PANCASILA
PANCASILA
1
Pancasila
04/21/21
3
PANCASILA
SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat
dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif.
Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila
4
Pengertian Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan
pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan
ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai
refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila
merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam
suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah
yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).
5
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat.
Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-
bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama
untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya,
antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran
dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran
tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan,
dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat
bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.
6
Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu
nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang
bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu
dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan.
Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan
norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan
dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
Nilai praksis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan
dalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar
dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat.
Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral
merupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan
selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat,
berbansa, dan bernegara.
7
PENGERTIAN PUSAT
PANCASILA
DAERAH
ETIMOLOGI
Berasal dari bahasa Sansekerta , yaitu : Panca
berarti lima, Syila berarti alas/dasar.
Dlm bhs sansekerta dikenal istilah Code of
Morality, mrp ciptaan Gauthama Budha. Hal ini
mrp dasar akhlak yang kemudian dijadikan sbg
peraturan tetap utk kemajuan rohani rakyat.
1.Berjanji untuk menghindari pembunuhan
2.Berjanji untuk menghindari pencurian
3.Berjanji untuk menghindari perbuatan
seks
4.Berjanji untuk menghindari kebohongan
5.Berjanji untuk meminum dan memakan
makanan memabukkan
• Pada masa Majapahit jg dikenal
Ma lima ( 5 M ):
Mateni : membunuh
Maling : mencuri
Madon : berzina
Mabok : meminum minuman keras
atau menghisap candu
Main : Berjudi
HISTORIS
Pancasila dalam sejarah lahirnya, maksudnya
msh dalam pembicaraan konsep/rancangan,
Indonesia belum merdeka. Konsep ini
dibicarakan pd sidang BPUPKI I :
1. M. Yamin ( 29 Mei 1945)
2. Mr.Soepomo ( 31 Mei 1945)
3. Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945 )
4. Piagam Jakarta ( 22 Juni 1945)
TERMINOLOGI
Pancasila yg rumusannya telah dijadikan dasar
negara, berarti setelah Indonesia merdeka.
1. UUD 1945
2. Konstitusi RIS 1949
3. UUDS 1950
PROSES PERUMUSAN PANCASILA
Janji Pemerintah Jepang untuk memberikan
kemerdekaan
14
PEMBENTUKAN BPUPKI
DIBENTUK 1
MARET 1945
DILANTIK 25 APRIL
1945
KETUA dr.
RAJIMAN
WIDYODININGRAT
Tugas BPUPKI
Menyelidiki dan mengumpulkan bahan-bahan penting tentang
ekonomi, politik dan tata pemerintahan sebagai persiapan untuk
kemerdekaan Indonesia
Proses Perumusan dilakukan dalam dua masa
persidangan:
Masa Persidangan I: 29 Mei – 1 Juni 1945
Masa Persidangan II: 10 – 16 Juli 1945
Sidang I BPUPKI
04/21/21
Sidang BPUPKI
MASA PERSIDANGAN I
29 Mei 1945
Mohammad Yamin memberikan usulan:
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan Rakyat
Disusulkan dengan usulan tertulis dengan rumusan:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kebangsaan Persatuan Indonesia
Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaatan/perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
30 Mei 1945
Kebangsaan – Nasionalisme
Perikemanusiaan – Internasionalisme
Mufakat – Demokrasi
Keadilan Sosial
Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
Lanjutan…
27
Atau, barangkali ada Saudara-saudara yang
tidak suka akan bilangan lima itu? Saya boleh
peras sehingga tinggal 3 saja. Saudara-saudara
tanya kepada saya, apakah “perasan” yang tiga
itu? Berpuluh-puluh tahun sudah saya pikirkan
dia, ialah dasar-dasarnya Indonesia Merdeka,
Weltanschauung kita. Dua dasar yang pertama,
kebangsaan dan internasionalisme –
kebangsaan dan perikemanusiaan – saya peras
menjadi satu: itulah yang dahulu saya namakan
Sosio-nasionalisme.
28
Jadi yang asalnya lima itu telah menjadi tiga:
Sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi dan
Ketuhanan. Kalau Tuan senang kepada
simbolik tiga, ambillah yang tiga ini. Tetapi
barangkali tidak semua Tuan-tuan senang
kepada Trisila ini, dan minta satu, satu dasar
saja! Baiklah saya jadikan satu, saya kumpulkan
lagi menjadi satu. Apakah yang satu itu?
29
“Gotong-royong” adalah paham yang dinamis, lebih dinamis dari
“kekeluargaan”, Saudara-saudara! Kekeluargaan adalah satu
paham yang statis, tetapi gotong-royong menggambarkan satu
usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota
yang terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe. Marilah kita
menyelesaikan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini, bersama-
sama! Gotong-royong adalah pembantingan tulang bersama,
pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-binantu
bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua
buat kebahagiaan semua. Holopis-kuntul-baris buat kepentingan
bersama! Itulah gotong-royong!
30
Panitia Sembilan
Beranggotakan 9 orang dengan Ir. Soekarno
sebagai ketua dan Moh. Hatta sebagai wakil
ketua
Pada tanggal 22 Juni 1945 menghasilkan
piagam Jakarta
04/21/21
04/21/21
Sidang II BPUPKI
04/21/21
14 Juli 1945
04/21/21
Sidang I PPKI
Mengesahkan rancangan UUD sebagai UUD
negara RI
Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs.
Moh Hatta sebagai wakilnya
Untuk sementara waktu presiden dibantu oleh
Komite Nasional Indonesia
04/21/21
Sidang II PPKI
Menetapkan wilayah Indonesia menjadi 8
provinsi dan menunjuk gubernurnya
Menetapkan 12 departemen beserta menteri-
menterinya
Mengusulkan dibentuknya tentara kebangsaan
Pembentukan komite nasional di setiap provinsi
04/21/21
Pembentukan Provinsi pertama kali
8 Provinsi Gubernur
04/21/21
RUMUSAN PANCASILA
DALAM KONSTITUSI
YG PERNAH BERLAKU
DI INDONESIA
UUD 1945
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
Konstitusi RIS 1949
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
UUDS 1950
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial
FUNGSI POKOK PANCASILA
45
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
53
IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Sila Pertama : KETUHANAN YANG MAHA ESA
Menjunjung tinggi dan menghormati agam dan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan Nya
Bekerjasama antar pemeluk agama untuk membangun
kerukunan
Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadat
sesuai dengan agam dan kepercayaannya
Tidak memaksakan suatu agam atau kepercayaan kepada
orang lain
54
Sila Kedua : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
• Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara warga negara
• Saling mencintai sesama manusia
• Mengembangkan sikap tenggang rasa
• Tidak semena-mena kepada orang lain
• Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
• Gemar membantu orang yang membutuhkan bantuan
• Berani membela kebenaran dan keadilan
• Saling menghormati dengan bangsa lain
55
Sila Ketiga : PERSATUAN INDONESIA
• Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan
• Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
• Cinta tanah air dan bangsa dengan meningkatkan
prestasi di segala bidang
• Bangga sebagai bangsa Indonesia dengan berperilaku
baik , menguasai teknologi serta mencintai produk
dalam negeri
56
Sila Keempat : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH
HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARA-
TAN PERWAKILAN
•Mayarakat aktif mengawasi kinerja wakil-wakilnya yang
dipilih dalam pemilu
•Menghormati setiap perbedaan pendapat dan tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain
•Mengutamakan musyawarah dalam mengambil putusan
untuk kepentingasn bersama
•Musyawarah dlakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani
57
Sila Kelima : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA
• Bersikap adil
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
• Menghormati hak-hak orang lain
• Tidak melakukan perbuatan yang merugikan
kepentingan umum
• Menghargai karya orang lain
• Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial
58