16 Penilaian Dan Resusitasi Bayi Dan anak-NEW Koas
16 Penilaian Dan Resusitasi Bayi Dan anak-NEW Koas
Penyakit primer
Gagal Kardiopulmonal
Mati Sembuh
Indikasi
Dilakukan pada bayi dan anak yang mengalami sumbatan jalan
napas
Dilakukan pada bayi dan anak yang tidak bernapas/apnu.
Dilakukan pada bayi dan anak yang mengalami bradikardi
(frekuensi jantung <60xpermenit) atau henti jantung (asistole).
Emphasis On Chest Compressions
Bila ada cedera kepala jangan mengguncang bayi atau anak karena dapat
merusak medula spinalis.
Bila bayi dan anak tidak sadar tapi bernafas baik, letakkan pada posisi
pulih (recovery position)
Bayi dan anak sadar dengan kesulitan bernafas, letakkan pada posisi
senyaman mungkin yg memudahkan bernafas.
Hindari ekstensi, fleksi dan rotasi kepala karena dapat mencederai medula
spinalis.
13
AIRWAY
Head tilt-chin lift (tidak ada cedera leher/kepala)
Letakkan satu tangan pada dahi tekan perlahan ke posterior, sehingga
kemiringan kepala menjadi normal atau sedikit ekstensi (hindari
hiperekstensi karena dapat menyumbat jalan napas).
Letakkan jari (bukan ibu jari) tangan yang lain pada tulang rahang
bawah tepat di ujung dagu dan dorong ke luar atas, sambil
mempertahankan cara 1. Hindari penekanan bgn lunak dagu krn dpt
menyumbat jalan napas.
14
Jalan napas tersumbat (atas). Maneuver Head tilt-chin lift (bawah)
AIRWAY
Jaw-thrust maneuver(curiga ada cedera leher-kepala)
Posisi penolong di sisi atau di arah kepala
Letakkan 2-3 jari (tangan kiri dan kanan) pada masing-masing sudut
posterior bawah kemudian angkat dan dorong keluar.
Bila posisi penolong diatas kepala. Kedua siku penolong diletakkan
pada lantai atau alas dimana korban diletakkan.
Bila upaya ini belum membuka jalan napas, kombinasi dengan head tilt
dan membuka mulut (metode gerak triple)
Untuk cedera kepala/ leher lakukan jaw thrust dengan immobilisasi
leher.
16
Maneuver jaw thrust
Jaw thrust pada trauma dengan fiksasi leher-kepala
GUEDEL
19
A. Memilih ukuran penyangga orofaring yang tepat. B. Posisi
penyangga yang tepat. C. Bila terlalu panjang epiglotis terdorong dan
menutup liang glotis. D. Bila terlalu pendek dapat menekan lidah dan
menyebabkan obstruksi
Breathing (bantuan pernapasan)
Upaya napas dinilai: lihat gerak napas, dengar desah
napas dan rasakan aliran udara pernapasan
Terbaik pakai balon dan ETT atau balon dan
masker (sungkup)
Mulai bantuan napas dengan 5 kali ventilasi dgn
balon atau mulut ke mulut/hidung.
Bl tdk ada respon, cek posisi atau ada sumbatan
jalan napas
Efektif bl dada mengembang secara simetris,
perlahan dan ada distensi abdomen.
BREATHING (PERNAPASAN)
Frekuensi Pernapasan Normal
Usia Frekuensi Pernapasan
(Pernapasan / menit)
Bayi baru lahir 30 – 60
1 – 6 bln 30 – 50
6 – 12 bln 24 – 46
1 – 4 thn 20 – 30
4 – 6 thn 20 – 25
6 – 12 thn 16 – 20
> 12 thn 12 - 16
Check breathing : look, listen, feel
10’’
If the child is breathing spontaneuously
and effectively
23
Maneuver chin lift dilakukan bersamaan dengan
maneuver melihat, mendengar dan merasakan.
If
the child is not breathing effective
deliver rescue breaths
Rescue breaths :
Mouth-to-mouth and nose technique
25
Mouth-to-mouth technique
26
Bag Mask Ventilation
Teknik memegang masker dengan satu tangan
Balon resusitasi yang mengembang dengan sendirinya
Check Pulse
Do not take
more than 10s
If no definite
pulse start
chest
compression
GKNMH/CPR/Feb 2011.
Reference - AHA Guidelines 2010.
Assess for sign of circulation 10’’
31
If a pulse is found reassess the
breathing
If sign of circulation are absent or
pulse < 60 beats/min start
chest compressions
Principles of chest compression :
1. Serial and rhythmic compressions
2. The child must be placed supine on
a hard, flat surface
3. Maintaining the head in a position
which keeps the airway open
32
Kompresi Jantung yang baik yaitu:
34
Child Chest Compression
One-hand technique Two-hands
technique
37
Compression:Ventilation
(C:V) Ratios
In children of all ages C:V = 15:2
Single lay rescuers 30:2
39
Obat-obatan
Dosis 5-10μg/kg/menit.
Endotracheal Intubation
Apnea
Foreign body aspiration, epiglotitis
Airway obstructions : asthma, pneumonia
Neurology diseases :
- Guillan barre
- Convulsion
- Unconcious
Equipment
Handschooen Drugs : analgetics,
Face mask sedative
Suction catheter IV line
Oxygen Monitor
Depth of insertion
Depth of insertion (cm) = (Age in years/2) + 12
Depth of insertion = (ETT internal diameter) x 3
ETT Size
Age Weight Internal Depth Depth of
(kg) diameter of Oral Nose
(mm) (cm) (cm)
Newborn <1 2,5 5,5 7
Newborn 1 3,0 6 7,5
Newborn 2 3,0 7 9
Newborn 3 3,0 8,5 10,5
Newborn 3,5 3,5 9 11
3 bln 6 3,5 10 12
1 thn 10 4 11 14
2 thn 12 4,5 12 15
3 thn 14 4,5 13 16
4 thn 16 5,0 14 17
6 thn 20 5,5 15 19
8 thn 24 6,0 16 20
10 thn 30 6,5 17 21
12 thn 38 7,0 18 22
14 thn 50 7,5 19 23
Dws 60 8,0 20 24
Dws 70 9,0 21 25
Intubation Drugs
Atropin sulfat :0,02 mg/kg
Sedation : Ketamin 1 mg/kg
Sodium pentotal 5 mg/kg
Penthanyl 1-2 mcg/kg
Muscle relaxans :
suksinilkolin 1-2 mg/kg
vecuronium 0,1 mg/kg
Teknik melakukan intubasi…1
50
Teknik melakukan intubasi…2
Masukkan daun laringoskop
dari sudut mulut kanan
Buat aksis mulut, trakea dan
farings segaris
Pada dugaan trauma leher,
harus dilakukan stabilisasi
kepala dan leher pada posisi
normal segaris
51
Teknik melakukan intubasi…3
Penekanan krikoid
(manuver Sellick)
dapat membantu
visualisasi glotis
52
Teknik melakukan intubasi…4
Ujung laringoskop berdaun
lurus diletakan di bawah
epiglotis dan digerakan
dengan teknik mengangkat
Ujung laringoskop berdaun
lengkung diletakkan di
valekula dan digerakan
dengan teknik mengungkit
53
Teknik melakukan intubasi…5
Upayakan melihat epiglotis,
liang glotis dan pita suara
Masukan ETT sampai batas
marka pita suara
(kembangkan balon penyekat)
Hubungkan dengan balon
resusitasi dan berikan
ventilasi (sampai tahap ini
waktu maksimal 30 detik)
Nilai posisi ETT dan fiksasi
54
Menilai Posisi ETT
Gerakan dada simetris
Terdengar suara napas pada ke dua
lapangan paru
Perbaikan denyut jantung, warna kulit,
perfusi
Tak terdengar suara napas di lambung (bila
diberikan tekanan balon resusitasi)
Melihat langsung pita suara saat intubasi
55
Fiksasi ETT:
Catat marka ETT pada batas mulut
(dapat pula diikat dengan benang)
Jangan rekatkan di mandibula
Auskultasi ulang (konfirmasi)
Foto Roentgen
56
Kemb
ali
Intubation effect
Pain
Hypertention
Tachycardia
Bradicardia (vagal)
Increased ICP
A. Menentukan letak membran krikotiroid. B. Tusukan kanula 14 G
dengan sudut 45º. C. Pasang pipa adaptor pipa endotrakeal (ET) dan
hubungkan dengan bag resusitasi
FOREIGN BODY AIRWAY
OBSTRUCTION (FAOB)
General Sign of FBAO
Witnessed episode
Coughing or choking
Sudden onset
Recent history of eating or playing with small objects
Ineffective coughing
Unable to vocalize Effective cough
Quiet or silent cough Crying or verbal response to questions
Unable to breathe Loud cough
Cyanosis Able to take a breath before coughing
Decreasing level of Fully responsive
consciousness
64
Aspirasi benda asing
67
Heinlich maneuver
(>1 tahun, 5x
dorongan)
Abdominal thrust (>1 tahun, 5x dorongan)
Penilaian
Penilaian upaya
upaya napas
napas
Frekuensi jantung
Tingkat kesadaran
Produksi urine
Menghentikan Resusitasi
Sirkulasi dan ventilasi sudah baik
Pasien dinyatakan sudah meninggal:
-tidak sadar, tidak ada pernapasan
spontan, pupil delatasi (mati otak), mati
jantung (asistole ventrikuler yg menetap
sesudah 30 menit resusitasi adekuat)