Anda di halaman 1dari 33

WAWASAN NUSANTARA

GEOPOLITIK INDONESIA

Mata Kuliah: KWn


Pertemuan
Pekanbaru, 30-10-2020
Dr. Hambali, M.Si
unri.hambali@yahoo.com

POLTEKKES KEMENKES RIAU


JURUSAN /PRODI KEPERAWATAN D.III
Jl. Melur No 103, Pekanbaru, Telp (0761) 36581, Fax (0761)20656
Website: www.poltekkesriau.ac.id
Tujuan :
Setelah pertemuan ini, mahasiswa diharapkan
dapat:
1. Memahami dan menjelaskan pengertian dan
hakekat wawasan Nusantara sebagai konsep geo
politik Indonesia
2. Memahami dan menjelaskan mengenai dasar
pemikiran dan implementasi Wawasabn
Nusantara
 Sedangkan “wawasan” mengandung arti: cara
pandang. Namun dimaksudkan adalah cara
pandang sec. pikiran (cara melihat,
meanalisis dan memahami sesuatu masalah).
 Secara etimologi :

Perkataan wawasan Nusantara berasal dari


dua suku kata, yakni “Wawasan” (berasal
dari bahasa Jawa) dari akar kata
“wawas”yang berarti : pandangan,
tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi
(Inggris : vision).
Nusantara berasal dari kata :
 “nusa” yang artinya negara kepulauan
(archipelago state), suatu kesatuan wilayah laut
yang ditaburi oleh gugusan pulau-pulau
 “antara” yang artinya pembatas.
Dengan demikian, Nusantara dapat
diartikan dengan suatu negara kepulauan yg
terletak (dibatasi) antara/oleh dua benua besar,
yakni benua Asia dan Australia dan dua
samudera, yakni s. Hindia dan Pasifik.
Konsekuensi logisnya adalah menyebabkan
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang heterogen
(majemuk), baik secara agama, suku, bahasa, budaya
daerah, dll.
Karena itu, kemajemukan (pluralisme) bangsa
Indonesia haruslah dipandang sebagai suatu realita
alamiah yang merupakan anugrah Allah SWT yang perlu
disyukuri dan dihadapi dengan sikap yang bijak dan
benar
Wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
sesuai ideologi nasionalnya yaitu pancasila dan UUD
1945, sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat ditengah-tengah
lingkungannya yang menjiwai tindak
kebijaksanaandalam mencapai tujuan perjuangan
bangsa (Modul UT, 1985:3)
Berkaitan dengan upaya bangsa Indonesia dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya
sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
Cita-cita nasional Indonesia (alinea 2 pembukaan
UUD 1945), yaitu mewujudkan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu,berdaulat, adil dan makmur.
Tujuan nasional (alinea ke 4 Pemb. UUD 1945),
yakni Melindungi segenap bangsa dan seluruh tmpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut mewujudkan
perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Setidaknya ada 3 faktor penting yang dapat
mempengaruhi upaya bangsa Indonesia
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya :
a.faktor geografis negara :luas wilayah RI 8,5 jt
km2, terdiri atas ribuan pulau dan dikelilingi oleh
lautan dan benua-benua (faktor ini berpotensi jadi
modal tapi dapat pula menjadi ancaman),
b. faktor manusia : penduduknya 235 jt terdiri dari
bermacam-macam suku bangsa yang adat
istiadat/agamanya berbeda-beda,
c. faktor lingkungan : wilayah Indonesia dikelilingi
oleh lautan (perairan yang luas) yang dapat
menjadi titik rawan terutama ditinjau dari aspek
sosial budaya dan hankam.
Sehubungan dengan kondisi sebagaimana
digambarkan di atas, maka bangsa Indonesia harus
memiliki suatu wawasan yang tegas disebut dengan
Wawasan Nusantara yang dapat dijadikan sebagai
landasan dan pedoman dalam mewujudkan cita-cita
dan tujuan masionalnya.
Berdasarkan uraian dapat ditegaskan bahwa
pada dasarnya Wawasan Nusantara merupakan
perwujudan dari Pancasila yang mengandung arti
suatu kesatuan yang bulat dan utuh dan faham
keseimbangan.
Dapat dibedakan sbb:
A.Ke dalam : untuk mewujudkan kesatuan dan
keutuhan (integrasi) dalam semua aspek kehidupan
bangsa dan negara, baik itu dalam aspek alamiah
begitu juga dalam Aspek sosial.

Aspek alamiah mencakup(tri gatra):


1)Gatra (aspek) geografis (posisi wilayah)
2)gatra keadaan dan kekayaan alam
3)gatra keadaan dan kemampuan penduduk
Aspek sosial , yang mencakup (panca gatra):
1) Gatra ideologi
2) Gatra politik
3) Gatra ekonomi
4) Gatra sosial budaya, dan
5) Gatra hankam.

B. Tujuan keluar : turut serta mewujudkan


kebahagiaan, ketertiban dan perdamaian
bagi seluruh umat manusia.
Jiwa dan semangat (spirit) Wawasan
Nusantara sesungguhnya telah dimiliki bangsa
Indonesia sejak dahulu kala (Sumpah Palapa,
“Bersatu teguh, Bercerai runtuh”).
Tentu saja saat itu belum dirumuskan dan
belum dimuat dalam peraturan per-undang-
undangan RI.
Konsep Wawasan Nusantara mulai dirumuskan
dan dimuat dalam peraturan perundang-undangan RI
sejak tahun 1973, yakni dengan dimuatnya dalam
GBHN saat itu.
Dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yo TAP MPR
No. II/MPR/1983, yo TAP MPR No, II/MPR 1988, yo
TAP MPR No. No. II/MPR No. 1993, yo TAP MPR No.
II/MPR 1998 ditegaskan bahwa Wawasan dalam
mencapai tujuan pembangunan nasional adalah
Wawasan Nusantara.
Wawasan dlm pembangunan nasional adalah
Wawasan Nusantara, yang mencakup sbb :

1.Perwujudan Kepulauan Wawasan Nusantara


sebagai satu kesatuan politik, dalam arti :
menginginkan terwujudnya integrasi
(kesatuan/keadilan) politik.
2.Perwujudan Kepulauan Wawasan Nusantara
sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti :
menginginkan terwujudnya integrasi
(kesatuan/keadilan) ekonomi.
3. Perwujudan Kepulauan wawasan Nusantara sebagai
satu kesatuan sosial budaya, dalam arti :menginginkan
terwujudnya kesatuan integrasi (kesatuan/keadilan) di
bidang sosbud.
4. Perwujudan Kepuluan Wawasan Nusantara sebagai
satu kesatuan hankam, dalam arti : menginginkan
terwujudnya integrasi di bidang hankam.

Dengan dimuatnya rumusan Wawasan Nusantara


dalam GBHN, maka berati sejak 1973 tersebut, konsep
rumusan dan subtansi Wawasan Nusantara telah
menjadi bagian dari hukum positif di Indonesia yang
mengikat baik pemerintah begitu juga segenap rakyat
Indonesia.
1. Dasar geografis
Secara geografis (keadaan wilayah), Indonesia
merupakan negara terbesar di Asia Tenggara, bahkan
secara demografis merupakan negara dengan junlah
pendduk terbesar nomor 4 di dunia saat ini.
Sedangkan hal-hal lain dari aspek geografis ini dapat
dijelaskan sbb :
a. panjang wilayah mencakup 1/8 khatulistiwa
b. Jumlah penduduk saat ini mendekati angka 220 jt
jiwa.
c. Jumlah pulau 13.667 pulau
d. Luas lautan merupakan 2/3 dari seluruh wilayah
e. Tanahnya mengandung sumber kekayaan alam
yang melimpah yang umumnya masih potensial,
diantaranya merupakan bahan-bahan vital dan
strategis
f. Penduduknya cukup padat (sekitar 220 jt jiwa)
dengan distribusi yang belum merata.
2. Dasar geostrategis
 Geo = wilayah. Strategis= strategi hankam. Dengan
demikian Geo Strategi dimaksudkan: strategi hankam
suatu negara yang disesuaikan dengan kondisi wilayah
negara ybs.
 Geostrategi(strategi hankam) Indoneia disesuaikan
dengan kondisi wilayah RI yang terletak pada posisi
silang dunia yang di satu pihak memberikan pengaruh
menguntungkan, tetapi dapat pula mengundang
ancaman. Namun dalam merancang strategi hankam
negara, kita tentu lebih fokus pada sisi negatif dari
letak wilayah tersebut.
Dilihat lebih jauh, ternyata letak wilayah RI
pada posisi silang dunia tidak hanya mengenai aspek
geografis saja, melainkan juga mengenai aspek-
aspek sosial lainnya,yakni :
a.Demografis (kependudukan): antara negara
dengan penduduk padat di utara (RRC) dan negara
dengan penduduk lengang di selatan (Australia).
b.Ideologis : antara negara dengan ideologi Komunis
di utara dan liberal di selatan.
c.Politik : antara demokrasi rakyat di utara dengan
demokrasi liberal di selatan.
d. Budaya : dengan budaya timur di utara
(Budha/Konghuchu) dan budaya barat di selatan.
e. Hankam : antara sistem pertahnan kontinental di
utara dengan sistem pertahanan maritim di
selatan.
Posisi Indonesia seperti digambarkan di atas,
memaksa Indonesia untuk memilih salah satu dari
dua pilihan :
Pertama: membiarkan dirinya terus menerus
terombang ambing oleh pengaruh rivalitas dua
kekuatan besar (utara-selatan)
Kedua: Turut serta mengatur lalu lintas
pengaruh lingkungan dengan berperan sebagai
subjek.
Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945
yang mengharuskan Indonesia menganut sistem
polugri bebas aktif, maka Indonesia harus
mengambil pilihan kedua (berperan sebagai subjek).
Namun untuk dapat berperan sebagai subjek,
Indonesia harus kuat dan hal itu menuntutnya untuk
mampu mengubah pengaruh dan kekuatan dari luar
menjadi kekuatan nasional yang dikendalikan
sebagai kekuatan sentrifugal.
Historis dan yuridis formal: berarti dasar
pemikiran dilihat dari sejarah (historis) dan peraturan
perundang-undangan (yuridis formal) yang pernah
berlaku di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka 17-8-1945, ternyata
UUD-1945 tidak secara tegas mengatur tentang batas
wilyayah RI sebagaimana yang diharuskan oleh Hukum
Internasional (Konvensi Montevideo, 1933).
Karena itu, berdasarkan ketentuan pasal aturan
peralihan, di Indonesia otomatis berlaku peraturan yang
telah ada sebelumnya, yakni Ordonansi Belanda tahun
1939 yang menegaskan bahwa batas wilayah Hindia
Belanda adalah 3 mil (laut) dari pantai diukur waktu
pasang surut.
 Penggunaan aturan kolonial tsb jelas sangat
merugikan kepentingan nas. Indonesia,
karena menyebabkan wil.RI antara satu pulau
dgn pulau lain dibatasi oleh laut bebas, krn
Ordonansi 1939 menganut azas pulau demi
pulau
Krn itu, Tgl. 13 Desember 1957 Pem. RI
mengeluarkan peratutan pemerintah yg
dikenal dgn Deklarasi Djuanda 1957yg
menerapkan asas Nusantara.
 Deklarasi Djuanda menegaskan bahwa batas
wil. RI adalah 12 mil (laut) dari garis dasar yg
menghubungkan titik-titik ujung terluar dari
pulau-pulau Indonesia terluar (pulau yg
terletak paling pinggir).
Berdasarkan aturan ini, maka laut bebas
diantara pulau-pulau sbg akibat dari
pengguinaan Ordonansi 1939 dgn sendirinya
batal.
 Tahun 1969, Pem. RI mengeluarkan
pengumuman ttg. Landas Kontinen Indonesia
yg isinya al. Menegaskan bahwa dasar laut
dan tanah di bawahnya di luar perairan RI sp
dgn kedalaman 200 meter adalah hak milik
ekslusif negara RI. Tuntutan melalui
pengumuman ttg. Landas Kontinen ini di
samping merupakan pelaksanaan dari pasal.
31 ayat (3) UUD-1945 juga merupakan respon
thd. perkembangan kemajuan tekonologi saat
itu, terutama teknologi eksplorasi minyak
lepas pantai.
Selanjutnya tahun 1980, pemerintah RI
kembali mengeluarkan peraturan tentang batas
wilayah RI yang dikenal dengan Peraturan tentang
Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia
ZEEI yang isinya menegaskan bahwa: wilayah
laut selebar 200 mil dari garis garis dasar merupakan
hak milik Indonesia ekslusif (khusus) secara
ekonomi.
Berdasarkan aturan ZEE ini, maka luas wilayah
laut Indonesia terutama ke arah laut bebas
bertambah secara signifikan.
Kepentingan nasional diartikan dengan: nilai-nilai
(material dan inmaterial) yang dipandang berharga
(terbaik) oleh suatu bangsa dan karena itu mereka
ingin mempertahankannya.
Bagi bangsa Indonesia sesuai dengan kondisi
masyarakatnya yang sangat heterogen, maka
kepentingan nasionalnya yang paling utama adalah
mempertahankan kelangsungan hidup (survival) NKRI.
Kepentingan nasional lainnya yang sifatnya relatif
dinamis adalah menjaga kesinambungan pelaksanaan
pembangunan nasional dalam pengertian yang seluas-
luasnya.
Sebagai cara pandang dan visi nasional bangsa
Indonesia, maka Wawasan Nusantara harus dijadikan
arahan, acuan dan tuntunan bagi setiap individu bangsa
dan pemerintah Indonesia terutama dalam pelaksanaan
pembangunan nasional di segala bidang serta dalam
menjaga NKRI.
Secara ringkas, implementasi Wawasan
Nusantara adalah bagaimana setiap gerak
pembangunan di Indonesia harus selalu berorientasi
pada kepentingan rakyat dan pada upaya integrasi
wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh yang
pelaksanaannya per bidang dapat dijelaskan sbb :
 Dalam bidang politik, berorientasi pada upaya
menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang
sehat dan dinamis yang perwujdannya nampak
dalam wujud pemerimtahan yang kuat dan
legitimet sebagai penjelmaan dari kedaulatan
rakyat
 Dalam bidang ekonomi, diorientasikan pada upaya
menciptakan integrasi ekonomi nasional yang
perwujudannya nampak pada terjaminnya
pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan rakyat
secara adil dan merata.
 Dalam bidang sosial budaya, diorientasikan pada
upaya membangun sikap batiniah dan lahiriah
yang mengakui, menerima dan menghormati
segala bentuk perbedaabn sebagai kenyataan
hidup sekaligus kurnia Allah SWT yang pada
gilirannya akan tercipta suasana kehidupan
bangsa yang harmonis, rukun dan bersatu dalam
keberagaman yang dinamis.
 Dalam bidang hankam, diorientasikan pada upaya
menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air
dan bangsa, yang pada gilirannya akan
membentuk sikap bela negara pada setiap bangsa
Indonesia dalam arti yang seluas-luasnya.

Anda mungkin juga menyukai