Anda di halaman 1dari 64

Agama

Khonghucu

儒教 Anggota :
Kristiana Angelina (2)
Maria Carolina (9)
Maria Rosaria (15)
Nadya Galilea (23)
Stevanya Nersiartista (35)
Zurisya Graciela (38)
SEJARAH SINGKAT
• Konghucu lahir pada tahun 551 SM dengan julukan
Tsin atau Confusius dalam bahasa latin atau Kung Fu
Tse menurut ejaan Cina yang berarti Tuan Kung.
• Kong Hu Cu dilahirkan sekitar tahun 551 SM di
kota kecil Lu di wilayah propinsi Shantung.
• Ibunya bernama Yan Zheng Zai dan ayahnya
bernama Kong Siok Liang Hut.
SEJARAH SINGKAT
• Ia adalah seorang yang menderita sedari kecil ia sudah
ditinggalkan ayahnya saat berumur 3 tahun dan hanya dirawat
oleh ibunya seorang.
• Saat ia muda sempat menjabat di pemerintah namun ia tinggalkan
dan ia menjadi guru yang memiliki banyak pengikut.
• Ia akhirnya kembali ke pemerintahan dan mendapatkan jabatan
tinggi pada usia 50 tahun.
• Ia meninggalkan terpaksa meninggalkan kota dan jabatannya
karena mendapatka fitnah sampai diseret kepengadilan.
SEJARAH SINGKAT
• Akhirnya ia mengembara selama 13 tahun keliling kota
menjadi guru keliling dan baru kembali ke kotanya pada
479 SM.
• Dalam ajarannya ia tidak menyukai membahas tentang
akhirat dan surga, Jadi ajarannya itu mengajarkan tentang
akhlak kehidupan manusia yang baik, moral kekuasaan,
kasih dan kesusilaan manusia.
Sejarah Agama Khonghucu Di Indonesia
• Agama khonghucu pertama kali dibawa oleh pedagang
Tionhoa sekitar abad 3 masehi .
• Khonghucu mulai berkembang setelah pemeluk agama
membentuk Tiong Hoa Koan (THHK) di Jakarta.
• Setelah masa reformasi tahun 1998 Gus Dur mencabut
Intruksi Presiden No.14/1967 dan keputusan menteri dalam
negri tahun1978. dan menjadikan Agama Khonghucu resmi
menjadi 6 agama di Indonesia
Para Rohaniwan Agama Khonghucu:
• Jiao Sheng (Penyebar Agama)
• Wenshi (Guru Agama)
• Xueshi (Pendeta)
• Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh)
Tata cara Ibadah
• Membakar dupa wangi sambil berdoa ke patung-patung yang dipercayai ada
nyawa-nyawa Sehingga apa yang mereka doa akan tersampaikan ke dewa yang
dimaksud.
• Dengan membungkukkan badan 45 derajat sebagai penghormatan
• Tiap satu colokkan dupa digunakan 3 batang dupa, jadi 8 colokkkan, berarti
jumlah dupa yang diambil adalah 24 dupa.
• Selanjutnya ada sepasang lilin berwarna merah, gula-gula, serta minyak sayur
yang digunakan apabila ingin menambah minyak di lampu lentera.
• Penambahan minyak sayur ini diyakinin sebagai penambahan
rejeki/keberuntungan bagi si pemberi. Selesai melakukan pembakaran dupa ke
masing-masing patung dewa, ada satu lagi ritual bagi orang yang ingin bertanya
langsung ke dewaâ.
Tata cara Ibadah
• Cara ini dinamakan Tiam Si❠yaitu mengocok sumpit bambu yang telah diberi
nomor. Nantinya, si pengocok ini terlebih dahulu menanyakan apa yang ingin ia
ketahui, mulai dari jodoh, keuangan, sampai masa depan.
• Ketika hasil kocokkan keluar, mana tinggal mencari arti dari sumpit bambu tersebut.
• Terakhir, kalau semuanya sudah beres maka sekarang melakukan pembakaran uang
kertas di tempat yang telah disediakan.
• Tempat ini seperti pagoda. Ada suatu kepercayaan juga sewaktu membakar uang
kertas ini, yaitu logo yang ada di uang kertas jangan dibalik saat sedang dibakar lalu
kertas itu dibiarkan dibakar secara alami, tidak boleh ditusuk/dirusak karena
diyakinin nantinya di dunia lain akan berwujud uang juga dan uang tersebut akan
rusak/sobek.
• Uang kertas yang di pakai nominalna dari Rp.1.000
Simbol - Simbol yang ada
Genta/Mu Duo
- Terbuat dari logam, tetapi pemukulnya menggunakan kayu
- Arti dar Mu Duo/Bok Tok, Mu/Bok=kayu, sedangkan Duo/Tok=genta
yang terbuat dari logam, karena itu huruf Duo/Tok terdapat unsur
logamnya.
- Lambang Genta memberi arti: bahwa Nabi Khongcu diutus oleh Tian
untuk memberitahukan/menjelaskan/menyebarkan tentang
Firman/perintah Tian, maka di Indonesia berdasarkan kongres pada
waktu itu menetapkan “GENTA” sebagai lambang lembaga agama
Khonghucu yg ada di Indonesia. 
Genta/Mu Duo
Lambang Naga (Jantan disebut Qi, Betina disebut Lin)
- Simbol ini melambang hewan suci dalam agama Khonghucu.
- Muncul saat kelahiran dan menjelang wafat Nabi Kongzi, membawa wahyu Yu Shu.
- Penampilan itu terdiri dari : gabungan dari kepala naga, tanduk rusa, kuku kuda, ekor
sapi, dahi serigala dan tubuhnya ditutupi dengan sisik yang berwarna-warni dan kerang.
- Legenda mengatakan bahwa di mana saja Qi Lin berada akan membawa nasib baik.
Maka, keberadaan Qi Lin mewakili “nasib baik”. Dalam budaya tradisional Cina, Qi Lin
adalah simbol keberuntungan dan dinyatakan bahwa “Qi Lin datang dalam masa yang
berkembang”. Orang percaya bahwa Qi Lin dianggap sebagai makhluk keberuntungan
yang dapat menjaga dari kemalangan, menghilangkan kejahatan, penjaga tempat tinggal,
dan memberikan keberuntungan dan promosi secara cepat.
- Qi Lin merupakan simbol apresiasi, persahabatan, berkah, kebajikan dan kompetensi
yang tinggi.
Lambang Naga (Jantan disebut Qi, Betina disebut Lin)
Fengshui
• Ilmu/pengetahuan fengshui yaitu cara Nabi Khongcu mengajarkan masyarakat untuk
melestarikan lingkungan.
• Menurut Nabi Khongcu segala sesuatu yang baik itu tidak cukup hanya diajarkan, tetapi
perlu dibudayakan.
• Dibudayakan artinya sudah dihayati nilai-nilainya oleh masyarakat. Masyarakat memberi
nilai tinggi sesuatu kalau memberi manfaat besar kepada kehidupan pribadi dan keluarga.
Seperti halnya pengetahuan fengshui akan memberi manfaat besar kalau dilaksanakan.
• Suatu ajaran kalau sudah dilaksanakan masyarakat beramai-ramai itu sudah menjadi
bagian dari budaya masyarakat, orang sudah yakin kalau kebaikan nilai itu tidak boleh
diabaikan.
• Fengshui telah dijadikan unsur budaya oleh Nabi khongcu, mulai dari memilih lokasi saat
akan membangun kelenteng dan cara menemukan tempat pemakaman yg baik.
• Murid Nabi Khongcu yang ahli fengshui adalah Cugong atau Zikong, dia sukses dalam
bisnis maka orang bisnis juga tertarik dengan pengetahuan fengshui.
Fengshui
Shi Shi (Singa Batu)
• Shi Shi (Singa Batu) : Terletak di muka kelenteng.
• Singa sebelah kiri (Yang) menginjak bola, singa
sebelah kanan (Yin) menginjak anak singa.
Shi Shi (Singa Batu)
Angpao
• Angpao berarti amplop yang berwarna merah.
• Angpao telah menjadi salah satu simbol Tahun Baru
Imlek.
• Pada hari raya Tahun Baru Imlek, ada tradisi bahwa
seseorang yang telah menikah memberikan ang pao
yang berisi uang kepada orang yang lebih muda dan
belum menikah. Soal jumlah, hal ini tergantung pada
kemampuan dan kerelaan dari sang pemberi.
Angpao
Kura - Kura
• Kura-Kura Hewan suci dalam agama Khonghucu.
• Muncul membawakan wahyu untuk Raja Suci Da Yu
(wahyu Lao Shu).
Kura - Kura
TEMPAT-TEMPAT SUCI AGAMA
1. Litang. KONGHUCU
• Ciri tempat ibadah tersebut :
A.Altarnya yang berisi Kim Sin ( 金神 ) Nabi Kongzi/Khonghucu,

B. Biasanyaa terdapat lambang ”Mu Duo”  木鐸 atau Bok Tok (dalam dialek Hokian) yaitu berupa
gambar Genta dengan tulisan huruf ‘Zhong Shu’ atau Tiong Sie (bahasa Hokian) artinya “Satya
dan Tepasarira/ Tenggang Rasa” yang merupakan inti ajaran agama Khonghucu. Hal ini sesuai
dengan Sabda Nabi Kongzi dalam Kitab Lun Yu 論語 : “Apa yang diri sendiri tiada inginkan,
janganlah diberikan terhadap orang lain”. Umat Khonghucu biasanya melakukan ibadah di
Litang setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek. Namun ada pula yang melaksanakannya pada
hari Minggu dan hari lain, hal ini disesuaikan dengan kondisi dan keadaan setempat.

• Upacara-upacara hari keagamaan lain seperti peringatan Hari Lahir Nabi Khonghucu ( 至聖誕 , 28
bulan 8 Iemlik), Hari Wafat Khonghucu ( 至聖忌辰 18 bulan 2 Imlek), Hari Tangcik ( 冬至
Genta Rohani), dan Tahun Baru Iemlik( 春節 ) dsb. biasanya juga dilakukan di Litang.
Litang
Kelenteng
Kuil Khonghucu
• Kuil Konghucu yang dijuluki sebagai "Kuil Nomor Satu" Tiongkok
merupakan tempat suci untuk menyembah Konghucu.
• Pada tahun 478 sebelum Masehi, yaitu tahun kedua setelah wafatnya
Konghucu, Raja Negara Lu memerintahkan agar bekas rumahnya diubah
menjadi kuil, di mana dipamerkan pakaian, topi dan barang-barang yang
dipakai untuk upacara. Di kuil itu setiap tahun diadakan kegiatan
sembahyang.
• Pada permulaan, kuil itu hanya berkamar tiga, tapi kemudian seiring dengan
berkembangnya secara berangsur-angsur kebudayaan Aliran Ru yang
didirikan oleh Konghucu menjadi kebudayaan dominan di Tiongkok, kaisar
dari berbagai zaman dinasti terus memperluas Kuil Konghucu sehingga kuil
itu menjadi satu kelompok bangunan yang berskala mahabesar.
Kuil Khonghucu
• Pada awal abad ke-18, Kaisar Dinasti Qing, dinasti terakhir dalam
sejarah Tiongkok memerintahkan pembangunan kembali Kuil
Konghucu dan memperluas Kuil Konghucu sehingga mencapai skala
yang kita lihat sekarang ini.
• Kuil Konghucu panjangnya dari selatan ke utara mencapai lebih dari
1000 meter, luasnya hampir 100 ribu meter persegi dan ruangnya
berjumlah 500 buah.
• Kuil Kong menjadi kelompok bangunan zaman kuno yang skalanya
hanya kalah dibandingkan dengan Istana Kuno Beijing dan patut
disebut sebagai teladan bangunan kuil berskala besar zaman kuno
Tiongkok
Kuil Khonghucu
Prince Gong Palace (Istana Prince Gong)
• Prince Gong Palace (Istana Prince Gong) merupakan salah satu dari banyak
bangunan bersejarah yang ada di kota Beijing, Cina. Istana ini dibangun pada
tahun 1777 oleh kerajaan, sebagai rumah bagi Heshen. Heshen merupakan
salah satu pria yang cerdas yang merupakan anggota penjaga kekaisaran.
Lokasi istana ini berada di Qianhai Xijie, sebelah utara Danau Shichahai. 
• Heshen merupakan pejabat kekaisaran pada masa Dinasti Qing. Beliau
merupakan orang kepercayaan sang kaisar, sehingga dipercaya oleh kaisar
untuk menduduki posisi yang penting dalam kerajaan. Beliau pernah
menduduki kursi pemegang keuangan kerajaan, juga mengendalikan korupsi
di kerajaan. Jasa beliau sungguh besar bagi Kaisar Dinasti Qing masa itu,
sehingga tak heran jika beliau dibuatkan tempat yang spesial pula oleh
Kaisar.
Prince Gong Palace (Istana Prince Gong)
Hari Besar Agama
• 1 bulan I (Zheng Yue) - Tahun Baru Kongzili/Yinli/Xin Zheng
• 4 bulan I - Menyambut turunya malaikat dapur (Chao Chun).
• 8/9 bulan I - Jing Tian Gong (Sembahyang Besar kepada Tuhan YME)
• 15 bulan I - Shang Yuan/Yuan Xiao atau Cap Go Me
• 18 bulan II (Erl Yue) - Hari Wafat Nabi Kongzi (Zhi Sheng Ji Zhen)
• 5 April - Hari Sadranan (Qing Ming)
• 5 bulan V (Wu Yue) - Duan Yang/Duan Wu/Bai Chun [maknanya]
• 29 bulan VII - Sembahyang Arwah Umum.
• 15 bulan VII (Ji Yue) - Jing He Ping/Jing Hao Peng
• 15 bulan VIII (Ba Yue) - Zhong Qiu (Sembahyang Purnama Raya)
• 27 bulan VIII (Ba Yue) - Zhi Sheng Dan (Hari Lahir Nabi Kongzi)
• 15 bulan X - Xia Yuan.
• 22 Desember - Dong Zhi (Hari Genta Rohani)
• 24 bulan XII (Shi Erl Yue) - Hari Persaudaraan & Naiknya malaikat dapur (Chao Chun).
Hari Raya Para Suci (Sien Beng)
yang dimuliakan oleh Umat Khonghucu
• 24 Cap Ji Gwee : Coo Kun Naik • 09 Sha Gwee : Hari Raya Sia Jien Kong
• 04 Cia Gwee : Coo Kun Turun • 15 Sha Gwee : Hari Raya Tan Kong
• 13 Cia Gwee : Hari Kenaikan Kwan Kong • 16 Sha Gwe : Hari Raya Cing Iet Thian
• 21 Cia Gwee : Hari Raya Tik Hay Cien Jien Kun
• 26 Cia Gwee : HUT Chai Sien Yek • 23 Sha Gwee : Hari Raya Thian Sing Sing
Bo
• 02 Ji Gwee : Hari Raya Hok Tik Ci Cing Sin
• 28 Sha Gwee : Chong Kiat Sian su Lahir
• 03 Ji Gwee : Bun Chiang Tee Kun Lahir
• 14 Si Gwee : Li Co Sian Lahir
• 19 Ji Gwee : Mak Kwan Im Lahir
• 18 Si Gwee : Hua Too Lahir
• 22 Ji Gwee : Kong Tik Cun Ong Lahir
• 13 Go Gwee : Kwan Ping Thai Cu Lahir
• 03 Sha Gwee : Cee Thiong
• 15 Go Gwee : Hari Raya Sien Long Tai Tee
• 03 Sha Gwee : Hari Raya Hian Thian Siang
Tee • 23 Go Gwee : Hari Raya Cing Gwan Ciang
Kun
Hari Raya Para Suci (Sien Beng)
yang dimuliakan oleh Umat Khonghucu
• 19 Lak Gwee : Kwan Im Mencapai • 15 Pik Gwee : Hari Raya Hok Tik Ching
Kesempurnaan Sien
• 24 Lak Gwee : Kwan Kong Lahir • 22 Pik Gwee : Hari Raya Kwee Sing
• 29 Lak Gwee : Hari Raya Sam Poo Tai Ong / Jian Ting Hut Lahir
Jien • 09 Kau Gwee : Kenaikan Hian Thian
• 29 Lak Gwee : Gwee Ham Gou Buka Siang Tee
Tanggal • 15 Cap Gwee : Hari Raya Sam Kwan Tai
• 07 Chiet Gwee : Hari Raya Khwee Sing Tee
• 17 Chiet Gwee : Liem Cien Tai Jien Lahir • 29 Cap Gwee : HUT Jenderal Ciu Chong
• 30 Chiet Gwee : Gwee Ham Gou Tutup • 06 Cap It Gwee : Cing Swie Coo Su Kong
Tanggal Lahir
• 03 Pik Gwee : Hari Raya Coo Kun
Negara yang Menganut :
Berikut ini adalah negara- •Malaysia
negara yang menganut •Mongolia
Ajaran Khonghucu / Ru Jiao:
•Singapura
• Hongkong •Taiwan
•Indonesia (0,05% atau •Tiongkok dan Vietnam.
117.091 manusia)
•Jepang
•Korea
Makanan khas berdasarkan musim:
Kue Keranjang (Nian Gao)
1. Musim Semi (sembahyang
Tahun Baru Imlek) dapat
disebut Yue, makanan khas
nya kue keranjang (Nian Gao)
Bacang / Bak Cang
2. Musim Panas disebut
Di (sembahyang Duan
Yang), makanan khas
nya Kue Bacang
Tiong Chiu Phia
3. Musim Rontok disebut
Chang (sembahyang
Zhong Qiu/ Tiong
Chiu), makanan khas
nya Tiong Chiu Phia
Wedang Ronde
4. Musim Dingin disebut Zheng
(sembahyang Dong Zhi/ Tang
Cek), makanan khas nya
Wedang Ronde
Hal tersebut tercantum dalam
Kitab Lee Ki/Li Ji XXII. (24)
Sempurnanya
Persembahyangan.
POKOK AJARAN KHONGHUCHU

• Hidup ini ada dua nilai yaitu Yen dan Li yang berarti :
Yen mengandung suatu pengertian hubungan ideal
diantara sesama manusia. Setiap manusia harus terdapat
dalam dirinya suatu kebaikan, budi pekerti, cinta dan
kemanusiaan. Orang yang telah memiliki Yen, akan
senantiasa bersedia mengurbankan dirinya untuk menjaga
keseimbangan dirinya dengan orang lain.
Untuk tetap menjaga Li dalam kaidah dan peraturan keseimbangan maka Kong
Hu Cu mengajarkan hal-hal sebagai berikut :
• Orang harus menggunakan nama-nama yang baik dan benar, oleh karena bila nama-nama
yang dipergunakan tidak tepat, maka bahasa tidak akan sesuai dengan kebenaran segala
sesuatu, dan segala usaha tidak dapat dilaksanakan untuk mencapai sukses.
• Orang harus memiliki sifat-sifat yang disebut “Chung Yung” yaitu sifat atau sikap yang
senantiasa tetap berada ditengah-tengah antara hidup berlebih-lebihan dan kekurangan yang
dapat memberikan keseimbangan terhadap perbuatan berlebih-lebihan serta mengendalikan
perbuatan-perbuatan tersebut sebelum terwujud.
• Orang harus menjaga adanya lima hubungan timbal balik sebagai sesuatu lingkaran
keseimbangan hidup, hal ini dapat juga dikatakan ajaran Kong Hu Cu dibidang Kesusilaan
Kesusilaan dalam agama khonghuchu yaitu :

- Hubungan antara ayah dan anak; ayah mencintai


anaknya, anak menghormati ayahnya.
- Hubungan antara saudara tua dengan saudara
muda. - Hubungan antara suami dan isteri.-
- Hubungan antara teman dengan teman.-
- Hubungan penguasa dengan warga masyarakatnya.
Kitab dalam agama Khonghuchu
Wujing Five Classics (The five books of old testement) terdiri atas :
a) Shijing (Kitab Sanjak), yang berisi nyanyian religi, puji-pujian akan keagungan
Tian dan nyanyian untuk upacara di istana,
b) Shujing (Kitab Dokumentasi Sejarah Suci), yang berisi sejarah suci Agama
Konghucu,
c) Yijing, berisi tentang penjadian alam semesta, sehingga mereka yang menghayati
Kitab ini akan mampu menyibak takbir kuasa Tian dengan segala aspeknya,
d) Lijing (Kitab Kesusilaan), yang berisi aturan dan pokok-pokok kesusilaan dan
peribadahan, serta
e) Chunqiujing. Pokok-pokok ajaran dan sabda-sabda Nabi Kongzi sendiri,
kemudian dihimpun oleh murid-muridnya dalam sebuah Kitab Suci yang disebut Si
Shu (Kitab Suci Yang Empat)
Si Shu (Kitab Suci Yang Empat) terdiri atas :

a) Daxue (Ajaran Agung/Besar) yang berisi bimbingan dan ajaran pembinaan diri, keluarga,
masyarakat, negara dan dunia. Daxue ditulis oleh Zengzi atau Zengshen, murid Kongzi dari
angkatan muda,

b) Zhongyong ( Tengah Sempurna) yang berisi ajaran keimanan Agama Konghucu. Zhongyong
ditulis oleh Zisi atau Kongji, cucu Kongzi,

c) Lunyu (Sabda Suci) yang berisi percakapan Kongzi dengan murid-muridnya. Kitab ini
dibukukan oleh beberapa murid utama Kongzi, yang waktu itu berjumlah 3.000 murid, dimana
72 orang diantaranya tergolong murid utama.

d) Kitab Mengzi yang ditulis Mengzi.


Kewajiban pengikut agama Khonghuchu
 Beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Beriman bahwa hidupnya (oleh dan) mengemban firmanTuhan.
 Beriman bahwa Firman Tuhan itu menjadi tugas Suci yang wajib
dipertanggung jawabkan dan sekaligus menjadi rahmat dan
kemampuan di dalam hidupnya.
 Beriman bahwa hidupnya mampu mengikuti, tepat, selaras,
serasi, dan seimbang dengan watak sejati itu.
 Beriman bahwa agama merupakan karunia bimbingan Tuhan Yang
Maha Esa untuk membina diri menempuh jalan kebenaran(suci).
 Beriman bahwa jalan suci itu menghendaki hidup memahami, menghayati,
mengembangkan, menggemilangkan kebajikan, benih kesucian dalam watak
sejatinya.
 Beriman bahwa kesetiaan menggemilangkan kebajikan wajib diamalkan
dengan mencintai, teposaliro sesama manusia, sesama makhluk dan
menyayangi lingkungan
 Beriman bahwa kewajiban suci ialah menggemilangkan kebajikan dan
mengamalkannya sampai puncak baik.
 Beriman hanya di dalam kebajikan itu Tuhan berkenan, hidup itu bermakna
apabila dapat setia kepada Khaliknya dan saudara sejati kepada sesamanya.
 Beriman bahwa kebajikan itulah jalan keselamat, kebahagiaan tertinggi di
dalam harkat dan martabat manusia sebagai makhluk termulia ciptaan Tuhan.
4 Larangan dalam Agama Konghucu
A. Yang Tidak Susila Jangan Dilihat
: Indra mata sangat penting dan merupakan karunia Tuhan yang luar biasa.
Mata dipergunakan untuk melihat, proses dari penglihatan akan melahirkan
tindakan. Untuk itu, dianjurkan hal-hal yang tidak susila atau tidak sopan
jangan dilihat.

Misalnya, ada orang dewasa yang mandi bukan pada tempatnya dan tidak
memakai sehelai pakaianpun. Perbuatan-perbuatan yang tidak susila sebaiknya
jangan dilihat, karena bila filter/saringan berupa iman yang tidak kuat dan baik
akan berpengaruh negative terhadap yang bersangkutan.
B. Yang Tidak Susila Jangan Didengar
: Dalam ajaran Nabi Agung Kong Zi, dianjurkan bahwa yang tidak susila jangan didengar.
Artinya adalah bahwa segala perkataan yang menjurus atau mengarah kepada hal-hal yang asusila,
akan lebih baik jangan didengar.

Misalnya, perkataan porno, gossip murahan, fitnah, provokasi dan lain sebagainya.

C. Yang Tidak Susila Jangan Dibicarakan


: Setiap informasi dari komunikasi dan pembicaraan mempunyai pengaruh positif dan negatif.
Hal yang bersifat positif tentunya dapat meningkatkan kualitas hidup manusia, sedangkan yang
bersifat negatif dapat merusak moral manusia.
Maka dianjurkan bahwa hal-hal yang tidak susila jangan dibicarakan.

Artinya segala pembicaraan yang berdampak negatif terhadap diri manusia sebaiknya jangan
dibicarakan. Tetapi bukan berarti harus diabaikan, namun harus dapat menempatkan pada
proporsi yang benar dan tepat.
D. Yang Tidak Susila Jangan Dilakukan
: Suatu tindakan tentunya melalui proses yakni dari melihat,
mendengar, membicarakan lalu mengambil keputusan untuk
bertindak.
Untuk itu, dianjurkan bahwa yang tidak susila jangan dilakukan.
Artinya perbuatan-perbuatan yang berdampak negatif sebaiknya
jangan dilakukan, karena perbuatan tersebut akan
mempunyai resiko yang bersifat tidak baik dan akan
ditanggung oleh yang bersangkutan, baik saat melakukan
tindakan maupun pada waktu yang akan datang.
Intisari ajaran Khong Hu Cu

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:

– Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
– Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
– Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
– Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
– Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
– Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
– Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
– Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
Point penting yang menyangkut moral dan etika Khonghucu /
Konfuciani :
1. Satya Dan Tepasarira / Zhong Shu
2. Tripusaka : Bijaksana, Cinta Kasih, Berani / Zhi, Ren, Yong ,
3. Bakti Dan Rendah Hati / Xiao Ti
4. Satya Dan Dapat Dipercaya / Zhong Xin
5. Kesusilaan Dan Kebenaran / Li Yi
6. Suci Hati Dan Tahu Malu / Lian Chi
7. Hormat Dan Sungguh-Sungguh / Gong Jing
8. Sederhana Dan Suka Mengalah / Qian Rang
9. Tengah Tepat Dan Lurus / Zhong Zheng
10. Memperbaiki Kesalahan / Gai Guo
11. Menegakkan Jasa / Li Gong
12. Akrablah Kepada Para Bijaksana / Qin Xian
13. Membenci Kepalsuan / E Wei
14. Mengerti Orang Lain / Zhi Ren
15. Menuntut Diri Sendiri / Qiu Ji
16. Melindungi Diri / Bao Shen
17. Bahagia Di Dalam Jalan Suci / Le Dao
18. Melaksanakan Ajaran Agama Dengan Sungguh / Gong Xing
19. Yang Berpribadi Susilawan / Junzi
20. Cinta Belajar / Hao Xue
21. Hati-Hati / Cermat Berfikir / Shen Si
22. Satu Prinsip Yang Menembus Semuanya / Yi Guan Zhi Dao
23. Menuntut Kenyataan / Qiu Shi
24. Menjaga Kewajaran / Shou Chang
25. Miliki Keuletan Semangat / You Heng
26. Meluruskan Diri / Zheng Ji
27. Mengatur Pekerjaan / Qiu Zhi
San Kang (Tiga Hubungan)

 a.       Hubungan seorang raja dengan menterinya atau hubungan


atasan dengan bawahannya
“seorang raja memperlakukan mentrinya dengan Li (kesopanan atau
penuh dengan budi pekerti yang baik). Seorang Mentri mengabdi
kepada Raja dengan kesetiaannya.” (Lun Gi III : 19).

Pengertiannya : seorang pemimpin yang bijak akan senantiasa


melihat kesejahteraan bawahannya dengan penuh tanggung
jawab. Demikian juga sebaliknya seorang bawahan yang baik akan
selalu senantiasa melaksanakan kewajibann tugasnya dengan taat.
b.      Hubungan Orang Tua dengan Anak
Hubungan ayah dengan anak dapat dilihat dalam perkataan
konghucu sebagai berikut:
“Raja berfungsi sebagai Raja, Mentri berfungsi sebagai Menteri,
Ayah berfungsi sebagai Ayah dan Anak berfungsi sebagai Anak.”
(Lun Gi XII : 11)

Jika kesemuanya ini dapat berfungsi sesuai dengan norma yang


berlaku, akan terwujudlah keharmonisan dalam keluarga dan
masyarakat.
 
c.       Hubungan suami dengan istri.

Bagi Konghucu hubungan suami dengan istri haruslah juga didasarkan pada sifat-sifat yang baik
dan terpuji. Seorang suami harus dapat menghormati istrinya dan begitu juga sebaliknya,
seorang istri harus dapat menghormati suaminya. Hal ini dapat dilihat dari kata-kata Mencius di
bawah ini :

“menurut (mengikuti) sifat-sifat yang benar itulah jalan suci bagi seorang wanita. “(Mencius III, 2:2)

Istri yang baik itu adalah istri yang tunduk dan patuh terhadap perintah suaminya, dan istri yang
tidak baik adalah istri yang selalu melanggar perintah suaminya.
Perintah suami yang semestinya diikuti oleh istri adalah perintah yang tidak bernuansa keburukan.
Jika perintah suami itu tidak baik, tidak seharusnya perintah yang tidak diikuti oleh sang istri.
Perkataan Mencius (murid konghucu) ini juga menyiratkan pengertian bahwa sifat-sifat yang benar
itu adalah petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Jika seorang istri menjalani sifat-sifat yang benar
tersebut berarti ia telah mengikuti petunjuk Thian.
Ngo Lun (Lima Norma Kesopanan dalam
Masyarakat)
Ngo Lun itu disebut sebagai Wu Luen, yang artinya juga “Lima norma
kesopanan dalam masyarakat”. Baik Ngo Lun maupun Wu Luen,
mempunyai arti yang sama.

Dalam bidang sosial, Konfusius menekankan perasaan berkawan atau


timbal balik, penanaman rasa simpati dan kerja sama, yang harus
dimulai dari lingkungan keluarga dan selanjutnya meluas setingkat
demi setingkat masuk kedalam bidang persekutuan yang lebih luas.
Ia menekankan lima macam hubungan manusia yang pokok yang
sudah menjadi teradisi dalam kehidupan orang-orang Cina, yaitu :
A. Hubungan saudara dengan saudara.
Proses hubungan saudara dengan saudara ini dapat dilihat dalam perkataan perkataan Konghucu
berikut ini :

“seorang muda, di rumah hendaklah berlaku bakti, di luar (rumah) hendaklah bersikap rendah hati,
hati-hati sehingga dapat dipercaya, menaruh cinta kepada masyarakat, dan berhubungan erat
dengan orang yang berperi cinta kasih” (Lun Gi, I : 6)

B. Hubungan teman dengan teman.


Konghucu tidak hanya menekankan pentingnya hubungan antara raja dengan menteri, orang tua
dengan anak, yang tua dengan muda, namun ia juga menekankan pentingnya hubungan antara
teman dengan teman. Maka, Konghucu mengatakan :

“ada tiga macam sahabat yang membawa manfaat dan ada tiga macam sahabat yang membawa
celaka. Seorang sahabat yang lurus, yang jujur, dan yang berpengetahuan  luas, akan membawa
manfaat. Seorang sahabat yang licik, yang lemah dalam hal-hal yang baik, dan hanya pandai
memutar lidah akan membawa celaka. “ (Lun Gi, XIV : 4)
Hasil Wawancara

Nama: Suan Kanal


Kalimantan Barat

Anda mungkin juga menyukai