Anda di halaman 1dari 17

SINDROM KORONER

AKUT
OLEH KELOMPOK 5
Dwi Suci Rhamdanita
Fausiah Y
Luther King James
Nilam Sari Baharu
Rona Tio Aprilina Manurung
Taufiq Wanurian Syah Pratama
Definisi
Sebagian besar SKA atau Sindrom Koroner Akut
adalah manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh
darah koroner yang koyak atau pecah.
Etiologi
Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya
penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri
koroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah
tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung
yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang
parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang.
Hal ini dapat merusak system pengontrol irama jantung
dan berakhir dan berakhir dengan kematian
Patofisiologi
Menurut saparina (2010), gambaran klinik adanya sindrom
koroner akut dapat berupa :
1. Angina pectoris Merupakan gejala yang disertai
kelainan morfologik yang permanen pada miokardium.
Gejala yang khas pada angina pectoris adalah nyeri dada
seperti tertekan benda berat atau terasa panas seperti
diremas. Nyeri biasa berlangsun 1-5 menit dan rasa nyeri
hilang bila penderitai stirahat.
2. Infark miokardium akut merupakan SKA yang sudah
masuk dalam kondisi gawat. Pada kasus ini disertai
dengan nekrosis miokardium (kematian otot jantung)
akibat gangguan suplai darah yang kurang.
Lanjutan…
3. Payah jantung disebabkan oleh adanya beban volume atau
tekanan darah yang berlebihan atau adanya abnormalitas
dari sebagain struktur jantung. Payah jantung kebanyakan
didahului oleh kondisi penyakit lain dan akibat yang
ditimbulkan termasuk SKA pada kondisi payah jantung
fungsi ventrikel kiri muncul secara drastic sehingga
mengakibat kangagalannya system sirkulasi darah sebagian
besar SKA manifestasi lanjut dari plak ateroma pembuluh
darah koroner yang koyak atau pecah.
Klasifikasi
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan marka
jantung, Sindrom Koroner Akut dibagimen jadi:
1. Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI:
ST segment elevation myocardial infarction)
2. Infark miokard dengan non elevasisegmen ST
(NSTEMI: non ST segment elevation myocardial
infarction)
3. Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina
pectoris) Infark miokard dengan elevasi segmen ST
akut (STEMI) merupakan indicator kejadian oklusi
total pembuluh darah arteri koroner.
Tanda dan Gejala
1. Derajat oklusi arteri biasanya berkaitan dengan gejala
yang muncul dengan variasi di penanda kardiak dan
penemuan EKG.
2.Angina atau nyeri muncul saat istirahat atau aktivitas
berat
3. Nyeri dapat muncul dan menjalar kelengan, leher, dan
punggung atau area epigastrium.
4. muncul disertai sesak nafas, keringat dingin, mual,
atau kepala berkunang-kunang
terjadi perubahan tanda vital, seperti takikardi, takipneu,
hipertensi ataupun hipotensi, penurunan saturasi oksigen
(SaO2) dan abnormalitas irama jantung
Pemeriksaan Diagnostik
Elektrokardiogram (EKG)
Ekokardiogram Tes
CT scan
Penatalaksanaan
 Terapi Farmakologis
1. Terapi anti iskemik :untuk mengurangi iskemia dan
mencegah terjadinya kemungkinan yang lebih buruk seperti,
infark miokard atau kematian.
2. Nitrat :mengurangi kebutuhan oksigen dan meningkatkan
suplaio ksigen.
3. Antagonis kalsium mengurangi influlks kalsium yang
melalui membrane sel. Obat ini menghambat kontraksi
miokard dan otot polos pembuluh darah.
 Terapi Non Farmakologis
1. Istirahat yang teratur untuk mengurangi beban kerjajantung.
2. Oksigenasi
Kesimpulan
Infark jantung adalah nekrosis sebagian otot jantung
akibat berkurangnya suplai darah kebagian otot tersebut
akibat oklusi atau thrombosis arteria koronaria atau
dapat juga akibat keadaan syok atau anemia akut.
Apabilas eseorang mengalami Nyeri dada tiba-tiba
berlangsung terus menerus, terletak dibagian bawah
sternum dan perut atas harus dilakukan tindakan segera
yaitu EKG, Pemeriksaan Laboratori, Pemeriksaan Darah,
PemeriksaanEnzim Serum. Setelah diagnosis infark
miokard akut ditegakkan maka selanjutnya dilakukan
observasi dengan cermat. Berdasarkan materi yang ada
tentang sindrom koroner akut asuhan keperawatan yang
dilakukan yaitu :
Lanjutan …
1. Melakukan pengkajian
2. Menganalisa data
3. Merumuskan diagnose keperawatan
4. Merencanakan tujuan dan intervensi
5. Mengimplemetasirencanakeperawatan
6. Mengevaluasi
Sindroma Koroner Akut: Triase
Triase dan penilaian risiko jantung dalam departemen gawat darurat
Pengelompokkan pasien dengan kemungkinan atau kebolehjadian SKA
dalam Departemen Gawat Darurat :
a. Protokol harus berada ditempat untuk stratifikasi pasien nyeri dada dengan
risiko SKA. 12-rekaman EKG merupakan pusat triase departemen gawat
darurat daripasien dengan SKA. Pasien dikelompokkan kedalam salah
satu sub kelompok berikut :
1. Elevasi segmen ST atau LBBB baru: spesifitas tinggi untuk perkembangan
STEMI; kelayakan akses reperfusi.
1. Depresi segmen ST: konsisten dengan atau sangat sugestif dari iskemia
mendefinisikan subset risiko tinggi pasien dengan UA/ NSTEMI. Sangat
penting jika ada perubahan EKG baru atau dinamis. Korelasi klinis
diperlukan untuk menafsirkan sepenuhnya.
2. EKG nondiagnostik atau normal: penilaian lanjutan biasanya diperlukan
protokol evaluasi harus mencakup pengulangan EKG atau pemantauan
segmenST yang terus-menerus dan penanda serial jantung.
Lanjutan…
b. harus hati-hati mempertimbangkan diagnosis SKA bahkan tanpa
adanya ketidaknyamanan dada yang khusus. Mempertimbangkan
SKA pada pasien dengan:
1. Gejala ekuivalen angina, seperti dispnea (disfungsi LV), palpilasi,
presinkop,dan sinkop (aritmia ventrikel iskemik)
2. Nyeri atipikal prekordial kiri atau keluhan gangguan pencernaan
atau dispepsia
3. Nyeri atipikal pada orangtua, wanita, dan orang dengan diabetes
4. Terapi fibrinolitik: ditangani sesegera mungkin, optimal
pemberian obat waktu≤30 menit
5. IKP (Intervensi Koroner perkutan) : segera mengidentifikasi
calon reperfusi dan mencapai inflasi balon sesegera mungkin
dengan IKP primer: optimal pemberian balon inflasi waktu ≤90
menit.
Departemen Gawat Darurat
Rekomendasi Triase
a. Gejala dan tanda-tanda yang dibutuhkan untuk penilaian
langsung dan EKG dalam presentasi 10 menit :
1. Ketidaknyamanan dada atau epigastrium, non traumatis
asal dengan komponen khusus untuk iskemia atau IM
2. Kompresi substernal pusat atau menghancurkan nyeri;
sensasi tekanan, sesak berat, kram, terbakar, sakit,
gangguan pencernaan yang tidak dapat dijelaskan,
bersendawa, nyeri epigastrium, radiasi nyeri pada leher,
rahang, bahu, punggung atau satu atau kedua lengan
3. Dispnea terkait, mual atau muntah, diaforesis
4. Palpilasi, denyut nadi tidak teratur, atau dicurigai aritmia
Lanjutan…
b. Untuk semua pasien dengan jenis-iskemik nyeri dada :
1. Menyediakan oksigen tambahan (hingga stabil, untuk saturasi atau
gangguanpernapasan, akses IV dan pemantauan EKG terus menerus
2. Interpretasi yang cepat dari 12-rekaman EKG oleh dokter yang
bertanggungjawab untuk SKA triase
c. Untuk semua pasien dengan STEMI
3. Memulai protokol untuk terapi reperfusi (fibrinolisis atau IKP)
4. Mengesampingkan kontraindikasi dan menilai manfaat-risikrasio
5. Mempertimbangkan IKP primer jika tersedia atau jika pasien tidak
memenuhisyarat untuk fibrinolitik
6. IKP (atau CABG jika ada indikasi) adalah pengobatan reperfusi
pilihan untuk pasien dengan syok kardiogenik
Lanjutan..
d. Untuk semua pasien dengan risiko sedang hingga tinggi
NSTEMI dan STEMI
1. Cepat diberikan aspirin (160 sampai 325 mg) kecuali kalau
diberikan dalam24 jam yang lalu
2. Klopidogrel (300 mg muatan dosis)
3. Beta-bloker oral untuk semua pasien tanpa kontra indikasi
saat stabil Beta bloker IV untuk pasien dengan hipertensi
atau taki aritmia tanpa kontraindikasi sebaliknya Beta-
bloker tidak disarankan rutin diberikan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai