Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MODUL 3
KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH
MENENGAH
KEGIATAN BELAJAR 1
PERTUMBUHAN FISIK SERTA PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL

A. PERTUMBUHAN FISIK/JASMANI

B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

C. PERKEMBANGAN EMOSIONAL
A. Pertumbuhan Fisik/Jasmani

Tabel 3.1
Perbedaan profil perkembangan fisik
Antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir
1. Laju perkembangan secara Laju perkembangan secara umum
umum berlangsung secara kembali menurun, sangat lambat
pesat
2. Proporsi ukuran tinggi dan Proporsi ukuran tinggi dan berat
berat badan sering kurang lebih seimbang mendekati
seimbang (otot dan tulang kekuatan tubuh orang dewas
belulang)
3. Munculnya ciri-ciri sekunder Siap berfungsinya organ-organ
disertai dengan aktifnya reproduktif seperti pada organ-
sekresi pada kelenjer jenis organ yang sudah dewasa.
(menstruasi dan polusi)
4. Gerak-gerik tampak canggung Gerak-geriknya mulai mantap
dan kurang terkoordinasi
5. Aktif dalam berbagai cabang Jenis dan jumlah permainan lebih
olahraga yang dicobanya selektif dan terbatas pada
keterampilan yang menunjang
pada kesiapan kerja
B. Perkembangan Intelektual

Tabel 3.2
Perbedaan Profill Perkembangan Intelektual
Antara Siswa SLTP dengan Siswa SLTA
N Siswa SLTP (Remaja Siswa SLTA (Remaja Akhir)
o. Awal)
1. Proses berpikirnya sudah Sudah mampu mengoperasikan
mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai
kaidah-kaidah logika kemampuannya membuat generalisasi
formal dalam ide-ide atau lebih konklusif dan komprehensif
pemikiran abstrak
2. Kecakapan dasar umum Tercapainya titik puncak (kedewasaan
menjalani laju intelektual umum, yang mungkin ada
perkembangan yang pertambahan yang sangat terbatas
terpesat bagi yang terus bersekolah
3. Kecakapan dasar khusus Kecenderungan bakat tertentu
(bakat atau aptitude) mencapai titik puncak dan
mulai menunjukan kemantapannya
kecenderungan lebih
jelas
C. Perkembangan Emosional

Kebanyakan remaja merasa dekat dengan orang tuanya,


karena memiliki nilai-nilai yang sama dalam banyak hal
dan masih memerlukan orang tua untuk melakukan hal-
hal tertentu.

Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya dari pada


dengan ayahnya.

Konflik yang terjadi pada awal masa remaja terjadi karena


masa pubertasnya dan bukan bersandar pada usia
kronologisnya.

Peran orang tua sangat besar dalam perolehan prestasi


belajar disekolahnya, hal ini berlaku juga bagi remaja.
Semakin kuat perhatikan orang tua terhadap kehidupan
remaja, akan semakin tinggi prestasi yang diraihnya di
sekolah (Dianne Pappalia, 1992)
KEGIATAN BELAJAR 2
PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL DAN SIKAP

A. PERKEMBANGAN SOSIAL,
MORALITAS DAN SKIP

B. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
POLITIK

C. PERKEMBANGAN AGAMA DAN


KEYAKINAN
A. Perkembangan sosial, moralitas dan sikap

Tabel 3.1
Perbedaan profil perkembangan fisik
Antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir
1. Diawali dengan kecenderungan Bergaul dengan jumlah teman yang terbatas
ambivalensi keinginan menyendiri dan dan selektif
keinginan bergaul dengan banyak orang
tetapi bersifat temporer
2. Adanya ketergantungan yang kuat Ketergantungan kepada kelompok sebaya
kepada kelompok sebaya disertai berangsung fleksibel
semangat konformitas yang tinggi
3. Adanya ambivalensi antara keinginan Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas
bebas dari dominasi pengaruh orang tua kebebasannya mana yang harus dirundingkan
dengan kebutuhan bimbingan dan dengan orang tuanya
bantuan dari orang tuanya
4. Dengan sikapnya dan cara berpikinya Sudah dapat memisahkan antara nilai-nilai
yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah dengan kaidah-kaidah normatif yang universal
atau sistem nilai etis dengan dari para pendukungnya yang mungkin dapat
kenyataannya dalam perilaku sehari-hari berbuat keliru atau kesalahan
oleh para pendukungnya
B. Perkembangan pemikiran politik

Pemikiran remaja hampir sama dengan perkembangan


moral, karena memang keduanya berkaitan erat. Mereka
telah memikirkan ide-ide dan pandangan politik yang lebih
abstrak, dan telah melihat banyak hubungan antar hal-hal
tersebut.

Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip seluruhnya


atau tidak sama sekali, sebagai ciri kemampuan pemikiran
moral tahap tinggi, tetapi lebih banyak didasari oleh
pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat khusus.
C. Perkembangan Agama dan Keyakinan

Perbedaan profil perkembangan Agama dan Keyakinan antara


Siswa SLTP dengan Siswa SLTA
No. Siswa SLTP (Remaja di Siswa SLTA (Remaja
Awal) Akhir)
1. Mengenai eksistensi sifat Eksistensi dan sifat kemurahan
kemurahan dan keadilan serta keadilan Tuhan mulai
Tuhan mulai dipertanyakan dipahami dan dihayati
secara kritis dan skeptis
2. Penghayatan kehidupan Penghayatan dan pelaksanaan
keagamaan sehari-hari kehidupan keagamaan sehari-
dilakukan mungkin didasarkan hari mulai dilakukan atas dasar
atas pertimbangan adanya kesadaran dan petimbangan
semacam tuntutan yang hati nuraninya sendiri yang
memaksa dari luar dirinya tulus ikhlas
3. Masih mencari dan mencoba Mulai menemukan pegangan
menemukan pegangan hidup yang definitif
hidupnya
Menurut para ahli………….

Thomas Hobbes (1588-1679 dalam Sigelman dan Shaffer,


1995:29) berpendapat bahwa anak-anak secara alamiah
adalah berperilaku nakal, pengganggu dan sebagainya.
Sebaliknya Jean Jacques Rousseau (1712-1778) berpendapat
anak secara alamiah adalah baik, sejak lahir naluriah anak
mampu membedakan mana perilaku yang baik dan buruk.

Dalam pandangan bahwa perilaku anak dipengaruhi oleh


faktor pembawaan (herediter) dikenal dengan mazhab
nativisme.

Filosofi dari Inggris, John Locke (1632-1704) terkenal dengan


teori tabula rasa. Anak bagaikan kertas putih yang
menunggu untuk ditulisi melalui pengalamannya. Locke
menyangkal bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk,
tetapi ia akan berkembang bergantung pada pengalaman
yang ia peroleh.(mazhab empirisme)
KEGIATAN BELAJAR 3
PERBEDAAN INDIVIDU ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH

A. PERBEDAAN KEMAMPUAN

B. PERBEDAAN DALAM INTELEGENSI

C. PERBEDAAN DALAM KEPRIBADIAN


A. Perbedaan Kemampuan

Perbedaan secara fisik, dapat diamati langsung oleh guru


dengan memperhatikan postur tubuh dari siswa.
Perbedaan tersebut meliputi perbedaan dalam tinggi
badan dan berat badan.

Dalam pendekatan lain perbedaan individual siswa sekolah


menengah dibedakan berdasarkan : (a) kemampuan
potensial (potensial ability) yaitu kecakapan yang masih
terkandung dalam diri siswa yang diperolehnya secara
pembawaan. (b) kemampuan nyata yaitu kecakapan yang
segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga
karena merupakan hasil usaha atau belajar yang
bersangkutan dengan cara, bahan dan dalam hal tertentu
yang telah dijalaninya.
B. Perbedaan dalam Intelegensi

Salah satu fungsi utama intelegensi adalah dalam belajar.


Bagaimana individu belajar dan apa yang dipelajarinya
sangat dipengaruhi oleh kemampuan intelegensinya.
Pengertian belajar disini tidak terbatas hanya belajar di
lingkungan sekolah, melainkan belajar dalam pengertian
yang lebih luas.

Indikator perilaku intelegen menurut Whiterington (Abin


Syamsuddin M, 1996) antara lain :
1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2. Efisiensi dalam berbahasa
3. Kecepatan dalam pengamatan
4. Kemudahan dalam mengingat
5. Kemudahan dalam memahami hubungan
6. Imajinasi
Pengelompokan intelegensi didasarkan pada ukuran yang
dikenal dengan IQ (Intelligence Quotient). IQ diperoleh dengan
memberikan seperangkat tes inteligensi kepada siswa yang dites
(testee). Hasil tes intelegensi dikelompokkan seperti dapat
diamati dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.5
Klasifikasi Tingkat Kemampuan Umum (Intelegensi)
Sumber : Abin Syamsuddin Makmun (1996:42)
IQ Persentase Klasifikasi
dari Populasi
140 ke 1 Genius (jenius)
atas
130-139 2 Very Superior (Sangat
120-129 8 Unggul)
110-119 16 Superior (Unggul)
100-109 23 Average
90-99 23 (Normal)
80-89 16 Dull Average
(Mendekati Normal)
70-79 8 Borderline (Lambat)
60-69 2 Mentally deficient
Di bawah 1 Terbelakang
60
C. Perbedaan dalam kepribadian

Kepribadian adalah perilaku yang ditampilkan oleh seseorang


dalam situasi tertentu.

Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok


besar, yaitu kebutuhan fisiologis dan social. Kebutuhan secara
fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas,dll.
Sedangkan kebutuhan social Murray mencoba memilahkan
menjadi 20 kebutuhan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Abasement Needs, yaitu kebutuhan untuk tidak berdaya, dll.


2. Needs for Achievement, yaitu kebutuhan berprestasi.
3. Needs for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berhubungan
dengan orang lain.
4. Needs for Aggression, yaitu kebutuhan untuk melakukan
tindak kekerasan, menyerang pandangan yang berbeda dari
dirinya, dan lain sebagianya yang sejenis.
5. Autonomy Needs, yaitu kebutuhan untuk bertindak secara
mandiri.
Dan masih banyak lagi yang lainnya.
RANGKUMAN

Masa remaja bisa disebut sebagai masa yang sangat


menyenangkan , karena tidak jarang dimasa inilah para
remaja memiliki ketertarikan terhadap lawan jenisnya. Selain
itu para remaja juga tidak jarang melakukan tindakan atau
perbuatan yang tanpa difikirkan secara matang dan memiliki
emosi yang meluap-luap.

Pada masa remaja ini lah rasa ingin tahu terhadap


lingkungannya juga meningkat, maka dari itu peran dari
seorang guru, orang tua sangat diperlukan agar dapat
mengarahkan para remaja tersebut kearah yang positif dan
terhindar dari pengaruh negatif terhadap dirinya.

Seperti yang dikatakan oleh Filosofi dari Inggris, John


Locke (1632-1704) terkenal dengan teori tabula rasa. Anak
bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulisi melalui
pengalamannya. Locke menyangkal bahwa anak itu sejak lahir
baik atau buruk, tetapi ia akan berkembang bergantung pada
pengalaman yang ia peroleh.(mazhab empirisme)

Anda mungkin juga menyukai