Anda di halaman 1dari 39

PERKEMBANGAN KAJIAN GENDER

PADA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN


DI UNIVERSITAS MATARAM

Sitti Hilyana
IMFISERN- Bali Nusa Tenggara
Oktober, 2019
Latar Belakang
o Diskriminasi gender masih berlangsung di berbagai aspek kehidupan,
Walaupun telah terjadi kemajuan dalam kesetaraan gender pada
beberapa dekade terakhir .
o Sifat dan tingkat diskriminasi sangat beragam di berbagai kawasan,
belum berlaku kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam hak-hak
hukum, sosial, dan ekonomi.
o Kesenjangan gender terjadi begitu luas dalam hal akses terhadap dan
kendali atas sumber daya, dalam kesempatan ekonomi, dalam
kekuasaan, dan dalam hak politik.
 Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya terus
menerus yang dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai
kehidupan yang lebih baik.
 Dalam pelaksanaannya masih terdapat kelompok penduduk
yang tertinggal dalam pencapaian kualitas hidup. disebabkan
oleh berbagai persoalan seperti pendekatan pembangunan yang
mengabaikan isu tentang kesetaraan dan keadilan gender,
persoalan budaya sehingga menjadi faktor penghambat
mencapai keseimbangan gender.
INDIKATOR KESETARAAN GENDER
PENELITIAN GENDER PADA SEKTOR KELAUTAN
PERIKANAN DI UNIVERSITAS MATARAM
Partisipasi Ekonomi Perempuan dlm Meningkatkan Ekonomi RT di
Kawasan Pesisir
Kontribusi Tenaga Kerja Perempuan Pada Usaha Budidaya Rumput Laut di
Kabupaten Lombok Timur
Proses Pengambilan Keputusan Perempuan dalam Rumah Tangga pada
Komunitas Pesisir
Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Pegaram di Kawasan Pesisir

Pelibatan Perempuan dalam Penyusunan RPJMDes di Desa Pesisir Lombok


Timur
Peningkatan Income Generating Kelompok Wanita Pesisir Melalui Olahan
Pangan Mangrove
Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Asap di Pesisir Kota
Mataram
Pemanfaatan Kulit Ikan Hiu Sebagai Bahan Olahan Pangan di Kawasan
Pesisir Lombok Timur
Knowledge, Attitude dan Practices (KAP) Survey Terhadap Wanita Pesisir
dalam Pemenuhan Gizi Keluarga
Kajian Sistem Upah Berbasis Gender Pada Usaha Garam Rakyat Pulau
Lombok
Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Pegaram di Kawasan Pesisir

Perempuan dan Perubahan Iklim : Pendekatan Adaptasi Rumah Tangga


Pegaram di Kawasan Pesisir Selatan Lombok Tengah –Lombok Timur

Pengembangan Desa Wisata Kampung Nelayan Berspektif Gender

Sistem Pembagian Kerja dalam Rumah Tangga Nelayan di Kabupaten


Lombok Timur

Kohesifitas Kelompok Wanita Pesisir di Kabupaten Lombok Barat

Tingkat Pengetahuan Perempuan Pesisir Terhadap Gizi Keluarga

Kontribusi Ekonomi Wanita Pesisir Melalui Kegiatan “Madak” di Kawasan


Pesisir Selatan Pulau Lombok.
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Perempuan Pegaram Melalui
Pengembangan Usaha Garam Rakyat Ramah Lingkungan & Hemat Energi

Pelibatan Wanita Dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Kawasan


Pesisir Lombok Timur.

Budidaya Kepiting Bakau Sistem batterey : Sebuah pendekatan


Pemberdayaan Ekonomi KWP Pantai Cemara

POTENSI DAN PERMASALAHAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN


LOBSTER DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PEGARAM DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN


KELUARGA

SISTEM BUDAYA PATRIARKI PADA RUMAH TANGGA PESISIR

TINGKAT KDRT DAN KETIDAKSETARAAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PESISIR

BENTUK KETIDAK ADILAN AKIBAT DESKRIMINASI GENDER DALAM


KOMUNITAS PESISIR PULAU LOMBOK
DAMPAK PEMBERIAN PERAN JENIS KELAMIN OLEH MASYARAKAT DI
KAWASAN PESISIR LOMBOK TENGAH
SIKLUS KEKERASAN TERHADAP ISTRI DI KAWASAN PESISIR

KONFLIK

CINTA
BULAN KEKERASAN
HARAPAN
MADU
TEROR

MINTA
MAAF
Penyebab Tindak Kekerasan (Penelitian PSGA di
Pulau Lombok

 Tindak kekerasan disebabkan oleh berbagai hal dan yang


terbanyak disebabkan faktor ekonomi dan cemburu.

 Masalah anak merupakan penyebab terjadinya tindak


kekerasan, suami menilai mengasuh anak adalah tugas istri
sehingga suami tidak merasa berkewajiban untuk mengasuh
atau menenangkan anak, karena suami merasa lebih
dominan, suami cenderung melampiaskan kekecewaan
kepada istri dengan melakukan kekerasan
Target 5.6 Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi,
dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati sesuai dengan Programme of
Action of the International Conference on Population andDevelopment and the
Beijing Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-konferensi
tersebut.

 Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang


membuat keputusan sendiri terkait hubungan
seksual, penggunaan kontrasepsi, dan layanan
kesehatan reproduksi.
Perempuan dan Perubahan Iklim : Pendekatan
Adaptasi Rumah Tangga Pegaram di Kawasan
Pesisir Selatan Lombok Tengah –Lombok Timur

Pola adaptasi yang dilakukan rumah tangga pegaram dalam menghadapi


perubahan iklim menunjukkan adaptasi “rendah”, 42 persen pegaram tidak
memiliki matapencaharian sampingan( alternatif) , 37 persen sebagai buruh
angkut dan 21% sebagai pedagang dan buruh angkut.
Keterbatasan pengetahuan dan penguasaan teknologi menyebabkan RT
pegaram tidak mampu menentukan pilihan-pilhan alternatif matapencaharian
ketika usaha garam sedang terganggu akibat musim.
Proses produksi garam dilakukan 4 bulan (Agustus –Nopember) pertahun,
sehingga waktu 8 bulan tidak banyak dimanfaatkan untuk usaha garam karena
terhalang musim. Akibatnya tambak garam tidak produktif selama 8 bulan
(Desember–Juli).
Kondisi demikian menggambarkan tingkat resiliensi RT pegaram sangat rendah
teerhadap perubahan iklim, disisi lain kondisi lahan yang bersifat tadah hujan
mengahasilkan produktifitas yang rendah, akibatnya penghasilan keluarga dan
kesejahteraan pegaram mengalami stagnasi.
 Peran perempuan pegaram selain sebagai pencari nafkah untuk
kebutuhan keluarga juga berperan penting dalam urusan domestic yaitu
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga secara rutin.
 Budaya patriarkhi dimana sebagai kepala keluarga adalah laki-laki
sehingga sebagai pengambil keputusan tunggal adalah laki-laki.
Akibatnya peran perempuan pegaram merupakan pencari nafkah
dominan. Namun sebagian besar perempuan pegaram tidak memiliki
pengetahuan dalam penggunaan sumber daya dan mengelola keuangan
rumah tangga, sehingga posisi secara sosial, ekonomi, budaya dan
gender posisi pegaram perempuan tergolong kelompok rentan, marjinal,
subordinat, terbelakang dan termiskin dari kelompok yang miskin.
 Pengolahan tambak garam masih bersifat tradisional dengan
luas lahan usaha sempit dan dilakukan secara tradisional
dengan tenaga manusia, sehingga memerlukan waktu yang
lama yang berdampak pada minimnya waktu perempuan
pegaram untuk melakukan istirahat.
 Posisiyang rentan dan minimnya waktu istirahat dapat
berpengaruh pada kesehatan dan gizi yang rendah, posisinya
dalam keluarga dan masyarakat subordinat, kontrol terhadap
sumber daya dan keuangan keluarga rendah dan beresiko
terhadap KDRT.
 Ketersediaan sarana sanitasi dan kesehatan, sarana belajar/organisasi bagi pegaram
perempuan untuk mengembangkan dirinya dan membangun kekuatan kolektifnya
terbatas.
 Ketersediaan sumber penghasilan lain jterbatas yaitu: nelayan tradisional, petani
penggarap, buruh tani, pengadas ternak dan sebagai buruh migran/TKI dimana NTB
salah satu daerah pengirim TKI ke luar negeri terbanyak kedua di Indonesia yaitu tahun
2013 tercatat 65.150 orang dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun, sebagian
besar berasal dari kabupaten Lombok Timur 16.508 orang dan Lombok Tengah 10.429
orang (Disnaker & Trans, NTB 2013).
PENATAAN KAMPUNG NELAYAN DI KAWASAN EKONOMI
KHUSUS MANDALIKA

Kerjasama

PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA PUSAT PERENCANAN DAN


INDONESIA (Persero) PENGEMBANGAN PARIWISATA
UNIVERSITAS MATARAM
LATAR BELAKANG

• Pembangunan bidang pariwisata Permasalahan kampung nelayan : penurunan


diharapkan dapat memberikan kualitas lingkungan dan keberadaan sarana dan
manfaat bagi masyarakat prasarana yang kurang memadai serta
• Pentingnya pengembangan permukiman nelayan kumuh
obyek wisata pantai akan
berpengaruh pada keberlanjutan
obyek wisata pantai

Permasalahan permukiman di
pesisir cenderung rapat
(kepadatan antar bangunan tinggi
dan jarak antar bangunan rapat)
dan kumuh (tidak teratur,kotor)
Permukiman nelayan di sekitar destinasi wisata
disisi lain lingkungan perumahan sekitar destinasi
mempunyai nilai jual wisata yang potensial.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi


tahun 2010-2030 telah menyiapkan ruang
investasi untuk kepentingan ekonomi berupa
Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, maka
diperlukan penataan permukiman nelayan di
sekitar lokasi

Solusi berupa konsep


penataan permukiman
nelayan secara terintegrasi
dalam mendukung
mewujudkan destinasi
baru wisata kampung
nelayan
TUJUAN
Menghasilkan perencanaan integrasi
Kampung Nelayan Pantai Kuta sebagai
bagian integral kawasan KEK Mandalika
Berbasis Gender, baik dari sisi sosial ekonomi,
budaya, kearifan lokal serta legalitas perencanaan
kawasan

Mewujudkan kampung nelayan Pantai


Kuta sebagai destinasi wisata baru di
kawasan KEK Mandalika yang sesuai
dengan norma kaidah industri pariwisata
komersial berstandar international

Tersusunnya dokumen perencanaan yang


lengkap dan dapat digunakan sebagai
pedoman bagi tahapan perencanaan
selanjutnya sampai pada pelaksanaan fisik
dan kawasan komersial wisata
RUANG LINGKUP
Pengembangan kampung nelayan

Kajian pustaka dan Kajian terkait aspek Kegiatan awal pra Pengembangan sistem
pengumpulan data, hukum dan batas areal rancangan site plan, utilitas air bersih, air
aktifitas dan usaha perencanan penataan serta menyusun kotor, sampah,
nelayan, demografi kampung nelayan rencana kebutuhan telekomunikasi, listrik,
penduduk dan data ruang, rumah nelayan, rencana trase jalan,
statistik pendukung Guest House Nelayan, rencana parkir, RTH
zona Publik

Membuat perencanaan umum atas Membuat perencanaan umum Wisata


kegiatan (komersial dan wisata), Kuliner Ikan, UMKM Usaha Olahan
berupa penangkapan ikan, budidaya, ikan dan Kerajinan, Hometay, Marine
pendaratan dan pengolahan pasca Center, Public Space dan Stage Event
panen, Tempat Pelelangan ikan
KONDISI BIOFISIK KAWASAN KEK
MANDALIKA

SDPL : Pasir putih, bukit , Lamun,


Kampung Terumbu Karang alam (jarak ½ mil)
Nelayan terdapat 9 meja seluas (1-2 are) ,
Sebelah barat :
berpasir (coklat artificial reef Hasil transplantasi dan
keputihan) terumbu buatan, Mangrove (2-3 ha)

Sebelah Timur
Berkarang dan
Kawasan terdapat lamun
Gunung
Prabu
Rumpon

PARIWISATA (Diving , snorkeling, Swimming, Sun Bathing, Sailing), wisata


mangrove, culinery, minawisata, Surving : mawi (expert), Awer Guling
(pertengahan), Selong Belanak (Pemula), Gerupuk.
KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
KAWASAN KEK MANDALIKA

Sewa perahu : Rp. 200.000 /jam,


Kute – awer Guling : Rp. 500.000 /3 jam

Perbandingan 5 tahun lalu dengan kondisi


saat ini :
Dahulu : PP 2-3 kali
Saat ini : hanya 1 kali (karena hotel menyediakan
paket dan banyak menggunakan sepeda motor)

Alternatif Livelihood saat ini sangat terbatas :


Hasil identifikasi Livelihood saat ini :
1. Nelayan 7. Guide
2. Pedagang (warung) 8. Travel
3. Pedagang ikan9. Penyedia Jasa Tranportasi (perahu, motor)
4. Peternak
5. Pengolah ikan
6. Pekerja Kafe
Kondisi Ekonomi Masyarakat dan Lingkungan

 Mata pencaharian sebagai pembudidaya lobster, baik yang


hanya menangkap benih maupun pembesaran,
 Masyarakat masih cenderung kepada pola berburu, yakni
sebagai penangkap ikan (benih lobster
 Penyewaan alat-alat surving karena sudah mulai tumbuh
homestay-homestay di sekitar kawasan Gerupuk.
 Ditinjau dari segi kelayakan rumah huni masyarakat di
sekitar kawasan kuta sehingga dapat disimpulkan status
ekonomi masyarakat masuk kategori miskin
 Kehadiran tambak supra intensif diharapkan akan menjadi
peluang terciptanya lapangan kerja dan berdampak positif
kepada masyarakat setempat.
 Telah terbentuknya kelembagaan berupa kelompok
nelayan, banjar, guide, travel
FASILITAS PENDUKUNG
PERENCANAAN KAWASAN WISATA

Perencanaan kawasan Perencanaan Kawasan :


perikanan untuk 1.Penangkapan ikan sebagai atraksi
mendukung wisata (Fishing Tourism)
pengembangan wisata 2.Pendaratan dan pengolahan pasca
panen.
di sekitar kawasan
3.Budidaya perikanan laut (mariculture)
kampung nelayan
sebagai destinasi wisata (Minawisata)
4.Tempat Pelelangan ikan / Pasar Ikan
Higienis
5.Wisata Kuliner Ikan
6.UMKM olahan ikan dan kerajinan
7.Hotel dengan rancangan tematik
Nelayan
8.Marine Center
9.Public Space dan Stage Event
FEASIBILITY STUDY & BISNIS PLAN

Implementasi dengan Pelibatan :


Swasta, BUMN, BUMD, Bumdes
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN KAMPUNG
NELAYAN
No Bangunan Luas Satuan Harga Total Biaya
satuan (Rp) (Rp)
1 Tempat Pelelangan ikan / Pasar 1.200 M2 2.816.000 3.379.200.000
Ikan Higienis
2 UMKM olahan ikan dan kerajinan 588 M2 3.729.000 2.192.652.000
dan Wisata Kuliner
3 Hotel dengan rancangan tematik 174 M2 3.729.000 648.846.000
Nelayan (6 unit)
4 Marine Center 320 M2 6.940.000 2.220.800.000
5 Public Space dan Stage Event 2.000 M2 1.750.000 3.500.000.000
(RTH)
6 Kampung Nelayan (42 unit) 1.218 M2 3.729.000 4.541.922.000
7 Penangkapan ikan sebagai atraksi 10 35.000.000 350.000.000
wisata (Fishing Tourism)
8 Pendaratan dan pengolahan pasca 210 meter 4.000.000 840.000.000
panen.
9 Budidaya perikanan laut 9x6 300.000.000
(mariculture) sebagai destinasi bambu M 2

wisata (Minawisata)
Total Biaya 17.973.420.000
PEMBIAYAAN FASILITAS PENDUKUNG

No Fasilitas Penunjang Jumlah Total Biaya (Rp)


1 Gapura Kawasan 1 unit 2.000.000.000
2 Berugak 30 unit 300.000.000
3 Berugak (sekenem) 4 unit 80.000.000
4 Landmark Kawasan Unit 1.000.000.000
5 Tandon Air Unit 200.000.000
6 Street Furniture (sampah. tiang 5.000.000.000
lampu jalan, bangku taman, dll)
7 Signish 500.000.000
8 Peningkatan kualitas jalan meter 240.000.000
lingkungan
Total Biaya 9.080.000.000
SITE PLAN

DANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAMPUNG


NELAYAN Rp. 27.053.420.000
KAWASAN PANTAI
PERSPEKTIF KAWASAN
PEMBANGUNAN RUMAH NELAYAN
SEBANYAK 42 UNIT
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS MARINE
CENTER

No Uraian Tahun
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
1 2 3
A Penerimaan 1.260.000.000 1.260.000.000 1.260.000.000 NPV Rp. 277.025.834
 
B Pengeluaran (14%)
Biaya Variabel 38.322.000 38.322.000 38.322.000 IRR 20.97%  
Biaya Tetap 91.800.000 91.800.000 91.800.000 Net B/C 1.12  
Depresiasi 232.346.225 232.346.225 232.346.225
PBP 2.7 Tahun  
Angsuran Bunga 270.949.974 164.346.705 57.743.437
Total Pengeluaran 633.418.198 526.814.930 420.211.662
C R/L Sebelum Pajak 626.581.802 733.185.070 839.788.338
F Pajak (10%) 62.658.180 109.977.760 125.968.251
G Laba Setelah Pajak 563.923.621 623.207.309 713.820.087
H Profit (%) 44.76% 49.46% 56.65%
I BEP: Rupiah 613.763.373 503.816.138 393.868.903
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS HOTEL TEMATIK
NELAYAN

Tahun ANALISIS KELAYAKAN USAHA


No Uraian
1 2 3 NPV (14%) Rp 297.286.346
A Penerimaan 720.000.000 720.000.000 720.000.000 IRR 34,21%
Pengeluaran       Net B/C 1,38
B
Biaya Variabel 144.000.000 144.000.000 144.000.000 PBP 2,2 Tahun
 
  Biaya Tetap 126.000.000 126.000.000 126.000.000
  Depresiasi 167.865.600 167.865.600 167.865.600
  Angsuran Bunga 96.583.604 58.583.498 20.583.391
  Total Pengeluaran 534.449.204 496.449.098 458.448.991
C R/L Sebelum Pajak 185.550.796 223.550.902 261.551.009
F Pajak (10%) 18.555.080 33.532.635 39.232.651
G Laba Setelah Pajak 166.995.716 190.018.267 222.318.358
H Profit (%) 23.19% 26.39% 30.88%
I BEP: Rupiah 488.061.506 440.561.372 393.061.239
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS TPI/FRESH
MARKET

No Uraian Tahun
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
1 2 3
NPV (14%) Rp. 561.457.237  
A Penerimaan 1.872.000.000 1.872.000.000 1.872.000.000
IRR 23.29%  
B Pengeluaran Net B/C 1.16  
Biaya Variabel - - - PBP 2.6  
Biaya Tetap 91.800.000 91.800.000 91.800.000
Depresiasi 349.986.225 349.986.225 349.986.225
Angsuran Bunga 409.037.800 248.104.895 87.171.990
Total Pengeluaran 850.824.025 689.891.120 528.958.215
C R/L Sebelum Pajak 1.021.175.975 1.182.108.880 1.343.041.785

F Pajak (10%) 102.117.598 177.316.332 201.456.268


G Laba Setelah Pajak 919.058.378 1.004.792.548 1.141.585.517

H Profit (%) 49.09% 53.67% 60.98%


I BEP: Rupiah 850.824.025 689.891.120 528.958.215
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS
Penangkapan Ikan sebagai Atraksi Wisata (Fishing Tourism)

No Uraian Tahun ANALISIS KELAYAKAN USAHA


1 2 3 NPV (14%) Rp. 238.234.865  
A Penerimaan 374.400.000 374.400.000 374.400.000
IRR 46,12%  
B Pengeluaran
Net B/C 1.64  
  Biaya Variabel 66.600.000 66.600.000 66.600.000
PBP 2.0 Tahun  
  Biaya Tetap 72.000.000 72.000.000 72.000.000
  Depresiasi 81.550.000 81.550.000 81.550.000
  Angsuran Bunga 45.570.389 27.641.056 9.711.722
  Total Pengeluaran 265.720.389 247.791.056 229.861.722
C R/L Sebelum Pajak 108.679.611 126.608.944 144.538.278
F Pajak (10%) 10.867.961 18.991.342 21.680.742
G Laba Setelah Pajak 97.811.650 107.617.603 122.857.536
H Profit (%) 26.12% 28.74% 32.81%
I BEP : Rupiah 242.204.917 220.396.138 198.587.358
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS
Budidaya Perikanan Laut (Mariculture) sebagai destinasi
wisata
No Uraian Tahun
1 2 3
A Penerimaan
Total Penerimaan 410.400.000 410.400.000 410.400.000
B Pengeluaran
Biaya Variabel 125.000.000 125.000.000 125.000.000
Biaya Tetap 46.200.000 46.200.000 46.200.000
Depresiasi 50.550.000 50.550.000 50.550.000
Angsuran Bunga 34.877.597 21.155.264 7.432.931
Total Pengeluaran 256.627.597 242.905.264 229.182.931
C R/L Sebelum Pajak 153.772.403 167.494.736 181.217.069
F Pajak (10%) 15.377.240 25.124.210 27.182.560
G Laba Setelah Pajak 138.395.163 142.370.526 154.034.509
H Profit (%) 33.72% 34.69% 37.53%
I BEP: Rupiah 189.278.087 169.545.621 149.813.156

ANALISIS KELAYAKAN USAHA


NPV (14%) Rp. 343.641.773  
IRR 87,43%  
Net B/C 2,51  
PBP 1,4 Tahun  
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS WISATA
KULINER IKAN

No Biaya Investasi Jumlah (Rp) No Biaya Produksi Jumlah (Rp/bulan)


1 Perizinan 2.500.000 A Biaya Variabel
2 Pembuatan bangungan 75.000.000 1 Pembelian ikan 3.600.000
3 Upah Tenaga kerja 6.000.000 2 Beras 1.500.000
4 Perlengkapan Sarana 3 Gas 450.000
a. Meja 2.000.000 4 Garam 90.000
b. Kursi 2.250.000 5 Sayur 1.500.000
c. Lampu Penerangan 200.000 6 Bahan masak lainnya 750.000
d. Barang pecah belah 1.000.000 7 Air minum gelas/botol 3.000.000
d. Kompor 300.000 Jumlah biaya variabel 10.890.000
Jumlah Biaya Investasi 89.250.000 B Biaya Tetap
1 Tenaga Pengelola
N Aspek kelayakan usaha Nilai a. TK bagian masak 1.800.000
o a. TK pelayanan kasir 600.000
a. TK Pelayanan makanan 1.800.000
1 Payback Period (PP) 2 tahun 7 bulan
2 Listrik 100.000
2 Return of Investment (ROI) 19,1%
3 Air bersih 100.000
3 Net Present Value (NPV) Rp. 20.618.596
Jumlah biaya tetap 4.400.000
4 Benefit-cost ratio (B/C Ratio) 1,23 Total Biaya 15.290.000
5 Internal Rate of Return (IRR) 25,02%
FASILITAS PENUNJANG KAMPUNG NELAYAN

LAHAN PARKIR TAMAN BERMAIN ANAK

JALAN MENUJU PANTAI JALAN LINGKUNGAN KAMPUNG


NELAYAN
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai