23/03/2016
Subyek hukum:
Pengertian
•1. pendukung hak dan kewajiban ( syahrani)
•2. pembawa hak dan kewajiban
•3. segala sesuatu yang dapat memperoleh hak
dan kewajiban dari hukum (sudikno
mertokusumo)
Wujud subyek hukum
• Orang dan badan hukum—kewenangan
menyandang hak dan kewajiban—
kewenangan menyandang hukum
• Hal-hal yang membatasi kewenangan hukum:
• Keadaan, tempat tinggal, umur, status,
perbuatan seseorang, kewarganegaraan
1. Manusia sebagai Subyek Hukum
A.Manusia
Manusia adalah pengertian biologis → gejala
dalam alam, gejala biologikal yaitu makhluk hidup
yang mempunyai pancaindra dan mempunyai
budaya.
MANUSIA/ORANG/PERSOON
(DIAKUI)
SEBAGAI SUBYEK HUKUM
(YAITU)
PENDUKUNG HAK DAN KEWAJIBAN
(DIMULAI)
SEJAK LAHIR
(DIAKHIRI)
APABILA MATI
Pengecualian mulainya sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam
BW disebut pada pasal 2 menentukan sebagai berikut :
(1)“anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, dianggap
sebagai telah dilahirkan, bilamana juga kepentingan si anak
menghendakinya “.
(2) “mati sewaktu dilahirkan, dianggaplah ia tak pernah ada “.
Dengan adanya pasal 2 BW, maka seorang anak yang masih dalam
kandungan ibunya sudah dianggap seolah-olah sudah dilahirkan,
manakala anggapan ini menjadi keuntungan si anak. Tapi kalau
anak dalam kandungan itu kemudian dilahirkan mati, maka ia
dianggap sebagai tak pernah telah ada. Artinya kalau anak (bayi) itu
lahir hidup meskipun hanya sedetik dan ini sudah cukup untuk si
bayi memperoleh hak-hak dan kewajiban sebagai subyek hukum.
Dalam Hukum Perdata dikatakan bahwa berakhirnya seseorang sebagai
pendukung hak dan kewajiban adalah apabila ia meninggal dunia. Artinya
selama seseorang masih hidup selama itu pula ia mempunyai kewenangan
berhak. Dalam pasal 3 BW dinyatakan : “Tiada suatu hukumanpun
mengakibatkan kematian perdata, atau kehilangan segala hak perdata”.