Anda di halaman 1dari 13

KONSEP MODEL

KEPERAWATAN JIWA

MUHAMMAD CHAIDAR
PENGERTIAN
Menurut Fawcett, 2008 dalam McEwen &
Willis, 2007, Konseptual model adalah kumpulan
filosofi yang berdasarkan realita dalam
keperawatan dan lebih abstrak. Sedangkan grand
Theories sebaliknya merupakan kumpulan dari
konseptual model dan lingkupnya lebih kompleks
dan luas daripada teori; lebih menjelaskan issue-
issue keperawatan yang lebih luas.
Konseptual Dasar Model Kep. Jiwa
• Psyhoanalytical (freud, erickson)
Teori psikoanalisis merupakan teori yang berusaha
untuk menjelaskan tentang hakikat dan perkembangan
kepribadian manusia. Unsur-unsur yang diutamakan
dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek
internal lainnya.
• Interpersonal (sulivan,peplau)
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang
bisa muncul akibat adanya ancaman. Ancaman
tersebut menimbulkan kecemasan (ansietas). Ansietas
timbul dan dialami seseorang akibat. Adanya konflik
saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal).
• Sosial (caplan,szasz)
Menurut konsep ini, seseorang akan mengalami
gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila
banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan yang
akan memicu munculnya stress pada seseorang (social
and environmental factors create stress,which cause
anxity and syptom).
• Existential (Ellis, Roger)
Menurut teori model eksistensial gangguan perilaku
atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal
menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu
tidak memiliki kebanggaan akan dirinya, membenci diri
sendiri dan mengalami gangguan dala bodi imagenya.
• Supportive therapy (wermon, rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep
model ini adalah faktor biopsikososial dan
respon ladadtif saat ini. Aspek biologisnya
menjadi masalah seperti: sering sakit maag,
migraine, batu-batu. Aspek psikologisnya
mengalami banyak keluhan seperti: mudah
cemas, kurang percaya diri, rasa bersalah,
rasa ragu, pemarah.
Peningkatan Dan Pencegahan Penyakit
Kesehatan Jiwa

Kesehatan jiwa sebagai bidang kegiatan


banyak menggunakan kerangka berpikir
yang berasal dari ilmu kesehatan
masyarakat. Dalam garis besar kegiatannya
dapat dibagi menjadi tiga kelompok
pencegahan atau prevensi yaitu prevensi
primer, sekunder dan tersier.
• Prevensi Primer
Prevensi primer adalah upaya kesehatan
yang bertujuan untuk menurunkan insiden
penyait di masyarakat dengan memengaruhi
factor penyebab. Upaya ini meliputi upaya
peningkatan derajat kesehatan dan
pencegahan penyakit. Dalam hal ini perawat
mempunyai fungsi independen untuk
menurunkan kerentanan individu terhadap
penyakit dan meningkatkan individu untuk
menghadapi stressor psikososial.
Peran perawat dalam prevensi primer adalah:
• Memberikan penyuluhan tentang prinsip-prinsip sehat jiwa
• Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,
tingkat kemiskinan dan pendidikan
• Memberikan pendidikan kesehatan
• Melakukan rujukan yang sesuai dengan sebelum gangguan
jiwa terjadi
• Membantu klien di RSU untuk menghindari masalah
psikiatri dimasa mendatang
• Bersama-sama keluarga memberi dukungan pada anggota
keluarga & meningkatkan fungsi kelompok
• Aktif dalam kegiatan masyarakat & politik yang berkaitan
dengan kesehatan jiwa
• Prevensi sekunder
Bertujuan mempercepat proses
penyembuhan gangguan jiwa yang sudah
ada dalam suatu populasi hingga demikian
jumlah gangguan jiwa berkurang. Sasaran
prevensi sekunder adalah pencegahan
gangguan mental yang lebih berat, usaha
pencegahan gangguan ditunjukkan pada
gangguan kesehatan jiwa yang lebih ringan
yang menghinggapi individu yang pada
dasarnya normal.
Peran perawat dalam prevensi sekunder :
• Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa
• Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan
penanganan dirumah
• Menciptakan lingkungan yang terapeutik
• Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan
• Memberikan pelayanan pencegahan bunuh diri
• Melaksanakan intervensi krisis
• Memberikan psikoterapi individu, keluarga, dan kelompok
pada berbagai tingkat usia
• Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi
yang telah teridentifikasi masalah yang dialaminya
• Prevensi tersier
Prevensi tertier bertujuan mengurangi defek
residual, yakni cacat tersisa dalam fungsi mental
pada suatu popolasi, dan yang merupakan
akibat suatu gangguan mental. Secara populer
dapat dikatakan bahwa dalam prevensi tertier
ini mau dicegah, jangan sampai individu yang
sudah sakit menjadi kronis dibiarkan begitu
saja. Harus diusahakan agar mereka jadi
produktif kembali dengan sebaik mungkin. Hal
ini diusahakan melalui rehabilitasi pasien
mental secara besar-besaran.
Ada beberapa prinsip dasar yang dapat dijadikan pedoman
usaha rehabilatasi :
• Rehabilitasi sebaiknya dimulai saat diagnostic ditegakkan dan
terapi dimulai.
• Penciptaan lingkungan terapeutik di lingkungan rumah sakit
jiwa, perawatan jangka panjang dalam rumah sakit sering
menimbulkan gejala hospitalisasi yang merupakan bentuk
deprivasi emosional.
• Penciptaan usaha rehabilitasi kejuruan atau vokasional.
• Tempat penampungan khusus
• Rumah sakit sebaiknya berdekatan dengan rumah pasien.
• Perlu dijadikan hubungan akrab dengan badan sosial dalam
masyarakat.
• Penyelenggaraan program pendidikan kesehatan jiwa dan
konsultasi kesehatan jiwa bagi tenaga badan sosial.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai