Anda di halaman 1dari 32

Biaya Bahan Baku

(Materials)
Bahan Baku merupakan bahan yang membentuk
bagian menyeluruh produk jadi, dan dapat
dibebankan/diperhitungkan secara langsung kepada
harga pokok produk.
Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli (Cost
of Materials Purchased):
Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua
biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku
dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap
untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan
baku yang dibeli.
Harga pokok bahan baku yang dibeli terdiri dari :
harga beli (harga yang tercantum dalam faktur
pembelian) ditambah dengan biaya - biaya
pembelian dan biaya - biaya yang dikeluarkan
untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam
keadaan siap untuk diolah.
Didalam praktek, pada umumnya harga pokok bahan
baku yang dibeli hanya dicatat sebesar : harga beli
menurut faktur dari pemasok.
Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai (Cost
of Materials Used):
Materials costing methods, seperti :
1. FIFO
2. LIFO
3. AVERAGE.
Contoh:
 1 Sept Saldo awal : 800 unit @ Rp 600
 4 Sept Pembelian : 200 unit @ Rp 700
 8 Sept Pembelian : 200 unit @ Rp 800
 9 Sept Pemakaian : 800 unit
Sisa Bahan/Scrap
Scrap includes:
(1) The fillings or trimmings remaining after
processing materials,
(2) Defective materials that cannot be used or
returned to the vendor, and
(3) Broken parts resulting from employee or
machine failures.
Perlakuan terhadap hasil penjualan
sisa bahan :
1. pengurang biaya bahan baku
2. pengurang biaya overhead pabrik sesungguhnya
3. pengurang harga pokok produk yang terjual
4. sebagai pendapatan di luar usaha (other income)
Pencatatan pada saat penjualan:
Cash/Accounts Receivables xx
Scrap sales/Other Income xx
atau
Cash/Accounts Receivables xx
Cost of goods sold xx
atau
Cash/Accounts Receivables xx
Factory Overhead Control xx
Pada saat penyerahan dari
bag.produksi dan penjualan:
 Scrap Inventory xx
Scrap sales xx
 Cash/Accounts Receivable xx
Scrap Inventory xx
Berikut data perolehan dan pemakaian bahan baku pada
PT. Soma Jaya selama Juni 2020 :

Keterangan Tanggal Unit Harga Perolehan Unit


yg Diperoleh per Unit yg Dipakai
Saldo Awal 1 Juni 80 Rp. 3.100,- -
    60 Rp. 3.120,- -
  7 Juni - - 120
  12 Juni 150 Rp.3.100,-  
  15 Juni - - 160
  19 Juni 85 Rp. 3.160,- -
  22 Juni - - 90
  25 Juni 150 Rp. 3.140,- -
  30 Juni     140

Tentukan Biaya Bahan Baku & Saldo Akhir Bahan


Baku dengan menggunakan Metode :
FIFO, LIFO, Average
Biaya Tenaga Kerja
(Labor Cost)
 Labor cost represents the human contribution to
production (Hammer,Carter & Usry, 2001 : 263)

 Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibayarkan


untuk tenaga kerja manusia tersebut. (Mulyadi )
Bagian-bagian yang terlibat dalam akuntansi biaya
tenaga kerja:
1. Time-keeping department
2. Payroll department
3. Cost department
Kartu hadir adalah kartu untuk mencatat jumlah
jam kehadiran dari seorang karyawan.

Kartu jam kerja adalah kartu untuk mencatat


pemanfaatan kehadiran karyawan.
Penggolongan
Biaya Tenaga Kerja :
1. Berdasarkan fungsi pokok :
biaya tenaga kerja bag.produksi; biaya tenaga
kerja bag. administrasi dan biaya tenaga kerja
bag. pemasaran.

2. Berdasarkan departemen yang ada dalam


perusahaan :
biaya tenaga kerja dapat dipisahkan
berdasarkan departemen dimana tenaga kerja itu
bekerja.
3. berdasarkan jenis pekerjaan :
upah/gaji operator, upah/gaji mandor, gaji
manajer.

4. berdasarkan hubungannya dengan


produk :
biaya tenaga kerja langsung dan biaya
tenaga kerja tidak langsung.
 Selain memperoleh gaji & upah regular, seorang
tenaga kerja juga dapat memperoleh Insentif, premi
lembur dan lainnya
Pencatatan Akuntansi
Biaya Tenaga Kerja
Akuntansi Biaya Gaji dan Upah dilakukan
4 thp pencatatan :

Tahap 1. Mencatat Distribusi Gaji & Upah


BDP-Biaya Tenaga Kerja Lngs xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx
Biaya Adm & Umum xxx
Biaya Pemasaran xxx
Gaji & Upah xxx
Tahap 2. Bagian Keuangan mengeluarkan
bukti kas keluar & cek untuk pengambilan
uang di bank.
Gaji & Upah xxx
Hutang PPh Karyawan xxx
Hutang Gaji & Upah xxx
Tahap 3. Mencatat Pembayaran Gaji & Upah
kepada Karyawan
Hutang gaji & upah xxx
Kas xxx

Tahap 4. Penyetoran Pajak Penghasilan


(PPh) karyawan ke kas Negara.
Hutang PPh karyawan xxx
Kas xxx
Contoh :
CV. ABC memiliki 2 orang karyawan (A dan
B). Berdasarkan kartu hadir minggu pertama
bulan Agustus 2014 diperoleh informasi sbb. :
(Asumsi tarif pajak 15%)
A telah bekerja selama 40 jam dengan tarif
upah per jam Rp. 5000,- dan B telah bekerja
selama 40 jam dengan tarif upah per jam Rp.
4000,- masing-masing dengan perincian sbb:
Penggunaan Waktu Kerja A B
Untuk Pesanan No. 801 15 jam 20 jam
Untuk Pesanan No. 802 20 jam 10 jam
Menunggu Persiapan 5 jam 10 jam
Pekerjaan (Idle Time Costs)
Jumlah 40 Jam 40 Jam

Distribusi Biaya Tenaga Kerja untuk kedua karyawan


tersebut adalah :
Distribusi A B
Dibebankan sbg Biaya Tenaga
Kerja Langsung :
Pesanan 801 Rp. 75.000 Rp. 80.000
Pesanan 802 Rp. 100.000 Rp. 40.000
Dibebankan sbg Biaya Overhead Rp. 25.000 Rp. 40.000
Jumlah UPAH minggu I Agst 08 Rp. 200.000 Rp. 160.000
PPh yang dipotong oleh prsh Rp. 30.000 Rp. 24.000
Jml UPAH BERSIH yg diterima Rp. 170.000 Rp. 136.000
Berdasarkan data-data tersebut, maka pencatatan akuntansi
biaya-nya sbb :

Mencatat Distribusi Gaji & Upah :


BDP-Biaya Tenaga KerjaRp. 295.000,-
Biaya Overhead Pabrik Rp. 65.000,-
Gaji & Upah Rp. 360.000,

Atas Dasar Bukti Kas Keluar, dicatat :


Gaji dan Upah Rp. 360.000,-
Hutang PPh Karyawan Rp. 54.000,-
Hutang Gaji & Upah Rp. 306.000,-
Pembayaran Gaji dan Upah Karyawan :
Hutang Gaji dan Upah Rp. 306.000,-
Kas Rp. 306.000,

Penyetoran PPh Karyawan ke Kas Negara :


Hutang PPh Rp. 54.000,-
Kas Rp. 54.000,-
Insentif
Untuk memacu agar karyawan dapat bekerja lebih
produktif, perusahaan memberikan insentif. Insentif
dapat diberikan atas dasar waktu kerja, hasil yang
diproduksi, atau kombinasi diantara keduanya.

Ada beberapa cara pemberian insentif, diantaranya :


 Straight piecework with a guaranteed hourly
minimum Plan (Insentif satuan dgn jam minimum)
 Taylor Differential Piece Rate Plan
 Straight piecework with a guaranteed hourly
minimum Plan

Karyawan dibayar atas dasar tarif per jam untuk


menghasilkan jumlah satuan (output) standar. Untuk
output yg melebihi jumlah standar, karyawan
menerima jumlah tambahan sebesar kelebihannya.

Jika jumlah output yang dihasilkan dibawah standar,


maka karyawan tetap akan mendapat upah sesuai
standar.
Contoh :
Menurut Time and Motion Study di PT. MAJU, dibutuhkan waktu
5 menit untuk menghasilkan satu produk, sehingga jumlah
output standar per jam adalah 12 unit.
Jika tarif upah per jam sebesar Rp. 6000, maka tarif upah
standar per unit menjadi Rp.6000/12 = Rp. 500,-. Karyawan
yang tidak menghasilkan sejumlah output sesuai standar (< dari
output standar) tetap akan mendapatkan upah Rp. 6000 per
jam.
Jika seorang karyawan menghasilkan 15 unit per jam, maka
total upah yang dia terima :
Upah dasar per jam Rp. 6000,-
Insentif (3xRp.500) Rp. 1500,- +
Upah yg diterima per jam Rp. 7500,-
Taylor Differential Piece Rate Plan.
Dalam metode ini diberlakukan tarif yg berbeda,contoh:
Tarif 1, untuk jumlah output rendah per jam.
Tarif 2, untuk jumlah output tinggi per jam.

Contoh :
Karyawan dapat menerima upah Rp. 42.000,- per hari (u/ 7
jam kerja). Misalnya rata-rata seorang karyawan dapat
menghasilkan 12 unit per jam, sehingga tarif upah per unit =
Rp. 42.000/(7x12) = Rp. 500,-.
Dalam Taylor Plan ini misalnya ditentukan tarif sbb :
Jika produk yg dihasilkan <= 14, tarif upah Rp. 450 per unit.
Jika produk yg dihasilkan > 14, tarif upah Rp. 650 per unit.
 Misalnya A menghasilkan 16 unit perjam, maka ia akan
memperoleh upah perjam = Rp.650 x 16
= Rp. 10.400 per jam.

 Sedangkan Ondi yang menghasilkan 12 unit perjam, akan


memperoleh upah per jam = Rp.450 x 12
= Rp. 5.400 per jam.
Premi Lembur
Di dalam perusahaan, jika karyawan bekerja lebih dari 40 jam
dalam satu minggu, maka mereka berhak menerima uang
lembur dan premi lembur.

Misalnya dalam satu minggu, seorang karyawan bekerja 45 jam


dengan tarif upah (dalam jam kerja biasa maupun lembur)
sebesar Rp. 6000,- per jam. Premi Lembur misalnya ditetapkan
dihitung sebesar 50% dari tarif upah.

Maka, upah yg diterima karyawan adalah sbb. :


Jam Biasa 40 x Rp.6000 = Rp. 240.000,-
Lembur 5 x Rp.6000 = Rp. 30.000,-
Premi Lembur 5 x Rp.3000 = Rp. 15.000,-
Jumlah upah yg diterima dlm 1 minggu = Rp. 285.000,-

Anda mungkin juga menyukai