Anda di halaman 1dari 42

TUMOR JINAK OVARIUM

KULIAH TATAP MUKA SEMESTER VI /OBSGIN


Fak KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. Moewardi
Surakarta
2007
I. PENDAHULUAN
 Ovarium manusia mempunyai kecenderungan untuk
terjadi berbagai macam tumor  jinak &
unneoplastik
 Neoplasma ovarium mempunyai kecenderungan
menjadi ganas > tinggi dari pada tumor pelvis lain,
insiden keseluruhan kira-kira 15 %
 Setelah menopause  sekitar setengah dari tumor
ovarium  ganas.
 Sementara selama masa bayi dan kanak-kanak  10%
ganas
II. EPIDEMIOLOGI
Tumor ovarium jinak
1. Non Neoplastik  kista fungsional
 Ditemukan hampir pada seluruh wanita  fase
reproduksi
 Asimtomatik
 Simtomatik
2. Neoplastik
  80% neoplasma ovarium jinak
 Pada usia > 70 th  3% - 4% ganas
III. ANATOMI OVARIUM

Gambar 2. Uterus, tuba fallopi dan ovarium


Gambar 1. Ovarium dan folikel dalam berbagai tingkat
perkembangan
IV. TANDA & GEJALA TUMOR OVARIUM

 Tumor ovarium kecil  asimtomatik


 Tanda & gejala yang timbul akibat dari :
1. Pertumbuhan
 Besar dan posisi  timbul gangguan
 Massa tidak terlalu besar/kista dermoid 
di depan uterus  gangguan miksi
 Kista yang besar  lebar dirongga perut 
berat dalam perut, sesak
 Tekanan tumor  obstipasi  menekan GIT
 Oedem tungkai  menekan pembuluh darah
vena
2. Aktivitas hormonal
 Bila tumor ovarium mengeluarkan hormon 
perubahan pola haid.
 Hipermenorea  tumor sel granulosa
 Amenorea  Arhenoblastoma
3. Akibat komplikasinya
 Perdarahan di dalam kistik
 Sedikit-sedikit  gejala klinis minimal
 Mendadak & banyak  Distensi  akut
abdomen
 Putaran tangkai : pada tumor bertangkai   5 cm
 terbatas gerakannya.
 Dipermudah oleh :

 Kehamilan  uterus besar  letak tumor

berubah
 Sesudah Persalinan  perubahan mendadak

rongga perut
 Akibat putaran tangkai

 Gangguan sirkulasi bendungan darah

 Tarikan pd lig infundibulopelvikum-

>peritoneum parietalnyeri
 Nekrosis hemoragik dalam tumor  ruptur

dinding kista  perdarahan intra abdominal


 Tumor melekat pada omentum  sirkulasi

baru  tumor parasit/pengembara


 Infeksi  bila ada sumber kuman patogen (Apendisitis,
diverkulitis, salpingitis akut)
 Ruptur dinding kista  akibat :
 Torsi tungkai
 Trauma (jatuh, pukulah, persetubuhan)
 Robekan menyebabkan keluar cairan kista :
 Serous  irritasi peritoneum  nyeri minimal
 Hemoragi  Ironitasi peritineum  akut
abdomen
 Implantasi sel-sel kista pada peritoneum
(kistadenoma musinosum)  perlengketan-
perlengketan rongga perut (pseudomiksoma
peritonei)
 Perubahan keganasan : kistadenoma ovarii serosum,
musinosium dan kista dermoid  periksa mikroskopik pasca
pengangkatan tumor.
4. Sindrom Meigs
 Ditemukan 40% dari kasus fibroma ovarii
 Ditemukan ascites dan hidrotoraks
 Cairan di rongga toraks dari cairan rongga perut
 uji tinta india /methilen bluemekanisme
kemungkinan lewat susunan lympha diaphragma.
 Tumor diangkat  sindrom hilang
V. TUMOR JINAK OVARIUM

A. Kistik
1. Non Neoplastik
a. Follikel :
 Asal follikel deGraaf yg tidak berovulasi
 Besar tidak melebihi sebuah jeruk (lemon)
 Sering pada pubertas, climacterium dan
paska salpingektomi
 Perdarahan masuk kedalam rongga kista
 hematoma follikuler
 Gejala :
 Tidak khas bahkan kadang asimtomatik

 Kurva suku basal bersifat monofasis


 Torsi & kadang ruptur spontan  perdarahan

netral abdominal  gejala klinis menyerupai KET


 Resorpsi cairan kista secara spontan

 Diagnosis :
 Palpasi tumor, uk > 3 cm ,jarang sampai 8 cm.

 Sulit menentukan neoplastik atau non neoplastik

 Observasi beberapa minggu  kista follikel tak

jarang mengecil  normal


 Bila neoplastik  akan makin membesar
 Terapi :
 Mengalami resorpsi spontan

 Gangguan klinis

 Komplikasi akut (torsi/ruptur)  operasi cito

 Indikasi lain (penekanan)  elektif

 Kista kecil  punksi atau eksisi

 Kista besar  enucleasi  tinggalkan jaringan

ovarium yang normal.


 .b. kista corpus luteum
 >asal corpus luteum persisten
 > sering perdarahan maka timbul kista,
berisi cairan merah coklat karena darah tua.
 > jarang
 > dapat gangguan haid, amenore
 > dapat hilang sendiri
b. Lutein :
 sering terjadi pada kehamilan
 Berasal dari corpus luteum haematoma 
berdinding tipis dan berwarna kekuning-
kuningan.
 Gejala :
 Haid kadang terlambat, perdarahan sedikit
yang terus menerus disertai rasa sakit perut
bagian bawah  sehingga menyerupai KET.
 Pemeriksaan klinik  benjolan nyeri tekan
 Tidak mengalami regresi  corpus luterm
persisten
 Dapat ditemukan pada mola hydatidosa atau
chorio epithelioma.
 Diagnosis :
 Diagnosis sulit karena sering asimtomatik
 Tumor besar dapat diraba  sulit dibedakan
dengan tumor ovarium lainnya.
 Bila gejalanya mirip KET  dilakukan
pemeriksaan test kehamilan atau kuldoskopi
untuk membedakan.
 Terapi :
 Konservatif  mengecil
 Bila besar  ekstirpasi
c. Stein – Leventhal Ovary
 Kedua ovarium membesar
 Sifat polikistik, permukaan rata, berwarna ke
abu-abuan (pearly gray or cyster white) &
berdinding tebal
 Mikroskopik  tunika tebal & fibrotik
 Stein Leventhal syndrom (Hirsutisme,
Sterilitas, obesitas dan oligomenorrhoe) kadang
menorrhgia & clitoris membesar.
 Penyakit heriditer  autosomal dominant
 Terapi :
 Terapi :
a) Operatif :
 Wedge resection (1/3 – 2/3 jaringan
ovarium dibuang)  menurut Novak’s 85%
dapat haid
 Normal bahkan hamil
b) Non operatif :
 Clomifhene citrate (clomide) 50 mg tiap hari
selama 5-10 hari.
 Gonadotrophin 4500 i.u (@ 1500 i.u selama 3
hari).
d. Kista endometrial
 Berupa kista-kista biru kecil-besar
 Menyebabkan perlekatan antara ovarium dengan
uterus, sigmoid dan dinding pelvis
 Cairan kista  keluar oleh karena robekan
dinding  merangsang peritoneum  akut
abdomen
e. Peradangan/abses tubo-ovarium
 Berasal dari salpingitis yang tidak terdeteksi 
infeksi berulang
 Penyakit menular seksual dan penggunaan alat
kontrasepsi  faktor resiko
 Bila ruptur  peritonitis umum
 Ruptur abses perlu perawatan intensif, monitoring
dan tindakan suportif.
 Gejala & tanda :
 Demam
 Nyeri abdomen bagian bawah
 Mossa pelvis membesar
 Gangguan menstruasi
 Gangguan saluran kemih
 Dispareumia
 Infertilitas
 Diagnosis :
 Pemeriksaan vagina toucher pada septum
rektovaginal atau forniks posterior vagina
menonjol.
 Kolpotomi tranvaginal  membuktikan dan
efektif untuk drainase
 Terapi :
 Histerektomi total dalam salpingo Ooforektomi
bilateral  pasien tidak memerlukan fungsi
reproduksi
 Pasien masih muda dan memerlukan fungsi
reproduksi  pembedahan terbatas / porsial
 Salpingo Ooforektomi unilateral  abses
unilateral.
 Drainase  eksterpasi bedah sulit, inflamasi
jaringan berat  tidak aman / berbahaya.
f. Kista inklusi germinal
 Invaginasi dan isolasi epitel germinativum
pada permukan ovarium.
 Sering pada usia lanjut dan  kista  1 cm
 Letak di bawah permukaan ovarium
 Dinding satu lapis epitel kubik atau torak
dan berisi cairan serous

2. Neoplastik
A. Tumor Kistik
B. tumor Solid
A. Tumor kistik

a. kistoma ovarii simplek


 Permukaan rata, halus , kadang bertangkai, sering bilateral,
 Cairan dalam jernih, serous warna kuning.
 Dapat terjadi torsi
 Tx ; reseksi ovarium.

 .b. Cystadenoma mucinosum


Menurut Meyer : asal teratoma
Penulis lain : asal epitel germinativum
Definisi : tumor kisti berisi cairan musin
Bentuk multilokuler, dapat mencapai uk besar.
Aliran darah lewat tangkai bila torsi  gangguan sirkulasi
perdarahan dalam kistaperubahan degeneratif  perlekatan
tterhadap usus/omentum
 Mikros : dinding kista dilapisi epiteltorak tinggi
dengan inti pada dasar sel goblet. Potensi untuk
tumbuh spt struktur kelenjar kista multilokuler
 Bila ruptur dapat menyebar pseudomiksoma
perotonei  kronis, banyak perlekatan  ileus.
 USG: ukuran besar, polikistik, dengan septum dengan
variasi ketebalannya .
 Tx ; pengankatan massa tumor  salpingo
oovorektomi, sedapatnya in toto untuk mencegah
pseudo miksoma peritonei.
c. Cystadenoma Serosum
Asal dari epitel permukaan ovarium ( germinal
epithelium )
 Lebih sering terjadi di banding mucinosum
 Isi cairan encer, kadang berwarna merah atau
kecoklat-coklatan (protein & darah)
 Mikroskopis : khas
 Berasal dari epitel permukaan ovarium
 Invaginasi epitel germinal disertai pembentukan
papil-papil  Cystadenoma papilliferum
 Klinis :
 Umumnya tidak mencapai besar
 Permukaan licin, unilokulare.
 Pertumbuhan papiler dalam rongga (50%).
 Dapat berbentuk solid papiloma.
 Dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stroma
papiler psamoma
 Bila terdapat implantasi pada peritoneum disertai
asites  prognosis kurang baik clinically
malignant
 -
d. Kista Dermoid
 Bagian dari teratoma ovarii, sifat kistik, jinak
dan elemen yang menonjol  ektodermal
 Jarang mencapai ukuran yang besar
 Dinding tebal, keputih-putihan  bila di buka
tampak rambut, cairan kental dan licin, kadang
ada gigi tulang rawan atau butir-butir tulang.
 Mikroskopis :
 Dilapisi epitel gepang berlapis
 Ditemukan folikel rambut kelenjar peluh
 1-3% berdegenerasi maligna  carsinoma
epidermoid
 Jarang menjadi sarcoma
B. Tumor Solid
1. Fibroma
 Jarang ditemukan
 Benjolan kecil dan bila besar sekali hingga
mengisi cavum abdominal.
 Biasanya unilateral
 Permukaan putih atau putih kuning yang
homogen, bertrabekel.
 Mikroskopis
 Sel-selnya berbentuk stellata atau
fusiform, dengan jaringan intercellulair
yang banyak
 Bentuk spindle (kumparan) & bercampur

dengan otot-otot  fibromyoma


 Kadang tulang rawan (fibrocondroma)

atau tulang (fibro osteoma)


 Gejala-gejala :
 Merasa ada benjolan, rasa berat & sakit
bagian bawah
 Kadang menorrhagi atau dysmenorrhoe
 Torsi partial  obstruksi vena  ascites
 Meigs syndrom (tumor ovarii, ascites,
hydrothorax)
 Diagnosis :
 Sukar ditentukan apalagi disertai asciter
 Sering diketahui saat operasi
 Terapi : operasi  meigs syndrom hilang
2. Masculinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
 Kasus jarang (30 kasus)
 Unilateral   0,5-16 cm
 Asal tumor : 2 teori
 Sel-sel mesenklim dari folikel primordial
 Sel adrenal ektopik dalam ovarium
 Permukaan tumor warna kuning
 Pemeriksaan histologi sel-sel disusun dalam
stroma
 Maskulinisasi : hirsutisme, pembesaran klitoris,
atrofi mammae dan perubahan suara.
 Terapi : pengangkatan tumor bersama ovarium
3. Tumor Brenner
 Menyerupai fibroma
 khas  sarang 2 x sel epitel di dalam matrix
atau fibromateus.
 Sel cenderung berdegenerasi  sehingga
berisi massa sitoplasma  menyerupai ovum
dalam folikel  Oophoroma folliculare.
 Epitel cenderung mengadakan perubahan 
mucinous transformation  cystadenoma
mucinosum
 Kista-kista besar jenis mucinosum  tumor
Brenner
 Gejala :
 Kasus jarang  diatas usia 50 th

 Tidak khas  jenis kecil diketahui saat operasi

 Dapat besar  gejala mirip fibroma

 Tumor besar  perubahan fibromateus

 Histogenesis :
 Pulau-pulai Walthard  Meyer

 Epitel permukaan ovarium, rate ovarii dan stroma

ovarii  Green dkk


 Kasus tumor Brenner disertai perdarahan post
menopausal, hiperplasia dan bahkan Ca endometrium 
Eton parker, Mc Kinlay dll
 Dari 402 kasus 7,5%  kemungkinan pembentukan
eostrogen  Farrar
 Terapi : pengangkatan ovarium.bila ada tanda ganas
dilakukan salpingooforektomi bilateralis dan
histerektomi totali.
Imunodiagnosis tumor
Tujuan :
a. Menentukan antigen spesifik  sel tumor
b. Mengukur respon imun pejamu  sel tumor
Melalui 2 mekanisme :
1) Mekanisme humoral
2) Deteksi respon imun antitumor
Kista bebas (pedunculata)

VI. Kista ovarium Kista intra ligamenter

Kista pseudo intra ligamenter


VII. Komplikasi
1. Torsi :
 Berputar melalui tangkainya  1 x / beberapa
putaran
 Paling sering terjadi  ukuran sedang
 Akibat gerakan mendadak / peristaltik usus
 Gangguan peredaran darah vena  kista warna
biru  hitam
2. Ruptur :
 Spontan / oleh trauma
 Robekan  pembuluh darah  perdarahan intra
abdominat  syok
 Kista kecil  tak ada gejala
 Bahaya pada peritoneum dan rongga abdomen 
dapat terisi cairan gelatineus (Psendomyxona
peritonei)
3. Suppurasi :
 Peradangan dapat terjadi setelah torsi atau
secara hormat atau limfogen
 Gejala-gejala :
 Demam
 Nyeri
 Leucocytosis
 Pentonitis
4. Keganasan :
 Jenis serosum lebih sering terjadi ganas
dibanding mucinosum
 Cystadenoma serosum  ganas
(cystadenocarcinoma)   25%
 Kista dermoid  jarang berdegenerasi ganas 
3%
VIII. DIAGNOSIS DIFFERENSIAL
1. Kehamilan :
 Reaksi biologis
 USG
 Rontgen
 Auskultasi
2. Ascites
 Terutama yang besar sekali
 Perlu ditanyakan riwayat penyakit : cirrhosis hepatis atau
carcinoma peritonei sekunder
 Perkusi pada tumor ovarii pekak didepan, tympani di
samping  Ascites sebaliknya.
 Pekak alih pada Ascites (+), tumor ovarii (-)
 Pada tumor ovarii  teraba batas-batas dari tumor 
penderita tak begitu gemuk
3. Peritonitis TBC :
 Ascites yang terbentuk sering mempunyai kapsul
 Tumor massanya sering lebih tinggi dari panggul
 Peritonitis TBC dapat disertai dengan
endometritis
4. Mioma Uteri :
 Sukar  bila tumor masih kecil
 Mioma saat digerakkan portio ikut bergerak 
tumor ovarium tidak (kecuali ada perlekatan /
lengket dengan uterus)
 Mioma teraba keras, berbenjol-benjol, pada
tumor ovarium lebih lembek, permukaan rata dan
letak agak ke samping, mudah digerakkan
5. Obesitas :
 Dibedakan dengan perkusi dan pemeriksaan dalam

6. Diverticulitis :
 Dibedakan dengan barium inloop
IX. TERAPI
 Semua neoplasma ovarium  operasi
 Gejala akut  Cyto
 Tidak ada gejala akut  paliatif
 Semua kista yang besar atau yang solid dengan atau
tanpa keluhan  saran operasi  kemungkinan
komplikasi yang terjadi
 Selama operasi dilakukan Frozen section (vries coupe)
 Tindakannya berupa :
 Kistektomi  masih memerlukan fungsi reproduksi
 Ooforectomy
 Salpinga Ooforektomi
 Histerektomi dan Salpingo Ooferektomi Bulateral
pada wanita
Pada wanita hamil

Dengan komplikasi Tanpa komplikasi

> Trimester I < Trimester I


Cyto operasi

Elektif Tunda
Usia aterm

Mengganggu Tidak mengganggu


jalan lahir jalan lahir

Sc + Angkat Partum spontan


tumor + FS
(tumor ovarium di angkat
setelah masa nifas
X. PENUTUP

Walau tumor ovarium sebagian besar


adalah tumor jinak tetapi harus
diwaspadai terutama akibat klinis yang
dapat ditimbulkan.

Anda mungkin juga menyukai