Anda di halaman 1dari 44

KELAINAN, KOMPLIKASI DAN PENYAKIT

PADA MASA KEHAMILAN, PERSALINAN DAN


NIFAS

SUPARMI, M.Kes
MATERI
1. Pemeriksaan Kehamilan Dini
2. Kontak Dini Kehamilan Trimester 1
3. Pelayanan ANC Berdasarkan Kebutuhan
Individu
4. Skrining Untuk Deteksi Dini
DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN,
KOMPLIKASI DAN PENYAKIT PADA IBU HAMIL
Pengertian: upaya pemberian informasi kepada klien yang
berpotensi terhadap suatu masalah (penyakit/komplikasi) untuk
menyiagakan dalam mengambil tindakan antisipasi atau
mengurangi resiko
Prinsip adalah: suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar

berpikir dan bertindak seorang bidan dalam memberikan


informasi terkait dengan resiko ataupun masalah (penyakit,
kelainan ataupun komplikasi).
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil harus teratur

untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan


anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga
didapatkan ibu dan anak yang sehat, mendeteksi dini adanya
komplikasi sehingga dapat dicegah ataupun diobati, maka
angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dapat berkurang.
1. PEMERIKSAAN KEHAMILAN DINI
(EARLY ANC DETECTION)
Idealnya ibu yang merasa hamil harus memeriksakan diri
ketika terlambat haid ± 1 bulan, sehingga jika terdapat
kelainan pada kehamilannya dapat diketahui dengan cepat
dan dapat diatasi maka, sebaiknya melakukan kunjungan
ANC minimal 1 kali pada trimester 1 (< minggu ke 14).
Tujuan pemeriksaan dini pada awal kehamilan adalah :
1.Memastikan kehamilan

2.Menentukan usia kehamilan

3.Melakukan deteksi adanya faktor resiko dan komplikasi

4.Perencanaan penyuluhan dan pengobatan yang diperlukan

5.Melakukan rujukan dan kolaborasi bila mengalami komplikasi

dan faktor resiko yang memungkinkan komplikasi terjadi


FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEHAMILAN:
1. Perdarahan pervaginam
2. Hipertensi (kenaikan sistole 30 mmHg&diastole15 mmHg)
3. Kenaikan BB > 16 kg atau < 9 kg selama kehamilan atau
kenaikan < ½ kg/minggu pada triwulan akhir kehamilan
4. Oedema (terutama pada wajah dan kelopak mata)
5. Pusing dan pandangan berkunang-kunang
6. Kehamilan ganda (kembar)
7. IUFD
8. Usia kehamilan < 37 minggu atau > 42 minggu
9. Ibu hamil dengan penyakit menahun
10. Primigravida dengan penurunan kepala belum masuk
PAP pada akhir kehamilan
11. Proteinuria (++)
12. Muntah berlebihan
13. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu banyak
penyulit
BERADA
DI LUAR KEHAMILAN
1. Usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
2. Pendidikan ibu rendah
3. Paritas > 5
4. Mempunyai riwayat penyakit menahun /
infeksi
5. Jarak antara 2 kehamilan < 2 tahun
6. Riwayat kematian janin/bayi/anak > 1
7. Persalinan preterm
2. KONTAK DINI KEHAMILAN TRIMESTER I
Deteksi dini terhadap tanda bahaya kehamilan dilakukan
minimal 4 kali selama kehamilan, dengan penilaian sebagai
berikut :
1. Pada trimester pertama 1x dengan kriteria tanda
bahaya yaitu : adanya anemia, penyakit keturunan,
infeksi dan degeneratif, perdarahan (abortus, KET, mola
hidatidosa), HEG (hiper emisis gravidarum), kelainan
genetik janin (jika memiliki riwayat atau resiko)
2. Pada trimester kedua 1x dengan kriteria tanda bahaya
yaitu : perdarahan, pre eklampsia dan eklampsia,
gangguan pertumbuhan janin.
3. Pada trimester ketiga 2 x dengan kriteria tanda bahaya
yaitu : adanya kehamilan ganda, perdarahan
pervaginam (plasenta previa, solusio plasenta)
BERDASARKAN KEBUTUHAN
INDIVIDU
Pelayanan ANC yang diberikan pada
setiap ibu hamil berbeda-beda tergantung
dari kebutuhan dan kondisi dari setiap
individunya:
PEB

Anemia

Gemeli

DM

KEK, dll
4. SKRINING UNTUK DETEKSI DINI
Skrining untuk deteksi dini meliputi :
1. Pemeriksaan yg dilakukan pd kehamilan dini yaitu
a. Anamnesa adalah tanya jawab antara penderita dan

pemeriksa dan dari anamnesa ini banyak keterangan


yang diperoleh guna membantu menegakkan
diagnosa dan prognosa kehamilan, antara lain :
 Anamnesa Sosial (biodata dan latar belakang

sosial)
 Anamnesa Keluarga

 Anamnesa Medik

 Anamnesa Haid

 Anamnesa Kebidanan
2. Pemeriksaan Umum
a.Tinggi badan: TB<145 cm resiko CPD/panggul sempit

b.Berat badan: Kenaikan BB 9 – 16 kg dibanding sebelum hamil. Pada

trimester terakhir BB ± 0.5 kg seminggu, bila > 0.5 kg harus waspadai


preeklampsi
c.TTV: TD n/m sistolik <140 mmHg, diastolik<90 mmHg.

d.Pemeriksaan kepala dan leher dilakukan inspeksi meliputi seluruh

bagian kepala dan leher, mata sklera ikterik dan konjungtiva anemis /
anemia.
e.Pemeriksaan payudara: palpasi meliputi bentuk dan ukuran

payudara, putting susu menonjol/tidak, adanya retraksi, masa dan


pembesaran pembuluh limfe.
f.Pemeriksaan jantung, paru dan organ tubuh lainnya

g.Pemeriksaan abdominal: dilakukan palpasi mengenai ukuran dan

bentuk uterus.
h.Pemeriksan genetalia: apakah ada tanda tanda PMS

i.Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah untuk mengetahui adanya

varises dan oedema.


3. Pemeriksaan laboratorium ditujukan:
a. Golongan darah
b. Hemoglobin
c. Pemeriksaan urine pada awal
kehamilan bertujuan untuk
mengetahui adanya kehamilan.
d. Protein urine deteksi preeklampsia
e. Glukosa urine deteksi DM
f. Protein dalam urine deteksi infeksi
saluran kencing atau penyakit ginjal
4. Pemeriksaan Penunjang - USG
 Pemeriksaan USG pada kehamilan normal usia 5
minggu struktur kantong gestasi intrauterin dapat
dideteksi.
 Pada awal kehamilan: ideal sebelum UK 15
minggu untuk menentukan usia gestasi, viabilitas
janin, letak dan jumlah janin, serta deteksi
abnormalitas janin yang berat
 Pada UK sekitar 20 minggu untuk deteksi
anomali janin
 Pada trimester III untuk mendeteksi adanya
komplikasi pada kehamilan dan perencanaan
persalinan
Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika
alat / tenaga kesehatan tidak tersedia
KUNJUNGAN AWAL KEHAMILAN
 Asuhan yang diberikan dari mulai konsepsi sampai
sebelum kelahiran, untuk memantau perkembangan
kehamilan dan berorientasi kepada promosi kesehatan
melalui pendidikan kesehatan
 Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan
menjadi masalah.
 Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah
ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya oleh
karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal.
 Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan/
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal
TUJUAN KUNJUNGAN AWAL
KEHAMILAN
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental
dan sosial ibu dan bayi
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan / komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI Eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
JIWA ASUHAN ANTENATAL YANG EFEKTIF
1. Mendengarkan, berbicara dan membina hubungan
saling percaya
2. Membantu setiap ibu hamil keluarganya untuk
membuat rencana persalinan
3. Membantu ibu hamil dan keluarganya mempersiapkan
menghadapi komplikasi pada setiap kunjungan
4. Melakukan penapisan untuk kondisi yang
mengharuskan melahirkan di RS
5. Mendeteksi dan mengobati komplikasi –komplikasi
yang dapat mengancam jiwa
6. Mendeteksi adanya kehamilan ganda setelah UK 28
mgg & adanya kelainan letak setelah UK 36 mgg
7. Memberikan konseling pada ibu sesuai UK nya
mengenai nutrisi, istirahat, TTB, KB, ASI eksklusif,
ketidaknyamanan dsb
8. Memberikan imunisasi TT bila diperlukan
9. Memberikan suplemen mikronutrisi (Fe& asam folat )
LANGKAH-LANGKAH DALAM
MEMBERIKAN ASUHAN
ANTENATAL YANG BAIK
1. Menyapa ibu dan anggota keluarga dan membuatnya merasa
nyaman
2. Mendapatkan riwayat kehamilan ibu, mendengarkan dengan teliti
apa yang diceritakan oleh ibu
3. Melakukan pemeriksaan fisik seperlunya/terfokus
4. Melakukan pemeriksaan lab utk mengetahui kenormalannya
5. Sesuai dengan UK mengajari ibu tentang kebutuhan yang belum
dipenuhi
6. Memulai/melanjutkan perencanaan kelahiran dan
kegawatdaruratan/antisipasi rujukan
7. Memberitahukan tentang tanda tanda bahaya dan pastikan ibu
memahami semua tanda-tanda bahaya tsb
8. Menjadwalkan kunjungan ulang
9. Mendokumentasikan hasil kunjungan
KEBIJAKAN PROGRAM ANTENATAL
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling
sedikit 4 x dalam kehamilan
a. 1 x pada trimester I (< minggu ke16)
b. 1 x pada trimester II (minggu ke 24 – 28)

c. 2 x pada trimester III (minggu30 – 32 dan minggu 36


– 38)
Pedoman Kunjungan Kehamilan
d. UK 0 – 28 minggu kunjungan setiap 4 minggu /
1 bulan sekali
e. UK 28 – 36 minggu kunjungan setiap 2 minggu
sekali
f. UK 36 minggu s/d partus kunjungan setiap 1
minggu sekali
KEBIJAKAN TEKNIS ANTENATAL
CARE
1. Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi
masalah/komplikasi setiap saat. Itu sebabnya
mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan
selama kehamilannya
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan
meliputi komponen-komonen sbb :
2. Mengupayakan kehamilan yang sehat

3. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan

penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan


4. Persiapan persalinan yang bersih dan aman

5. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk

melakukan rujukan komplikasi


STANDAR MINIMAL ( 10 T )
DEPKES RI, 2009
1. T 1: (Timbang) berat badan & ukur Tinggi Badan
2. T 2: Ukur (Tekanan)darah

3. T 3: Ukur (Tinggi) fundus uteri

4. T 4: (Tentukan) Presentasi janin dan DJJ

5. T 5: Ukur LILA (Nilai status gizi)

6. T 6: Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama

kehamilan
7. T 7: Tes Laboratorium (rutin dan khusus)

8. T 8: Skrining status imunisasi TT dan berikan imunisasi

TT bila diperlulan
9. T 9: Tes terhadap Penyakit Menular Seksual

10. T 10: Temu wicara dalam rangka Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)


DIKUMPULKAN PADA SETIAP
KUNJUNGAN ANTENATAL
1. Trimester I : sebelum minggu ke14
Membina hubungan saling percayaantara bidan & ibu

Mendeteksi masalah dan mengobati

Pencegahanmasalah (tetanus neonatorum, anemia, praktek

tradisional yang merugikan


Persiapan antisipasi rujukan menghadapi komplikasi

Motivasi hidup sehat (nutrisi, latihan, kebersihan, istirahat dsb)

2. Trimester II : sebelum minggu ke 28


Sama seperti trimester I + kewaspadaan khusus mengenai pre

eklampsia
3. Trimester III: antara minggu ke 28 – 36
Sama seperti trimester I & II + palpasi abdomen untuk mendeteksi

kehamilan ganda
Setelah minggu ke 36: sama seperti I, II, III + deteksi kelainan

letak/kondisi yg memerlukan kelahiran di RS



MELENGKAPI RIWAYAT MEDIS
1. Pada kunjungan pertama: lengkapi riwayat medis ibu
2. Pada kunjungan berikutnya: selain memperhatikan catatan pada
kunjungan sebelumnya tanyakan keluhan yang dialami ibu selama
kehamilan berlangsung
3. Identitas
 Nama, Usia, Nama suami, Alamat, No telepon, Tahun Menikah,
agama, suku
4. Riwayat kehamilan sekarang
 HPHT (siklus haid), Taksiran Persalinan, Perdarahan
pervaginam, Keputihan, Mual dan muntah, Masalah/kelainan
pada kehamilan ini, Pemakaian obat dan jamu-jamuan, Keluhan
lain
5. Riwayat kontrasepsi
 Riwayat kontrasepsi terdahulu, Riwayat kontrasepsi terakhir
sebelum kehamilan ini
5. Riwayat medis lainnya
 Penyakit jantung, Hipertensi, Diabetes Mellitus (DM), Hepatitis,
HIV (jika diketahui), Infeksi Menular Seksual(IMS), Tuberkulosis
(TB), Alergi obat/makanan
6. Riwayat obstetriyg lalu
a.Jumlah kehamilan dan persalinan

b.Jumlah persalinan aterm dan preterm

c.Jumlah anak hidup, berat lahir dan jenis kelamin

d.Cara persalinan dan Jumlah keguguran

e.Perdarahan pada kehamilan, persalinan, nifas yg lalu

f.Adanya hipertensi pada kehamilan terdahulu

g.Riwayat kehamilan sungsang, kehamilan ganda

h.Riwayat pertumbuhan janin terhambat, kematian janin

7. Riwayat medis lainnya


i.Penyakit ginjal kronik, Talasemia dan gangguan hematologi, Malaria,

Asma, Epilepsi
j.Riwayat penyakit kejiwaan, Riwayat operasi

k.Obat yg rutin dikonsumsi dan Status imunisasi TT

l.Riwayat transfusi darah (golongan darah)

m.Riwayat dikeluarga: DM, hipertensi, gemeli dan kelainan kongenital


n.Riwayat kecelakaan (trauma
o.
8. Riwayat obstetri yg lalu
Adanya masalah lain selama kehamilan, persalinan, nifas terdahulu

Durasi menyusui dan ASI eksklusif

9. Riwayat sosial ekonomi


Usia ibu saat pertama menikah

Status perkawinan, berapa kali menikah & lamanya

Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan kesiapan

persalinan
Jumlah keluarga dirumah yang membantu

Siapa pembuat keputusan dalam keluarga

Kebiasaan/pola makan minum

Kondisi rumah, sanitasi, listrik,

Kebiasaan merokok, obat-obatan, alkohol

Pekerjaan/aktivitassehari-hari

Pekerjaan pasangan dan Pendidikan, Penghasilan

Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan

Pilihan tempat melahirkan



KLASIFIKASI KEHAMILAN
Kehamilan normal
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tekanan darah < 140/90 mmHg
3. Bertambahnya BB sesuai, minimal 9 kg selama
kehamilan ( 1 kg tiap bulan) atau sesuai IMT ibu
4. Edema hanya pada ekstrimitas
5. DJJ 120-160 kali/menit
6. Gerakan janin dapat dirasakan setelah usia
kehamilan18 – 20 minggu hingga melahirkan
7. Tidak ada kelainan riwayat obstetri
8. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
9. Pemeriksaan fisik dan lab dalam batas normal
Kehamilan dengan masalah khusus
10. Seperti masalah keluarga/psikososial,
11. KDRT
12. Kebutuhan finansial, dll
KLASIFIKASI KEHAMILAN
Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk
konsultasi dan atau kerjasama penanganannya
1. Riwayat pada kehamilanse belumnya: janin atau neonatus mati,

keguguran ≥ 3x, bayi < 2500 gr atau >4500gr, hipertensi pembedahan


pada organ reproduksi
2. Kehamilan saat ini: kehamilan ganda, usia ibu < 16 atau >40 tahun,

Rh(-), hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, DM, malaria, HIV,


sifilis, TBC, anemia berat, drug & alcohol abuse, LILA<23,5 cm,
TB<145 cm, kenaikan BB < 1 kg/>2 kg tiap bln /tidak sesuai IMT,
TFU tidak sesuai UK, PJT, ISK, penyakit kelamin,
malposisi/malpresentasi, gangguan kejiwaan dll
Kehamilan dengan kondisi kegawat daruratan yang membutuhkan
rujukan segera
 Perdarahan, preeklampsia, eklampsia, KPD, gawatj anin, atau kondisi

kegawatdaruratan lain yang mengancam ibu dan bayi


IDENTIFIKASI KOMPLIKASI & MELAKUKAN RUJUKAN
Untuk kehamilan dengan masalah kesehatan/komplikasi yang
membutuhkan rujukan, lakukan langkah berikut:
1.Rujuk kedokter untuk konsultasi:

2.Bantu ibu menentukan pilihan yang tepat untuk konsultasi (dokter SpOG)

3.Lampirkan kartu kesehatan ibu hamil berikut surat rujukan

4.Minta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat dengan

hasil rujukan
5.Teruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan

6.Lakukan perencanaan dini jika ibu perlu bersalin difaskes rujukan

7.Menyepakati rencana kelahiran dengan pengambilan keputusan

8.Mempersiapkan/mengatur transportasi ketempat persalinan, terutama pada

malam hari atau selama musim hujan


9.Merencanakan pendanaan untuk biaya transportasi dan perawatan

Mempersiapkan asuhan bayi setelah persalinan jika dibutuhkan


10.
KEGAWATDARURATAN YANG
MEMBUTUHKAN RUJUKAN
1. Rujuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat dimana
tersedia pelayanan kegawat daruratan obstetri yang
sesuai
2. Sambil menunggu transportasi, berikan pertolongan
awal kegawat daruratan, jika perlu berikan
pengobatan
3. Mulai berikan cairan infus intravena
4. Temani ibu hamil dan anggota keluarganya
5. Bawa obat dan kebutuhan-kebutuhan lainnya
6. Bawa catatan medis atau kartu kesehatan ibu hamil,
surat rujukan dan pendanaan yang cukup
ISTILAH / TERMINOLOGI
AGDO : Ada Gawat Darurat Obstetrik
AGO : Ada Gawat Obstetrik
APGO : Ada Potensi Gawat Darurat Obstetrik
AIDS : Aquired Immuno Defisiency Syndrome
FR : FaktorRisiko
HELLP : Hemolisis Elevatedof Liver Enzyme and Platelet Count
KRR: Kehamilan Risiko Rendah
KRT : Kehamilan Risiko Tinggi
KRST : Kehamilan Risiko Sangat Tinggi
KSPR : Kartu Skor Poedji Rochjati
PONED : Pelayanan Obstretri & Neonatal Emergensi Dasar
PONEK : Pelayanan Obstretri&Neonatal Emergensi Komprehensif
RDB : Rujukan Dini Berencana
RDR: Rujukan Dalam Rahim
RTW : Rujuk Tepat Waktu
PENDEKATAN RISIKO UNTUK IBU HAMIL
Pendekatan Risiko
1. Dalam obstetri modern terdapat pengertian potensi

risiko,dimana suatu kehamilan dan persalinan selalu


mempunyai risiko terjadinya komplikasi dalam
kehamilan.
2. Komplikasi dapat ringan/berat yang menyebabkan

terjadinya kematian, kesakitan, kecacatan pd ibu & by


3. Untuk itu dibutuhkan upaya pencegahan pro-aktif sejak

awal kehamilan, selama kehamilan sampai menjelang


persalinan yang dilakukan bersama-sama oleh tenaga
kesehatan, bidan di desa dgn ibu hamil, suami,
keluarga, serta masyarakat
TUJUAN PENDEKATAN RISIKO :
Meningkatkan mutu pelayanan kepada semua ibu hamil, janin
dan bayi baru lahir sebagai suatu kesatuan, tetapi perhatian
khusus dan intensif diberikan kepada mereka yang mempunyai
peluang terjadinya risiko lebih besar
1. Meningkatkan cakupan: Semua ibu hamil diberikan

perawatan dan skrining antenatal untuk deteksi dini


secarapro-aktif, yaitu mengenal masalah yang perlu
diwaspadai dan menemukan secara dini adanya tanda
bahaya dan faktor risiko pada kehamilan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan: Sesuai dengan kondisi

dan faktor risiko ibu hamil


3. Meningkatkan akses rujukan: Pemanfaatan sarana dan

fasilitas pelayanan kesehatan ibu sesuai dengan faktor


risikonya melalui rujukan terencana
Dalam mendukung keberhasilan tujuan Pendekatan Risiko harus
dilakukan penyuluhan tentang kondisi ibu hamil dalam bentuk :
 KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi): kepada ibu hamil, suami dan
keluarga, agar sadar, waspada sehingga menjadi : tahu, peduli,
sepakat dan gerak untuk berangkat
Risiko
 Suatu ukuran statistik dari peluang/kemungkinan untuk terjadinya
suatu keadaan gawat darurat yg tidak diinginkan pd masa mendatang,
yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi obstetrik pd saat persalinan
yg dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan pd ibu dan bayi
 Ukuran risiko dituangkan dalam bentuk angka SKOR
 SKOR: merupakan bobot perkiraan dari berat ringannya risiko/bahaya
 Pemilihan angka penunjuk sederhana ini disesuaikan dengan
pemakainya yaitu: ibu hamil, kader dan petugas non kesehatan
ditingkat pelayanan kesehatan dasar
 Digunakan angka bulat dibawah 10. Sebagai angka dasar 2, 4, 8 setiap
faktor untuk membedakan risiko yang rendah, menengah dan tinggi
 Jumlah skor= tingkat risiko yang dihadapi ibu hamil Risiko
KLASIFIKASI RISIKO KEHAMILAN
 Kehamilan Risiko Rendah (KRR) Skor 2
• Kehamilan tanpa masalah/faktor risiko, fisiologis dan
kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal
dengan ibu & bayi sehat
 Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) Skor 6 – 10
• Kehamilan dengan ≥ 1 faktor risiko
• Memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat
 Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) Skor ≥ 12
• Kehamilan dengan faktor risiko: Perdarahan (sebelum
bayi lahir dampak gawatdarurat bagi ibu dan janin)
dan mempunyai Faktor risiko ≥ 2 (tingkat risiko
kegawatan meningkat, perlu penanganan dokter
spesialis di RS rujukan)
FAKTOR RISIKO/MASALAH KEHAMILAN
A. Kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kemungkinan
risiko/bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat
menyebabkan kematian/kesakitan
B. Faktor risiko dikelompokkan dalam tiga kelompok I, II, III
1. Kelompok I
 APGO (Ada Potensi Gawat Obstetrik)

 Ada10 faktor risiko: 7 Terlalu, 3 Pernah

2. Kelompok II
 AGO (Ada Gawat Obstetrik)

 Ada 8 faktor risiko

 Tanda bahaya pada kehamilan, ada keluhan tapi tidak darurat

3. Kelompok III
 AGDO (Ada Gawat Darurat Obstetrik)

 Ada 2 faktor risiko

 Total seluruh faktor risiko ada 20


KELOMPOK I = APGO
7 Faktor Terlalu:
1.Primi muda: Terlalu muda, hamil pertama umur ≤16 thn
2.Primi tua: Terlalu tua, hamil pertama umur ≥ 35 tahun
dan Terlalu lambat hamil, setelah kawin ≥ 4 thn
3.Primi tua sekunder: Terlalu lama punya anak lagi,
terkecil ≥ 10 tahun
4.Anak terkecil < 2 thn: Terlalu cepat punya anak lagi,
anak terkecil < 2 tahun
5.Grande multi: Terlalu banyak punya anak, 4 atau lebih
6.Umur ≥ 35 tahun: Terlalu tua, hamil umur ≥ 35 thn
7.Tinggi badan ≤ 145 cm” Terlalu pendek pada ibu dengan:
Hamil pertama, hamil kedua/lebih, tetapi belum pernah
melahirkan normal/spontan dengan bayi aterm dan hidup
3 PERNAH MELIPUTI:
1. Pernah gagal hamil
a. Hamil kedua yang pertama gagal
b. Hamil ketiga/lebih mengalami gagal (abortus,
lahir mati) 2 kali
c. Hamil terakhir bayi lahir mati/ IUFD
2. Pernah melahirkan dengan tindakan
a. Pernah melahirkan dengan vacum
b. Pernah plasenta dikeluarkan oleh penolong dari
dalam rahim (manual plasenta)
c. Pernah diinfus/transfusi pada perdarahan pasca
persalinan
3. Pernah melahirkan bayi dengan operasi SC sebelum
kehamilan ini
KELOMPOK II = AGO
1. Penyakit ibu hamil
a. Anemia : Pucat, lemas, mudah lelah, lesu, mata berkunang-kunang
b. Malaria: Panas tinggi, menggigil keluar keringat, sakit kepala
c. TBC: Batuk lama tidak sembuh-sembuh, batuk darah, badan
lemah, lesu, kurus
d. Payah jantung: Sesak nafas, jantung berdebar, kaki bengkak
e. Kencing manis: Diketahui dari diagnosa dokter & pemeriksaan lab
f. PMS: Diketahui dari diagnosa dokter & pemeriksaan lab
2. Preeklampia ringan: bengkak tungkai dan tekanan darah tinggi
3. Hamil kembar/gemelli: perut ibu sangat besar, gerak anak terasa
dibanyak tempat
4. Hamil hidramnion: perut ibu sangat membesar, gerak anak kurang
terasa karena air ketuban terlalu banyak, biasanya anak kecil
5. Hamil lebih bulan/ serotinus: kehamilan > 42 minggu
6. Hamil IUFD: ibu hamil tidak merasa gerakan janin, perut mengecil
7. Letak sungsang
8. Letaklintang
KELOMPOK III = AGDO
1. Perdarahan sebelum bayi lahir: mengeluarkan darah
pada waktu hamil, sebelum kelahiran bayi
2. Pre eklampsia berat: pada hamil 6 bulan lebih: sakit
kepala/pusing, bengkak tungkai/wajah, tekanan
darah tinggi, pemeriksaan urine terdapat albumin,
3. Eklampsia ditambah dengan terjadi kejang-kejang
Ibu dengan faktor risiko kelompok III sangat
membutuhkan:
4. Pengenalan dini
5. Rujuk segera tepat waktu
6. Penanganan adekuat di RS pusat rujukan
SKRINING ANTENATAL
PADA IBU HAMIL SKRINING
 Komponen penting dalam pelayanan kehamilan
yang harus diikuti denganKIE pada ibu hamil &
suami utk persiapan persalinan aman &
antisipasi rujukan terencana
 Beberapa faktor risiko yg ada pada ibu hamil
akan dapat diprediks ikemungkinan komplikasi
yang akan terjadi: Prediksi persalinan macet
pada ibu hamil dgn TB 140 cm
 Skrining harus dilakukan berulang kali
sehingga dapat ditemukan secara dini faktor
risiko yang berkembang pada umur kehamilan
lebih lanjut
JALUR DIAGRAM SKRINING PADA IBU
HAMIL
Pada semua ibu hamil dilakukan skrining:
1. Skrining pertama: memisahkan kelompok ibu hamil tanpa
faktor risiko dan kelompok dengan risiko
2. Skrining kedua: dapat dipisahkan lagi kelompok ibu hamil
dengan faktor risiko tinggi yang membutuhkan rujukan &
penanganan namun masih bisa ditunda
3. Skrining ketiga: kelompok ibu hamil dengan risiko sangat
tinggi yg harus segera dirujuk dan ditangani dgn tindakan segera
4. Dalam pendekatan risiko, kegiatan skrining antenal berbasis
keluarga dimasyarakat.
5. Skrining harus dilakukan dengan teliti dan sistematis pada semua
ibu hamil, berulang kali selama kehamilan sampai dekat
persalinan
6. Saat ini skrining dilakukan oleh kader yang terlatih. Kedepannya
skrining dapat dilakukan oleh ibu hamil sendiri, suami dan
keluarga
CARA PEMBERIAN SKOR
1. Tiap kondisi ibu hamil (umur & paritas) dan faktor
risiko diberi nilai: 2, 4, 8
2. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor2
sebagai skor awal.
3. Tiap faktor risiko skornya 4, kecuali bekas operasi
SC, letak sungsang, letak lintang, APB dan
PEB/Eklampsia diberiskor 8
4. Skor awal X  skor dari umur dan paritas yang
merupakan karakteristik pada setiap ibu hamil
5. Skor awal X+Y  Nilai Y adalah skor dari faktor
risiko yang mungkin sudah ditemukan pada kontak
pertama
CARA PEMBERIAN SKOR
7. Jumlah skor dapat tetap/bertambah, disesuaikan
dengan faktor risiko yang muncul dikemudian hari
8. Jumlah skor tidak akan berkurang walaupun
gejalanya tidak adalagi, misalnya: edema tungkai
pada PER, karena faktor risikonya tetap ada & gejala
dari faktor risiko tsb sewaktu-waktu dapat timbul
kembali
9. Dengan pengertian bahaya dari PE/E tetap masih ada
sampai persalinan dan nifas selesai/sampai 42 hari
pasca persalinan Contoh kasus: ibu hamil dengan
HAP, setelah mendapat perawatan & pengeluaran
darah berhenti maka skor tetap tidak berkurang
karena perdarahan dapat setiap saat timbul lagi &
bahaya perdarahan masih tetap ada
WARNA
KASUS KONTAK PEMBERIAN JMH KODE
KEHAMILAN SKOR WARNA
 Ibu hamil usia 30 thn I 2 6 Kuning
hamil ketiga
 Ibu mengalami anemia 4
Keadaan tetap II – III Tetap 6 Kuning
Pada UK 8 bulan terjadi IV 8 14 Merah
perdarahan, ibu dirujuk
& dirawat di RS, setelah
perdarahan berhenti ibu
 I
boleh pulang
Dirumah tidak ada V Tetap 14 Merah
perdarahan, Ibu
melakukan kontak
Mendadak perdarahan - Tetap 14 Merah
banyak, ibu segera di
rujuk ke RS
KEHAMILAN & PERSALINAN AMAN
KEHAMILAN  PERSALINAN 
 Jumlah Keh Kode Perawatan  Rujukan Tempat  Penolong
Skor Risiko  Warna   

 2  KRR Hijau    Bidan Tidak Rumah Bidan 

dirujuk  Polindes 

 6 – 10  KRT Kuning  Bidan  Polindes Polindes  Bidan

Dokter  PKM PKM Dokter

RS RS 

 ≥ 12 KRST  Merah   Dokter  RS RS   Dokter


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai