Anda di halaman 1dari 12

STATISTIKA INDUKTIF/

INFERENSIAL
• Statistika induktif atau lebih dikenal dengan
istilah statistika inferensial adalah:
statistika yang membahas cara
menganalisis data, menaksir, meramalkan,
dan menarik kesimpulan terhadap data,
fenomena, persoalan populasi
berdasarkan sebagian data (sample) yang
diambil secara acak dari populasi.
• Statistika ini menarik kesimpulan berdasarkan
perdugaan dari sampel data dan pengujian
hipotesis.
• Sehingga terdapat 3 kegiatan dalam statistik
inferensial, yaitu pengujian hipotesis,
estimasi/penaksiran, dan pengambilan
keputusan.
• Didasarkan pada asumsi tentang distribusi
populasi / parameter data yang dianalisis,
statistika induktif dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Statistika Parametrik
2. Statistika non-Parametrik.
Skema pembagian statistika induktif

STATISTIKA DESKRIPTIF

STATISTIKA PARAMETRIK

STATISTIKA INDUKTIF

NON
PARAMETRIK
 Statistika Parametrik adalah teknik statistika yang
parameter populasinya (atau asumsi distribusi
populasi) data berdasarkan pada model distribusi
normal dan memiliki variansi yang homogen.

Jadi, syarat untuk menggunakan rumus-rumus yang ada


dalam kelompok statistika parametrik adalah : distribusi
data normal (uji normalitas), dan kondisi sampel
homogen (uji homogenitas).
• Suatu data disebut berdistribusi normal apabila jumlah data di
atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga
simpangan bakunya.
• Suatu data disebut homogen apabila data yang dibandingkan
memiliki karakter yang sama atau mirip. Homogenitas dapat
diketahui jika simpangan bakunya lebih kecil dari nilai tabel. Jadi
semakin kecil simpangan baku maka data semakin homogen,
dan apabila semakin besar simpang baku maka data semakin
heterogen
 Statistika non-parametrik adalah teknik statistika yang
parameter populasinya (atau asumsi distribusi populasi) data
tidak mengikuti model distribusi tertentu atau bebas distribusi
tertentu dan variansi tidak harus homogen.

Jadi, apabila sudah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas

menghasilkan kesimpulan bahwa data data tidak normal, atau tidak

homogen, atau tidak kedua-duanya. Maka peneliti bisa melanjutkan

pengolahan data penelitiannya menggunakan rumus-rumus yang

ada dalam kelompok statistika non-parametrik


DATA
Data sebuah penelitian bisa berbentuk data kualitatif dan
data kuantitatif.
• Data kualitatif adalah keterangan yang berbentuk
kategori. Misal: baik, buruk, tinggi, rendah, laki-laki,
perempuan, dll.
• Data kuantitatif adalah keterangan yang berbentuk
angka. Misal: 50, 75, 43, dll.
 Data kualitatif bisa dirubah menjadi data kuantitatif.
Misal: laki-laki (1), perempuan (2), dst.
 Data kuantitatif bisa kita rubah menjadi data kualitatif.
Misal: 50 (rendah), 100 (tinggi), dst.
Data kuantitatif berdasarkan sifat angka atau
nilainya dibedakan menjadi dua, yaitu: data
diskrit dan data kontinu.
• Data diskrit adalah data yang dihasilkan dari
kegiatan menghitung atau membilang.
Misal: jumlah siswa, jumlah kursi, dll
• Data kontinu adalah data yang dihasilkan
dari kegiatan mengukur. Misal: prestasi, IQ,
tinggi badan, jarak kota, dll
Skema jenis data
• Warna
• Jenis kelamin
KUALITATIF • suku

DATA • Jumlah Siswa


DATA DESKRIT • Jumlah Staf
• Jumlah Guru
KUANTITATIF
DATA KONTINU • Pretasi
• IQ
• Berat badan
•Jarak kota
SKALA UKUR
Terdapat empat jenis skala ukur:
1. Skala Nominal adalah yang memiliki ciri hanya membedakan. Misal:
nomor rumah 34 sama dengan nomor rumah 35, Lk (1) dan Pr (2),
dll
2. Skala Ordinal adalah skala yang mempunyai ciri membedakan juga
menunjukkan adanya peringkat. Misal: ranking 1 tidak sama dengan
ranking 2, dll
3. Skala Interval adalah skala yang mempunyai ciri membedakan,
menunjukkan peringkat dan berjarak sama. Misal: 24o, 25o, nilai dari
1-10 dan 11-20.
4. Skala Rasio adalah skala yang memiliki ciri; membedakan,
menunjukkan peringkat, berjarak sama, dan memiliki titik Nol yang
mutlak. Misal: banyaknya orang : 0 orang, 1 orang, 2 orang, 3 orang
dan seterusnya
Catatan: Bentuk skala data bisa dirubah sesuai dengan
kebutuhan kita.
Misal
Daftar NIM Mahasiwa PGSD (dua digit terakhir):
40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 75, 80, 85. skala nominal
nomor
40 – 59
skala Interval
60 – 79
80 – 99

Interval 40 -59 mendapat nilai A diberi kode 1


Interval 60 – 79 mendapat nilai B diberi kode 2 skala ordinal
Interval 80 – 99 mendapat nilai C diberi kode 3

Anda mungkin juga menyukai