Anda di halaman 1dari 22

KEBUDAYAAN

MUHAMMAD CHAIDAR
Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang
mudah. Perawat terus ditantang oleh perubahan-
perubahan yang ada, baik dari lingkungan maupun
klien. Dari segi lingkungan, perawat selalu
dipertemukan dengan globalisasi. Sebuah
globalisasi sangat memengaruhi perubahan dunia,
khususnya di bidang kesehatan. Terjadinya
perpindahan penduduk menuntut perawat agar
dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan
budaya. Semakin banyak terjadi perpindahan
penduduk, semakin beragam pula budaya di suatu
negara. Tuntutan itulah yang memaksa perawat
agar dapat melakukan asuhan keperawatan yang
bersifat fleksibel di lingkungan yang tepat
DEFINISI
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski


mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan
itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda


yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
WUJUD DAN KOMPONEN BUDAYA

a. Wujud Budaya

MenurutD. Oneil(2006), wujud kebudayaan dibedakan menjadi


tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

1. Gagasan (Wujud ideal)


Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,
dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau
di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi
dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku
hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret,
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.

3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara
ketiga wujud kebudayaan.
b. Komponen Budaya

1. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam
kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang
dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk
tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang,
seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga,
pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

2. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak
yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya
berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
UNSUR-UNSUR BUDAYA
1. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi merupakan salah satu komponen
kebudayaan.Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik
memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan
perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia
mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara
mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi
hasil-hasil kesenian

2. Sistem mata pencaharian hidup.

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini


terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional
saja, di antaranya: berburu dan meramu, beternak, bercocok
tanam di ladang, menangkap ikan
3. Sistem kekerabatan dan organisasi social

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam


struktur sosial. M. Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan
suatu masyarakat dapatdipergunakan untuk menggambarkan
struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan
adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang
memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota
kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik,
paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.

4. Bahasa.

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan


manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat
tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan
menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya
atau orang lain
5. Kesenian

Karya seni dari peradaban Mesir kuno. Kesenian mengacu pada


nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat
manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun
telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi,
manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang
sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

6. Sistem kepercayaan

Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik


manusia dalam menguasai dalam menguasai dan mengungkap
rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan,
muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem
jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah
satu bagian jagad raya.
BUDAYA KESEHATAN INDONESIA
Indonesia sebagai Negara agraris, sebagian besar
penduduknya bermukim di daerah pedesaan dengan
tingkat pendidikan mayoritas sekolah dasar dan belum
memiliki budaya hidup sehat. Hidup sehat adalah hidup
bersih dan disiplin sedangkan kebersihan dan kedisiplinan
itu sendiri belum menjadi budaya sehari-hari. Budaya
memeriksakan secara dini kesehatan anggota keluarga
belum tampak. Hal ini terlihat dari banyaknya klien yang
datang ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan
keadaan kesehatan sebagai tindakan kuratif belum
didukung sepenuhnya oleh upaya promotif dan preventif,
Menanamkan budaya hidup sehat harus sejak dini
dengan melibatkan pranata yang ada di masyarakat,
seperti posyandu atau sekolah. Posyandu yang ada di
komunitas seharusnya diberdayakan untuk
menanamkan perilaku hidup bersih,sehat, dan
berbudaya pada anak.
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan


keperawatan yang berfokus pada analisa dan studi
perbandingan tentang perbedaan budaya (Leinenger,
1987). Keperawatan transkultural merupakan ilmu
dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada
perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk
mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat
atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural
sesuai latar belakang budaya ( Leininger, 1984).
Pelayanan keperawatan transkultural diberikan
kepada pasien sesuai dengan latar belakang
budayanya.
• 1. Tujuan Keperawatan Transkultural

Tujuan pengguanaan keperawatan transkultural


adalah pengembangan sains dan keilmuan yang
humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada
kebudayaan (kultur—culture) yang spesifik dan
universal (Leininger,1978). Kebudayaan yang spesifik
adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang
spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain
seperti pada suku Osing, Tengger,ataupun Dayak
• Negosiasi budaya adalah intervensi dan
implementasi keperawatan untuk membantu
klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang
lebih menguntungkan kesehatannya. Perawat
membantu klien agar dapat memilih dan
menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan status kesehatan
• Restrukturisasi budaya perlu dilakukan bila
budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan
klien. Perawat berupaya melakukan strukturisasi
gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi
tidak merokok.
PERAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI
ANEKA BUDAYA
• Care giver

Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan,


perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan
secara langsung dan tidak langsung kepada klien,
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya
mengumpulkan data dan evaluasi yang benar,
menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan hasil
analisis data, merencanakan intervensi keperawatan
sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan
membuat langkah atau cara pemecahan masalah,
• Client advocate

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai


penghubung antar klien dengan tim kesehatan
lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,
membela kepentingan klien dan membantu klien
memahami semua informasi dan upeya kesehatan
yang diberikan oleh tim kesehatan dengan
pendekatan tradisional maupun professional.
• Counsellor

Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi


perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan
sehat sakitnya. Adanya pula interaksi ini
merupakan dasar dalam merencanakan metode
untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
Memberikan konseling/ bimbingan kepada klien,
keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan sesuai prioritas.
• Educator

Sebagai pendidik klien perawat membantu klien


meningkatkan kesehatannya malalui pemberian
pengetahuan yang terkait dengan keperawatan
dan tindakan medic yang diterima sehingga
klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab
terhadap hal-hal yang diketahuinya.
• Collaborator

Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan


keluarga dalam menentukan rencan maupun
pelaksanaan asuhan keperawtan guna memenuhi
kebutuhan kesehatan klien.

• Coordinator

Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan


potensi yang ada, baik materi maupun kemampuan
klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada
intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih.
• Change agent

Sebagai pembaru, perawat mengadakan inovasi dalam


cara berpikir, bersikap, bertingkah laku, dan
meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar
menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dalam
berhubungan dengan klien dan cara memberikan
keperawatan kepada klien

Anda mungkin juga menyukai