Anda di halaman 1dari 88

ANALISA PUSHOVER DAN EKSPERIMENT STRUKTUR PORTAL

TERBUKA DENGAN DINDING BATA MENGGUNAKAN ANGKER PADA


KOLOM DAN BALOK PADA NON ENGINEERED BUILDING
Disusun oleh:
Marsaulina Hutajulu
167016006

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan
NIP. 19561224 198103 1002
LATAR BELAKANG
RUMAH SEDERHANA YANG ROBOH AKIBAT GEMPA
• Secara geografis, Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia. Pertemuan
lempeng lempeng ini mengakibatkan aktifitas gunung api dan gempa bumi dengan
intensitas yang cukup tinggi. Gempa bumi dapat menyebabkan berbagai macam
kerusakan bahkan keruntuhan pada bangunan. Kerusakan terbanyak akibat gempa di
Indonesia terjadi pada bangunan sederhana, mengingat bangunan sipil yang ada di
Indonesia sebagian besar adalah bangunan bertingkat rendah seperti rumah sederhana 1
SNI 03 2847 2002 tingkat dan 2 tingkat. Rumah sederhana di Indonesia pada umumnya dibangun tanpa
bantuan seorang ahli bangunan dan struktur, sehingga rumah tersebut tidak memiliki
kinerja yang memadai dalam menahan beban gempa atau disebut non engineered
building. Namun,tidak menutup kemungkinan untuk bangunan bertingkat tinggi pula.

• ) dalam penelitiannya “Studi Eksperimental tentang Pengaruh Dinding Bata


Merah Terhadap Ketahanan Lateral Struktur Beton Bertulang” membuktikan
struktur portal dengan dinding pengisi batu bata merah memberi peningkatan
yang signifikan terhadap ketahanan lateral struktur beton, yakni dapat
JAFRIL TANJUNG meningkatkan ketahanan lateral lebih dari 20% dan juga membuktikan
DAN adanya dinding pengisi berupa bata merah akan menunda keruntuhan yang
MAIDIAWATI(2016)
terjadi pada struktur beton bertulang
• Dalam penelitiannya yang berjudul “studi pengaruh pemasangan angkur
dari kolom bata pada rumah sederhana akibat beban
gempa”membuktikan bahwa pemasangan angker dari kolom ke dinding
menghasilkan pola retak diagonal tetapi tidak mengakibatkan
terpesihnya dinding bata dengan kolom
ISMAIL(2010) • Pemasangan angker juga meningkatkan perkuatan hubungan antara
dinding dan balok serta dinding kolom.

• dalam penelitiannya “Analisa Portal Dengan Dinding Tembok Pada


Rumah Tinggal Sederhana Akibat Gempa” dari hasil analisis
Pushovernya diperoleh kesimpulan bahwa rumah tinggal sederhana
ROWLAND dengan dinding memberikan kontribusi kekakuan yang lebih besar
BADENPOWEL,dk daripada rumah tinggal sederhana tanpa dinding.
k (2014)
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana analisa push over pada bangunan portal dengan
memperhitungkan kekakuan dinding bata.
Membuat eksperiment dengan gaya pushover pada dinding bata dengan
memperhitungkan kekakuan dinding bata dimana antara dinding
balok pakai angker. Sambungan kolom balok dan kolom fondasi
mengikuti standart bangunan di daerah gempa
Membandingkan gaya pushover analitis dan hasil eksperiment.
Melihat pola retak yang terjadi
BATASAN MASALAH

Dinding bata diambil hanya 1 sampel yang berasal dari lubuk pakam.
Untuk eksperimen dilaksanakan di diluar gedung laboratorium magister teknik sipil USU.
Bangunan merupakan struktur beton bertulang dengan data sebagai berikut:
 Mutu beton K175 (f’c=14,5Mpa) .
 Mutu baja (fyy) = 240 Mpa
 Dimensi balok dan kolom 15x15cm2

Tulangan lentur 4D10


Tulangan geser D8-200
Angker D8-40(setiap 6 lapis batu bata)
Dinding bata menggunakan pasangan setengah bata, jenis bata merah.
Pemodelan dan analisis pushover dilakukan dengan bantuan program SAP 2000 versi 15.
Analisis struktur untuk portal digunakan pemodelan 2-D (dua dimensi).
d. Portal dianilisis secara non linear.
e. Peraturan yang digunakan untuk menganalisis beban gempa SNI 03-2847 2002.
f. Dinding pengisi yang digunakan yaitu dinding batu bata merah.
g. Tumpuan dianggap jepit (analisis tidak meninjau pondasi).
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui perilaku dinding bangunan yang menggunakan angkur (stek) sebagai
salah satu perkuatan hubungan antara dinding dengan kolom dan balok yang bekerja
sebagai satu kesatuan dalam menahan beban, di mana untuk mencapai tujuan utama
tersebut perlu di bagi dalam beberapa sub penelitian sebagai berikut:
Merancang eksperiment dengan membuat dua model struktur yaitu portal 2D tanpa dinding
bata dan portal 2D dengan dinding bata.
Dari hasil rancangan eksperiment diambil nilai pushover yang maksimum untuk pradesain
benda uji.
Melakukan eksperiment dilapangan dengan membuat satu benda uji yaitu Struktur portal
2D menggunakan angkur dan sambungan memakai seismic 45 derajat.
Membandingkan hasil analisis dengan eksperiment.
Melihat pola retak..
MANFAAT PENELITIAN

Menambah pengetahuan tentang pentingnya pemasang


angker dari kolom ke dinding bata dan dari balok kedinding
bata dalam suatu perencanaan bangunan sederhana tahan
gempa

Dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana


bangunan yang dibangun menurut syarat dan
ketentuan yang telah ditetapakan.

Memberikan pedoman yang tepat terhadap


masyarakat dalam mendirikan bangunan rumah
sederhana.
TINJAUAN PUSTAKA

Bangunan Tahan gempa


Berdasarkan SNI – 03 - 1726 – 2002, didapatkan pengertian bangunan tahan gempa
sebagai berikut:
1. Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik
pada komponen non Struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh,
kaca pecah, dsb) maupun pada komponen strukturalnya (kolom dan balok
retak, pondasi amblas, dsb).
2. Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada
komponen non strukturalnya akan tetapi komponen structural tidak boleh
rusak.
3. Bila terjadi Gempa Besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada
komponen non struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa
penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh masih
cukup waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar/mengungsi ketempat aman.
DARI PEMBAHASAN DAFTAR PUSTAKA
Material Parameter Simbol Nilai
Kuat Tekan f’c K175(14.5Mpa)
Beton Modulus Elastisitas 𝐸𝑐 17897Mpa
Poisson Ratio 𝑣𝑐 0.2
Teg.leleh 𝑓𝑦 240Mpa
Tulangan Modulus Elastisitas 𝐸𝑠 2x105 Mpa
Baja
Poisson Ratio 𝑣𝑠 0.3
Kuat tekan mo Kuat Tekan Mortar 𝑓𝑚 10Mpa
Dinding Kuat tekan batu bata 𝑓𝑏𝑐 3.5Mpa
Bata
Modulus Elastisitas 𝐸𝑏 1557Mpa
Poisson’s Ratio 𝑣𝑏 0.15
KONEKSI DINDING DENGAN STRUKTUR
Oleh karena itu menurut Ismail (2010) dalam ‘Jurnal Studi pengaruh pemasangan
angkur dari kolom ke dinding bata pada rumah sederhana akibat gempa’ untuk
memastikan bahwa struktur bangunan bekerja sebagai satu kesatuan yang utuh,
setiap bagian dinding tembok harus dibingkai dengan kolom dan balok dengan,
atau kolom harus dipasang setiap jarak maksimum 3 m dengan dilengkapi balok
sloof dan ringbalok. Besi tulangan dipasang sebagai agkur (stek) dan ditanam di
dalam adukan siar horizontal di setiap 6 lapis bata (sekitar 35 cm) atau antara 5-8
susun pasangan bata dengan kedalaman (panjang penjangkaran) minimal 30 cm
di setiap bagian untuk memperkuat hubungan antara dinding dengan kolom dan
balok sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan dalam menahan beban.
Angkur (stek) berfungsi membantu struktur utama agar terjadi aksi komposit dan
supaya batu bata tidak terjatuh kebawah ketika ada gempa. Fungsi angkur juga
adalah untuk memegang dinding agar tetap berdiri selama terjadi getaran gempa.
Selain itu, angkur bata juga berfungsi untuk mentransfer gaya gempa. Jika
dinding mengalami kerusakan, kerusakannya hanya terjadi pada daerah angkur
saja. Kejadian tanpa angkur (stek) banyak terjadi sewaktu gempa yang mana
kolom tetap berdiri namun dinding bata jatuh karena tidak mempunyai angkur.
Gambar 2.12 dibawah ini adalah salah satu contoh pemasangan angkur.
PEMASANGAN ANGKUR DARI DINDING KE BALOK
PEMASANGAN ANGKUR DARI DINDING KE BALOK
ANALISYS PUSHOVER
Pushover Analysis adalah suatu cara analisis statik 2 dimensi atau 3 dimensi linier
dan non linier, di mana pengaruh Gempa Rencana terhadap struktur gedung
dianggap sebagai beban-beban statik yang menangkap pada pusat massa
masing-masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara berangsur-angsur
sampai melampaui pembebanan yang menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi
plastis) pertama di dalam struktur gedung, kemudian dengan peningkatan
beban lebih lanjut mengalami perubahan bentuk elasto-plastis yang besar
sampai mencapai kondisi di ambang keruntuhan.(SNI – 03 - 1726 – 2002)
Menurut Lumantarna (2008), Analisis Beban Dorong Statis Non linier (Non
Linear Static Pushover Analysis) adalah dimana struktur didorong secara
bertahap ditingkatkan dengan faktor pengali hingga beberapa komponen
struktur mengalami leleh dan berdeformasi inelastis dan satu target
perpindahan lateral dari suatu titik acuan tercapai.

Analisa pushover menghasilkan kurva pushover. Kurva yang menggambarkan
hubungan antara gaya geser dasar (V) versus perpindahan titik acuan pada atap
(D) Analisa pushover dapat digunakan sebagai alat bantu untuk perencanaan
tahan gempa, asalkan menyesuaikan dengan keterbatasan yang ada, yaitu
(Wiryanto 2005):
 Hasil analisa pushover masih berupa suatu pendekatan, karena bagaimanapun
perilaku gempa yang sebenarnya adalah bersifat bolak-balik melalui suatu siklus
tertentu sedangkan sifat pembebanan pada analisa pushover adalah static
monotonik.
 Pemilihan pola beban lateral yang digunakan,dalam analisa adalah sangat penting.
 Untuk membuat model analisa non linier akan,ebih rumit dibanding model analisa
linier. Model tersebut harus memperhitungkan karakteristik,inelastik beban-
deformasi dari elemen-elemen yang penting dan efek P-Δ.
KURVA PUSHOVER
METODOLOGI PENELITIAN
`
PORTAL 2D TANPA DINDING BATA (OPEN FRAME).

Dengan memasukkan semua parameter yang sudah dibahas pada bab sebelumnya kedalam
program SAP 2000 v16 maka diperoleh hasil nilai pushover untuk dinding tanpa bata pada
table 3.2 berikut
Tabel 3.2 Tabel Pushover untuk dinding tanpa bata

No Beban (pushover) Displacement


(kg) (mm)
1 0.00 0.00
2 54.51 0.02
3 176.12 0.092
4 932.61 0.786
5 1334.14 1.522
6 1347.25 3.022
7 1360.36 4.522
8 1373.46 6.022
9 1386.57 7.522
10 1399.67 9.022
11 1412.78 10.522
12 1425.89 12.022
13 1438.99 13.522
14 1451.91 15.000
GRAFIK KURVA PUSHOVER UNTUK PORTAL TANPA DINDING BATA
PORTAL 2D DENGAN DINDING BATA

Pada penelitian dalam tesis ini, dinding bata dimodelkan sebagai bracing tekan
diagonal. Pada benda uji yang akan dianalisa memiliki bentang yaitu 4 m
dengan tinggi 3 m .Dimensi bracing di dapat dari bab sebelumnya setelah
menginput parameter yang sudah didapat daripembahasannya sebelumnya
diperoleh hasil berikut:
Tabel 3.3 Tabel Pushover untuk portal dengan dinding bata

NO Beban (pushover) Displacement


(kg) (mm)
1 0 -1.53E-07
2 3076.91 0.001133
3 3541.91 0.001456
4 7335.52 0.006572
5 7433.02 0.012842
6 7490.93 0.016585
GRAFIK KURVA PUSHOVER UNTUK PORTAL DINDING BATA

8000

B 7000
e
b
a 6000
n
(
k 5000
g
)
4000
Portal dengan
dinding
3000

2000

1000

0
-2.00E-03 0.00E+00 2.00E-03 4.00E-03 6.00E-03 8.00E-03 1.00E-02 1.20E-02 1.40E-02 1.60E-02 1.80E-02

Displacement (mm)

Gambar 3.4 Grafik beban vs displacement untuk portal dengan dinding


GABUNGAN GRAFIK PORTAL DENGAN DINDING DAN TANPA
DINDING
1600

1400

1200

1000

800 PORTAL DENGAN DINDING BATA


PORTAL TANPA DINDING BATA

600

400

200

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
PEMODELAN STRUKTUR DENGAN EKSPERIMENT
.2 Pemodelan Struktur Dengan Eksperiment

Pemodelan struktur yang dibuat adalah berupa portal 2D dengan dinding

pengisi batu bata dimana balok dengan dinding dan kolom dengan dinding dipasang

angker. Pengujian dilakukan pada tiga benda uji. Pembuatan benda uji dan

pengaturan peralatan disesuaikan dengan keterbatasan-keterbatasan yang di

Laboratorium Beton Pasca Sarjana Teknik Sipil USU

PERANCANGAN BENDA UJI

 UJI TARIK BESI


 UJI TEKAN BETON DAN BATU BATA

PERSIAPAN BAHAN DAN PERALATAN

PEMBUATAN BENDA UJI

PENGUJIAN BEBAN LATERAL DENGAN


MENGGUNAKAN JACK HIDROLIK

ANALISIS HASIL DAN PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN DAN SARAN


3.3.2.1 PERSIAPAN BENDA UJI

Beberapa bahan yang harus dipersiapkan diantaranya:

1. Pasir(agregat halus)

2. Kerikil (agregat kasar)

3. Semen,

4. Besi/baja tulangan

5. Batu bata,

6. Kayu
Persiapan Peralatan

Peralatan yang nantinya akan digunakan dalam pengujian adalah:


1. Hydraulic Jack, dengan spesifikasi pembebanan mencapai 60000kg. Alat ini
berfungsi memberikan beban pada benda uji mendorong benda uji sesuai dengan
kebutuhan pengujian. Alat ini akan memberikan pembebanan terhadap benda uji
sampai benda uji hancur (failure).
2. Dial Indicator, dengan ketelitian 0.01mm berfungsi untuk mengukur displacement
3. Baja H-Beam alat yang dirancang oleh penulis untuk digunakan sebagai
perpanjangan Jack hydrolic untuk sampai ke benda uji.
4. Alat penyiku alat yang dirancang oleh penulis sebagai tempat Dial Indicator
sehingga Jarum Dial Indicator bergerak dan perpindahan dapat dibaca.
GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN
BENTUK PENULANGAN YANG DIGUNAKAN
PANJANG PENYALURAN TULANGAN TAHAN GEMPA
GAMBAR BENDA UJI
KAJIAN EKSPERIMENTAL
4.1 MATERIAL YANG DIGUNAKAN

No Material Keterangan

1 Pasir Quary Binjai


2 Batu kerikil Quary Binjai
3 Batu bata Lubuk Pakam
4 Semen Semen Padang
5 Beton K175
6 Tulangan utama 4ф10mm
7 Sengkang Ф8-200mm
8 Perancah kerja Perancah besi
9 Molen pengaduk beton Kap 0.5m3
GAMBAR SAAT MELAKUKAN PENGUJIAN
HASIL PEMBACAAN JACK HYDROULIC

Bacaan Dial Jack Kalibrasi alat Konversi Displacement


Hidrolick Beban (kg) (mm)
Psi Kg/cm2
100 7.03 65 456.95 0.08
200 14.06 65 913.90 0.50
300 21.09 65 1370.85 2.00
400 28.12 65 1827.80 3.50
500 35.15 65 2284.75 5.00
600 42.18 65 2741.70 6.50
700 49.21 65 3198.65 8.50
800 56.24 65 3655.60 11.00
900 63.27 65 4112.55 14.00
1000 70.30 65 4569.50 17.50
1100 77.33 65 5026.45 21.60
1200 84.36 65 5483.40 27.00
1300 91.39 65 5940.35 32.00
1400 98.42 65 6397.30 38.00
1500 105.45 65 6854.25 45.00
1600 112.48 65 7311.20 51.60
1650 116 65 7540.00 56.50
1600 112.48 65 7311.20 67.40
GRAFIK
8000.00

7000.00

B 6000.00
e
b
a
n 5000.00
(
k
g Struktur Portal
) 4000.00 dengan angkur

3000.00

2000.00

1000.00

0.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00

Displacement (mm)
8000

7000

Portal dengan
6000 dinding

B 5000
e
b
a 4000 Portal dengan
n dinding pakai
( angkur
k
g 3000
)

2000
Portal tanpa
dinding
1000

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80

Displacment (mm)
REKAPITULASI BEBAN SECARA ANALITIS DAN EKSPERIMENT

Portal 2D dengan dinding bata dan angkur Portal 2D tanpa dinding bata Portal 2D dengan dinding bata

Eksperiment Analitis Analitis

Beban Displacement Displacement  


(kg) (mm) Beban (kg) Displacement (mm) Beban (kg) (mm)

0.00 0.00 0.00 0.00007147 0.00 -0.00015  

456.95 0.08 30.20 0.018 3076.91 1.133  

913.90 0.50 881.25 0.798 3541.91 1.456  

1370.85 2.00 1289.29 1.548 7335.52 6.572  

1827.80 3.50 1302.04 3.048 7433.02 12.842  

2284.75 5.00 1314.78 4.548 7490.93 16.585  

2741.70 6.50 1327.53 6.048  

3198.65 8.50 1340.28 7.548  

3655.60 11.00 1353.02 9.048  

4112.55 14.00 1365.77 10.548  

4569.50 17.50 1378.52 12.048  

5026.45 21.60 1391.26 13.548  

5483.40 27.00 1403.61 15.000  

5940.35 32.00  

6397.30 38.00  

6854.25 45.00  

7311.20 51.60  

7539.68 56.50  

7311.20 67.40  
POLA RETAK
KESIMPULAN

1. Hasil analitis (Sap 2000) menunjukan bahwa portal dengan dinding bata memiliki
perilaku struktur yang lebih baik daripada portal tanpa dinding. Hal ini
 
ditunjukkan pada nilai displacment portal dengan dinding memiliki nilai 11.3%
lebih besar dari portal tanpa dinding.
2. Hasil analitis menunjukkan bahwa nilai beban(pushover) pada portal berdinding
dengan portal tanpa dinding jauh lebih besar dari beban (pushover) yang
dihasilkan oleh portal berdinding sebesar 533.7%
3. Dari hasil studi, dapat ditarik kesimpulan bahwa dinding bata dapat mengganggu
kinerja struktur utama untuk berdeformasi secara maksimal
4. Hasil analisis pushover dengan eksperiment mendekati nilai base share portal
dengan dinding bata yaitu hanya 99.34%.
5. Untuk merancang dinding sebagai salah satu structural dalam perhitungan,
dinding bata sangat cocok dimodelkan sebagai bracing tekan.terbukti dari hasil
eksperiment dan analitis hampir mendekati
`6. Benda uji yang menggunakan angkur (stek) menghasilkan pola retak diagonal tetapi tidak
mengakibaktkan terpisahnya dinding bata dengan kolom.
7. Pemasangan angkur (stek) dari kolom ke dinding dapat meningkatkan perkuatan hubungan
antara dinding bata dengan kolom.
8. Pemasangan angkur (stek) dari dinding bata ke kolom juga berfungsi untuk mendukung aksi
komposit satu sama lain dalam hal menahan beban gempa.
9. Hubungan antara kolom pengaku dinding dengan dinding tembok menggunakan angkur Ø 8
mm panjang 30 cm setiap 6 lapis bata atau 3 lapis batako.
10. Prinsip utama bangunan tahan gempa adalah adanya kesatuan dari struktur bangunan,
semua unsur bekerja bersama-sama sebagai satu kesatuan, jadi tidak bekerja secara
terpisah.
PEMBAHASAN
RUMUSAN MASALAH
METODOLOGI PENELITIAN
“IT REMAINS SOMETHING OF A PARADOX THAT THE FAILURES OF
NON-ENGINEERED BUILDINGS THAT KILL MOST PEOPLE IN
EARTHQUAKES ATTRACT THE LEAST ATTENTION FROM THE
ENGINEERING PROFESSION.”
ANALISIS STATIK BEBAN DORONG (STATIC
PUSHOVER ANALYSIS
Analisis Statik Beban Dorong (Static Pushover Analysis)
Menurut SNI Gempa03-1726-2002, analisis statik beban dorong
(pushover) adalah suatu analisis nonlinier statik, yang dalam
analisisnya pengaruh gempa rencana terhadap struktur bangunan
gedung dianggap sebagai beban statik pada pusat massa masing-
masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara berangsur-anngsur
sampai melampaui pembebanan sehingga menyebabkan terjadinya
pelelehan (sendi plastis) pertama di dalam struktur bangunan gedung,
kemudian dengan peningkatan beban lebih lanjut mengalami
perubahan bentuk pasca-elastik yang besar sampai mencapai target
peralihan yang diharapkan atau sampai mencapai kondisi plastik.
ANALISIS STATIK BEBAN DORONG (STATIC PUSHOVER ANALYSIS)

• Kurva kapasitas hasil dari analisis statik beban dorong menunjukkan


hubungan antara gaya geser dasar (base shear) dan perpindahan
atap akibat beban lateral yang diberikan pada struktur dengan pola
pembebanan tertentu sampai pada kondisi ultimit atau target
peralihan yang diharapkan (Gambar 5.1). Kurva kapasitas akan
memperlihatkan suatu kondisi linier sebelum mencapai kondisi
leleh dan selanjutnya berperilaku non-linier
BATU BATA
Batu bata adalah suatu unsur bangunan yang diperuntukkan
pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah
dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar cukup
tinggi, hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air
(SNI-10, 1978).
Saat ini ukuran batu bata yang beredar dipasaran mempunyai
 ukuran  dimensi bervariasi baik yang dijumpai dari hasil
pabrikasi maupun hasil pekerjaan lokal atau industri rumah
tangga.  Untuk bangunan, ukuran standard yang biasa
dipergunakan adalah:
• Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm
• Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 mm
Penyimpangan yang diijinkan untuk ukuran tersebut adalah : Panjang
maksimum 3%, Lebar maksimum 4 % dan Tebal maksimum 5%
Jenis Batu Bata :
• Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata
biasa dan bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak
menentu, bata ini digunakan untuk dingding dengan menggunakan
morta(campuran semen) sebagai pengikat. Bata jenis ini sering disebut
sebagai bata merah. Bata muka , memiliki permukaan yang baik dan licin dan
memupnyai warna dan corak yang sragam . Disamping dipergunakan sebagai
dinding juga digunakan sebagai penutup dan sebagai dekoratif.
• Batu Bata Pasir – Kapur,  sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari
campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1 : 8 serta air yang
ditekankan kedalama campuran sehingga membentuk batu bata. 
SIFAT MEKANIS BATU BATA
• Kuat tekan batu bata adalah kekuatan tekan maksimum batu bata per
satuan luas permukaan yang dibebani. Standar kuat tekan batu bata
yang disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah sebesar 10,40 MPa.
• Modulus of rupture batu bata adalah modulus kegagalan dari batu bata
akibat diberi beban maksimum. Standar modulus of rupture batu bata
yang disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah sebesar 3,50 MPa.
• Penyerapan (absorption)batu bata adalah kemampuan maksimum batu
bata untuk menyimpan atau menyerap air atau lebih dikenal dengan
batu bata yang jenuh air. Standar penyerapan (absorption)batu bata
yang disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah masing-masing
maksimum 13% dan 17%.
• Initial Rate of Suction (IRS) dari batu bata adalah kemampuan dari batu
bata dalam menyerap air pertama kali dalam satu menit pertama. Hal
ini sangat berguna pada saat penentuan kadar air untuk mortar. Standar
IRS dari batu bata yang disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah
minimum 30 gr/mnt/30in2
PENELITIAN-PENELITIAN TERDAHULU YANG MENDUKUNG PENELITIAN INI

•Anisa Febriana, Wisnumurti, Ari Wibowo membahas Analisa Pushover untuk Performance
Based Design Studi Kasus Gedung B Program Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer
•Dr. Tatsuo Narafu,Hiroshi Imai,Dr. Yuji Ishiyama (dkk) membahas Experimental Study on
Confind Brick Masonry in Indonesia
•Bryan Jeferson Tololiu, H. Manalip R.S. Windah, S.O. Dapas (2012) yang membahas
Perbandingan Respons Struktur bangunan Gedung Bertingkat Dengan Dinding Pengisi Dan
Tanpa Dinding Pengisi Akibat Gempa.
•Lilya Susanti, Sri Murni Dewi, Siti Nurlina (2011) membahas tentang Pengaruh Penggunaan
Pengekang (Bracing) Pada Dinding Pasangan Batu Terhadap Respon Gempa.
•Darin Aryandi, Bernardinuhs Herbudiman (2017) membahas tentang Pengaruh Bentuk
Bracing Terhadap Kinerja Seismik Struktur Beton Bertulang.
•Claudya B. Benedicta, Johannes Tarigan (2016) membahas tentang Analisis Kekakuan
Struktur Portal Terbuka Dibandingkan Dengan Pemanfaatan Dinding Bata Sebagai Bracing
Terhadap Gaya Gempa Secara Modal Analysis 2D Dan Program Etabs.
•Rany Rakitta Dewi (2014) membahas tentang Study Perilaku Model Panel Dinding Bata
Pengisi Pada Struktur Beton Bertulang.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam Tesis ini akan dilakukan
kajian terhadap :
• Perbandingan analisis beban gempa secara manual pada portal
terbuka dan secara pengujian portal terbuka 2D (Dua Dimensi).
Struktur portal yang ditinjau adalah dua dimensi. Perbedaan ditinjau
dari perioda fundamental struktur dan gaya geser dasar dengan
sambungan tulangan sembarang.
• Kemampuan dinding bata dalam memikul beban gempa dibandingkan
dengan portal terbuka dari hasil data penelitian. Pengaruhnya ditinjau
dengan membandingkan perioda fundamental struktur, gaya geser
dasar, deformasi struktur, serta gaya-gaya dalam yang meliputi
momen, gaya lintang, dan gaya normal struktur
TUJUAN PENELITIAN
• Mengetahui besarnya pengaruh keberadaan dinding
batu bata terhadap kapasitas tahanan beban dan
deformasi pada dinding pasangan batu bata.
• Mengetahui besarnya pengaruh perbedaan waktu
dengan pasangan batu bata terhadap kapasitas
tahanan beban gempa pada dinding pasangan batu
bata.
• Mengetahui pengaruh perbedaan bahan yang
digunakan sebagai bracing terhadap kapasitas tahanan
beban gempa pada dinding pasangan batu bata.
MANFAAT PENELITIAN
• Memberikan pengetahuan dengan
pasangan batu bata pada portal dinding
terbuka dapat meningkatkan kekuatan dan
kekakuan dinding terhadap respon gempa.
• Menambah pengetahuan dengan pasangan
batu bata menghasilkan kekuatan yang
berbeda terhadap respon gempa
BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dari tesis ini adalah
• Experiment dilaksanakan di lokasi Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
• Data data untuk pelaksanaan penelitian
• Mutu Beton : 14.5 Mpa
• Ukuran Balok : 15 cm x 15 cm
• Ukuran Kolom : 15 cm x 15 cm
• Ukuran Tulangan Lentur : 4 Diameter 10 mm
• Ukuran Sengkang : Diameter 8 mm Jarak 200 mm
• Beban Rencana horizontal : 2 Ton
• Sambungan tulangan lentur dilakukan dengan sempurna
PORTAL TANPA DINDING PENGISI
DAFTAR PUSTAKA
• American Institute of Steel Construction. 2010. Seismic Provision for Structural
Steel Buildings.
• Aryanto, A. 2008. Kinerja Portal Beton Bertulang dengan Dinding Pengisi Bata
Ringan terhadap Beban Gempa. Tesis Magister. Institut Teknologi Bandung.
• Badan Standardisasi Nasional. 1989. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung SNI 03-1727-1989.
• Badan Standardisasi Nasional. 2000. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002.
• Badan Standardisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan dan Non Gedung SNI 03-1726-2012.
• Chopra, Anil K. 1995. Dynamics of Structures: Theory and Applications to
Earthquake Engineering. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
• Clough, Ray W. dan Penzien, J. 2003. Dynamics of Structures. Berkeley: Computers
and Structures, Inc.
• Departemen Pekerjaan Umum. 1978. Bata Merah sebagai Bahan Bangunan NI-10.
• Federal Emergency Management Agency. 2000. FEMA 356 Prestandard and
Commentary for The Seismic Rehabilitation of Buildings.
• Federal Emergency Management Agency. 2010. Earthquake-Resistant Design
Concepts.
DAFTAR PUSTAKA
• Makmur, Achmad Syaiful. 2010. Bagaimana Gempa Bumi Merusak Bangunan?.
[online]. (www.achmadsya.wordpress.com, diakses tanggal 18 Desember 2016).
• Murty, C. V. R. dan Sudhir K. Jain. 2000. Beneficial Influence of Masonry Infill
Walls on Seismic Performance of RC Frame Buildings. 12th World Conference on
Earthquake Engineering.
• Paudel, Dev Raj dan Santosh Kumar Adhikari. 2015. Effect of Masonry Infills on
Seismic Performance of RC Frame Buildings. International Journal of Innovative
Research in Science, Engineering and Technology. Vol.4, Issue 8. ISSN 2347-6710.
• Paulay, T. dan M. J. N. Priestley. 1992. Seismic Design of Reinforced Concrete and
Masonry Buildings. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
• Pawirodikromo, Widodo. 2012. Seismologi Teknik & Rekayasa Kegempaan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
• Pranoto, Agus. 2012. Aplikasi Metode Respon Spektrum dengan Metode Teoritis
dengan Excel Dibandingkan dengan Program Software. Laporan Tugas Akhir.
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
• Prasad M.D., Raghavendra, Syed Shakeeb ur Rahman, dan Chandradhara G.P
2014. Equivalent Diagonal Strut for Infilled Frames with Openings using Finite
Element Method. IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering (IOSR-JMCE).
PP 24-29. e-ISSN 2278-1684, p-ISSN 2320-334X.
METODE PENELITIAN

flowchart

Anda mungkin juga menyukai