Anda di halaman 1dari 27

MINI CEX Appendicitis

Disusun Oleh:
Demirel Andrea (1415032)
Ruth Bethania (1415087)
Fenny Widyana (1415143)
Hilmi Kartamidjaja (1415154)

PEMBIMBING: dr. Hengky Ham, Sp.B


RESUME PASIEN

Nama: Inez Juventa


Usia: 19 th
Jenis kelamin: perempuan
DPJP: dr. John M. S Sp.B
Tanggal masuk: 19-5-2018
Diagnosis pre operatif: appendicitis akut
Diagnosis post operatif: appendicitis akut + ganggren
Tindakan operasi: appendectomy
Anamnesis
• Keluhan utama: nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri melilit dan seperti di tusuk
tusuk. Awal nya nyeri terasa di ulu hati dan menjalar ke perut
kanan bawah. Demam (+) 38,2, skala nyeri 3/10, mual (+),
muntah (+) 3x. Nyeri berkurang setelah minum obat dari IGD.
BAB dbn BAK dbn.
• RPD: -
• RPO: -
Pemeriksaan Fisik
• Mulut: tak
• Keadaan umum: baik • Leher: kgb tidak membesar
• Kesadaran: CM • Thorax:
• Kesan sakit: sakit sedang - jantung: bunyi jantung murni, murmur (-)
• Bb/Tb: 44kg/164cm BMI: 16,92 - Paru: vbs kanan=kiri, rh-/-, wh-/-
• Tanda vital: • Abdomen:
- T: 110/70 - inspeksi: datar lembut
- N: 84x/mnt - Auskultasi: BU + Normal
- R: 20x/mnt - Perkusi: timpani
- S: 37C - Palpasi: nyeri tekan (+) pada kanan bawah,
• Kepala: bentuk dan ukuran normal nyeri lepas/Blumberg Sign (+)
• • Psoas sign (+), obturator sign (+)
Mata: conjungtiva anemis -/- sklera ikterik -/-
• • Genitalia: tidak dilakukan pemeriksaan
Hidung: sekret -/-
• • Extremitas: tak
Telinga: sekret -/-
• Rectal Toucher: Tidak dilakukan
Pemeriksaan Lab 19/5/18
• Hematologi
- Hb: 12,4 g/dL
- Ht: 39%
- Leukosit: 13,52 103/mm3
- Trombosit: 409 103/mm3
- Eritrosit: 4,6 jt/mm3
• Nilai nilai MC (eritrosit rata-rata)
- MCV: 86 fl
- MCH: 27 pg/mL
- MCHC: 32 g/dL
USG

Kesan:
• Appendix dinding
sedikit menebal di
pertimbangkan dalam
peradangan
• R-L Kidney T.A.K
• R-L Ureter T.A.K
Foto thorax

• Thorax
– T.A.K
Terapi
• Ketorolak 30 mg IV
• Ceftriaxon 1x2g IV
• Tramadol 2x1amp IV
• Cefixime 2x 200mg
Pembahasan Teori

Appendisitis Akut
Anatomi Appendix
• Appendix memiliki Panjang bervariasi,
sekitar 6-9 cm
• Dasarnya melekat pada caecum dan
ujungnya memiliki kemungkinan beberapa
posisi seperti retrocaecal, pelvis, antecaecal,
preileal, retroileal, atau pericolic kanan.
• Sampai sekarang, diketahui appendix
adalah organ immunologic yang berperan
dalam sekresi IgA karena termasuk dalam
komponen Gut-Associated Lymphoid Tissue
(GALT) pada waktu kecil.
Definisi

Peradangan pada appendix vermiformis dan

merupakan penyebab akut abdomen yang paling

sering
Klasifikasi Appencitis
• Appendicitis Akut Fokal: Mulai terjadi peradangan pada appendix
– Nyeri daerah periumbical
– Nyeri bersifat tumpul
• Appendicitis suppurativa akut (6-8 jam)
– Peradangan yang meluas dan mengenai peritoneum
– Nyeri mulai terlokalisir kanan bawah abdomen / RLQ
• Appendicits gangrenosa (8-24 jam)
– Terjadi ketika timbul infark pada dinding appendix
– Mulai terjadi demam
• Appendicitis perforata
– Mulai terdapat tanda-tanda peradangan pada peritoneum (peritonitis 
defance musculare)
Etiologi
• Infeksi bakteri

• Faktor pencetus : sumbatan lumen appendix


(hiperplasia jar. Limfe, fekalith, tumor, cacing
askaris) dan erosi mukosa appendix akibat
parasit seperti E.hystolitica
Insidensi

• dapat mengenai semua umur baik


laki-laki maupun perempuan, lebih
sering menyerang laki-laki
• Insidensi tertinggi pada kelompok
usia 20 – 30 tahun
Gejala Klinis
• Nyeri samar-samar dan tumpul yang
merupakan nyeri viseral di sekitar umbilikus /
epigastrium bawah
• Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke
titik Mc Burney. Nyeri dirasakan lebih tajam
dan jelas → nyeri somatik setempat
• Mual dan muntah
• Nafsu makan menurun
• Pada beberapa pasien terdapat konstipasi
Pemeriksaan Fisik
• Demam ringan dengan suhu 37,50C – 38,50C. Bila suhu
lebih tinggi → curiga perforasi
• inspeksi : distensi abdomen sering terlihat pada pasien
dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut bawah
bisa dilihat pada massa/abses periapendikular
• Palpasi : nyeri terbatas pada regio iliaka kanan, bisa
disertai nyeri lepas. Nyeri tekan pada perut kanan
bawah (regio Mc Burney)
• Perkusi : nyeri ketuk pada perut kanan bawah. Jika
pekak hepar hilang → perforasi
• Auskultasi : peristaltik usus biasanya normal. Dapat
menghilang bila ada ileus paralitik pada peritonitis
generalisata yang disebabkan appendisitis perforata
• Rectal Touche : pada appendisitis pelvika dirasakan
nyeri pada pukul 10-11
Pemeriksaan Fisik
• Blumberg sign : nyeri abdomen kanan bawah bila
tekanan kiri dilepaskan
• Rovsing sign : nyeri abdomen kanan bawah bila
dilakukan penekanan pada abdomen bagian kiri bawah
• Dunphy sign : nyeri saat batuk
• Psoas sign : hiperekstensi sendi panggul kanan atau
fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan
ditahan
• Obturator sign : fleksi & endorotasi sendi panggul
pada posisi terlentang
• Sitkowsky’s sign : nyeri pada palpasi abdomen kanan
bawah pada waktu pasien miring ke kiri
Interpretation :
– < 3 : low likelihood of appendicitis
– 4 – 6 : consider further imaging
– ≥ 7 : high likelihood of appendicitis
Patogenesis
• Apendisitis akut biasanya disebabkan oleh
penyumbatan lumen apendiks
• Obstruksi lumen → perkembangan bakteri dan
sekresi mukus → distensi lumen & ↑ tekanan
dinding lumen → hambat aliran limfe → edema,
diapedesis bakteri dan ulserasi mukosa →
apendisitis akut fokal (nyeri periumbilikal) →
apendisitis supuratif akut ( nyeri di RLQ)
• Bila kemudian aliran arteri terganggu → infark dan
gangren (apendisitis gangrenosa) → apendisitis
perforasi
Diagnosis Banding
• Gastroenteritis
• Demam dengue
• Infeksi panggul
• Kehamilan ektopik (KET)
• Kista ovarium terpuntir
• Urolithiasis pielum / ureter kanan
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
– Leukositosis ringan (10.000-20.000/µl) dengan ↑ neutrofil
– leukositosis tinggi (>20.000/µl) bila sudah terjadi perforasi
dan gangren
– Urinalisis

– Tes kehamilan

• Radiologi
– Ultrasonografi
• Dapat Ditemukan diameter anteroposterior appendix yang > 7 m,
penebalan dinding, struktur lumen yang tidak dapat dikompresi,
atau adanya apendikolit.

– Appendicogram
Penatalaksanaan

• Pre-operatif
– Observasi ketat, tirah baring, puasa
– Pemeriksaan abdomen dan rektal
serta pemeriksaan darah dapat
diulang secara periodik
– Antibiotik IV spektrum luas dan
analgetik dapat diberikan
• Operatif
– Apendektomi terbuka
– Laparoskopi apendektomi
• Pasca operatif
– Observasi TTV
– Pasien dibaringkan dengan posisi
Fowler dan selama 12 jam
dipuasakan terlebih dahulu
– Secara bertahap pasien diberi
minum, makanan saring, makanan
lunak dan makanan biasa
Komplikasi
• Appendisitis perforata
– Demam tinggi
– Nyeri makin hebat yang meliputi seluruh perut
– Distensi abdomen
– Nyeri tekan dan defans muskuler
– Peristaltik usus dapat menurun sampai menghilang
• Abses apendiks
• Tromboflebitis supuratif sistem portal
• Abses subfrenikus
• Obstruksi usus
Prognosis
• Tingkat mortalitas dan morbiditas sangat kecil
dengan diagnosis yang akurat serta
pembedahan
• Tingkat mortalitas keseluruhan berkisar antara
0,2 – 0,8 % → komplikasi penyakit
• Pada anak, berkisar antara 0,1 – 1%,
sedangkan pada pasien di atas 70 tahun
meningkat di atas 20 % terutama karena
keterlambatan diagnosis dan terapi

Anda mungkin juga menyukai