Anda di halaman 1dari 7

HASIL ANANLISI PENERAPAN

PEMBELAJARAN MATERI
MODUL 3
Oleh Widiya Wati
Mahasiswa PPG PGSD A Tahun 2021
PENDAHULUAN
Materi Inti merujuk pada peta konsep hasil analisis materi pada kegiatan Belajar Mandiri untuk
Mencari pemecahan masalah atas materi yang sulit pahami, sehingga akan menimbulkan perbedaan
persepsi pemahaman (miskonsepsi) yaitu : 
KB. 1 : Pengertian molekul dan senyawa
KB. 2 : Gaya gesek dan Gaya pegas, Energi Kimia dan Energi Nuklir
KB. 3 : Bronkus dan Bronkiolus
KB. 4 : Komet dan Meteor

menunjukkan adanya kelemahan diantaranya :


1.Pembelajaran di sekolah cenderung text book oriented dan tidak terkait dengan kehidupan sehari-
hari siswa.
2.Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik.
3.Guru biasa menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Akibatnya, motivasi belajar
siswa sulit ditumbuhkan dan pola belajar mereka cenderung menghafal dan mekanistik.
4.guru juga kurang menguasai materi pembelajarannya sehingga mereka tidak mampu mengajarkan.
5.Alat evaluasi untuk pembelajaran kurang komprehensif.
PEMBAHASAN
Berdasarkan Hasil Analisis Pada materi inti tersebut di atas diperlukan :
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa
hendaknya berisikan materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
Untuk menciptakan bahan ajar yang inovatif pendidik harus mengetahui tentang hal-hal yang
dapat menunjang keberhasilan dalam proses belajar salah satunya yaitu mengetahui bahan ajar
dan sumber belajar.
situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang
spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya. 
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran,
kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir logis,
kritis, metakognitif, reflektif dan kreatif melalui penerapan pembelajaran
HOTs pada materi tersebut mencakup ranah kognitif (c4, c5 dan c6), Afektif
(A3, A4 dan A5) dan Psikomotor (P3, P4, P5 dan P6)
KELEBIHAN
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir
logis, kritis, metakognitif, reflektif dan kreatif melalui penerapan pembelajaran HOTs memiliki kelebihan :
 Siswa akan diajak untuk berpikir bagaimana memecahkan suatu masalah. Jadi proses berpikir siswa pada ranah kognitif sudah sampai pada
tahap applying, analyzing, evaluating dan creating. Artinya dibutuhkan pemahaman yang lebih tinggi dan perkembangan keterampilan yang
lebih baik, tidak hanya sekedar menghafal
 Siswa akan diajak untuk memecahkan suatu permasalahan yang rill (nyata) didalam kehidupan.
 Siswa diajak untu memecahkan suatu permasalahn yang nyata yang terjadi dikehidupan dengan keterampilan dan kemampuan yang
mereka miliki. Siswa akan dipacu untuk berpikir kritis dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.”PBL dikembangkan
terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah danketerampilan intelektual, belajar tentang
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang otonom dan
mandiri
 Siswa akan terbiasa dengan mencari berbagai sumber pengetahuan.
 Siswa akan berusaha untuk mencari informasi dengan berbagai sumber pengetahuan baik melalaui perpustakaan, internet, surat kabar dan
lain sebagainya.
 Bagi siswa yang memiliki kemampuan tingkat rendah, dapat terbantu dengan adanya pembelajaran secara kelompok yang heterogen.
 Siswa yang berkemampuan rendah diharapkan dapat dibantu oleh siswa berkemampuan tinggi dengan kelompok yang heterogen.
 Kemampuan berkomunikasi secara ilmiah akan terasah.
 Kemampuan untuk mengemukakan pendapat yang didukung dengan pengetahuan yang ilmiah akan terlatih. Yaitu dengan terlaksananya
diskusi kelompok maupun antar kelompok dan presentasi
 Pembelajaran berfokus pada masalah. Artinya tidak akan ada materi yang tidak berhubungan dengan masalah yang diajarkan oleh guru
sehingga ini akan mengurangi beban menghafal siswa.
 Memberikan tanggung jawab kepada siswa sebagai pengendali dari pembelajaran yaitu membentuk dan mengarahkan pembelajarannya
sendiri
KELEMAHAN
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan
masalah, dan keterampilan berpikir logis, kritis, metakognitif, reflektif dan kreatif melalui penerapan
pembelajaran HOTs juga memiliki kelemahan:
 Tidak semua materi cocok menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah. Materi yang cocok untuk
menggunakan model pembelajaran ini adalah materi yang membutuhkan pemecahan suatu masalah, misalnya
tentang kasus sampah.
 Sering terjadi miss konsepsi.
 Sulitnya mencari masalah yang relevan dengan materi yang akan disampaikan.
 Guru sebagai fasilitator, sehingga harus memiliki motivasi yang baik untuk mendorong kinerja siswa dalam
berkelompok
 Penggunaan waktu yang tidak sedikit. Sehingga ditakutkan semua konten belum tersampaikan semua walaupun
pembelajaran berfokus pada masalah bukan materi.
 Tidak cocok untuk siswa tingkatan rendah seperti SD, jika ditinjau dari kemampuan berkerjasama dalam
kelompok-kelompok kecil.
 Sumber pengetahuan yang kurang
 Permasalahan sering kali tidak autentik atau dibuat-buat
 Persiapan pembelajaran yang kompleks, meliputi alat, masalah dan konsep.
 Seringkali pemecahan masalah tidak dapat langsung dikembalikan pada daerah yang memiliki masalah tersebut.
PENUTUP
Untuk itu dalam menerapkan pembelajaran Hots pada materi sebagaimana dimaksud hendaknya
guru :
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dan
Kemampuan siswa
3. Memilih sumber pembelajaran yang relevan dengan siswa
4. Penerapan Pembelajaran HOTs harus benar benar mengacu pada kesiapan dan kemampuan
yang dimiliki baik oleh sekolah, guru, maupun siswa.
TERIMA KASIH !

Anda mungkin juga menyukai