Akbi 4
Akbi 4
(Materials)
Bahan Baku merupakan bahan yang membentuk
bagian menyeluruh produk jadi, dan dapat
dibebankan/diperhitungkan secara langsung kepada
harga pokok produk.
Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli (Cost
of Materials Purchased):
Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua
biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku
dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap
untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan
baku yang dibeli.
Harga pokok bahan baku yang dibeli terdiri dari :
harga beli (harga yang tercantum dalam faktur
pembelian) ditambah dengan biaya - biaya
pembelian dan biaya - biaya yang dikeluarkan
untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam
keadaan siap untuk diolah.
Didalam praktek, pada umumnya harga pokok bahan
baku yang dibeli hanya dicatat sebesar : harga beli
menurut faktur dari pemasok.
Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai (Cost
of Materials Used):
Materials costing methods, seperti :
1. FIFO
2. LIFO
3. AVERAGE.
Contoh:
1 Sept Saldo awal : 800 unit @ Rp 600
4 Sept Pembelian : 200 unit @ Rp 700
8 Sept Pembelian : 200 unit @ Rp 800
9 Sept Pemakaian : 800 unit
Sisa Bahan/Scrap
Scrap includes:
(1) The fillings or trimmings remaining after
processing materials,
(2) Defective materials that cannot be used or
returned to the vendor, and
(3) Broken parts resulting from employee or
machine failures.
Perlakuan terhadap hasil penjualan
sisa bahan :
1. pengurang biaya bahan baku
2. pengurang biaya overhead pabrik sesungguhnya
3. pengurang harga pokok produk yang terjual
4. sebagai pendapatan di luar usaha (other income)
Pencatatan pada saat penjualan:
Cash/Accounts Receivables xx
Scrap sales/Other Income xx
atau
Cash/Accounts Receivables xx
Cost of goods sold xx
atau
Cash/Accounts Receivables xx
Factory Overhead Control xx
Pada saat penyerahan dari
bag.produksi dan penjualan:
Scrap Inventory xx
Scrap sales xx
Cash/Accounts Receivable xx
Scrap Inventory xx
Berikut data perolehan dan pemakaian bahan baku pada
PT. Soma Jaya selama Juni 2020 :
Contoh :
Karyawan dapat menerima upah Rp. 42.000,- per hari (u/ 7
jam kerja). Misalnya rata-rata seorang karyawan dapat
menghasilkan 12 unit per jam, sehingga tarif upah per unit =
Rp. 42.000/(7x12) = Rp. 500,-.
Dalam Taylor Plan ini misalnya ditentukan tarif sbb :
Jika produk yg dihasilkan <= 14, tarif upah Rp. 450 per unit.
Jika produk yg dihasilkan > 14, tarif upah Rp. 650 per unit.
Misalnya A menghasilkan 16 unit perjam, maka ia akan
memperoleh upah perjam = Rp.650 x 16
= Rp. 10.400 per jam.