Anda di halaman 1dari 26

MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN
WILAYAH PESISIR OLEH TUMPAHAN MINYAK
(Studi Kasus : Tumpahan Minyak Mentah Sumur YYA-1 Pesisir Karawang Jawa Barat)

KELOMPOK 1 :

ROSA RAHMA M. H75218039


AINI DENADA H95218043
ANNISAA’ FITRIA H95218045
FATHIN A. RESTU H95218049
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

PESISIR
Pesisir merupakan garis area sempit
dari sebuah wilayah daratan yang
berbatasan dengan badan air. Zona
tersebut merupakan tanah terbuka
dan menjadi tempat oleh pasang
surut gelombang dan zona tinggi
permukaan air suatu wilayah

Pesisir merupakan daerah yang meliputi pantai


dan perluasannya ke arah darat sampai batas
pengaruh laut. Jadi dalam konteks ini, pantai
termasuk dalam pesisir. Pantai adalah bagian
dari pesisir yang tergenang pada waktu air laut
pasang, lalu kering pada waktu air laut surut.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

MINYAK BUMI

Minyak bumi adalah cairan kental berwarna coklat pekat


atau gelap yang mudah terbakar dan berada di lapisan
atas dari beberapa area di kerak bumi

Minyak bumi dikenal dengan sebutan bahan bakar fosil.


Minyak bumi merupakan bahan bakar yang berasal dari
fosil. Jasad renik organisme yang hidup di lautan. Ketika
organisme tersebut mati, sisa-sisa tubuhnya akan akan
mengendap di dasar lautan dan tertutupi lumpur.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

MINYAK BUMI
Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan
berdasarkan dua teori, yaitu:

Teori Anorganik Teori Organik


Teori Anorganik menyatakan bahwa minyak Teori Organik menyatakan bahwa
bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, minyak bumi terbentuk dari proses
CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan pelapukan dan penguraian secara
logam alkali) dan air menghasilkan asetilen anaerob jasad renik (mikroorganisme)
yang dapat berubah menjadi minyak bumi dari tumbuhan laut dalam batuan
pada temperatur dan tekanan tinggi. berpori.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

TUMPAHAN MINYAK
Oil Spill atau tumpahan • Hasil operasi kapal tanker (air ballast)
minyak merupakan salah • Perbaikan dan perawatan kapal (docking)
satu kejadian pencemaran • Terminal bongkar muat tengah laut,
laut yang dapat diakibatkan • Air bilga (saluran buangan air minyak dan
dari : pelumas hasil proses mesin)
• Scrapping kapal,
• Kecelakaan/tabrakan kapal tanker. Minyak yang bocor sebagian
menguap ke atmosfer. Partikel
minyak yang besar jatuh ke dalam
laut. Minyak yang memiliki specific
gravity lebih kecil dari air laut akan
menyebar dan terdispersi mengikuti
kecepatan angin dan ombak. Jika
tidak ada penanganan yang segera
dilakukan, minyak dapat menuju
dan terakumulasi di pesisir.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

STUDI
KASUS
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

Studi Kasus : Tumpahan Minyak Mentah Sumur YYA-1


Pesisir Karawang Jawa Barat

Insiden tumpahnya minyak di perairan Kabupaten Karawang


ini bermula pada 12 Juli 2019, ketika terjadi kebocoran gas
pada salah satu sumur milik Pertamina Hulu Energi Offshore
North West Java (PHE ONWJ). Dua hari setelahnya operasi
kerja PHE ONWJ pun terpaksa diberhentikan untuk
mengevakuasi para pegawai, hingga akhirnya diketahui pada
tanggal 18 Juli tumpahan minyak terlihat di perairan
Kabupaten Karawang, 2 km dari bibir pantai.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

Studi Kasus : Tumpahan Minyak Mentah Sumur YYA-1


Pesisir Karawang Jawa Barat

Disebutkan bahwa ada indikasi terjadi anomali


tekanan pengeboran sumur YYA-1 sehingga
menyebabkan munculnya gelembung gas
diikuti oil spill. Kebocoran gas tersebut
kemudian berdampak pada terjadinya
pergeseran pondasi anjungan YY.

Hal itu mengakibatkan terjadinya 


tumpahan minyak dan terbawa arus
pantai terdekat
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

RANGKAIAN PERISTIWA

12 JULI 2019 15 JULI 2019 18 JULI 2019

PHE ONWJ menyatakan keadaan


Di mana pada pukul 01.30 WIB ketika Lapisan minyak mencapai
darurat dengan mengirim surat
melakukan kegiatan muncul gelembung pantai barat. Di mana jarak
kepada SKK Migas dan
gas di anjungan YYA-1 yang terletak di anjungan dengan garis pantai
Kementerian ESDM.
wilayah operasi offshore ONWJ. Karawang berada pada 2
kilometer.

14 JULI 2019 16 JULI 2019


Sekitar pukul 22.40 WIB seluruh pekerja Mulai terlihat ceceran lapisan minyak
yang di seluruh anjungan dari sekitar area di permukaan laut sekitar di samping
tersebut dievakuasi ke tempat yang aman. gelembung yang masih terus terjadi.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

DAMPAK
TUMPAHAN
MINYAK
Pesisir Karawang Jawa Barat
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

DAMPAK DARI KANDUNGAN TUMPAHAN MINYAK

Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Merah


Johansyah mengatakan kandungan minyak yang berasal dari 
kebocoran minyak tumpah milik Pertamina di perairan
Karawang, Jawa Barat mengandung senyawa Polycyclic
Aromatic Hydrocarbon atau Polisiklik Aromatik
Hidrokarbon.

Kandungan senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbon


(Polisiklik Aromatik Hidrokarbon) sendiri merupakan
senyawa organik yang tersebar luas di alam dan
bentuknya terdiri dari beberapa rantai siklik aromatik dan
bersifat hidrofobik.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

DAMPAK DARI KANDUNGAN TUMPAHAN MINYAK

Ada beberapa dampak yang dapat dirasakan masyarakat


sekitar ketika terpapar kandungan itu, antara lain :

Udara akan tercemar Jika kulit menyentuh


akibat bau menyengat senyawa Polisiklik
yang timbul dari senyawa Aromatik Hidrokarbon,
dan mengganggu kulit akan terasa panas
pernapasan. serta gatal-gatal.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

KEMATIAN ORGANISME

Pada permasalahan kali ini, kasus tumpahan minyak ini


terjadi di perairan dekat pantai. Resiko kematian massal
lebih besar bagi ikan-ikan di tambak ataupun keramba
serta jenis kerang-kerangan yang kemampuan migrasi
untuk menghindari spill tersebut sangat rendah.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

PERUBAHAN REPRODUKSI DAN


TINGKAH LAKU ORGANISME 

Uji laboratorium menunjukkan bahwa reproduksi dan


tingkah lau organisme ikan dan kerang-kerangan
dipengaruhi oleh konsentrasi minyak di air. Banyak jenis
udang dan kepiting membangun sistem penciuman yang
tajam untuk mengarahkan banyak aktifitasnya, akibatnya
eksposur terhadap bahan B3 menyebabkan udang dan
kepiting mengalami gangguan di dalam tingkah lakunya
seperti kemampuan mencari, memakan dan kawin.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

KERUSAKAN EKOSISTEM

Ekosistem pesisir dan laut (delta sungai, estuary,


lamun, dan terumbu karang) memiliki fungsi dan
peran yang penting secara ekologis. Masuknya limbah
B3 pada perairan pesisir laut ini dapat mengganggu
ekosistem, karena wilayah pesisir tersebut merupaka
daerah perkembangbiakan, penyedia habitat dan
makanan untuk organisme dewasa bagi habitat lain di
sekitarnya.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

DAMPAK TERHADAP EKONOMI PENDUDUK

Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi WALHI, Dwi


Sawung, menyampaikan insiden ini berdampak terhadap
perekonomian masyarakat yang menggantungkan hidupnya di
sekitar perairan kabupaten Karawang.

Setidaknya ada tujuh desa yang terkena dampak tumpahan


minyak mentah ini. Banyak nelayan harus berhenti melaut
karena kemungkinan besar ikan yang akan ditangkap
sudah tercemar limbah tumpahan minyak. Masyarakat pun
untuk sementara waktu dihimbau agar tidak
mengkonsumsi ikan hasil tangkapan karena khawatir
berdampak buruk bagi kesehatan.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

PENANGANA
N
TUMPAHAN MINYAK
Pesisir Karawang Jawa Barat
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

PENANGANAN DARI PIHAK TERKAIT

Pertamina sendiri telah menerjunkan 29 kapal spill combat, kapal patroli,


dan menyiagakan kapal pemadam kebakaran untuk mengatasi tumpahan
minyak. Selain itu oil boom, yakni alat untuk melokalisir tumpahan
minyak di air juga telah dipasang di sejumlah titik, antara lain di jarak
700 m, 3 km, dan 3.5 km sepanjang garis pantai.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

PENANGANAN DARI PIHAK TERKAIT


Boots & Coots, sebuah perusahaan layanan perbaikan asal Amerika juga telah digandeng
Pertamina untuk menangani dampak pasca munculnya kebocoran gas di sumur migas
YYA-1 milik PHE ONWJ. Perusahaan ini diketahui memiliki pengalaman, ketika
menangani kasus serupa saat peristiwa bencana minyak di Teluk Meksiko, AS, akibat
ledakan pengboran minyak lepas pantai Deepwater Horizon, tahun 2010 silam.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

SOLUSI ALTERNATIF DARI PENELITI

Dari hasil penelitian Astuti & Titah (2020), bahwasanya kasus


kebocoran minyak yang terjadi di Karawang, Jawa Barat, bisa
didegradasi dengan fitoremediasi oleh tumbuhan mangrove.

Skenario penanaman tumbuhan mangrove yaitu menggunakan


empat jenis mangrove berupa Avicennia, Rhizipora, Brugueria,
dan Sonneratia sesuai zonasi mangrove. Konsentrasi pencemar
minyak bumi di pesisir karawang sebesar 10%. Konsentrasi
removal adalah 81,6% dengan perhitungan sisa TPH dalam
remediasi menggunakan mangrove adalah 1,84%. Penanaman Skenario Berdasarkan Zonasi Mangrove.
Keterangan:
: Zona Mangrove Payau
: Zona Mangrove Terbuka
: Zona Mangrove Tengah
: Zona Mangrove Daratan
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

SOLUSI ALTERNATIF DARI PENELITI

Penanaman tumbuhan mangrove dilakukan dengan


pertimbangan kemampuan removal pencemar serta
keberadaan di Indonesia. Mangrove jenis Avicennia dapat
tumbuh pada zona payau atau terdekat dengan perairan laut.
Sonneratia yang memiliki kapasitas terbesar berada pada
mangrove terbuka, di belakang zona mangrove payau.
Selanjutnya ditanami tumbuhan dengan Brugueria, dan
mangrove daratan ditanami oleh mangrove Sonneratia.
Penanaman Skenario Berdasarkan Zonasi Mangrove.
Keterangan:
: Zona Mangrove Payau
: Zona Mangrove Terbuka
: Zona Mangrove Tengah
: Zona Mangrove Daratan
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

SOLUSI PENGENDALIAN PENCEMARAN


Pencegahan Dilakukan sebelum pencemaran itu terjadi.

Upaya penyadaran lingkungan


Ini bisa melalui pendidikan publik, hingga pemberian sanksi yang tegas apabila terjadi
pelanggaran atas pencemaran lingkungan.

Setiap perusahaan migas Indonesia juga harus mencanangkan program Zero Spill


Operation, yaitu dengan menetapkan target khusus yang disepakati untuk mencapai zero spill
operation. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan perlu memiliki aturan wajib dan rigid
untuk mencegah terjadinya kebocoran atau tumpahan minyak, dan konsisten menerapkan aturan
tersebut.
Sumber Daya Manusia
Perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk meneliti dan
menanggulangi pencemaran minyak.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

SOLUSI PENGENDALIAN PENCEMARAN


Penanggulangan Dilakukan setelah pencemaran itu terjadi.

Pasca terjadinya kecelakaan tumpahan minyak, pertama, yang perlu dilakukan adalah
mengetahui secara cepat dan akurat wilayah persebarannya, baik secara visual
langsung, maupun hasil penginderaan jauh (remote sensing). Berbagai cara
penanggulangan dilakukan seperti in-situ burning, penyisihan secara mekanis, teknik
bioremediasi, penggunaan sorbent, dan penggunaan bahan kimia dispersan, serta
metode lainnya tergantung kasus yang terjadi.
MATA KULIAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

Kesimpulan
Masih banyak sekali ditemukan kerusakan-kerusakan di
wilayah pesisir yang tidak lain diakibatkan oleh aktifitas
manusia itu sendiri. Dan masih banyak juga wilayah pesisir
yang harus dibenahi demi memerbaiki fungsinya kembali

Oleh karena itu untuk melaksanakan pengendalian


pencemaran dan kerusakan lingkungan laut perlu dibangun
suatu komitmen dari semua pihak terutama para pengambil
keputusan baik di pusat maupun daerah serta adanya
peningkatan kapasitas kelembagaan di daerah.
Daftar Pustaka
Astuti, A. D., & Titah, H. S. (2021). Studi Fitoremediasi Polutan Minyak Bumi di Wilayah Pesisir Tercemar Menggunakan Tumbuhan
Mangrove (Studi Kasus: Tumpahan Minyak Mentah Sumur YYA-1 Pesisir Karawang Jawa Barat). Jurnal Teknik ITS, 9(2), F111-F116.

Damaianto, B. B., & Masduqi, A. A. (2014). Indeks pencemaran air laut pantai utara Kabupaten Tuban dengan parameter
logam. Jurnal Teknik ITS, 3(1), D1-D4.

DIREKTORAT PENDAYAGUNAAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECILDIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG


LAUT. https://kkp.go.id/djprl/p4k/page/2626-tumpahan-minyak-oil-spill

Edward, E. (2018). Kontaminasi Senyawa Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) dalam Sedimen Di DAS Gending,
Probolinggo. DEPIK Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan, 7(2), 139-150.

Jumali, J., Farhan, N., Razma, O., Amalia, N. F., & Sudarmiati, S. (2017). Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengoptimalisasi Penanganan
Pencemaran Lingkungan Di Wilayah Pesisir Kota Batam. Jurnal Selat, 5(1), 25-35.

Revonagara, N. A. (2020). Deteksi Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) pada Ikan Bandeng (Chanos chanos) Cabut Duri Panggang
dengan Bahan Pemanggang Tempurung Kelapa (Cocos nucifera) (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai