Anda di halaman 1dari 22

SISTEM RUJUKAN COVID19

Dr ERY ROSITA
DINAS KESEHATAN BANJARNEGARA
TANDA DAN GEJALA COVID-19

 Demam pada 90% kasus, dengan suhu (≥38C) atau ada riwayat demam
 Letih-lemah-lesu dan batuk kering 80%, 
 Sesak napas 20%,
 Distress pernapasan 15%.
 Rontgen dada memberikan gambaran adanya perubahan di kedua
lapangan paru (pneumonia)
 Vital sign umumnya stabil saat dalam perawatan.
 Pemeriksaan mikroskopis sediaan darah umumnya memberikan gambaran
Hitung sel darah putih yang rendah (leukopenia dan limfopenia).
DEFINISI OPERASIONAL

 Pasien dalam Pengawasan


 Orang dalam Pemantauan
 Kontak erat
 Kasus Probabel
 Kasus Konfirmasi
PASIEN DALAM PENGAWASAN

1. Seseorang yang mengalami:


a. Demam (≥380C) atau ada riwayat demam,
b. Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,
c. Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis
dan/atau
gambaran radiologis
Perlu waspada pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan
tubuh (immunocompromised) karena gejala dan tanda menjadi tidak jelas.
DAN
Memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit* pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala;
2. Seseorang dengan demam (≥380C) atau ada riwayat demam ATAU ISPA
ringan sampai berat pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memiliki
salah satu dari paparan berikut:
a. Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19; ATAU
b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang
berhubungan
dengan pasien konfirmasi COVID-19; ATAU
c. Memiliki riwayat perjalanan ke Provinsi Hubei (termasuk Kota Wuhan),
China; ATAU
d. Kontak dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan pada 14 hari
terakhir ke Provinsi Hubei (termasuk Kota Wuhan)
TINDAKAN UNTUK PASIEN DALAM PENGAWASAN
DPM PUSKESMAS/KLINIK RUMAH SAKIT KAB
Melaksanakan tatalaksana pasien yang sesuai
Menghubungi RS Kab Jika masih ragu dirujuk ke RS Kab Pasien ditempatkan di ruang isolasi
untuk proses rujukan ke dengan menghubungi pihak RS
RS Rujukan
Menghubungi DKK Pasien diletakkan di ruang Menghubungi DKK dan RS Rujukan
isolasi/terpisah

Memakai APD dalam Menghubungi DKK Memakai APD lengkap baik petugas
merujuk maupun keluarga dan di dampingi dokter
dan perawat
Menghubungi RS untuk Mempersiapkan rujukan dengan
dapat menjemput pasien menghubungi RS rujukan
Memakai APD lengkap baik petugas
maupun keluarga dan di dampingi
dokter dan perawat
Kontak erat pasien juga dilakukan pemantauan kondisi kesehatan
ORANG DALAM PEMANTAUAN

Seseorang yang mengalami gejala demam (≥380C) atau ada riwayat demam
ATAU ISPA tanpa pneumonia DAN memiliki riwayat perjalanan ke negara yang
terjangkit* pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala

*negara terjangkit: negara yang melaporkan transmisi COVID-19 lokal (bukan


kasus impotasi, dan masih bersikulasi) oleh WHO (update dapat dilihat melalui
situs http://infeksiemerging.kemkes.go.id).
TINDAKAN UNTUK PASIEN DALAM PEMANTAUAN
DPM PUSKESMAS/KLINIK RUMAH SAKIT KAB
Melaksanakan tatalaksana pasien yang sesuai
Pasien perlu di rawat Pasien perlu di rawat inap maka dirujuk Pasien bisa rawa inap atau rawat jalan
inap maka dirujuk ke RS ke RS (menghubungi DKK dan RS yang tergantung kondisi pasien , di ruangan
(menghubungi Pusk/DKK dituju) atau di rawat di Pusk di ruang isolasi biasa
dan RS yang dituju) isolasi
Pasien rawat jalan, Pasien rawat jalan, memberikan edukasi Menghubungi DKK/Pusk
memberikan edukasi isolasi rumah
isolasi rumah
Menghubungi Pusk/DKK Puskesmas melakukan PEMANTAUAN Tidak perlu pemeriksaan spesimen
untuk dapat dilakukan kondisi pasien SETIAP HARI kurang lebih
PE SELAMA 2 MINGGU (menggunakan
form pemantauan), APABILA mengalami
PERBURUKAN (PNEUMONIA) maka
dibawa ke RS RUJUKAN
Kontak erat pasien juga dilakukan pemantauan kondisi kesehatan
KASUS PROBABEL
Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk COVID-19 tetapi inkonklusif (tidak dapat
disimpulkan) atau seseorang dengan dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau
beta coronavirus.

KASUS KONFIRMASI
Seseorang yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan
laboratorium positif.
TATALAKSANA
COVID-19 Isolasi RS

Isolasi diri di rumah Pengambilan


spesimen hari
ke-1dan ke-2
Observasi

Pembatasan Pengambilan
spesimen hari ke-
1 dan ke-14
Pasien
dalam
Orang dalam pengawasan
pemantauan • Gejala ringan-berat
Kontak erat • Riwayat dari negara
• Gejala ringan
risiko tinggi • Riwayat dari negara terjangkit
Kontak erat terjangkit dst…… (sesuai • Riwayat paparan dst.……
• Tanpa gejala (sesuai DO)
risiko rendah • Kontak dengan
DO)

• Tanpa gejala pasien probable/


• Kontak dengan konfirmasi
pasien dalam
pengawasan 10
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
INSTANSI DETEKSI RESPON
PASIEN DALAM PENGAWASAN ORANG DALAM PEMANTAUAN
Puskesmas Melakukan surveilans Influenza • Tatalaksana sesuai kondisi • tatalaksana sesuai kondisi pasien
Like Illness (ILI) dan pneumonia • Koordinasi dengan RS rujukan Notifikasi kasus dalam waktu 1x24
melalui Sistem Kewaspadaan Dini • Rujuk pasien ke RS rujukan dengan jam ke Dinkes Kab/Kota
dan Respon (SKDR) termasuk memperhatikan prinsip PPI • Melakukan komunikasi risiko
kluster pneumonia • Notifikasi 1x24 jam secara berjenjang kepada masyarakat
• Melakukan surveilans ke Dinkes Kab/Kota/Provinsi/PHEOC • Melakukan pemantauan (cek
aktif/pemantauan terhadap pelaku • Melakukan penyelidikan epidemiologi kondisi kasus setiap hari, jika
perjalanan dari wilayah/negara berkoordinasi dengan Dinkes Kab/Kota terjadi perburukan segera rujuk RS
terjangkit selama 14 hari sejak • Mengidentifikasi kontak erat yang rujukan)
kedatangan ke wilayah berd. berasal dari masyarakat maupun • Mencatat dan melaporkan hasil
informasi dari Dinkes setempat petugas kesehatan pemantauan secara rutin dan
(menunjukkan HAC) • Melakukan pemantauan kontak erat berjenjang menggunakan form
• Melakukan komunikasi risiko • Mencatat dan melaporkan hasil (lampiran 2)
termasuk penyebarluasan media pemantauan kontak secara rutin dan • Melakukan komunikasi risiko
KIE mengenai COVID-19 kepada berjenjang menggunakan form baik kepada pasien, keluarga dan
masyarakat (lampiran 2 dan 3) masyarakat
• Membangun dan memperkuat • Melakukan komunikasi risiko baik • Edukasi pasien untuk isolasi diri
jejaring kerja surveilans dengan kepada pasien, keluarga dan masyarakat di rumah. Bila gejala mengalami
pemangku kewenangan, lintas perburukan segera ke fasyankes
sektor dan tokoh masyarakat • Pelacakan/identifikasi kontak
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
INSTANSI DETEKSI RESPON
PASIEN DALAM PENGAWASAN ORANG DALAM PEMANTAUAN
Fasyankes • Melakukan pemantauan dan • Tatalaksana sesuai kondisi • Tatalaksana sesuai kondisi pasien
lain (RS, analisis kasus ILI dan pneumonia • Koordinasi dengan RS rujukan • Notifikasi kasus dalam waktu
Klinik dan ISPA Berat. • Rujuk pasien ke RS rujukan dengan 1x24 jam ke Dinkes Kab/Kota
• Mendeteksi kasus dengan demam memperhatikan prinsip PPI • Melakukan komunikasi risiko
dan gangguan pernafasan serta • Notifikasi 1x24 jam ke baik kepada pasien, keluarga dan
memiliki riwayat bepergian ke Puskesmas/Dinkes Kesehatan Setempat pengunjung lainnya
wilayah/negara terjangkit dalam • Mengidentifikasi kontak erat yang • Edukasi pasien untuk isolasi diri
waktu 14 hari sebelum sakit berasal dari pengunjung maupun di rumah. Bila gejala mengalami
(menunjukkan HAC). petugas kesehatan perburukan segera ke fasyankes
• Melakukan komunikasi risiko • Berkoordinasi dengan puskesmas/ • Pelacakan/identifikasi kontak
termasuk penyebarluasan media dinkes setempat terkait pemantauan
KIE mengenai COVID19 kepada kontak erat
pengunjun • Mencatat dan melaporkan hasil
pemantauan kontak secara rutin dan
berjenjang menggunakan form
(lampiran 2 dan 3)
• Melakukan komunikasi risiko baik
kepada pasien, keluarga dan pengunjung
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
INSTANSI DETEKSI RESPON
PASIEN DALAM PENGAWASAN ORANG DALAM PEMANTAUAN
Rumah • Melakukan surveilans ISPA Berat • Tatalaksana sesuai kondisi pasien • Tatalaksana sesuai kondisi
Sakit dan kluster pneumonia • Isolasi di rumah sakit pasien.
rujukan • Mendeteksi kasus dengan demam • Notifikasi 1x24 jam ke Dinas Kesehatan
• Notifikasi 1x24 jam ke Dinas
dan gangguan pernafasan serta Setempat Kesehatan Setempat terkait
memiliki riwayat bepergian ke • Pengambilan spesimen dan
pemantauan pasien
wilayah/negara terjangkit dalam berkoordinasi dengan Dinkes setempat • Melakukan komunikasi risiko
waktu 14 hari sebelum sakit terkait pengiriman spesimen baik kepada pasien, keluarga, dan
(menunjukkan HAC) • Melakukan komunikasi risiko baik pengunjung
•Melakukan komunikasi risiko kepada pasien, keluarga dan pengunjung• Edukasi pasien untuk isolasi diri
termasuk penyebarluasan media di rumah. Bila gejala mengalami
KIE mengenai COVID19 kepada • Melakukan pemantauan kontak erat perburukan segera ke fasyankes
pengunjung yang berasal dari keluarga pasien, • Pelacakan/identifikasi kontak
pengunjung, petugas kesehatan
• Mencatat dan melaporkan hasil
pemantauan kontak secara rutin dan
berjenjang menggunakan form
(lampiran 2 dan 3 pada buku panduan)
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
INSTANSI DETEKSI RESPON
PASIEN DALAM PENGAWASAN ORANG DALAM PEMANTAUAN
Dinas • Melakukan pemantauan dan analisis • Notifikasi 1x24 jam secara berjenjang ke • tatalaksana sesuai kondisi pasien
Kesehatan kasus ILI dan pneumonia melalui Sistem Dinkes Provinsi/PHEOC • Melakukan Notifikasi 1x24 jam ke Dinkes Provinsi
Kab/Kota Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) penyelidikan epidemiologi berkoordinasi • Koordinasi dengan puskesmas terkait
dan ISPA Berat dengan Puskesmas pemantauan kasus
• Memonitor pelaksanaan surveilans • Koordinasi dengan puskesmas terkait • Melakukan pemantauan (cek kondisi
COVID-19 yang dilakukan oleh pemantauan kontak kasus setiap hari, jika terjadi
puskesmas • Melakukan mobilisasi sumber daya yang perburukan segera rujuk RS rujukan)
• Melakukan surveilans aktif COVID-19 dibutuhkan bila diperlukan termasuk logistik • Mencatat dan melaporkan hasil
rumah sakit untuk menemukan kasus laboratorium pemantauan secara rutin dan
• Melakukan penilaian risiko di wilayah • Berkoordinasi dengan RS rujukan dan berjenjang menggunakan form
• Membangun dan memperkuat jejaring laboratorium dalam pengambilan dan (lampiran 2 dan 3)
kerja surveilans dengan lintas program pengiriman spesimen • Melakukan komunikasi risiko baik
dan sektor terkait • Membuat surat pengantar pengiriman kepada pasien, keluarga dan
spesimen (lampiran 7) masyarakat
• Melakukan komunikasi risiko pada • Edukasi pasien untuk isolasi diri di
masyarakat rumah.
• Mencatat dan melaporkan hasil •Bila gejala mengalami perburukan
pemantauan kontak secara rutin dan segera ke fasyankes.
berjenjang menggunakan form (lampiran 2 •Pelacakan/identifikasi kontak
dan 3 buku pedoman)
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH
INSTANSI DETEKSI RESPON
PASIEN DALAM PENGAWASAN ORANG DALAM PEMANTAUAN
Dinas • Melakukan pemantauan dan analisis • Notifikasi 1x24 jam secara berjenjang ke • tatalaksana sesuai kondisi pasien
Kesehatan kasus ILI dan pneumonia melalui Sistem Dinkes Provinsi/PHEOC • Notifikasi 1x24 jam ke Dinkes Provinsi
Provinsi Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) • Melakukan penyelidikan epidemiologi
dan ISPA Berat berkoordinasi dengan Puskesmas • Koordinasi dengan puskesmas terkait
• Memonitor pelaksanaan surveilans • Koordinasi dengan puskesmas terkait pemantauan kasus
COVID-19 pemantauan kontak • Melakukan pemantauan (cek kondisi
• Meneruskan notifikasi laporan dalam • Melakukan mobilisasi sumber daya yang kasus setiap hari, jika terjadi
pengawasan COVID-19 dari KKP ke dibutuhkan bila diperlukan termasuk logistik perburukan segera rujuk RS rujukan)
Dinkes yang bersangkutan laboratorium • Mencatat dan melaporkan hasil
• Melakukan surveilans aktif COVID-19 • Melakukan penilaian risiko pemantauan secara rutin dan
untuk menemukan kasus • Melakukan • Berkoordinasi dengan RS dan laboratorium berjenjang menggunakan form
penilaian risiko di wilayah dalam pengambilan dan pengiriman (lampiran 2 dan 3)
• Membuat Surat Kewaspadaan yang spesimen • Melakukan komunikasi risiko baik
ditujukan bagi Kab/Kota • Membuat surat pengantar pengiriman kepada pasien, keluarga dan
• Membangun dan memperkuat jejaring spesimen (lampiran 7) masyarakat
kerja surveilans dengan lintas program • Melakukan komunikasi risiko pada • Edukasi pasien untuk isolasi diri di
dan sektor terkait masyarakat rumah. Bila gejala mengalami
• Mencatat dan melaporkan hasil perburukan segera ke fasyankes
pemantauan kontak secara rutin dan • Pelacakan/identifikasi kontak
berjenjang menggunakan form (lampiran 2 • Melakukan umpan balik dan
dan 3) pembinaan teknis di Kab/Kota
• Melakukan umpan balik dan pembinaan
teknis di Kab/Kot
KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH

INSTANSI DETEKSI RESPON


PASIEN DALAM PENGAWASAN ORANG DALAM PEMANTAUAN
Pusat • Melakukan pemantauan dan • Menerima notifikasi adanya pasien • Menerima notifikasi adanya
analisis kasus ILI dan pneumonia dalam pengawasan dari KKP/Dinkes orang dalam pemantauan dari
melalui SKDR dan ISPA Berat Kab/Kota/Provinsi KKP/Dinkes Kab/Kota/Provinsi
• Melakukan analisis situasi secara • Menerima dan menganalisis laporan • Menerima laporan hasil
berkala terhadap perkembangan hasil pemantauan pemantauan
kasus COVID19 • Melakukan penyelidikan epidemiologi • Melakukan penyelidikan
• Melakukan penilaian risiko bersama Dinkes Kab/Kota/Provinsi epidemiologi bersama Dinkes
nasional • Melakukan mobilisasi sumber daya Kab/Kota/Provinsi
• Membuat Surat Kewaspadaan yang dibutuhkan bila diperlukan • Melakukan umpan balik dan
yang ditujukan bagi Provinsi dan • Melakukan dan melaporkan hasil pembinaan teknis di
Unit Pelayanan Teknis (UPT) pemeriksaan spesimen kasus COVID-19 Prov/Kab/Kota
• Melakukan komunikasi risiko • Melakukan umpan balik dan • Melakukan komunikasi risiko
pada masyarakat baik melalui pembinaan teknis di Kab/Kota/Provinsi pada masyarakat baik melalui
media cetak atau elektronik • Melakukan notifikasi ke WHO jika media cetak atau elektronik
• Membangun dan memperkuat ditemukan kasus probabel atau
jejaring kerja surveilans dengan konfirmasi
lintas program dan sektor terkait
EOC

PHEOC:
Telp. 0877-7759-1097
Whatsapp 0878-0678-3906
Email: poskoklb@yahoo.com

Setiap penemuan kasus baik di pintu masuk negara maupun wilayah harus melakukan pencatatan sesuai
dengan formulir (terlampir) dan menyampaikan laporan. Selain formulir untuk kasus, formulir pemantauan
kontak erat juga harus dilengkapi. Laporan hasil orang dalam pemantauan, pemantauan kontak erat,
dan pemantauan orang dalam karantina dilaporkan setiap hari oleh petugas surveilans Dinkes
setempat secara berjenjang hingga sampai kepada Dirjen P2P cq. PHEOC.
FORMULIR NOTIFIKASI PELAKU PERJALANAN DARI NEGARA TERJANGKIT F

FORMULIR NOTIFIKASI KASUS DI WILAYAH (FASYANKES DAN KOMUNITAS)


FORMULIR PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI COVID-19
SURAT PENGANTAR PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HOTLINE
Emergency Operation Center:
MEDIA SOSIAL DAN NOMOR HOTLINE 021 5210411
081212123119

@KemenkesRI Kementerian Kesehatan RI kemenkes_ri

Layanan 9090 BANJARNEGARA


(Aduan Layanan Kesehatan)
08112529090

http://infeksiemerging.kemkes.go.id https://www.who.int/ 21
TERIMA KASIH

22

Anda mungkin juga menyukai