Anda di halaman 1dari 23

RPS I

KONSEP MANAJEMEN PERPAJAKAN DAN ISU-ISU ETIKA


& TATA KELOLA DALAM PERPAJAKAN SERTA
DAMPAKNYA DALAM PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Nama Anggota Kelompok I

IDA BAGUS PRAMAYOGA (2007612005)


KADEK SASWATA ABHIMANA NEGARA (2007612009)
GIOVANINHO FERREIRA DA COSTA (2007612012)
GEDE WAHYA DHIYATMIKA (2007612013)
Konsep Dasar
Manajemen
Perpajakan
Manajemen Perpajakan
Upaya yang dilakukan oleh WP melaui proses perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian kewajiban dan hak
perpajakannya, agar hal-hal yang berhubungan dengan
perpajakan dapat dikelola dengan baik, efektif dan efi sien.
Tujuan Manajemen Perpajakan
Menurut Erly Suandy
1. Menerapkan peraturan perpajakan secara benar;

2. Usaha yang efi sien untuk mencapai laba dan likuiditas


yang seharusnya.

Dapat tercapai melalui: a). Perencanaan pajak (tax planning); b).


Pelaksanaan kewajiban perpajakan dan hak perpajakan (tax compliance); dan
c). Pengendalian pajak (tax control).
Fungsi Manajemen Perpajakan
1. Fungsi perencanaan pajak (planning)

2. Fungsi pengorganisasian perpajakan (organizing)

3. Fungsi pelaksanaan perpajakan (actuating)

4. Fungsi Pengawasan perpajakan (controlling)


2.Tax evasion
(fraud) versus
tax avoidance
Tax Avoidance
Secara umum, tax avoidance atau penghindaran pajak adalah
suatu skema penghindaran pajak untuk tujuan meminimalkan
beban pajak dengan memanfaatkan celah (loophole) ketentuan
perpajakan suatu negara.

Pada dasarnya, tax avoidance ini bersifat sah karena tidak


melanggar ketentuan perpajakan apapun. Namun, praktik ini
dapat berdampak pada penerimaan pajak negara. Karena itu,
tax avoidance berada di kawasan grey area, antara tax
compliance dan tax evasion.
Menurut James Kessler, tax avoidance dibagi menjadi
2 jenis:

1. Penghindaran pajak yang diperbolehkan ( acceptable tax


avoidance)

2. Penghindaran pajak yang tidak diperbolehkan


(unacceptable tax avoidance)

praktik penghindaran pajak ini akan menyesuaikan dengan pengertian yang


berlaku di setiap negara
Tax evasion
Skema memperkecil pajak terutang dengan cara melanggar
ketentuan perpajakan, seperti tidak melaporkan sebagian
penjualan atau memperbesar biaya dengan cara fi ktif.
Secara sederhana, tax evasion sama dengan penggelapan
pajak.
Perbedaan Tax Avoidance Dengan Tax Evasion
1. Sisi legalitasnya

Tax Avoidance Legal

Tax Evasion Ilegal


2. Upaya konkret yang dilakukan

Tax Avoidance  Tax  Evasion

1 . T i d a k me l a p o r k a n S P T ( S u ra t
1.Mempercepat depresiasi
Pe m b e r i t a h u a n Ta h u n a n ) s e s u a i
sehingga diperoleh nilai
d e n g a n ke a d a a n s e s u s n g g u h nya
penyusutan yang lebih besar.
2 . M e l a k u k a n ke c u ra n g a n d e n g a n
2.Melakukan tax planning atau m e r e k a ya s a l a p o ra n ke u a n g a n
perencanaan pajak. 3 . M e n ye mb u n y i k a n a t a u
m e n ye l u n d u p k a n h a r t a ke k a ya a n ya n g
m e n j a d i o b j e k p a j a k s e c a ra s e n g a j a
a g a r t i d a k d i ke n a i b e b a n p a j a k .
KESIMPULAN

Tax avoidance dan tax evasion merupakan upaya yang dilakukan


oleh wajib pajak baik orang pribadi maupun badan untuk
menghindari pajak. Dari sudut pandang hukum, tax avoidande
legal, sedangkan tax evasion ilegal.
III. Pengukuran Anti-
Tax Avoidance
Anti-Tax Avoidance
Dalam menghadapi permasalahan tax avoidance, umumnya negara menerbitkan ketentuan
pencegahan penghindaran pajak yang diatur dalam peraturan perundang- undangan perpajakan:

General Anti Avoidance Rule (GAAR)


Spesific Anti Avoidance Rule (SAAR)
Anti Tax Avoidance Spesific Anti Avoidance Rule (SAAR)
Thin Capitalization: merupakan upaya Anti-Thin Capitalization: Pasal 18 ayat 1
wajib pajak mengurangi beban pajak UU PPh dan Peraturan Menteri Keuangan
dengan cara memperbesar pinjaman, agar (PMK) Nomor 169/PMK.03/2015
dapat membebankan biaya bunga dan
mengecilkan laba.

Mengatur mengenai wajib pajak dalam negeri


Controlled Foreign Corporation (CFC) yang memperoleh dividen dari Badan Usaha di
Rules: Ketentuan ini tertuang dalam Pasal Luar Negeri (BULN) non bursa dengan
18 Ayat 2 UU PPh penyertaan modal sebesar 50% atau lebih
terhadap BULN tersebut.

Transfer Pricing: diatur dalam Pasal 18 Ayat


3 UU PPh untuk mengatur Wajib Pajak yang mempunyai
hubungan istimewa dengan Wajib Pajak
lainnya agar terlaksanakan kewajaran dan
kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh
hubungan istimewa tersebut.
Anti Tax Avoidance Spesific Anti Avoidance Rule (SAAR)

Untuk melakukan Pencegahan


Anti-treaty Shopping: PER-25/PJ/2010 Penyalahgunaan Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
Anti Tax Avoidance General Anti Avoidance Rule (GAAR)

mengatur tentang Penerapan


Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha: Prinsip Kewajaran dan Kelaziman
PER-32/PJ/2011 Usaha dalam Transaksi antara Wajib
Pajak dan Pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa.
Pengukuran Tax Avoidance
Terdapat beberapa pengukuran dalam mengukur penghindaran pajak

Effective Tax Rate (ETR)

Cash Effective Tax Rate (CETR),

Current Effective Tax Rate (CuETR),

Book Tax Different (BTD)


ETIKA DAN TATA KELOLA
DALAM PERPAJAKAN
ETIKA PERPAJAKAN

• Etika Pegawai Dirjen Pajak (Peraturan Menteri Keuangan Nomor


1/pm.3/2007 tentang Kode etik pegawai direktorat jenderal pajak)
• Etika Wajib Pajak (Pasal Pasal 2 Angka 2 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan)
• Etika Profesi Konsultan Pajak (Kode etik IKPI)
• Etika Akuntan Pajak (Statemet on Responsibilities in Tax
Practice (SRTP dan Statements on Standards for Tax Services).
TATA KELOLA DALAM PERPAJAKAN

1. Pengadministrasian Pajak
- Pajak Pusat
- Pengadmintrasian Pajak Daerah
2. Pendistribusian Pajak
- Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN
- Anggaran Pembangunan Belanja Daerah (APBD)

Anda mungkin juga menyukai