Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan
NIP. 19561224 198103 1002
LATAR BELAKANG
RUMAH SEDERHANA YANG ROBOH AKIBAT GEMPA
• Secara geografis, Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia. Pertemuan
lempeng lempeng ini mengakibatkan aktifitas gunung api dan gempa bumi dengan
intensitas yang cukup tinggi. Gempa bumi dapat menyebabkan berbagai macam
kerusakan bahkan keruntuhan pada bangunan. Kerusakan terbanyak akibat gempa di
Indonesia terjadi pada bangunan sederhana, mengingat bangunan sipil yang ada di
Indonesia sebagian besar adalah bangunan bertingkat rendah seperti rumah sederhana 1
SNI 03 2847 2002 tingkat dan 2 tingkat. Rumah sederhana di Indonesia pada umumnya dibangun tanpa
bantuan seorang ahli bangunan dan struktur, sehingga rumah tersebut tidak memiliki
kinerja yang memadai dalam menahan beban gempa atau disebut non engineered
building. Namun,tidak menutup kemungkinan untuk bangunan bertingkat tinggi pula.
Dinding bata diambil hanya 1 sampel yang berasal dari lubuk pakam.
Untuk eksperimen dilaksanakan di diluar gedung laboratorium magister teknik sipil USU.
Bangunan merupakan struktur beton bertulang dengan data sebagai berikut:
Mutu beton K175 (f’c=14,5Mpa) .
Mutu baja (fyy) = 240 Mpa
Dimensi balok dan kolom 15x15cm2
Untuk mengetahui perilaku dinding bangunan yang menggunakan angkur (stek) sebagai
salah satu perkuatan hubungan antara dinding dengan kolom dan balok yang bekerja
sebagai satu kesatuan dalam menahan beban, di mana untuk mencapai tujuan utama
tersebut perlu di bagi dalam beberapa sub penelitian sebagai berikut:
Merancang eksperiment dengan membuat dua model struktur yaitu portal 2D tanpa dinding
bata dan portal 2D dengan dinding bata.
Dari hasil rancangan eksperiment diambil nilai pushover yang maksimum untuk pradesain
benda uji.
Melakukan eksperiment dilapangan dengan membuat satu benda uji yaitu Struktur portal
2D menggunakan angkur dan sambungan memakai seismic 45 derajat.
Membandingkan hasil analisis dengan eksperiment.
Melihat pola retak..
MANFAAT PENELITIAN
Dengan memasukkan semua parameter yang sudah dibahas pada bab sebelumnya kedalam
program SAP 2000 v16 maka diperoleh hasil nilai pushover untuk dinding tanpa bata pada
table 3.2 berikut
Tabel 3.2 Tabel Pushover untuk dinding tanpa bata
Pada penelitian dalam tesis ini, dinding bata dimodelkan sebagai bracing tekan
diagonal. Pada benda uji yang akan dianalisa memiliki bentang yaitu 4 m
dengan tinggi 3 m .Dimensi bracing di dapat dari bab sebelumnya setelah
menginput parameter yang sudah didapat daripembahasannya sebelumnya
diperoleh hasil berikut:
Tabel 3.3 Tabel Pushover untuk portal dengan dinding bata
8000
B 7000
e
b
a 6000
n
(
k 5000
g
)
4000
Portal dengan
dinding
3000
2000
1000
0
-2.00E-03 0.00E+00 2.00E-03 4.00E-03 6.00E-03 8.00E-03 1.00E-02 1.20E-02 1.40E-02 1.60E-02 1.80E-02
Displacement (mm)
1400
1200
1000
600
400
200
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
PEMODELAN STRUKTUR DENGAN EKSPERIMENT
.2 Pemodelan Struktur Dengan Eksperiment
pengisi batu bata dimana balok dengan dinding dan kolom dengan dinding dipasang
angker. Pengujian dilakukan pada tiga benda uji. Pembuatan benda uji dan
1. Pasir(agregat halus)
3. Semen,
4. Besi/baja tulangan
5. Batu bata,
6. Kayu
Persiapan Peralatan
No Material Keterangan
7000.00
B 6000.00
e
b
a
n 5000.00
(
k
g Struktur Portal
) 4000.00 dengan angkur
3000.00
2000.00
1000.00
0.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00
Displacement (mm)
8000
7000
Portal dengan
6000 dinding
B 5000
e
b
a 4000 Portal dengan
n dinding pakai
( angkur
k
g 3000
)
2000
Portal tanpa
dinding
1000
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Displacment (mm)
REKAPITULASI BEBAN SECARA ANALITIS DAN EKSPERIMENT
Portal 2D dengan dinding bata dan angkur Portal 2D tanpa dinding bata Portal 2D dengan dinding bata
5940.35 32.00
6397.30 38.00
6854.25 45.00
7311.20 51.60
7539.68 56.50
7311.20 67.40
POLA RETAK
KESIMPULAN
1. Hasil analitis (Sap 2000) menunjukan bahwa portal dengan dinding bata memiliki
perilaku struktur yang lebih baik daripada portal tanpa dinding. Hal ini
ditunjukkan pada nilai displacment portal dengan dinding memiliki nilai 11.3%
lebih besar dari portal tanpa dinding.
2. Hasil analitis menunjukkan bahwa nilai beban(pushover) pada portal berdinding
dengan portal tanpa dinding jauh lebih besar dari beban (pushover) yang
dihasilkan oleh portal berdinding sebesar 533.7%
3. Dari hasil studi, dapat ditarik kesimpulan bahwa dinding bata dapat mengganggu
kinerja struktur utama untuk berdeformasi secara maksimal
4. Hasil analisis pushover dengan eksperiment mendekati nilai base share portal
dengan dinding bata yaitu hanya 99.34%.
5. Untuk merancang dinding sebagai salah satu structural dalam perhitungan,
dinding bata sangat cocok dimodelkan sebagai bracing tekan.terbukti dari hasil
eksperiment dan analitis hampir mendekati
`6. Benda uji yang menggunakan angkur (stek) menghasilkan pola retak diagonal tetapi tidak
mengakibaktkan terpisahnya dinding bata dengan kolom.
7. Pemasangan angkur (stek) dari kolom ke dinding dapat meningkatkan perkuatan hubungan
antara dinding bata dengan kolom.
8. Pemasangan angkur (stek) dari dinding bata ke kolom juga berfungsi untuk mendukung aksi
komposit satu sama lain dalam hal menahan beban gempa.
9. Hubungan antara kolom pengaku dinding dengan dinding tembok menggunakan angkur Ø 8
mm panjang 30 cm setiap 6 lapis bata atau 3 lapis batako.
10. Prinsip utama bangunan tahan gempa adalah adanya kesatuan dari struktur bangunan,
semua unsur bekerja bersama-sama sebagai satu kesatuan, jadi tidak bekerja secara
terpisah.
PEMBAHASAN
RUMUSAN MASALAH
METODOLOGI PENELITIAN
“IT REMAINS SOMETHING OF A PARADOX THAT THE FAILURES OF
NON-ENGINEERED BUILDINGS THAT KILL MOST PEOPLE IN
EARTHQUAKES ATTRACT THE LEAST ATTENTION FROM THE
ENGINEERING PROFESSION.”
ANALISIS STATIK BEBAN DORONG (STATIC
PUSHOVER ANALYSIS
Analisis Statik Beban Dorong (Static Pushover Analysis)
Menurut SNI Gempa03-1726-2002, analisis statik beban dorong
(pushover) adalah suatu analisis nonlinier statik, yang dalam
analisisnya pengaruh gempa rencana terhadap struktur bangunan
gedung dianggap sebagai beban statik pada pusat massa masing-
masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara berangsur-anngsur
sampai melampaui pembebanan sehingga menyebabkan terjadinya
pelelehan (sendi plastis) pertama di dalam struktur bangunan gedung,
kemudian dengan peningkatan beban lebih lanjut mengalami
perubahan bentuk pasca-elastik yang besar sampai mencapai target
peralihan yang diharapkan atau sampai mencapai kondisi plastik.
ANALISIS STATIK BEBAN DORONG (STATIC PUSHOVER ANALYSIS)
•Anisa Febriana, Wisnumurti, Ari Wibowo membahas Analisa Pushover untuk Performance
Based Design Studi Kasus Gedung B Program Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer
•Dr. Tatsuo Narafu,Hiroshi Imai,Dr. Yuji Ishiyama (dkk) membahas Experimental Study on
Confind Brick Masonry in Indonesia
•Bryan Jeferson Tololiu, H. Manalip R.S. Windah, S.O. Dapas (2012) yang membahas
Perbandingan Respons Struktur bangunan Gedung Bertingkat Dengan Dinding Pengisi Dan
Tanpa Dinding Pengisi Akibat Gempa.
•Lilya Susanti, Sri Murni Dewi, Siti Nurlina (2011) membahas tentang Pengaruh Penggunaan
Pengekang (Bracing) Pada Dinding Pasangan Batu Terhadap Respon Gempa.
•Darin Aryandi, Bernardinuhs Herbudiman (2017) membahas tentang Pengaruh Bentuk
Bracing Terhadap Kinerja Seismik Struktur Beton Bertulang.
•Claudya B. Benedicta, Johannes Tarigan (2016) membahas tentang Analisis Kekakuan
Struktur Portal Terbuka Dibandingkan Dengan Pemanfaatan Dinding Bata Sebagai Bracing
Terhadap Gaya Gempa Secara Modal Analysis 2D Dan Program Etabs.
•Rany Rakitta Dewi (2014) membahas tentang Study Perilaku Model Panel Dinding Bata
Pengisi Pada Struktur Beton Bertulang.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam Tesis ini akan dilakukan
kajian terhadap :
• Perbandingan analisis beban gempa secara manual pada portal
terbuka dan secara pengujian portal terbuka 2D (Dua Dimensi).
Struktur portal yang ditinjau adalah dua dimensi. Perbedaan ditinjau
dari perioda fundamental struktur dan gaya geser dasar dengan
sambungan tulangan sembarang.
• Kemampuan dinding bata dalam memikul beban gempa dibandingkan
dengan portal terbuka dari hasil data penelitian. Pengaruhnya ditinjau
dengan membandingkan perioda fundamental struktur, gaya geser
dasar, deformasi struktur, serta gaya-gaya dalam yang meliputi
momen, gaya lintang, dan gaya normal struktur
TUJUAN PENELITIAN
• Mengetahui besarnya pengaruh keberadaan dinding
batu bata terhadap kapasitas tahanan beban dan
deformasi pada dinding pasangan batu bata.
• Mengetahui besarnya pengaruh perbedaan waktu
dengan pasangan batu bata terhadap kapasitas
tahanan beban gempa pada dinding pasangan batu
bata.
• Mengetahui pengaruh perbedaan bahan yang
digunakan sebagai bracing terhadap kapasitas tahanan
beban gempa pada dinding pasangan batu bata.
MANFAAT PENELITIAN
• Memberikan pengetahuan dengan
pasangan batu bata pada portal dinding
terbuka dapat meningkatkan kekuatan dan
kekakuan dinding terhadap respon gempa.
• Menambah pengetahuan dengan pasangan
batu bata menghasilkan kekuatan yang
berbeda terhadap respon gempa
BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dari tesis ini adalah
• Experiment dilaksanakan di lokasi Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
• Data data untuk pelaksanaan penelitian
• Mutu Beton : 14.5 Mpa
• Ukuran Balok : 15 cm x 15 cm
• Ukuran Kolom : 15 cm x 15 cm
• Ukuran Tulangan Lentur : 4 Diameter 10 mm
• Ukuran Sengkang : Diameter 8 mm Jarak 200 mm
• Beban Rencana horizontal : 2 Ton
• Sambungan tulangan lentur dilakukan dengan sempurna
PORTAL TANPA DINDING PENGISI
DAFTAR PUSTAKA
• American Institute of Steel Construction. 2010. Seismic Provision for Structural
Steel Buildings.
• Aryanto, A. 2008. Kinerja Portal Beton Bertulang dengan Dinding Pengisi Bata
Ringan terhadap Beban Gempa. Tesis Magister. Institut Teknologi Bandung.
• Badan Standardisasi Nasional. 1989. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung SNI 03-1727-1989.
• Badan Standardisasi Nasional. 2000. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002.
• Badan Standardisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan dan Non Gedung SNI 03-1726-2012.
• Chopra, Anil K. 1995. Dynamics of Structures: Theory and Applications to
Earthquake Engineering. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
• Clough, Ray W. dan Penzien, J. 2003. Dynamics of Structures. Berkeley: Computers
and Structures, Inc.
• Departemen Pekerjaan Umum. 1978. Bata Merah sebagai Bahan Bangunan NI-10.
• Federal Emergency Management Agency. 2000. FEMA 356 Prestandard and
Commentary for The Seismic Rehabilitation of Buildings.
• Federal Emergency Management Agency. 2010. Earthquake-Resistant Design
Concepts.
DAFTAR PUSTAKA
• Makmur, Achmad Syaiful. 2010. Bagaimana Gempa Bumi Merusak Bangunan?.
[online]. (www.achmadsya.wordpress.com, diakses tanggal 18 Desember 2016).
• Murty, C. V. R. dan Sudhir K. Jain. 2000. Beneficial Influence of Masonry Infill
Walls on Seismic Performance of RC Frame Buildings. 12th World Conference on
Earthquake Engineering.
• Paudel, Dev Raj dan Santosh Kumar Adhikari. 2015. Effect of Masonry Infills on
Seismic Performance of RC Frame Buildings. International Journal of Innovative
Research in Science, Engineering and Technology. Vol.4, Issue 8. ISSN 2347-6710.
• Paulay, T. dan M. J. N. Priestley. 1992. Seismic Design of Reinforced Concrete and
Masonry Buildings. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
• Pawirodikromo, Widodo. 2012. Seismologi Teknik & Rekayasa Kegempaan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
• Pranoto, Agus. 2012. Aplikasi Metode Respon Spektrum dengan Metode Teoritis
dengan Excel Dibandingkan dengan Program Software. Laporan Tugas Akhir.
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
• Prasad M.D., Raghavendra, Syed Shakeeb ur Rahman, dan Chandradhara G.P
2014. Equivalent Diagonal Strut for Infilled Frames with Openings using Finite
Element Method. IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering (IOSR-JMCE).
PP 24-29. e-ISSN 2278-1684, p-ISSN 2320-334X.
METODE PENELITIAN
flowchart