,
semua penguji diatas harus dipenuhi pada tanggal pelaporan (tanggal neraca).
6. Verifikasi (Verification Test). Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung untuk
meyakinkan bahwa kelima penguji diatas dipenuhi.
MASALAH UNTUK AUDITOR

• Auditor perlu memahami proses perusahaan klien dan pengendalian yang


relevan untuk menentukan nilai wajar, dan membuat opini apakah metode
pengukuran perusahaan klien dan asumsi yang digunakan sudah tepat dan telah
memberikan dasar yang memadaipengukuran fair value.
• auditor perlu memahami adanya potensi bias dan kesalahan mungkin
dilakukan manajemen dalam menerapkan model penilaian, mengidentifikasi
input pasar, dan membuat asumsi yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai