Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS INKOMPLIT

DISUSUN OLEH :
PENGERTIAN
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram dan masih ada sisa yang tertinggal di
dalam uterus (Cunningham, et al., 2014).

Penyebab dan faktor predisposisi


1. Faktor fetal Abortus
Pada usia kehamilan awal pada umumnya disebabkan oleh abnormalitas zigot, atau
plasenta

2. Faktor maternal Kelainan anatomi uterus


Adanya kelainan anatomi uterus seperti Leiomyoma yang besar dan multipel atau
adanya sinekia uterus (Ashermann Syndrome) dapat meningkatkan risiko abortus
(Cunningham, et al., 2014).
Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik, jaringan dapat teraba pada vagina, serviks
yang membuka, dan besar uterus yang mulai mengecil. Pada
keadaan ini tes kehamilan masih positif, tetapi kehamilan tidak
dapat dipertahankan (Puscheck, 2015).

Patofisiologi
Perdarahan dalam desidua basalis terjadi pada awal abortus kemudian diikuti oleh nekrosis
jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsiter lepas sebagian atau
seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan isinya Kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales
menembus desidua secara mendalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna
yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas
dengan lengkap. Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak sekali sehingga
menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan
(Winkjosastro, 2006, p. 303).
Pathway Pemberian zat makanan ke janin terganggu

Gangguan pertumbuhan janin

Kematian janin

Perdarahan dalam desidua basalis

Nekrosis jaringan sekitar

Uterus terstimulasi dan berkontraksi

Hasil konsepsi lepas

Terlepas sebagian jaringan plasenta terlapas seluruh jaringan plasenta

Terlepasnya hasil konsepsi


Mulas, serviks membuka
Risiko
Abortus inkomplit Perdarahan
Nyeri Akut

Pengangkatan janin kuretase

Berduka Ansietas
Penatalaksanaan
1. Bila disertai syok karena perdarahan diberikan infuse cairan fisiologis NaCl atau Ringer
Laktat dan trasfusi darah selekas mungkin
2. Setelah syok diatasi, dilakukan kerokan dengan kuret tajam dan diberikan suntikan
untuk mempertahankan kontraksi otot uterus.
3. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, dilakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
4. Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi

Pemeriksaan Penunjang
a.Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
b. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin
masih hidup.
c. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah
Pengkajian Fokus
Pemeriksaan Ginekologi
1. Sirkulasi
2. Eliminasi a. Inspeksi vulva, meliputi perdarahan pervaginam, bekuan
3. makanan/ cairan darah, jaringan keluar sebagian.
4. Nyeri b. Pemeriksaan dalam spekulum, meliputi perdarahan dari
cavum uteri, ostium uteri terbuka, tampak jaringan keluar
5. Keamanan dari ostium, cairan/jaringan berbau busuk dari ostium.
6. Seksualitas c. Pemeriksaan colok vagina, meliputi portio terbuka, teraba
7. Integritas Ego jaringan dalam cavum uteri, besar uteri lebih kecil dari usia
kehamilan, nyeri pada porsio digoyang, nyeri perabaan
adneksa, terasa tumor/tidak, cavum douglasi menonjol
nyeri/tidak.
Diagnosa Keperawatan

Dx 2. Nyeri akut b.d agen Dx 3. Nausea b.d


DX 1. Risiko Perdarahan
cidera fisiologis kehamilan

Active Mind
DX 4. Ansietas b.d krisis DX 5. Berduka b.d
situsional kematian orang yang
berarti
Intervensi

Anda mungkin juga menyukai