PENCEMARAN LINGKUNGAN
WILAYAH PESISIR OLEH TUMPAHAN MINYAK
(Studi Kasus : Tumpahan Minyak Mentah Sumur YYA-1 Pesisir Karawang Jawa Barat)
KELOMPOK 1 :
PESISIR
Pesisir merupakan garis area sempit
dari sebuah wilayah daratan yang
berbatasan dengan badan air. Zona
tersebut merupakan tanah terbuka
dan menjadi tempat oleh pasang
surut gelombang dan zona tinggi
permukaan air suatu wilayah
MINYAK BUMI
MINYAK BUMI
Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan
berdasarkan dua teori, yaitu:
TUMPAHAN MINYAK
Oil Spill atau tumpahan • Hasil operasi kapal tanker (air ballast)
minyak merupakan salah • Perbaikan dan perawatan kapal (docking)
satu kejadian pencemaran • Terminal bongkar muat tengah laut,
laut yang dapat diakibatkan • Air bilga (saluran buangan air minyak dan
dari : pelumas hasil proses mesin)
• Scrapping kapal,
• Kecelakaan/tabrakan kapal tanker. Minyak yang bocor sebagian
menguap ke atmosfer. Partikel
minyak yang besar jatuh ke dalam
laut. Minyak yang memiliki specific
gravity lebih kecil dari air laut akan
menyebar dan terdispersi mengikuti
kecepatan angin dan ombak. Jika
tidak ada penanganan yang segera
dilakukan, minyak dapat menuju
dan terakumulasi di pesisir.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR
STUDI
KASUS
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR
RANGKAIAN PERISTIWA
DAMPAK
TUMPAHAN
MINYAK
Pesisir Karawang Jawa Barat
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR
KEMATIAN ORGANISME
KERUSAKAN EKOSISTEM
PENANGANA
N
TUMPAHAN MINYAK
Pesisir Karawang Jawa Barat
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR
Pasca terjadinya kecelakaan tumpahan minyak, pertama, yang perlu dilakukan adalah
mengetahui secara cepat dan akurat wilayah persebarannya, baik secara visual
langsung, maupun hasil penginderaan jauh (remote sensing). Berbagai cara
penanggulangan dilakukan seperti in-situ burning, penyisihan secara mekanis, teknik
bioremediasi, penggunaan sorbent, dan penggunaan bahan kimia dispersan, serta
metode lainnya tergantung kasus yang terjadi.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR
Kesimpulan
Masih banyak sekali ditemukan kerusakan-kerusakan di
wilayah pesisir yang tidak lain diakibatkan oleh aktifitas
manusia itu sendiri. Dan masih banyak juga wilayah pesisir
yang harus dibenahi demi memerbaiki fungsinya kembali
Damaianto, B. B., & Masduqi, A. A. (2014). Indeks pencemaran air laut pantai utara Kabupaten Tuban dengan parameter
logam. Jurnal Teknik ITS, 3(1), D1-D4.
Edward, E. (2018). Kontaminasi Senyawa Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) dalam Sedimen Di DAS Gending,
Probolinggo. DEPIK Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan, 7(2), 139-150.
Jumali, J., Farhan, N., Razma, O., Amalia, N. F., & Sudarmiati, S. (2017). Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengoptimalisasi Penanganan
Pencemaran Lingkungan Di Wilayah Pesisir Kota Batam. Jurnal Selat, 5(1), 25-35.
Revonagara, N. A. (2020). Deteksi Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) pada Ikan Bandeng (Chanos chanos) Cabut Duri Panggang
dengan Bahan Pemanggang Tempurung Kelapa (Cocos nucifera) (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Terima Kasih