Anda di halaman 1dari 12

Standard Operating

Procedure (SOP)
DISUSUN OLEH :
- ALDY DZIKRI ( 1320170107 )
 ADILA TRIANA PUTRI ( 1320190113 )
 AHMAD GHILMAN MAULANA ( 1320190130)
Pengertian Standart Operating Procedure
(SOP)
SOP adalah suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
SOP (Standard Operating Procedures) adalah panduan hasil kerja yang diinginkan
serta proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dan di dokumentasikan secara
tertulis yang memuat prosedur (alur proses) kerja secara rinci dan sistematis. Alur
kerja (prosedur) tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat di implementasikan
dengan baik dan konsisten oleh pelaku. Implementasi SOP yang baik akan
menunjukkan konsistensi hasil kerja, hasil produk dan proses pelayanan seluruhnya
dengan mengacu kepada kemudahan, pelayanan dan pengaturan yang seimbang.
Pengertian SOP Menurut beberapa
pendapat
 Menurut Sailendra (2015)
SOP itu adalah Panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional
organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar
 Menurut Insasi (2010)
SOP merupakan dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara
melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan, dan aktor yang
berperan dalam kegiatan
Tujuan SOP

Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang tetap
mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu
organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang
lebih baik, menjadi panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan
pengawasan, serta mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang
berlainan dalam perusahaan.
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dan kemana petugas dan
lingkungan dalam melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, dan supervisor.
3. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian menghindari dan mengurangi konflik),
keraguan, duplikasi serta pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan efektif.
6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang terkait.
7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan
atau dugaan mal praktek dan kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah sakit dan
petugas.
8. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
9. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.
Manfaat SOP

1.Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi
kesalahan dan kelalaian. 
2.SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan
mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari. 
3.Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab khusus dalam melaksanakan tugas. 
4.Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai. cara konkret untuk memperbaiki kinerja
serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan. 
5.Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru untuk cepat melakukan tugasnya.
6.Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik. 
7.Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam melaksanakan pemberian pelayanan
sehari-hari. 
8.Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan. 
9.Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan. Menjamin
proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai situasi
Fungsi SOP

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.


2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
Jenis – Jenis SOP

Berdasarkaan sifat kegiatannya, SOP dapat dikategorikan ke dalam dua jenis yaitu :
 SOP Teknis
SOP Teknis, adalah prosedur standar yang sangat rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh satu orang
aparatur atau pelaksana dengan satu peran atau jabatan. Setiap prosedur diuraikan dengan sangat teliti
sehingga tidak ada kemungkinan-kemungkinan variasi lain. SOP teknis ini biasanya dilaksanakan oleh
satu orang atau satu kesatuan tim kerja. SOP Teknis berisi langkah-langkah rinci atau cara melakukan
pekerjaan atau langkah detail melaksanakan pekerjaan. Dalam penyelenggaraan administrasi
pemerintahan SOP teknis diterapkan pada bidang-bidang yang dilaksanakan oleh pelaksana tunggal
seperti: pemeliharaan sarana-prasarana, pemeriksaan keuangan, kearsipan, korespondensi,
dokumentasi dan lainnya.
 SOP Administratif
SOP Administratif, adalah prosedur standar yang bersifat umum dan tidak rinci dari kegiatan yang
dilakukan oleh lebih dari satu orang aparatur atau pelaksana dengan lebih dari satu peran atau jabatan.
Prinsip Penyusunan SOP
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baik adalah SOP yang dapat dengan mudah dipahami dan dijalankan. SOP yang mudah dipahami dan
dijalankan tentunya akan memudahkan semua pegawai mengerjakannya, sebaliknya SOP yang sulit malah akan membuat pegawai mengalami
kesulitan pula. Untuk membuat SOP yang baik hendaknya suatu perusahaan merujuk pada prinsip-prinsip berikut ini.
1. Prinsip Kemudahan dan Kejelasan
Prinsip ini dimaksudkan agar prosedur-prosedur standar yang akan disusun harus dengan mudah dapat dipahami dan diterapkan oleh semua
pegawai termasuk pegawai baru tanpa mengalami kendala dalam pelaksanaan tugasnya.
2. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
Prinsip ini menerapkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pelaksanaan tugas. Prinsip ini mutlak harus menjadi pedoman dalam penyusunan
prosedur kerja. Diharapkan prinsip ini membuat pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih murah.
3. Prinsip Perhatian dan Keselarasan
Prinsip ini bertujuan untuk menyelaraskan prosedur-prosedur yang berkaitan satu dengan lainnya.
4. Prinsip Keterukuran
Prinsip ini menjadi sangat penting dalam SOP karena output dari prosedur-prosedur yang terstandarisasi mengandung kualitas mutu tertentu
yang dapat diukur pencapaian keberhasilannya.
5. Prinsip Dinamis
Prinsip dinamis maksudnya, prosedur-prosedur yang ada dapat dengan mudah disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan peningkatan
kualitas pelayanan yang berkembang.
6. Prinsip Berorientasi pada Konsumen
Prosedur-prosedur yang dikembangkan harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna sehingga dapat memberikan kepuasan pada pengguna.
7. Prinsip Kepatuhan dan Kepastian Hukum
Penyusunan SOP harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan peraturan pemerintah yang berlaku, serta untuk memperoleh kepastian hukum agar
Teknik Penyusunan SOP

1. Membentuk Tim dan Kelengkapannya


Tim bertugas mengumpulkan data, mengidentifikasi kebutuhan, menganalisis prosedur, melakukan
pengembangan, melakukan uji coba, melakukan sosialisasi, memonitor dan evaluasi, melakukan
penyempurnaan, dan menyajikan hasil-hasil pengembangannya kepada pimpinan SOP.
2. Memberikan Pelatihan untuk Anggota Tim
Agar dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya, seluruh anggota tim harus memperoleh
pembekalan yang benar tentang cara menyusun SOP sehingga dapat disusun petunjuk pelaksanaan
penyusunan SOP yang kelak dapat digunakan oleh anggota tim dalam melaksanakan tugas.
3. Sosialisasi SOP ke Seluruh Unit
Tujuan sosialisasi SOP adalah agar diketahui oleh seluruh satuan kerja. Jadi, apabila terjadi
perubahan, para pimpinan unit dapat segera mengetahuinya. Pimpinan puncak dituntut untuk
melakukan sosialisasi tersebut.
Kesalahan & Hambatan dalam pembuatan
SOP
 SOP tidak memiliki reward dan punishment
Tanpa adanya reward and punishment, mereka akan jenuh dan malas untuk bekerja sesuai SOP. Karena adanya pikiran, bahwa
bekerja sesuai SOP atau tidak sekalipun sama sekali tidak memberikan efek apapun pada diri mereka.
 Adanya masalah teknis pada SOP yang menghambat proses eksekusi
Dalam pembuatan Standard Operating Procedure, khususnya bagi SOP baru biasanya memiliki trial and error. Pemikiran saat
penyusunan dengan praktek terkadang tidak sama dengan ekspetasi. Inilah salah satu yang menghambat jalannya pelaksanaan SOP.
 Hambatan adaptasi & ketidaksepakatan dalam organisasi
Ada beberapa organisasi atau pekerja dalam perusahaan yang menolak menjalankan SOP karena berbagai alasan tertentu. Bukan
karena tidak bisa beradaptasi dengan kebijakan baru, tetapi sebagai bentuk pernyataan tidak setuju dengan kebijakan tersebut.
 Pengawasan yang kurang terhadap pelaku SOP
Sekalipun sudah ada SOP, namun perlu diingat bahwa yang menjalankan SOP adalah manusia. Beberapa terkadang sengaja tidak
menjalankan SOP karena merasa tidak terlihat oleh manajemen atau kepala divisi
 Penyampaian SOP yang tidak jelas dan satu arah
Pekerja biasanya tidak bisa menjalankan SOP karena merasa prosedur tersebut kurang jelas. Mereka mau menjalankan pun
bingung apa yang harus diperbuat. Misalkan SOP perusahaan hanya bertuliskan bahwa pada hari jumat boleh menggunakan baju
bebas.
 Contoh SOP Karyawan Perusahaan
Pakaian dan penampilan
 Wajib memakai baju seragam resmi perusahaan serta celana hitam.
 ID karyawan disematkan di bagian saku depan.
 Sepatu warna hitam atau cokelat gelap.
 Rambut rapi, tidak diwarna/dicat (wanita boleh berhijab).
 Tidak memakai aksesori/perhiasan berlebihan.
 Selalu menjaga penampilan agar tetap rapi dan bersih.

Waktu kerja
 Waktu kerja selama 8 jam, mulai dari pukul 08.00–16.00 WIB.
 Waktu istirahat pada pukul 12.00–13.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai