Anda di halaman 1dari 20

KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBUR


DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI
IUD
DI PUSKESMAS KECAMATAN TAPOS PERIODE
JANUARI – MARET 2018
Disusun oleh :
KHETRINE LATIEF
16008
AKADEMI KEBIDANAN YASPEN TUGU IBU
PENDAHULUAN
Pada tahun 2017 wanita kawin 15-49 tahun di Indonesia
sebanyak 37.338.265 jiwa, akseptor IUD sebanyak 4,7%. Di
Jawa Barat akseptor KB IUD sebanyak 8,85%. Di Kota Depok
LATAR akseptor KB IUD sebanyak 16,01%. (BKKBN Jurnal)
BELAKANG
Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Kecamatan Tapos
tahun 2017 jumlah PUS sebanyak 44.778 jiwa dengan akseptor
KB IUD 14,97%.

Berdasarkan studi pendahuluan maka didapatkan hasil


penggunaan KB di Puskemas Kecamatan Tapos pada tahun 2016
RUMUSAN yaitu pengguna KB Suntik sebanyak 40,09% dan pengguna KB
MASALAH IUD sebanyak 18,88%. Berdasarkan data tersebut terjadi
kesejangan antara pengguna KB jangka panjang lebih sedikit
dibanding prngguna KB jangka pendek.
Untuk mengetahui karakteristik pasangan umur subur dengan penggunaan metode
Tujuan Umum kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan Tapos periode Januari – Maret 2018.

Untuk mengetahui distribusi frekuensi akseptor KB IUD berdasarkan umur, paritas


Tujuan Khusus pendidikan dan pekerjaan di Puskesmas Kecamatan Tapos periode Januari – Maret 2018.

 Bagi Penulis
Manfaat  Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian  Bagi Puskesmas
 Bagi Masyarakat

Dari penelitian tentang Karakteristik Pasangan Usia Subur dengan Penggunaan Metode
Kontraseps IUD periode Januari – Maret 2018 bertempat di Puskesmas Kecamatan
Tapos. Pengambilan data dilakukan selama 3 hari. Penelitian ini dilakukan untuk semua
Ruang Lingkup akseptor KB. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik para akseptor KB,
didapatkan data dengan batasan aspek yang diteliti adalah umur, paritas, pendidikan
dan pekerjaan sehingga peneliti dapat mengetahui apakah lebih banyak pengguna KB
IUD dibanding KB non IUD atau sebaliknya.
Definisi Keluarga Berencana

Tujuan Keluarga Berencana


TINJAUAN
TEORI Sasaran Keluarga Berencana

Dampak Program KB

KELUARGA Kontrasepsi

BERENCANA Persyaratan Kontrasepsi Ideal

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pemulihan
Metode Kontrasepsi

Macam-macam Kontrasepsi
Angka Kegagalan Kontrasepsi
Pengertian
IUD

TINJAUAN Jenis Kontrasepsi IUD


Persyaratan Pemakaian
TEORI Kontrasepsi IUD

Kontraindikasi Pemakaian
Mekanisme Kerja Kontrasepsi IUD
Kontrasepsi IUD
Kontrasepsi
Waktu Penggunaan
Intra Uterine Efektifitas Kontrasepsi IUD
Kontrasepsi IUD
Devices
(IUD) Keuntungan Kontrasepsi IUD
Efek Samping Penggunaan
Kontrasepsi IUD

Petunjuk Umum bagi


Kekurangan Kontrasepsi IUD Pengguna Kontrasepsi IUD
TINJAUAN
TEORI
Umur Pendidikan
Karakteristik
Pasangan Usia
Subur dengan
Penggunaan Paritas Pekerjaan
Metode
Kontrasepsi IUD
Faktor Predisposisi
KERANGKA TEORI 1. Umur 1. Pendidikan
2. Paritas 2. Pekerjaan

Akseptor KB Faktor Pemungkin


IUD 1. Fasilitas Fisik, Kesehatan: Puskesmas, Rumah
Sakit.
2. Fasilitas Umum: media massa (koran, TV, radio)

Faktor Penguat
1. Dukungan suami.
2. Dukungan tenaga kesehatan.
Sumber: Lawrence Green (2007)
Independent Dependent

KERANGKA a. Usia
b. Pendidikan Akseptor
KONSEP c. Paritas KB IUD
d. Pekerjaan
No Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional Ukur
1. Akseptor KB Seorang dari Rekam Check 1. Akseptor IUD. Nominal
padanya Medik List 2. Akseptor non IUD.
menggunakan salah
satu cara yaitu
menggunakan KB
IUD
2. Umur Jumlah tahun yang Rekam Check 1. <20 tahun. Ordinal
dilalui responden Medik List 2. 20-35 tahun.
pada saat penelitian 3. >35 tahun.
dihitung sejak lahir
sampai dengan
ulang tahun
terakhir dinyatakan
dalam tahun.
3. Paritas Jumlah anak yang Rekam Check 1. Primipara (melahirkan 1 Ordinal
dimiiki oleh Medik List anak).  
responden. 2. Multipara (Melahirkan
2-5 anak).
3. Grandepara (telah
melahirkan >5 anak).

4. Pendidikan Jenjang pendidikan Rekam Check 1. Tidak sekolah Ordinal


formal yang Medik List 2. SD  
ditempuh responden 3. SMP
sehingga mendapat 4. SMA
tanda kelulusan. 5. Akademi/ Perguruan
Tinggi

5. Pekerjaan Suatu upaya yang Rekam Check 1. PNS Nominal


dijalankan seseorang Medik List 2. Pegawai Swasta
untuk memenuhi 3. Wirausaha
hidup dalam 4. IRT
kemampuan tingkat
penggunaan
pelayanan.
METODELOGI PENELITIAN

• Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini desain penelitian yang digunakan adalah metode
Deskriptif dengan rancangan cross sectional
Desain

• Populasi dalam penelitian ini sebanyak 69 orang di Puskesmas Kecamatan Tapos periode
Populasi Januari – Maret 2018.

• Sampel adalah sebagian yang memiliki dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi . Sample dari penelitian ini adalah seluruh total populasi akseptor
Sampel KB.

• Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil secara
langsung dari rekam medik melalui lembar cheklist yang terdiri dari beberapa yang mencakup
Data variabel dependent dan independent tersebut
HASIL PENELITIAN

1 No Akseptor KB IUD N % 3
N
1 Akseptor KB IUD 18 26,0 Paritas N %
o
2 Akseptor KB non IUD 51 74,0 1 Primipara 32 46,4
Total 69 100 2 Multipara 25 36,2
3 Grandepara 12 17,4
Total 69 100
2 No Umur N %
1 <20 tahun 5 7,2
2 20 – 35 tahun 44 63,8
3 >35 tahun 20 29,0
Total 69 100
4 No Pendidikan N % 5
No Pekerjaan N %
1 Tidak Sekolah 7 10,1
1 PNS 7 10,1
2 Pegawai Swasta 11 16,0
2 SD 12 17,4
3 Wiraswasta 4 5,8
4 IRT 47 68,1
3 SMP 13 18,9
Total 69 100

4 SMA 36 52,2

5 Perguruan Tinggi 1 1,4

Total 69 100
PEMBAHASAN
Variable Pembahasan Jurnal
A. Distribusi Dari 69 akseptor KB ibu yang menggunakan KB non IUD lebih Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Akseptor KB dominan yaitu sebanyak 74,0% dan KB IUD sebanyak 26,0%. Agustin Kusuma Rini (2009) bahwa dari 94
IUD akseptor KB yang menggunakan alat
Sesuai dengan teori (Hanafi, 2004) bahwa kemungkinan pula kontrasepsi IUD sebanyak 32% dan yang
berkaitan dengan kebijakan pemerintah/ pihak berwenang menggunakan KB non IUD sebanyak 68%.
yang memakai system kafetaria atau supermarket, sehingga Karakteristik Akseptor KB yang
calon peserta KB memilih metode sendiri metode kontrasepsi Berhubungan dengan Penggunaan KB IUD
yang akan digunakan sesuai dengan keinginannya. di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2008

B. Distribusi Dari 69 orang akseptor KB yang terbanyak ada pada Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dian
frekuensi kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 63,8%, pada Febrida Sari dan Farida Aryan (2017) bahwa
umur kelompok umur >35 tahun sebanyak 29,0% dan paling sedikit dari 52 responden ditemukan 65,4%
akseptor KB pada kelompok umur <20 tahun sebanyak 57,2%. berumur 20-35 tahun, 34,6% berumur >35
tahun dan tidak ada PUS berumur <20
Sesuai dengan BKKBN umur peserta KB merupakan salah tahun.
satu faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap
gerakan KB nasiona, serta menentukan metode kontrasepsi
yang akan digunakan semakin tinggi pertambahan faktor
umur responden semakin baik pengetahuan tentang .
Variable Pembahasan Jurnal

C. Distribusi Dari 69 orang akseptor KB terbanyak pada ibu dengan Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
frekuensi multipara yaitu sebanyak 36,2%, primipara sebanyak 46,4% dilakukan oleh Elma Fitri Setiawan (2015)
paritas dan yang paling sedikit pada grandepara sebanyak 17,4%. menunjukkan bahwa dari 81 akseptor KB
akseptor KB IUD pada ibu primipara sebanyak 69,98% ,
Hal ini sesuai dengan buku Nasional Keluarga Berencana multipara sebanyak 54,32% dan grandepara
(2006) bahwa kontrasepsi ditolerassikan untuk wanita yang sebanyak 3,7%. Hal ini karena ibu multipara
mempunyai anak serta diharapkan dengan tercapainya lebih menginginkan untuk menjarakkan
keinginan untuk mempunyai sejumlah anak, ibu dapat kehamilan selanjutnya.
meningkatkan kessejahteraan keluarga.

D. Distribusi Dari 69 orang akseptor KB, lebih dominan kelompok ibu Hasil penelitian Dian Febrida Sari dan Farida
frekuensi yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 52,2%, Aryan (2017) yaitu dari 52 responden tingkat
pendidikan pendidikan SMP sebanyak 18,9%, pendidikan SD sebanyak pendidikan SMA sederajat sebanyak 51,9%,
akseptor KB 17,4%, pada ibu yang tidak sekolah sebanyak 7 orang SMP sederajat sebanyak 28,8% dan
(10,1%) dan yang paling sedikit pada ibu yang memiliki responden yang tamat SD sebanyak 19,2%.
tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 1 orang
(1,4%).
Variable Pembahasan Jurnal
E. Distribusi Dari 69 akseptor KB lebih dominan pada kelompok ibu Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dian
frekuensi rumah tangga sebanyak 68,1%), pada ibu pegawai swasta Febrida Sari dan Farida Aryan (2017) sama
pekerjaan sebanyak 16,0%, pada ibu wiraswasta sebanyak 5,8% dan dengan yang dilakukan Simanjuntak, dkk
akseptor KB pada ibu kelompok PNS sebanyak 10,1%. (2012), bahwa responden yang tidak bekerja
lebih mendominasi dalam penggunaan
Pekerjaan juga mempengaruhi pengetahuan ibu. Semakin metode keluarga berencana. Karena ibu yang
ibu menggunakan waktu untuk beraktifitas dilluar, tidak bekerja merasa lebih nyaman
pengetahuan pun juga akan berkembang. Ibu yang bekerja menggunakan kontrasepsi IUD saat
di sector formal memiliki akses yang lebih baik terhadap melakukan aktivitas pekerjaan rumah.
berbagai informasi termasuk kesehatan (Notoadmojo,
2003).
KESIMPULAN
• Berdasarkan kelompok ibu yang menggunakan KB IUD sebanyak 26,0% sedangkan KB non IUD
1 sebanyak 74,0%.

• Berdasarkan umur pada kelompok ibu umur 20 – 35 tahun sebanyak 63,8%, kelompok umur >35
2 tahun sebanyak 29,0% dan sedangkan kelompok umur <20 tahun sebanyak 7,2%.

• Berdasarkan paritas pada ibu multipara sebanyak 36,2%, pada ibu primipara sebanyak 46,4% dan
3 pada ibu grandepara sebanyak 17,4%.

• Berdasarkan tingkat pendidikan SMA sebanyak 52,2%), tingkat pendidikan SMP sebanyak 18,9%,
tingkat pendidikan SD sebanyak 17,4%, yang tidak sekolah sebanyak 10,1% dan pendidikan
4 perguruan tinggi sebanyak 1,4%.

• Berdasarkan pekerjaan pada ibu rumah tangga sebanyak 68,1%, pegawai swasta sebanyak 16,0%,
5 kelompok ibu wiraswasta sebanyak 5,8% dan kelompok ibu PNS sebanyak 10,1%.
Usia
Sebaiknya ibu yang berusia 20 – 35
Saran tahun yang menggunakan KB IUD
Akseptor KB karena efektif untuk menjarakkan
kehamilan pertamanya agar mampu
Lebih cermat dalam memilih alat mengatur kehamilannya.
kontrasepsi dan mengontrol secara
rutin sehingga terdeteksi secara dini
bila terdapat keluhan-keluhan yang
terjadi pada pengguna kontrasepsi
dan segera datang me tempaat Paritas
pelayanan kesehatan agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebaiknya ibu dengan multipara (2-5
anak) yang menggunakan KB IUD
karena dapat menjarangkan
kehamilan dengan tepat dan sedikit
angka kejadian kehamilan karena
pengunaan KB IUD.
Pekerjaan

Sebaiknya seorang ibu adalah


Pekerjaan yang berpendidikan agar dapat
dengan mudah menerima
Sebaiknya ibu yang bekerja yang informasi tentang kehamilan
menggunakan KB IUD karena terutama pad kehamilan dengan
kontrasepsi iini berjangka panjang komplikasi mual muntah yang
yaitu 5-8 tahun sehingga ibu tidak berlebihan. Oleh karena itu
v
perlu mengingat untuk meminum seroang ibu harus lebih banyak
obat seperti KB PIl dan ibu dan tidak membaca, mendengar informasi,
perlu rutin kembali ke puskesmas mencari informasi, hal ini berguna
ataupun BPM untuk melakukan untuk kehamilan selanjutnya
suntik KB. maka dari itu pendidikan ibu
dapat mempengaruhi.
Terimakasih
Rabu, 13 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai