sosiologi politik
Dosen : Herlina,S.Pd.,M.Pd.
KELOMPOK I
GANJAR SWARNA PUTRA
LISNAWATI SLR
RIRIN RUBIARNTI
PEMBAHASAN
1. Sejarah Ilmu sosiologi , Ilmu Politik & Sosiologi Politik
2. Definisi
3. Beberapa Model Teoritis dalam Sosiologi Politik
4. Asal Mula Perkembangan Sosiologi Politik
5. Faktor- faktor yang mempengaruhi Perubahan Sosiologi
Politik
Sejarah
Ilmu sosiologi, ilmu politik &
sosiologi politik
Peristiwa revolusi politik yang diwakili oleh Revolusi Perancis pada
tahun 1789 dan berlanjut sampai abad ke-19 yang memunculkan
perubahan pada tatanan sosial telah menghadapkan masyarakat Eropa
pada kondisi yang serba chaos dan disorder. Sementara itu di sisi lain
mereka juga berharap bahwa kedamaian dan tatanan sosial yang
selama ini sudah mapan bias kembali lagi. Dalam kondisi seperti,
inilah maka para pemikir berpendapat bahwa sudah saatnya mereka
harus mencari fondasi yang baru bagi tatanan sosial baru yang ada.
Para pemikir Eropa abad ke-18 mengidentifikasi sejumlah peristiwa
yang dianggap sebagai ancaman atas apa yang selama ini dianggap
oleh masyarakat sebagai kebenaran atau kenyataan tersebut.
Ilmu sosiologi, ilmu politik &
sosiologi politik
Pada periode pra-sosiologi yaitu sebelum sosiologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri,
sudah banyak pemikir-pemikir (dari ilmu filsafat) yang mengkaji tentang masyarakat,
misalnya Aristoteles dengan bukunya yang berjudul ‘Republica’ dan Plato dengan
bukunya yang berjudul ‘Politeia’. Mereka dalam mengkaji masyarakat biasanya
dikaitkan dengan kajian tentang Negara. Oleh karena itu, kajian tentang masyarakat
selanjutnya banyak dilakukan oleh pemikir-pemikir dari bidang politik.
Pemikir politik Thomas Hobbes (1588-1679) dengan slogannya yang berbunyi
‘homo homini lupus’ (manusia merupakan serigala terhadap manusia lainnya)
berusaha menjelaskan bahwa individu-individu itu selalu berperang sehingga tidak
terbentuk suasana tenang. Untuk mencapai ketenangan maka dibuatlah kesepakatan-
kesepakatan di antara mereka. Pemikir lainnya John Locke (1632-1704) dengan
idenya tentang masyarakat yang dicita-citakan berpendapat bahwa sudah kodratnya
manusia dilahirkan mempunyai sejumlah hak. Akan tetapi kenyataannya hak-hak
tersebut sering kali tidak dimilikinya karena ada hubungan yang timpang antara
penguasa dan yang dikuasai.
Ilmu sosiologi, ilmu politik &
sosiologi politik
Sejarah ilmu sosiologi politik juga mengalami perkembangan yang
sangat pesat dimana para sarjana politik mengakui pentinya
sosiologi politik. Teori yang dekemukakan oleh pemikir terkenal,
seperti Karl Max, Max Weber, Mosca dan Pareto serta
Michels berpengaruh besar terhadap studi-studi politik. Studi
sosiologis memberikan wawasan yang berharga bagi studi-studi
politik. Maka tidak mengherankan bila kemudian muncul karya-
karya yang digolongkan dalam bidang “Sosiologi Politik” Karya
tersebut lahir karena dilakukan penelitian yang sungguh-sungguh
dan cermat mengenai hubungan antara masalah-masalah politik dan
masyarakat, antara struktur politik dan struktur social, antara
tingkah laku politik dab tingkah laku social.
DEFINISI
SOSIOLOGI POLITIK
Menurut pendapat Soerjono Soekanto Definisi politik menurut Meriam
dalam Ng Philipus (2008) Sosiologi Budiardjo bahwa politik adalah sebagai
adalah ilmu yang mempelajari struktur berbagai macam kegiatan yang terjadi
social, proses social termasuk dalam suatu negara, yang menyangkut
perubahan-perubahan social dan dengan proses menentukan tujuan dan
masalah social. bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Sedangkan mengikuti pendapat Pitirien Sedangkan Roger F. Soltou Ilmu Politik
Sorokin Sosiologi adalah ilmu yang adalah ilmu yang mempelajari negara,
mempelajari hubungan dan pengaruh tujuan-tujuan negara dan lembaga-
timbal balik antara aneka macam lembaga negara yang akan
gejala-gejala social, misalnya antara melaksanakan tujuan-tujuan itu,
gejala ekonomi dan agama, antara hubungan antara negara dengan
keluarga dan moral, antara hokum dan warganegara dan hubungan antara
ekonomi, gerakan masyarakat dan negara dengan negara lain.
politik serta ejala lainnya.
DEFINISI
SOSIOLOGI & POLITIK
Menurut Duverger (1996) bahwa Sedangkan Faulks (1999)
Sosiologi politik adalah ilmu tentang
mendefinisikan sosiologi
kekuasaan, pemerintahan, otoritas,
komando didalam semua masyarakat politik adalah ilmu yang
manusia yang bukan saja didalam mempelajari hubungan
masyarakat nasional, tetapi masyarakat kekuasaan yang saling
lokal dan Masyarakat internasional tergantung antara negara dan
Sementara Sherman dan
masyarakat sivil. Dimana
Kolker (1987) ia berpendapat bahwa
sosiologi politik adalah studi yang diantara negara
mempelajari mengenai partisipasi dengan masyarakat sivil
dalam pembuatan keputusan mengenai terdapat batas-batas kekuasaan
suatu kehidupan yang luas dan yang yang saling berhubungan
sempit.
dalam proses perubahan sosial.
Model Teoritis dalam Sosiologi Politik
1. POWER ELITE
MODEL
Model power-elite merupakan satu analisis sosiologis dari ilmu politikyang didasarkan
atas teori konflik sosial yang memandang kekuasaan terkonsentrasi di sekitar orang-2
kaya.
• Istilah "power elite", ditemukan pada 1956 oleh pakar teori social-conflictC.Wright
Mills, untuk menggambarkan kelompok the upper class, yang menurut Mills, menguasai
atau mengendalikan kekayaan, kekuasaan dan prestise dari golongan mayoritas
masyarakat.
• Golongan ini secara teoritis memegang kendali terhadap 3 sektor utama di dalam
masyarakat AS: the economy, government, dan the military.
• Termasuk juga di antaranya adalah para pejabat tinggi dalam pemerintahan pusat
maupun daerah, orang2 super kaya (super rich), dan pejabat tinggi militer AS.
• Teori power-elite berpendapat bahwa Amerika bukan negara demokrasi karena
kekuasaan dan kekayaan terkonsetrasi di antara golongan elit kekuasaan yang
membungkam mayoritas warganegara yang ditinggalkan tanpa hak suara.
Model Teoritis dalam Sosiologi Politik
2. Fluralist Model
Dalam sistem politik yg demokratis, pluralism merupakan satu panduan
prinsipil yang mengakui kehidupan bersama yang damai dalam perbedaan
kepentingan, keyakinan dan gaya hidup.
Tidak seperti totalitarianism or particularism, pluralism mengakui diversity of
interests dan menganggapnya sah bagi anggota masyarakat untuk bekerja atas
dasar kesadaran mereka, mengemukakannya dalam proses konflik dan dialog.
Dalam filsafat politik, orang yang menganut pluralism sering dianggap sebagai
kaum liberalist, sedangkan orang yang membahasnya dengan sikap yang lebih
kritis terhadap the diversity of modern societies sering disebutcommunitarians.
Dalam politik, pengakuan akan keragaman kepentingan dan keyakinan di
kalangan rakyat merupakan salah satu ciri terpenting demokrasi modern.
Model Teoritis dalam Sosiologi Politik
3. Marxist Politik Economi Model
Karl Marx telah membangun model ekonomi politik berdasarkan kritiknya
terhadap keadaan pada zamannya di Inggris awal abad 20, di mana mereka
membahas tentang hubungan-2 sosial dan hubungan-2 ekonomi yang saling
terjalin. Marx mengusulkan suatu korelasi yang sistematik antara nilai-2 -
buruh (labour-values) dan nilai uang (money prices).
Beliau mengklaim bahwa sumber keuntungan di bawah sistem kapitalisme
adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh para pekerja yang tidak dibayarkan ke
dalam komponen gaji mereka. Mekanisme ini bekerja melalui pemisahan
antara “tenaga buruh” yang dipertukarkan secara bebas dengan gaji mereka,
dan “buruh” sendiri sebagai aset para kapitalis yang dengan itu mengontrol
keuntungan.
Berdasarkan itulah, Marx, mengembangkan konsep "surplus value", yang
membedakan karyanya dengan para ekonom klasik seperti Adam Smith dan
David Ricardo.
Asal Mula Perkembangan Sosiologi
Politik