Anda di halaman 1dari 19

By Kadunci, SE., MSi.

1
Tujuan Pengenaan PPnBM :

• Keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen


yang berpenghasilan rendah dengan konsumen yang
berpenghasilan tinggi;
• Pengendalian pola konsumsi atas BKP mewah;
• Memberi perlindungan terhadap produsen kecil /
tradisional;
• Pengamanan penerimaan negara.

2
 Bukan barang kebutuhan pokok;
 Dikonsumsi oleh masyarakat tertentu;
 Pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi;
 Dikonsumsi untuk menunjukkan status;
 Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan
moral masyarakat (mis. minuman beralkohol).

3
(Pasal 5 UU PPN)

“Di samping pengenaan Pajak Pertambahan Nilai,


dikenakan juga Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah terhadap :
a. Penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah
yang dilakukan oleh Pengusaha yang menghasilkan Barang
Kena Pajak Yang Tergolong Mewah tersebut di dalam
Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya;

b. impor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah.”

4
a. Merakit : menggabungkan bagian-bagian lepas dari suatu barang menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi, seperti merakit mobil, barang
elektronik, perabot rumah tangga, dan sebagainya;

b. memasak : mengolah barang dengan cara memanaskan baik dicampur bahan


lain atau tidak;

c. mencampur : mempersatukan dua atau lebih unsur (zat) untuk menghasilkan


satu atau lebih barang lain;

d. mengemas : Menempatkan suatu barang ke dalam suatu benda yang


melindunginya dari kerusakan dan atau untuk meningkatkan pemasarannya;

e. membotolkan : memasukkan minuman atau benda cair ke dalam botol yang


ditutup menurut cara tertentu;

5
Kelompok BKP Mewah
Peraturan Pemerintah
No.145/2000 stdd. No.41/2005

Jenis BKP Mewah


Keputusan Menteri Keuangan :
 No.355/KMK.03/2003 (Kendaraan Bermotor)
 No.620/PMK.03/2004 jo. 137/PMK.011/2008
(Selain Kend.Bermotor)

6
10%
<1500 cc 50%

20%
1500 cc s.d. 2500 cc

60%

30% 250 s.d.500 cc


<1500 cc

75%
40%
2500 cc s.d. 3000 cc 1500 cc s.d. 3000 cc
>3000 cc >500 cc
10%

20%
75%
40%

30%

50%
CARA MENGHITUNG PPnBM ? Pasal 10 (1) UU PPN

PPnBM yang Disetor = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak

 Penyerahan Dalam Negeri dan Impor  10% S.D 75%


 Ekspor  0%

Dasar Pengenaan Pajak  Harga Jual Termasuk


PPnBM yang dibayar pada saat pembelian barang.

9
a. Pajak Pertambahan Nilai =
10 X harga atau pembayaran atas penyerahan BKP
110 + t

b. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah =


t X harga atau pembayaran atas penyerahan BKP.
110 + t

t = besaran tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah

10
Harga Barang Kena Pajak yang dikenakan Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah
Rp1.300.000,00.
Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang berlaku atas
Barang Kena Pajak tersebut adalah 20%.

Pajak Pertambahan Nilai yang terutang =


10 x Rp 1.300.000,00 = Rp 100.000,00
110 + 20

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang Terutang =


20 x Rp 1.300.000,00 = Rp 200.000,00
110 + 20

11
Ketentuan Penting !

PPnBM Bukan Kredit Pajak :

[Pasal 10 (2) UU PPN]

Pengusaha Kena Pajak yang mengekspor BKP Mewah, dapat


meminta kembali PPnBM yang telah dibayar.

[Pasal 10 (3) UU PPN]

12
Pengusaha Kena Pajak A melakukan Impor BKP Mewah dengan nilai
impor Rp.5.000.000,00 :
- Dasar Pengenaan Pajak = Rp5.000.000,00
- Pajak Pertambahan Nilai :
10% x Rp5.000.000,00 = Rp 500.000,00
- Pajak Penjualan Atas Barang Mewah :
20% x Rp5.000.000,00 = Rp1.000.000,00

Selanjutnya setelah dirakit, barang tersebut dijual kepada


Pengusaha Kena Pajak "B" dengan Harga Jual Rp50.000.000,00.
Penghitungan PPN dan PPnBM yang harus disetor adalah :

- Dasar Pengenaan Pajak = Rp50.000.000,00


- Pajak Pertambahan Nilai yang harus disetor :
PPN Keluaran = 10% x Rp50.000.000,00 = Rp5.000.000,00
PPN Masukan = Rp 500.000,00
PPN yang harus disetor Rp4.500.000,00
- Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang harus disetor :
35% x Rp50.000.000,00 = Rp17.500.000,00

13
Contoh 2 :
Pengusaha Kena Pajak ‘Timbul’ melakukan pembelian BKP Mewah di dalam
negeri dengan harga beli Rp.3.000.000,00 :
- Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar :
10% x Rp3.000.000,00 = Rp 300.000,00
- Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dibayar :
20% x Rp3.000.000,00 = Rp 600.000,00
Selanjutnya setelah diproses dan dikemas, barang tersebut dijual kepada
Pengusaha Kena Pajak ‘Karyo’ dengan Harga Jual Rp 10.000.000,00.
Penghitungan PPN dan PPnBM yang harus disetor adalah :
- Dasar Pengenaan Pajak = Rp10.000.000,00
- Pajak Pertambahan Nilai yang harus disetor :
PPN Keluaran = 10% x Rp10.000.000,00 = Rp1.000.000,00
PPN Masukan = Rp 300.000,00
PPN yang harus disetor Rp 700.000,00
- Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang harus disetor :
35% x Rp10.000.000,00 = Rp3.500.000,00

14
Contoh 3 :
Pengusaha Kena Pajak ‘Raja’ melakukan pembelian BKP Mewah
di dalam negeri dengan harga beli Rp.3.000.000,00 :
- Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar :
10% x Rp3.000.000,00 = Rp 300.000,00
- Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dibayar :
20% x Rp3.000.000,00 = Rp 600.000,00
Selanjutnya barang tersebut langsung dijual kepada Pengusaha
Kena Pajak ‘Ratu’ dengan Harga Jual Rp 10.000.000,00.
Penghitungan PPN yang harus disetor adalah :
- Dasar Pengenaan Pajak = Rp10.000.000,00
- Pajak Pertambahan Nilai yang harus disetor :
PPN Keluaran = 10% x Rp10.000.000,00 = Rp1.000.000,00
PPN Masukan = Rp 300.000,00
PPN yang harus disetor Rp 700.000,00
- Atas penjualan ini tidak terutang PPnBM, karena barang tersebut
tidak diproses lebih lanjut.

15
Pengusaha Kena Pajak "A" membeli mobil dari Agen
Tunggal Pemegang Merk seharga Rp100.000.000,00.
Dia membayar Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah masing-masing
sebesar Rp10.000.000,00 dan Rp35.000.000,00.
Apabila mobil tersebut kemudian diekspornya, maka
Pengusaha Kena Pajak "A" berhak untuk meminta
kembali Pajak Pertambahan Nilai sebesar
Rp10.000.000,00 dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah sebesar Rp35.000.000,00 yang telah
dibayarnya pada saat membeli mobil tersebut.

16
Objek PPnBM Kendaraan Bermotor :
 Impor Kendaraan CBU berupa kendaraan
pengangkutan orang s.d. 15 orang, kendaraan
double cabin, kendaraan khusus, kendaraan
bermotor beroda 2 dengan kapasitas silinder lebih
dari 250CC;
 Penyerahan kendaraan hasil perakitan/produksi di
dalam daerah pabean berupa kendaraan
pengangkutan orang s.d. 15 orang, kendaraan
double cabin, kendaraan khusus, kendaraan
bermotor beroda 2 dengan kapasitas silinder lebih
dari 250CC;
 Penyerahan kendaraan bermotor berupa kendaraan
pengangkutan orang s.d. 15 orang, kendaraan
double cabin hasil pengubahan dari kendaraan
sasis atau kendaraan pengangkutan barang.

17
Kendaraan Bermotor tidak dikenakan PPnBM :
 Kendaraan CKD;
 Kendaraan Sasis;
 Kendaraan pengangkutan barang;
 Kendaraan bermotor beroda dua dengan

kapasitas isi silinder s.d. 250 CC;


 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan

16 orang atau lebih.

18
Kendaraan Bermotor dibebaskan PPnBM :
 Kendaraan untuk ambulan, jenazah, pemadam kebakaran,

tahanan, angkutan umum;


 Kendaraan protokoler kenegaraan;

 Kendaraan pengangkutan 10 orang s.d. 15 orang untuk

kendaraan dinas TNI atau Polri;


 Kendaraan Patroli TNI/Polri.

• Importir atau pembeli wajib memiliki SKB dan Tidak boleh


mengalihkan atau mengubah peruntukkannya s.d. 5 tahun sejak
impor / perolehannya.
• Bila mengalihkan / mengubah peruntukkan  PPnBM yang
dibebaskan wajib dibayar kembali dalam waktu 1 bulan sejak
pengalihan/perubahan peruntukkan.
19

Anda mungkin juga menyukai