Anda di halaman 1dari 99

Tablet ???

Tablet a
dalah se
yang m d iaan ben
engandu tuk pad
ng a t
dengan substan
atau tan si obat
(USP 26 p a bahan p
, Hal 24 engisi.
06)
Tablet adalah sediaan padat mengandung
bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan
dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan
tablet kempa. (FI IV, Hal 4)
KRITERIA
TABLET
Kriteria tablet
1.Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang
memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan
stabil;
3.Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap
gangguan fisik/mekanik;
4.Keseragaman bobot dan penampilan harus
memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi
persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu
lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama
selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara
homogen dalam waktu tertentu;
10.Tablet memenuhi persayaratan
Farmakope yang berlaku.
KEUNTUNGAN
Keuntungan Sediaan Tablet

1.Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling


banyak dipilih;
2.Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam
dosis;
3.Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan
volume yang kecil sehingga memudahkan proses
pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan
penyimpanan;
4.Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis
dapat dicegah/diperkecil.
Keuntungan tablet dibandingkan dengan bentuk sediaan lain

1.Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat


sehingga memudahkan pengemasan, penyimpanan,
dan pengangkutan;
2.Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar
dengan volume yang kecil;
Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat
aktif lebih stabil;
4.Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut
dalam air;
5.Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang
rasanya dalam tablet;
6.Pemberian tanda pengenal produk pada tablet
paling mudah dan murah;
7.Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil
kemungkinan tertinggal di tenggorokan;
8.Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda,
lepas lambat, lepas terkendali);
9.Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif,
menutupi rasa dan bau yang tidak enak;
10.Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat,
sehingga biaya produksinya lebih rendah;
11.Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
KERUGIAN
Kerugian
Kerugian Sediaan Tablet
1.Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet
(dalam keadaan tidak sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain:
 Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak
padat,
 Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat
melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi.
 Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau
yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka
terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara,
memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa.
METODE
PEMBUATAN
TABLET
Metode Pembuatan Tablet

Pemilihan metode pembuatan sediaan


tablet ini disesuaikan dengan karakteristik
zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah
zat tersebut tahan terhadap panas atau
lembab, kestabilannya, besar kecilnya
dosis, dan lain sebagainya.
Sediaan tablet ini dapat dibuat
melalui tiga macam metode, yaitu :

1. granulasi basah
2. granulasi kering
3. kempa langsung.
TUJUAN PEMBUATAN GRANUL
Tujuan pembuatan granul

 Agar free Flowing


 Ruang udara dalam bentuk granul
 Pada saat dicetak tidak midah melekat
pada puch dan mudah lepas dari die
Granulasi Basah
Memproses campuran partikel
zat aktif dan eksipien menjadi
partikel yang lebih besar dengan
menambahkan cairan pengikat
dalam jumlah yang tepat
sehingga terjadi massa lembab
yang dapat digranulasi.
Granulasi Basah

Penambahan Cairan
Pe nimbangan Pencampuran
pengikat

Pencampuran
Pengempaan Tablet
(Pembuatan Massa Granul)

Pencampuran dengan pelincir dan Pengayakan granul


pengharum basah

Pengayakan (14- Pengeringan Granul


Penimbangan
20 mesh) 40º-60º C
Keuntungan metode granulasi basah

·   Memperoleh aliran yang baik


·   Meningkatkan kompresibilitas
·   Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
·   Mengontrol pelepasan
·   Mencegah pemisahan komponen campuran
selama proses
·   Distribusi keseragaman kandungan
·   Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah
 Banyak tahap dalam proses produksi yang harus
divalidasi
 Biaya cukup tinggi
 Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas
tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat
termolabil dilakukan dengan pelarut non air
 zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat
aliran dan kompresibilitasnya tidak baik
Granulasi Kering
disebut juga slugging, yaitu memproses
partikel zat aktif dan eksipien dengan
mengempa campuran bahan kering
menjadi massa padat yang selanjutnya
dipecah lagi untuk menghasilkan partikel
yang berukuran lebih besar dari serbuk
semula (granul).
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul
secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat
dan pelarut, ikatannya didapat  melalui gaya.
Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat
aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu
tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif
yang sensitif terhadap pemanasan dan
kelembaban.
Granulasi Kering

Pe nimbangan Pencampuran Pengempaan

Pengempaan Tablet Penghancuran

Pencampuran dengan pelicin


Pengayakan
dan pengharum

Pengayakan
Penimbangan Penimbangan
(14-20 mesh)
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi :
·    Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
·    Zat aktif susah mengalir
· Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab

Keuntungan cara granulasi kering adalah :


 Peralatan lebih sedikit
 Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas
dan lembab
 Mempercepat waktu hancur
Kekurangan cara granulasi kering :

 Memerlukan mesin tablet khusus untuk


membuat slug
 Tidak dapat mendistribusikan zat warna
seragam
 Proses banyak menghasilkan debu
sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang
Metode Kempa Langsung,
 yaitu
pembuatan tablet dengan mengempa langsung
campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa
melalui perlakuan awal terlebih dahulu.

 Metode ini digunakan pada kondisi zat aktif yang


kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan
terhadap panas dan lembab.
secara umum sifat zat aktif yang cocok
untuk metode kempa langsung adalah;
alirannya baik, kompresibilitasnya
baik, bentuknya kristal, dan mampu
menciptakan adhesifitas dan
kohesifitas dalam massa tablet.
Keuntungan metode kempa langsung

 Lebih ekonomis
 Lebih singkat prosesnya.
 Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak
tahan panas dan tidak tahan lembab
 Waktu hancur dan disolusinya lebih
Kerugian metode kempa langsung :

• Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan


bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi di antara granul
yang menyebabkan kurang seragamnya
kandungan zat aktif di dalam tablet.
• Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah
untuk dikempa langsung karena itu biasanya
digunakan 30% dari formula agar memudahkan
proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.

• Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien


yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir;
kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan
adhesifitas yang baik
KOMPOSISI
TABLET
Komposisi Tablet
 Bahan Aktif
 Contoh: paracetamol, ibuprofen,
amoxicillin..

 Bahan tambahan / pembantu


(excipients)
Bahan Pembantu Granulasi Basah
A. Pengisi
zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan
untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan.

Jenis-jenis pengisi tablet :


1. Avicel (mikrokristalin selulosa)
2. Kalsium sulfat trihidrat
3. Kalsium fosfat dibasic
4.Laktosa
5.Sukrosa
6.Dextrosa
7. Manitol
8. Emdex dan Celutab
B. Adsorben
Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan
zat aktif, jika tablet basah maka tablet akan lengket
dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.

Contoh:
• Avicel
• Bolus alba
• Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat
• Aerosil
 
C.  Pengikat
 Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
 Pengikat yang berupa polimer alam: starch,
gum (acacia, tragacanth, gelatin)
 Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP,
metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa
D.  Flavour

 Digunakan untuk tablet kunyah


 Penambahan pewangi dapat dilakukan dalam
keadaan kering, biasanya sebagai fasa luar,
sedangkan yang cair ditambahkan dengan
menyemprotkan ke dalam massa cetak
 Flavour yang digunakan adalah bentuk flavour oil
yang diabsorbsikan ke adsorben
 Jumlah yang digunakan maksimal 0,5-0,75%
E. Disintegran
 Fungsi         : untuk memecah tablet
 Cara pakai : - saat granulasi
                    - sebelum dicetak (paling baik)
Contoh :
 1. Starch (amylum)
 2. Starch 1500
 3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)
 4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-
Na, Avicel, Acdisol)
 5. Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)
 6. Clays
 7. Alginat (asam alginat dan Na-alginat)
F.   Lubrikan
Fungsi:
sebagai eksipien untuk menghilangkan
gesekan/friksi saat pengempaan dan penarikan
tablet ke luar cetakan dengan Konsentrasi
optimum: 1%.
Jenis:
 Water soluble: banyak digunakan untuk tablet
larut air seperti tablet/serbuk effervescent
 Water insoluble: paling banyak dan digunakan
konsentrasi rendah
Mekanisme Lubrikan:

 Fluid type lubricant


 Membentuk lapisan cair antara massa cetak dengan
logam cetakan. Dapat meninggalkan noda pada
tablet
 Boundary type lubricant
 Dengan berinteraksi antara gugus polar lubrikan
dengan molekul pada permukaan logam. Tipe ini
memiliki adheren terhadap cetakan lebih baik
G. Anti Adheren
Yang paling baik adalah yang larut air, dan yang paling
efisien adalah DL-Leusine
Biasa digunakan pada produk yang mengandung
vitamin E dosis tinggi karena cenderung terjadi picking

1.      Talk                 : 1-5%


2.      Logam stearat   : <1%
3.      Cab-O-Sil       : 0,1-0,5%
4.      Syloid                : 0,1-0,5%
5.      Corn starch       : 3-10%
6.      DL-Leusine       : 3-10%
7.      Na-lauril sulfat : <1%
JENIS SEDIAAN
TABLET
Jenis Sediaan Tablet
Berdasarkan prinsip pembuatan :

a.Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan
memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.
b.Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk
lembab dengan tekanan rendah pada lubang
cetakan.
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri
atas :

1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan


a. Tablet Konvensional Biasa
dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang
biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan
eksipien seperti:
*Pengisi (memberi bentuk) : laktosa
*Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan): mucilago amili
*Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)

b. Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda


Tablet konvensional yang dikompresi lebih dari siklus kompresi
tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan.
c. Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi
sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal
yang cukup untuk efek terapi yang kemudian
disusul dengan dosis pemeliharaan dalam beberapa
waktu tertentu.

d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)


Tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat
yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam,
tetapi terlarut dalam usus halus.
e. Tablet Lepas Terkendali
Tablet yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada
waktu-waktu tertentu.
f. Tablet Salut Gula
Tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis
lapisan gula baik berwarna maupun tidak.
g.  Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis,
bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut
dalam air.Penyalutan tidak perlu berkali-kali.
h. Tablet Efervesen
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air
menjadi berbuih karena mengeluarkan
CO2..Tablet ini harus dilarutkan dalam air
baru diminum.

i. Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan
eksipien yang harus dikunyah sebelum
ditelan.
2.Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut

a. Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuks oval yang
ditempatkan di antara gusi dan pipi. Bekerja
sistemik,terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu
yang lama (secara perlahan).

b. Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di
bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya untuk
obat penyempitan pembuluh darah ke jantung
(angina pectoris). Diabsorbsi oleh selaput lendir di
bawah lidah.
c. Tablet Hisap/Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat
penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi
lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada
selaput lendir mulut.

d. Dental Cones (Kerucut Gigi)


Tablet yang cukup kecil, dirancang untuk
ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah
pencabutan gigi. Pembawa yang umum digunakan
adalah Na bikarbonat, NaCl atau suatu asam
amino.
3.Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang
Tubuh

Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang
digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk
kerja lokal atau sistemik.

Tablet Vaginal
Tabler kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk
dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi
disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya
mengandung antiseptik, astringen.
4. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet Implantasi/Pelet

Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin


tablet harus steril. Dimaksudkan untuk
implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan,
mencegah kehamilan).
5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain
(Di Lachman disebutkan Jenis Tablet untuk Membuat Larutan)

a. Tablet Triturat untuk Dispensing


Tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk
penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya
silindris digunakan untuk memberikan jumlah zat
aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI
IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan
di atas lidah dan ditelan dengan air minum.
b. Tablet Hipodermik

Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan


mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Umumnya digunakan untuk membuat
sediaan injeksi steril dalam ampul dengan
menambahkan pelarut steril (FI IV)
c. Tablet Dispensing

Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam


meracik bentuk sediaan padat/cair.
Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam
air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi
atau konsumen, untuk mendapatkan suatu
larutan obat dengan konsentrasi tertentu.
Berdasarkan Rute Pemberian :
1.      Tablet oral (dalam mulut)
2.      Tablet rektal
3.      Tablet vaginal
4.      Tablet implantasi
 
 
Berdasarkan Penyalutan :
1.      Tablet polos
2.      Tablet salut gula
3.      Tablet salut film

 
Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :
1.      Tablet pelepasan biasa
2.      Tablet lepas lambat
3.      Tablet lepas tunda
4.      Tablet lepas terkendali
EVALUASI
TABLET
EVALUASI TABLET
 

A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk
formula baru atau pada modifikasi
formula. Untuk formula yang sama
evaluasi granul tidak perlu dilakukan
. Evaluasi granul meliputi:
1.   Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi
granul (penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam
melakukan analisis granulometri digunakan
susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh
terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya
disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.
Tujuan granulometri adalah untuk melihat
keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan
ukuran granul tidak terlalu berbeda.
2. Bobot Jenis
a. Bobot jenis sejati
Bobot jenis sejati diukur dengan piknometer gas Beckman

b. Bobot jenis nyata


Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul dan volume
dibaca.
Bobot jenis nyata =  bobot/volume

c. Obat jenis nyata setelah pemampatan


Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatlkan
500 x dengan alat volumeter . Lihat volume setelah
pemampatan.
Bj nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah
pemampatan
3.   Kadar Pemampatan
     %T =  Vo – V500
                      Vo
Ket :
     %T  = Kadar pemampatan
     Vo   = Volume sebelum pemampatan
     V500 = Volume setelah pemampatan 500 x
4.   Kompresibilitas
 
    % K= Dapt –Davc   x  100 %
                     Dapt
Ket :
     Davc = Berat jenis nyata sebelum pemampatan
     Dapt = Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x
    
        Jika  % K  : 5 – 10 % ——–    aliran sangat baik
                           11 – 20 % ——–   aliran cukup baik
                           21 – 25 % ——–    aliran cukup
                                >26  % ——-    aliran buruk
 
5.   Aliran
a. Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul
menggunakan corong kaca dengan dimensi sesuai.

Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :


1) Cara bebas
2) Cara tidak bebas (paksa) digetarkan
Biasanya jika 100 g granul mengalir
dalam 10 detik maka aliran baik.
 
b. Metode sudut istirahat

Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah


corong)
Tampung granul di atas kertas grafik hitung x.  
Jika x =
25- 30         sangat mudah
mengalir
                           30- 40         mudah mengalir
                           40- 45               mengalir
                           >  45             kurang mengalir
6.   Kandungan Lembab
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan
(gravimetric) menggunakan alat seperti Moisture
Balance .

% KB = Kandungan bobot
% KB = W1/W x 100 %  
 
   % KL   = Kandungan lembab
% KL   = Wa/W1 x 100 %
            
Wa     = W – W1     
Ket :                       
      W  = bobot mula-mula
B. Evaluasi Tablet (Produk Akhir)

1.   Visual /Organoleptik


a. Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar
permukaan tablet lebih jelas  terlihat
b. Bau
c. Rasa
2.   Sifat fisika kimia
      1. Keseragaman ukuran
a.     Keseragaman tebal
b.    Keseragaman diameter
      2. Kekerasan
      3. Friabilitas
      4. Keragaman sediaan
a.   Keragaman bobot
b.  Keseragaman kandungan
      5. Waktu hancur
      6. Disolusi
      7. Uji kadar zat aktif
3.   Uji Keamanan/Toksisitas
       Untuk  menguji apakah ada bahan- bahan
lain yang toksik dalam tablet

4.   Uji Mikrobiologi


Dilakukan pada tablet yang mengandung
bahan-bahan yang mudah ditumbuhi oleh
mikroorganisme.
5. Uji Friabilitas Tablet

• Data friabilitas digunakan untuk mengukur


ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan
yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman.

• Friabilitas diukur dengan friabilator.


• Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang
dari sejumlah tablet selama diputar dalam
friabilator selama waktu tertentu. Pada proses
pengukuran friabilitas, alat diputar dengan
kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang
digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran.

• Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di


Industri), bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1
%.
6. Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian
dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam
masing-masing monografi untuk sediaan tablet
dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan
bahwa tablet harus dikunyah.
Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul
gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam
masing-masing monografi. Bila pada etiket
dinyatakan bahwa sediaan bersalut enterik,
sedangkan dalam masing-masing monografi, uji
disolusi atau uji waktu hancur tidak secara khusus
dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik, maka
digunakan cara pengujian untuk sediaan lepas
lambat seperti yang tertera pada uji Pelepasan Obat
<961>,
kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi.
Uji Disolusi terbagi 3:
1. Uji kesesuaian alat
pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet
Kalibrator Disolusi FI jenis disintegrasi dan 1 tablet
Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi sesuai
dengan kondisi percobaan yang tertera.

2. Media disolusi
Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-
masing monografi. Bila Media disolusi adalah suatu
larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga
berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera pada
masing-masing monografi.
 
3. Waktu

Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu,


pengujian dapat diakhiri dalam waktu yang lebih
singkat bila persyaratan jumlah minimum yang
terlarut telah dipenuhi. Bila dinyatakan dua waktu
atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada
waktu yang ditentukan dengan toleransi ± 2%.
7. Uji Waktu Hancur Tablet
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian
batas waktu hancur yang tertera dalam masing-
masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan
bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet
isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan
kandungan obat secara bertahap dalam jangka
waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua
periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu
yang jelas di antara periode pelepasan tersebut.
PENYIMPANAN TABLET
Penyimpanan Tablet

• Tablet harus disimpan dalam wadah yang


tertutup rapat dan terlindung dari cahaya,
lembab, gesekan dan guncangan mekanik.

• Kondisi penyimpanan khusus harus dicantumkan


dalam etiket. Tablet harus cukup bertahan selama
proses penanganan, misal pada saat pengemasan
dan transportasi, tanpa harus kehilangan
intregitasnya.
Untuk tablet effervesent, harus disimpan
pada wadah yang tertutup sangat rapat
atau kemasan yang kedap terhadap
lembab dan mungkin perlu ditambahkan
zat adsorbent  seperti silika gel.
MASALAH-MASALAH PADA
TABLET
Masalah-Masalah Dalam Pembuatan Tablet
1.OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai, dan sebagainya).

2. Stabilitas zat aktif :


a.Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan
tablet yang tidak menggunakan air

b.Untuk  zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV,
digunakan metode pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dan
sinar UV dalam prosesnya.

c.Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi


basah memakai mucilago amyli karena massa cetak yang terjadi sulit
untuk dikeringkan.

d.Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat digunakan metode
pembuatan tablet dengan cara kempa langsung atau granulasi kering.
3. Pemilihan bahan pembantu yang cocok
Untuk penentuan eksipien perlu diperhatikan OTT
dengan zat aktif.
4.Jumlah fines total
Jumlah fines yang ditambahkan pada masa cetak
maksimal 30%, idealnya 15%. Jika lebih besar
akan menyusahkan pada pencetakan tablet.
5.Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa
hendaknya tidak terlalu jauh.
6.Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal
2%. Jika terlalu besar akan terjadi laminating.
7. Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP
sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%.

8. Penggunaan amylum yang terlalu banyak


(maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak dapat
dicetak karena kompresibilitasnya sangat jelek.

9. Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar


haruslah amylum kering. 10.  Untuk mengatasi
kekeringan granul akibat pengeringan maka perlu
penambahan humektan yaitu gliserin atau propilen
glikol 1 – 4% dihitung terhadap mucilago.       
12.Untuk mengatasi kekeringan granul akibat
pengeringan maka perlu penambahan humektan
yaitu gliserin atau propilen glikol 1 – 4% dihitung
terhadap mucilago.    
                
13. Jika zat aktif larut air:
Jangan menggranulasi dengan air Sebagai pengikat,
gunakan pelarut yang tidak melarutkan massa
tablet.
Masalah Lain Pada Pencetakan Tablet
Secara Khusus
1. Lengket pada Cetakan
Manifestasinya :
 Melekat pada die dan sulit untuk dikeluarkan
 Bunyi keras pada mesin
 Tablet kopak, jelek, sisi tablet kasar, kadang-
kadang hitam
Penyebab :
 Antiadheren kurang
 Penggunaan Lubrikan yang kurang/tidak tepat
 Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan
menyebabkan penempelan pada die, sedangkan
kadar air rendah dapat menyebabkan laminating
atau capping.
 Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika,
 Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah,
sehingga kesulitan dalam masalah pencetakan.
Penyelesaian Masalah :

 Meningkatkan antiadheren dan lubrikan


 Penggantian lubrikan yang cocok
 Mengurangi jumlah granul yang kasar
 Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai
berada di bawah optimum, karena tablet
menjadi kurang baik.      
 Jika terjadi lengket mungkin karena
punch dan die yang rusak, sebab kalau
cacat pada punch, maka akan melekat
sehingga ratakan punch dan die.
 Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi
dengan titik leleh tinggi dan dapat
mengadsorbsi, seperti SiO2 dan aerosil
(adsorben).
2.      Lengket pada pons
Manifestasi :
Terkelupasnya bagian tablet karena permukaan tablet
melekat pada pons.
Penyebab :

 Kurangnya anti adheren


 Kandungan air tinggi
 Lengket pada pons
Penanggulangannya :
 Ubah ukuran granul
 Tambah adsorben
 Perbaiki alat
3. Capping/Laminating
Capping : copot ; Laminating : belah

Penyebab :
 Terjebaknya udara pada tablet karena granul
sangat halus
 Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu
tinggi (ada yang optimal)
 Granul yang terlalu kering.
 Zat pengikat yang kurang tepat.
 Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit.
Penanggulangannya :
·  Pembuatan granul diulang jika penyebabnya
adalah kelebihan atau kekurangan pengikat atau
tidak cocok.

·  Meningkatkan kekompakan tablet   dengan


menambahkan pengikat kering seperti gom arab,
sorbitol, PVP, Metilselulosa dll dengan
konsistensi tinggi

·  Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena


spesifikasi ukuran harus sama.
4. Sumbing atau retak-retak pada
permukaan tablet
Manifestasinya :
laminating, lengket atau kadang-kadang
karena pons yang terlalu dalam.
Penyelesaian :
·  Pons dan die supaya di poles
·  Mengurangi ukuran granul yang besar,
·  Diganti pons dan die
·  Tambahkan pengikat kering
5.      Keseragaman bobot (FI III)

Penyebab pertama:
-  Aliran kurang baik
-  Distribusi ukuran granul yang tidak tepat,
sehingga tidak dapat menjamin keseragaman
bobot .
-  Sistem pencampuran yang tidak benar.
Penyelesaian masalah :
-  Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul,
baik ukuran granul, pengikat, granulasi,
perbaikan pencampuran massa cetak.
-  Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin
tablet.
-  Kecepatan aliran dapat menyebabkan bobot
tablet yang berbeda-beda
Penyebab kedua : distribusi granul tidak baik.

Penyelesaian Masalah :
- Kurangi kadar air
- Pembuatan granul baru sehingga
menyebabkan porositas kecil, distribusi
granul optimal sehingga aliran bagus.
6        Keseragaman Kandungan (FI IV hlm.999)

Dilakukan bila :
· Kadar bahan aktif dibawah 50 mg
· Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih
kecil dari pada 50%.

Penyebab jeleknya keseragaman kandungan :


· Karena aliran jelek
· Pencampuran pregranulasi tidak benar
· Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-
beda)
· Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik
· Kondisi mesin tidak benar.
Penyelesaian masalah:

·  Perbaikan ukuran granul meliputi


pencampuran, perubahan pengikat, granulasi.
·  Kalibrasi mesin.
Contoh tablet
CONTOH TABLET
Daftar Tablet pada USP 26 2003 :
• Acepromazine maleate, 15
• Acetaminophen,
• Acetazolamide, 41
• Acetohexamide, 43
• Acetohydroxamide acid, 44
• Acyclovir, 50
• Albendazole, 54
• Albuterol, 56
• Allopurinol, 64
• Alprazolam, 66
• Alumina,
• Aminobenzoate potassium, 117
• Aminocarproic acid, 120
• Aminoglutethimide 122
TABLET KHUSUS
 

A. TABLET EFFERVESCENT
Tablet Effervecent adalah tablet yang
mengeluarkan buih ketika dimasukkan ke
dalam air

B. TABLET KUNYAH
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah.
Memberikan residu dengan rasa enak dalam
rongga mulut, mudah ditelan dan tidak
meninggalkan rasa pahit atau tidak enak
Terimakasih
Jika engkau mencapai
puncak kemuliaan
Seperti yang engkau
inginkan, Maka jangan
merasa puas
kecuali sudah
menggapai bintang

wana GB

Anda mungkin juga menyukai