Anda di halaman 1dari 37

PATOFISIOLOGI

INFEKSI
Dr. Anna Hasanahwati Ilham
PENYAKIT INFEKSI
• Kekurangan gizi yang berperan dalam sistem
kekebalan tubuh seperti protein dan zat besi,
menyebabkan anak balita lebih rentan
terhadap penyakit infeksi, sedangkan penyakit
infeksi itu sendiri mempertinggi kebutuhan
akan zat gizi tersebut.
Morbili
• Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang
sangat menular yang ditandai dengan 3
stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi
dan stadium konvalensi yang pada umumnya
menyerang pada anak.
Etiologi
• Agent campak adalah measles virus yang
termasuk dalam famili paramyxoviridae
anggota genus morbilivirus
• virus morbili yang berasal dari sekret saluran
pernafasan, darah dan urine dari yang
terinfeksi.
Manifestasi Klinis
Stadium Prodromal (kataral) :
• Demam,
• Malaise,
• Batuk,
• Konjungtivitis,
• Bercak koplik berwarna putih kelabu dikelilingi
oleh eritema di mukosa bukalis
– Timbul dua hari sebelum munculnya rash.
– Stadium ini berlangsung selama 4 – 5 hari.
Stadium Erupsi
• Batuk bertambah,
• Demam smakin tinggi
• Eritema berbentuk makula papula
– Awalnya eritema terletak di belakang telinga, di
bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut, dan
bagian belakang bawah.
• Pembesaran kelenjar getah bening di sudut
mandibula dan di daerah belakang leher.
Stadium Konvalensi
• Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas
yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)
yang akan menghilang dengan sendirinya.
• Anorexia,
• Malaise,
• Limfedenopati
Pemeriksaan lab
• Virus campak dapat ditelusuri melalui isolasi
terhadap virus diswab/usap tenggorok pada
lapisan mukosa hidung.
• Sediaan apus darah dapat menunjukkan
adanya limfosit abnormal serta pemeriksaan
imunologis lainnya
Perubahan pada metabolik
• Dehidrasi karena demam
• Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
Penanganan
• Observasi dan catat respon pemberian makanan
• Instruksikan keluarga menyediakan diet dengan tepat
• Hindari pemberian diet makanan yang merangsang
batuk
• Kaji pengetahuan keluarga tentang pentingnya nutrisi
• Lakukan penyuluhan kesehatan tentang nutrisi
• Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet.
Bronkopneumonia
• Bronkopneumonia adalah peradangan umum
dari paru-paru, juga disebut sebagai
pneumonia bronkial, atau pneumonia lobular.
Etiologi
• Bakteri Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan
streptococcus pyogenesis. Haemophilus influenza,
klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
• Virus
virus influensa, Cytomegalovirus
• Jamur
Histoplasmosis biasanya ditemukan pada kotoran burung,
tanah serta kompos.
• Protozoa
Menimbulkan terjadinya pneumocystis carinii pneumonia
(CPC
Gejala dan PP
• Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan.
• Menggigil dan demam 38C sampai 41C
• Diaforesis
• Batuk produktif, kental
• Sianosis
• Gelisah
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis
• Pemeriksaan radiologi : Rhontgen thorax
• Pemeriksaan mikrobiologik, spesimen usap
tenggorok, sekresi nasofaring, bilasan bronkus
atau sputum, darah, aspirasi trakea, pungsi
pleura atau aspirasi paru.
Perubahan pada metabolik
• Dehidrasi karena demam
• Asupan O2 menurun
• Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan kehilangan
nafsu makan, masukan nutrisi tidak adekuat
Penanganan
• Berikan diet nutrisi.
• Daftarkan bantuan untuk anak, keluarga dan formula
diet nutrisi optimum akibat kehilangan nafsu makan.
• Berikan lingkungan yang tenang, bersih, dan nyaman
selama anak makan sehingga anak mau makan.
• Berikan makanan yang menarik dan bervariasi untuk
merangsang nafsu makan.
• Lihat juga rencana perawatan anak dengan
kebutuhan nutrisi khusus.
TBC
• Tuberkulosis adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis).
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya.
Penyebaran
• TBC tersebar lewat udara bila orang yang mengidap
TBC di paru-paru atau tenggorokan batuk, bersin
atau berbicara dan ‘mengirimnya’ ke udara
• Kalau kuman ini terhirup orang lain, dia bisa terkena
infeksi
• TBC tidak tersebar dari alat rumah tangga, misalnya
sendok garpu, piring mangkuk, gelas, seprai,
pakaian atau telepon - jadi tidak perlu memakai alat
rumah tangga masing-masing. si.
Gejala
• Gejala sistemik/umum:
• Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah)
• Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung
lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam.
• Penurunan nafsu makan dan berat badan
PP
• Pemeriksaan dahak BTA
• Rontgen thorax atau vertebrae
• Test mantoux
Perubahan pada metabolik
• Dehidrasi karena demam
• Asupan O2 menurun
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan
nafsu makan yang menurun. Serta pengaruh
dari obat-obatan.
Penanganan
• Kaji adanya alergi makanan
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
• Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
dan vitamin C
• Berikan substansi gula
• Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
HIV
• HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah
Virus yang melemahkan sistem kekebalan
tubuh manusia.
• AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndroms)
adalah Sekumpulan gejala yang timbul akibat
melemahnya sistem kekebalan tubuh karena
terinfeksi HIV.
Tahapan perjalanan HIV menjadi AIDS
1. Periode Jendela
• Virus masuk ke dalam tubuh dan berkembang, kalo kita
melakukan tes, virus belum tentu bisa terdeteksi dengan
pemeriksaan antibodi darah.
• Tidak ada gejala yang muncul namun sudah bisa menularkan ke
orang lain.
2. Tanpa Gejala
• Di tahap ini virus sudah bisa terdeteksi jika melakukan tes HIV
dengan tes darah.
• Namun, di tahap ini tidak ada gejala apapun dan tampak sehat,
tergantung juga pada daya tahan tubuh. Biasanya 5-10 tahun.
3. Muncul Gejala
• Demam berkepanjangan,
• penurunan berat badan,
• diare terus menerus tanpa sebab yang jelas,
• batuk, dan sesak nafas lebih dari satu bulan terus menerus,
• kulit gatal-gatal dan muncul bercak merah kebiruan
4. AIDS Tahap akhir, dapat terserang berbagai macam
penyakit, seperti:
• TBC
• Candidiasis oral,
• gangguan saraf (toxoplasmosis),
• kanker kulit,
• infeksi usus,
Cara Penularan HIV
• Melakukan hubungan seks yang beresiko tanpa
menggunakan kondom
• Menggunakan jarum suntik yang sudah tercemar
HIV secara bergantian tanpa disterilkan
• Melalui transfusi darah yang tidak melalui uji
saring dan produk darah yang sudah tercemar HIV
• Melalui ibu hamil yang HIV positif kepada janin
tanpa pencegahan penularan dan melalui ASI ibu
positif HIV
HIV Tidak akan menular jika :
• Berjabat tangan
• Berangkulan
• Berpelukan
• Digigit nyamuk atau Serangga
• Bersentuhan
• Berenang bersama
• Tinggal serumah dengan ODHA
• Menggunakan toilet yang sama
• Memakai alat makan & minum yang sama
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium meliputi uji
imunologi dan uji virologi.
Perubahan Metabolik
• Komplikasi terkait gizi yang terjadi umumnya
disebabkan oleh gangguan penyerapan zat gizi
khususnya lemak yang bisa menyimpan
cadangan vitamin larut lemak yaitu A, D, E,
dan K.
• Asupan zat gizi penderita HIV/AIDS juga
menurun karena biasanya pasien mengalami
– disfagia atau gangguan menelan,
– odinofagia atau lesi pada esofagus, 
– dysgeusia atau perubahan indra perasa,
– anoreksia akibat gangguan saraf nafsu makan,
– rasa kenyang yang cepat dirasakan, mual dan
muntah, demam, kelelahan, dan depresi.
Penanganan
• Pengecekan asupan kalori dan zat gizi. Perhitungan kebutuhan
energi berdasarkan berat badan dan faktor sakit pasien.
• Penerapan metode alternatif untuk meningkatkan asupan zat
gizi. Dengan memodifikasi makanan yang bisa membangkitkan
selera
• Konseling gizi mengenai diet yang tepat
• Kerjasama dengan tim medis lain
• Kerjasama yang baik antara ahli gizi, physical
therapist, perawat, pharmachist, petugas administrasi,
psikolog, dokter bahkan perusahaan asuransi penjamin pasien 
Selesai

Anda mungkin juga menyukai