Anda di halaman 1dari 18

SYSTEMIC LUPUS

ERYTHEMATOSUS (SLE)
ADE FITRIANI, NERS., M.KEP
PENGERTIAN

• Dalam ilmu kedokteran penyakit Lupus dikenal sebagai


Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Atau sebagai penyakit
dengan kekebalan tubuh berlebihan (Autoimmune
disease),dalam ilmu immunologi tentang kekebalan tubuh,
penyakit Lupus merupakan kebalikan dari penyakit kanker dan
AIDS yang disebabkan oleh HIV karena pada penderita
penyakit lupus ini jaringan dalam tubuh dianggap benda asing
PROGNOSIS LUPUS

• Perjalanan penyakit ini dapat ringan atau berat, secara terus


menerus, dengan kekambuhan yang menimbulkan kerusakan
jaringan akibat proses radang yang ditimbulkannya. Sekitar 80
% kelainan melibatkan jaringan persendian, kulit dan darah ;
30-50 % menyebabkan kelainan ginjal, jantung dan sistem
saraf, serta 10-20 % menyebabkan trombosis arteri dan vena
yang berhubungan dengan anti-bodi anti-kardiolipin 1,2,4,5 α.
Prevalensi lupus eritematosus sistemik di antara etnik adalah
wanita kulit hitam 1 : 250, wanita kulit putih 1 : 4300 dan
wanita cina 1 : 10001,2 α .
PATOFISIOLOGI
• Antibodi ini secara bersama-sama disebut ANA (anti-nuclear
antibody). Dengan antigennya yang spesifik, ANA membentuk
komplek imun yang beredar dalam sirkulasi.
• Kompleks imun ini akan mengendap pada berbagai macam
organ dengan akibat terjadinya fiksasi komplemen pada organ
tersebut.
• Peristiwa ini menyebabkan aktivasi komplemen yang
menghasilkan subtansi penyebab timbulnya reaksi radang.
Bagian yang penting dalam patogenesis ini ialah terganggunya
mekanisme regulasi yang dalam keadaan normal mencegah
automunitas patologis pada individu yang resisten.
LANJUTAN PATOFISOLOGI

• Gangguan imunologis : pengujian imun yang abnormal termasuk


anti-bodi anti-DNA atau anti-Sm (Smith), positif semu pada
pengujian darah untuk sifilis, anti-bodi anti-kardiolipin, uji LE
positif.
• Anti-bodi antinuklear : pengujian anti-bodi ANA positif (4).
• Sebagai tambahan dari sebelas kriteria tersebut, pengujian lainnya
dapat membantu mengevaluasi pasien dengan lupus eritematosus
sistemik untuk menentukan keparahan organ-organ yang terlibat.
Termasuk diantaranya darah rutin dengan laju endap darah,
pengujian kimia darah, analisa langsung cairan tubuh lainnya, serta
biopsi jaringan. Kelainan cairan tubuh dan sampel jaringan dapat
membantu diagnosis lanjut lupus eritematosus sistemik
TANDA DAN GEJALA

• Penyakit ini akan menyebabkan keradangan di berbagai organ


tubuh kita, misalnya: kulit yang akan berwarna kemerahan
atau erythema, lalu juga sendi, paru, ginjal, otak, darah, dan
lain-lain.
• Gejala-gejala SLE adalah seperti ruam di wajah, kepala dan
anggota-anggota badan, ruam ini tidak menimbulkan sakit atau
gatal, bila sembuh akan meninggalkan parut, ulser di dalam
mulut, keguguran rambut, demam berkepanjangan, dan
penderita akan sensitif terhadap pancaran sinar matahari
• Sistem Muskuloskeletal
• Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan
dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
• Sistem integumen
• Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-
kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi.
• Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
• Sistem kardiak
• Perikarditis merupakan manifestasi kardiak.
• Sistem pernafasan
• Pleuritis atau efusi pleura.
• Sistem vaskuler
• Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi
papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan,
siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral
tangan dan berlanjut nekrosis.
• Sistem perkemihan
• Glomerulus renal yang biasanya terkena.
• Sistem saraf
• Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas dan
mencakup seluruh bentuk penyakit neurologik, sering terjadi
depresi dan psikosis.
• Sistem integumen
• Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang
pangkal hidung serta pipi.
• Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
• Sistem pernafasan
• Pleuritis atau efusi pleura.
• Sistem vaskuler
• Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan
purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau
sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
• Sistem Renal
• Edema dan hematuria.
• Sistem saraf
• Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang, korea ataupun
manifestasi SSP lainnya.
Epidemiologi

o SLE lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria dengan
perbandingan 10:1. Perbandingan ini menurun menjadi 3:2
pada lupus yang diinduksi oleh obat. Penyakit SLE juga
menyerang penderita usia produktif yaitu 15–64 tahun.
Meskipun begitu, penyakit ini dapat terjadi pada semua orang
tanpa membedakan usia dan jenis kelamin (Delafuente, 2002).
Prevalensi SLE berbeda–beda untuk tiap etnis yaitu etnis
Afrika – Amerika mempunyai prevalensi sebesar 1 kasus per
2000 populasi, Cina 1 dalam 1000 populasi, 12 kasus per
100.000 populasi terjadi di Inggris, 39 kasus dalam 100.000
populasi terdapat di Swedia. Di New Zealand, terjadi
perbedaan prevalensi antara etnis Polynesian sebanyak 50
kasus per 100.000 populasi dengan orang kulit putih sebesar
14,6 kasus dalam 100.000 populasi (Bartels, 2006).
PENCEGAHAN

1. Hindari stress dan trauma fisik. Stress dapat mencetuskan


SLE pada pasien yang sudah memiliki kecenderungan akan
penyakit ini.
2. Hindari merokok.
3. Hindari perubahan cuaca karena akan mempengaruhi proses
inflamasi.
4. Cukuplah beristirahat. Kelelahan dan aktivitas fisik yang
berlebih bisa memicu kambuhnya SLE.
5. Diet sesuai kelainan. Misalnya: jika hiperkolesterol, maka
pasien harus diet rendah lemak.
LANJUTAN PENCEGAHAN

6. Hindari infeksi. Pasien SLE cenderung mudah mendapat


infeksi, dan kadang-kadang penyakit ini kambuh setelah infeksi.

7. Hindari pajanan sinar matahari, khususnya pukul 09.00-15.00


karena pasien SLE cenderung sensitive terhadap sinar
ultraviolet. Kulit yang terkena sinar matahari dapat
menimbulkan kelainan kulit seperti timbulnya bercak
kemerahan yang menonjol/ menebal.

8. Hindari obat-obatan yang mengandung hormon estrogen,


seperti pil KB/ kontrasepsi.
PENGOBATAN

 Timbul akibat efek samping obat akan sembuh sendiri


dengan memberhentikan obat terkait, biasanya pemakaian obat
hydralazine (obat hipertensi) dan procanamide (untuk mengobati
detak jantung yang tidak teratur)
 Hanya 4 % dari orang yang mengkonsumsi obat-obat yang
bakal membentuk anti-bodi penyebab lupus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai