Disusun oleh:
Tan Fenny Widiyana (1415143)
Hilmi Kartamidjaja (1415154)
Demirel Andrea (1415032)
Ruth Bethania (1415087)
Resume Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ho Tjing Tjoeng
Usia : 84 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status marital : Duda
Alamat : Jl. Taman Kopo Indah III, Kota Bandung
Agama : Kristen
No RM : 00.339.496
DPJP : dr. Selonan Susang Obeng, Sp.B, KBD, FinaCS
Ruangan : Magdalena VIP 2
Tanggal masuk : 23 Mei 2018
Tanggal Operasi: 23 Mei 2018 Pk. 14.17-15.17
Anamnesis
Keluhan Utama: Terdapat benjolan (turun bero) pada lipat paha.
• Terasa sejak 10 tahun yang lalu.
• Semakin lama semakin membesar dan menggangu terutama saat
duduk karena sangat besar.
• BAB dan BAK lancar.
Gambar 1. Hernia Scrotalis Dextra Gambar 2. Ditemukan usus setelah Gambar 3. Mengambil bagian chorda
Permagna pembedahan (isi hernia) spermatica
Dokumentasi
Gambar 4. Isi hernia yang telah di Gambar 5. Memuntir kantung hernia Gambar 6. Pemberian implant (Mesh
reposisi (peritoneal sac) untuk memastikan semua bagian usus Hernia) metode tension free
telah di reposisi
HERNIA
• Merupakan penonjolan isi rongga melalui defek/bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan
• Terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia
• Berdasarkan terjadinya kongenital dan akuisita
• Berdasarkan letaknya nama sesuai dengan lokasi anatomi,
seperti hernia diafragma, inguinalis (75%), umbilikalis,
femoralis, dll
• Menurut sifatnya hernia reponible dan hernia irreponible
• Hernia inguinalis dibagi menjadi 2 hernia inguinalis lateralis (2/3
kasus) dan hernia inguinalis medialis
• Hernia inguinalis lebih banyak ditemukan pada laki-laki daripada
peremupuan (7:1)
• Hernia inguinalis indirek (hernia inguinalis lateralis) keluar dari
rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang teletak
lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian masuk ke
dalam kanalis inguinalis (kanalis inguinalis berisi funikulus
spermatikus pada laki-laki dan ligamentum rotundum pada
perempuan),
• Jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis
eksternus.
• Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum
hernia skrotalis.
• Hernia inguinalis direk (hernia inguinalis medialis) menonjol langsung
ke depan melalui segitiga Hesselbach.
• Hernia inguinalis medialis karena tidak keluar melalui kanalis
inguinalis dan tidak ke skrotum, umumnya tidak disertai strangulasi
karena cincin hernia longgar
Embriologi
• Pada pria, ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior gonad ke permukaan
interna skrotum. Gubernaculum akan melewati dinding abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan
menjadi kanalis inguinalis. Processus vaginalis adalah evaginasi diverticular peritoneumyang membentuk
bagian ventral gubernaculums bilateral. Testis awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis
testis akan turun melewati canalis inguinalis ke scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum. Pada sisi
sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis lateralis angka
kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.
• Testis turun melalui anulus inguinalis dan melintasi tepi atas os pubikum ke dalam tonjolan skrotum pada
saat lahir. Testis kemudian dibungkus oleh suatu lipatan refleksi prosesus vaginalis. Lapisan peritoneum
yang membungkus testis dikenal sebagai tunika vaginalis testis lamina viseralis, bagian lain kantong
peritoneum membentuk tunika vaginalis testis lamina parietalis. Saluran sempit yang menghubungkan
lumen prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum, menutup pada saat lahir atauu segera sesudahnya.
Disamping dibungkus oleh lapisan-lapisan peritoneum yang berasal dari prosesus vaginalis, testis juga
terbungkus di dalam lapisan-lapisan yang berasal dari dinding abdomen anterior yang dilewatinya.
• Lapisan prosesus vaginalis secara normal berfusi bersama dan berobliterasi masuk kedalam saluran inguinal
disekitar cincin interna. Kegagalan obliterasi processus vaginalis oleh tunika vaginalis mengakibatkan
berbagai anomaly inguinal.
Proses Desensus Testis
STRUKTUR DINDING ANTERIOR ABDOMEN
• Batuk
PATOGENESIS Patent Processus
Vaginalis • Mengedan
Hernia Inguinalis
Redusibel
Sitokin
• Mual
• Nyeri
Gejala Klinik
• Hernia inguinalis lateralis
• Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul pada waktu mengedan, batuk,
bersin, berdiri, mengangkat berat dan hilang setelah berbaring (apabila masih
reponibel)
• Nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrium atau para umbilical sewaktu
segmen usus halus masuk ke kantong hernia
• Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi ataupun strangulasi
• Hernia inguinalis medialis
• Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit
dibandingkan hernia ingunalis lateralis
Penatalaksanaan Hernia
Tatalaksana non bedah
• Mencari dan memperbaiki faktor yang menimbulkan terjadinya hernia
• Medikamentosa simtomatis seperti pemberian analgesik
• Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk
corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia
dengan tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi
Tatalaksana bedah
• Tindakan bedah pada hernia adalah herniotomi dan hernioplasti
• Pada hernia inguinalis reponibilis dan ireponibilis dilakukan tindakan bedah
elektif
• Bila telah terjadi inkaserasi dan strangulasi tindakah bedah harus segera
dilakukan secepatnya
• Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukan, kantong diikat, dan
dilakukan pemasangan mesh untuk memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis
• Pada bedah darurat, cincin hernia dicari dan dipotong, usus yang terjepit
dilihat, apabila vital dikembalikan kerongga perut sedangkan bila tidak
dilakukan reseksi dan anastomosis
• Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi
mungkin kemudian dipotong.
• Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Hernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah terjadinya residif
dibandingkan herniotomi.
Teknik operasi
• Bassini, dahulu merupakan metode yang sering digunakan, dengan
cara conjoint tendon didekatkan dengan ligamentum Poupart’s dan
spermatic cord diposisikan seanatomis mungkin di bawah aponeurosis
muskulus oblikuus eksterna. Menjait conjoint tendon dengan
ligamentum inguinale.
• Shouldice : seperti bassini ditambah jahitan fascia transversa dengan
lig. Cooper.
• Lichtenstein : menggunakan propilene (bahan sintetik) menutup
segitiga Hasselbach dan mempersempit anulus internus.
• Halsted, menempatkan muskulus oblikuus eksterna diantara cord
kebalikannya cara Bassini. seperti Bassini tetapi funikulus spermatikus
berada diluar Apponeurosis muskulus oblikuus eksterna
• Mc Vay, dikenal dengan metode ligamentum Cooper, meletakkan
conjoint tendon lebih posterior dan inferior terhadap ligamentum
Cooper.
• Teknik Bassini
Komponen utama dari teknik ini adalah :
• Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis inguinalis
hingga ke cincin eksternal.
• Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect
sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct.
• Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia
transversalis)
Melakukan ligasi kantong hernia seproksimal mungkin.
• Rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fascia transversalis, otot
transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.
• Tension-free repair with Mesh
• Teknik Lichtenstein
• Teknik ini tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek, tetapi
menempatkan sebuah prostesis, yaitu Mesh yang tidak diserap.
• Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan
ditempatkan di sekitar fascia.
• Laparoscopic
• Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorhappies dilakukan menggunakan
salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total
extraperitoneal (TEP)
• Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoskopik
dalam cavum abdomen dan memperbaiki regio inguinal dari dalam. Ini
memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan
peritoneum.
• Pendekatan TEP adalah prosedur laparokopik langsung yang
mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk diseksi.
Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cedera selama operasi.
Pencegahan Hernia
• Pola hidup sehat
• Perbanyak makan makanan berserah dan buah buahan agar feses
tidak keras
• Hindari mengedan terlalu keras
• Tidak merokok
• Obati batuk agar tidak menjadi batuk yg persisten
• Hindari mengangkat benda atau barang yg terlalu berat
Komplikasi Hernia
• Infeksi
• Obstruksi
• Nekrosis usus
• Peritonitis
• sepsis
Prognosis
• Lebih cepat ditangani lebih baik prognosisnya
• Semakin lama dibiarkan dapat terjadi strangulasi prognosis buruk
Kesimpulan
• Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture
• Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau
jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding.
Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh
kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya
daerah inguinal
• Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia
inguinalis directa dan hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta
• Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih
banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah
kanan.
• Etiologi dari hernia inguinalis antara lain prosesus vaginalis persisten,
tekanan intra abdominal yang meninggi, kelemahan otot-otot
abdomen.
• Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah
terjadi strangulasi penanganan segera adalah dengan operasi.