Anda di halaman 1dari 32

DAKRIOAD

ENITIS

WIZURAI WISESA
1907101030016
01
ANATOMI
ANATOMI
Sistem lakrimal terdiri dari dua bagian, yaitu sistem
sekresi yang berupa kelenjar lakrimal dan sistem
ekskresi yang terdiri dari punctum lakrimal, kanalikuli
lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, dan
meatus inferior.

Sistem eksresi lakrimal cenderung mudah terjadi


infeksi dan inflamasi. Membran mukosa pada saluran
ini terdiri dari dua permukaan yang saling
bersinggungan, yaitu mukosa konjungtiva dan mukosa
nasal, di mana pada keadaan normal pun sudah
terdapat koloni bakteri.

Tujuan fungsional dari sistem ekskresi lakrimal adalah


mengalirkan air mata dari kelenjar air mata menuju ke
cavum nasal. Kelainan yang dapat terjadi pada sistem
lakrimal dapat berupa dakrioadenitis dan dakriosistitis
02
DEFINISI
DEFINISI
Dakrioadenitis ialah suatu proses peradangan
(inflamasi) pada pars sekretorik (kelenjar lakrimal).
Dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
dakrioadenitis kronik dan akut. Dakrioadenitis
kronik maupun akut dapat disebabkan oleh suatu
proses infeksi ataupun akibat dari penyakit sistemik
lainnya.

Peradangan kelenjar lakrimal merupakan penyakit


yang jarang ditemukan dan dapat bersifat unilateral
atau bilateral.
03
EPIDEMIOLOGI
Dilaporkan di Amerika Serikat, terdapat 1 dari 10.000 pasien mata yang
terdiagnosis dakrioadenitis.

1 /10.000

AMERIKA

Dakrioadenitis akut lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.
Sedangkan dakrioadenitis kronik yang berkaitan dengan autoimun lebih sering
ditemukan pada wanita
04
ETIOPATOFISIOLO
GI
ETIOPATOFISIOL
OGI
Mekanisme dari dakrioadenitis masih belum jelas, namun beberapa ahli mengemukakan
 bahwa proses infeksinya dapat terjadi melalui penyebaran kuman yang berawal di konjungtiva
yang menyebar ke ductus lakrimalis lalu menyebar ke kelenjar lakrimalis. Beberapa penyebab
utama dari proses infeksi terbagi menjadi 3 :

•   Viral (penyebab utama)


 
- Mumps (Parotitis) (penyebab tersering, terutama pada anak-anak)
- Epstein-Barr virus
- Herpes zoster, Mononucleosis
- Cytomegalovirus
- Echoviruses
- Coxsackievirus A
- Pada anak dapat termanifestasi sebagai komplikasi dari infeksi kelenjar saliva, measles
(rubeola), dan influenza.
ETIOPATOFISIOLO
GI
Bakterial Fungal (jarang) Idiopatik
     
- Staphylococcus aureus and Streptococcus 
-Histoplasmosis Pada penyakit sistemik
- Neisseria gonorrhoeae -Blastomycosis yang memungkinkan
- Treponema pallidum -Aktinomises terjadinya dakrioadenitis
- Chlamydia trachomatis -Nokardiosis adalah:
- Mycobacterium leprae -Sporotrikosis 1.  Sarcoidosis
- Mycobacterium tuberculosis 2.  Graves’ disease 
- Borrelia burgdorferi 3.  Sjogren syndrome
- Trauma tembus dapat menimbulkan reaksi 4.  Orbital inflammatory
inflamasi pada kelenjar lakrimal syndrome
5.  Benign
lymphoepithelial lesion
05
KLASIFIKASI
KLASIFIKAS
I

DAKRIOADENI DAKRIOADENI
TIS AKUT TIS KRONIS
DAKRIOADENITIS
AKUT
Pada dakrioadenitis akut sering ditemukan
pembesaran kelenjar air mata di dalam
palpebra superior, hal ini dapat ditemukan
apabila kelopak mata atas dieversi, maka
akan kelihatan tonjolan dari kelenjar air
mata yang mengalami proses inflamasi.
DIAGNOSIS
Anamnesis:
Pada perabaan karena ini merupakan suatu
proses yang akut maka biasanya akan
ditemukan sakit di daerah kelenjar
lakrimal yaitu di bagian depan temporall
atas rongga orbita disertai dengan kelopak
mata yang bengkak, konjungtiva kemotik
dengan secret mukopurulen. Pada infeksi
akan terlihat bila mata bergerak akan
memberikan sakit dengan pembesaran
kelenjar
preaurikel.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik:
 
- Bila kelopak mata dibalik, tampak
pembengkakan dan pelebaran pembuluh
darah pada sisi temporal palpebra
superior.

- Pembesaran kelenjar preaurikel.


 
- Bila bengkak cukup besar, bola mata
terdorong ke bawah nasal tetapi jarang
terjadi proptosis.
DIAGNOSIS
BANDING
1.  Hordeolum
Biasanya lebih kecil dan melingkar,
merupakan peradangan supuratif kelenjar
kelopak mata. Dikenal bentuk hordeolum
internum dan eksternum. Horedeolum
eksternum merupakan infeksi pada kelenjar
Zeiss atau Moll. Hordeolum internum
merupakan infeksi kelenjar Meibom yang
terletak di dalam tarsus.
Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal,
merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum eksternum atau radang kelenjar Zeis
atau Moll akan menunjukkan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak
DIAGNOSIS
BANDING
2. Abses kelopak mata

3. Selulitis orbita
Biasanya berkaitan dengan penurunan pergerakan mata,
merupakan peradangan supuratif jaringan ikat longgar
intraorbita di belakang septum orbita. Selulitis orbita
akan memberikan gejala demam, mata merah,
kelopak sangat edema dan kemotik, mata proptosis,
atau eksoftalmus diplopia, sakit terutama bila
digerakkan, dan tajam penglihatan menurun bila terjadi
penyakit neuritis retrobulbar. Pada retina terlihat
tanda stasis pembuluh vena dengan edema papil.
DAKRIOADENITIS
KRONIS
Pada kronis darkrioadenitis gejala
klinisnya lebih baik daripada yang akut.
Gejala hampir sama dengan fase akut
hanya pada fase ini tidak didapatkan
nyeri. Umumnya tidak ditemukan nyeri,
ada pembesaran kelenjar namun mobil,
tanda-tanda ocular minimal, ptosis bisa
ditemukan, dapat ditemukan sindroma
mata kering.
DIAGNOSIS
BANDING

Periostitis dari
kelopak mata Lipodermoid
atas

( sangat jarang terjadi )


06
MANIFESTASI
KLINIS
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis dakrioadenitis akut


di antaranya adalah kelopak mata atas Sedangkan pada dakrioadenitis
dan lateral bengkak, nyeri hebat
kronis, beberapa gejala yang
di daerah glandula lakrimal (bagian
temporal atas rongga orbita), muncul di antaranya terdapat
mata merah dan pembengkakan
pembesaran kelenjar lakrimal dan
pada konjungtiva, muncul discharge
mukopurulen, pembengkakan pada nodus muncul gejala mata kering (dry
limfa submandibula, dan kesulitan pada
eye) ringan hingga berat.
pergerakan mata.

AKUT KRONIS
07
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan:


1) bila kelopak mata dibalik, tampak
pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah
pada sisi temporal palpebra superior;
2) pembesaran kelenjar preaurikel; dan
3) bila bengkak cukup besar, bola mata terdorong
ke bawah nasal tetapi jarang terjadi proptosis.

Pemeriksaan penunjang: biopsi kelenjar lakrimal


(bedakan dengan selulitis orbita).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Biopsi kelenjar CT scan orbita


lakrimal dengan kontras

Sediaan apusan darah tepi


dan kultur
08
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Penatalaksanaan dakrioadenitis akut bersifat
terapi simtomatik seperti menggunakan kompres
dan obat anti inflamasi, karena kebanyakan
kasus self limiting. Biasanya dimulai dengan
kompres hangat, antibiotik sistemik, dan bila
terlihat abses maka dilakukan insisi. Bila
disebabkan oleh radang menahun maka diberikan
pengobatan yang sesuai.
TATALAKSANA

Pada umumnya dakrioadenitis akut dapat sembuh


spontan tanpa pengobatan dalam waktu 4-6
minggu. Meskipun demikian, terdapat beberapa
terapi untuk mengurangi keluhan. Pasien dapat
melakukan kompres hangat untuk mengurangi
bengkak pada kelopak mata. 
TATALAKSANA
Terapi pada dakrioadenitis bergantung dari onset
dan etiologinya.
● Virus bersifat self-limiting, terapi supportive
seperti kompres air hangat, NSAID oral
● Bakteri dapat diberikan cephalosporin
generasi pertama seperti Cephalexin 500 mg
PO/ 6jam
● Jamur dapat diberikan antiamoebic atau
antifungal
● Inflammatory (non-infeksi) dapat dicari
etologi sistemiknya dan diterapi
berdasarkan penyebabnya
TATALAKSANA

● Dakrioadenitis kronis diterapi berdasarkan


penyakit penyebabnya, apabila pembesaran
tidak hilang dalam 2 minggu, dapat dilakukan
biopsy glandula lakrimalis
● Jarang diperlukan drainase infeksi secara
bedah. Namun bila terlihat abses, maka
diperlukan insisi
09
KOMPLIKASI &
PROGNOSIS
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Komplikasi jarang terjadi pada Prognosis dari akut dakrioadenitis
pasien dakrioadenitis yang adalah baik karena pada
disebabkan infeksi. Komplikasi kebanyakan kasus merupakan self-
yang dapat terjadi adalah abses limiting disease. Pada
kelenjar lakrimal atau infeksi dakrioadenitis kronis, prognosis
meluas menjadi selulitis orbital tergantung dari manajement terapi
atau preseptal. Dakrioadenitis akut yang berhubungan dengan penyakit
juga dapat menyebabkan fistula yang mendasari terjadinya
pada kelenjar lakrimal. dakrioadenitis

KOMPLIKA PROGNOSI
SI S
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai