Anda di halaman 1dari 21

USAHA MIKRO DALAM

PEREKONOMIAN
INDONESIA
GAMBARAN PEREKONOMIAN
NASIONAL
PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2020:
-2,07% (c-to-cPertumbuhan
) Ekonomi Indonesia Tahunan

6,17 6,03 5,56 5,07 5,17


5,01 4,88 5,03 5,02

-2,07
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pertumbuhan ekonomi sepanjang Tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar -2,07% (c-to-c). Kontraksi pada Tahun
2020 merupakan dampak dari pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia.

Sumber : Badan Pusat Statistik


PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2019 DAN 2020 MENURUT
LAPANGAN USAHA[1]
(63,66% PDB Tahun 2020 berasal dari Industri, Pertanian, Perdagangan, Konstruksi, dan
5,76Pertambangan) 9,42 10,58 6,39
3,80 4,60 6,61
3,61 1,75 1,22 3,25

-2,93 -3,72 -3,26 -1,95

-15,04
Industri Pengolahan Pertanian, Perdagangan Konstruksi Pertambangan dan Jasa Keuangan dan Informasi dan Transportasi dan
Kehutanan, dan Penggalian Asuransi Komunikasi Pergudangan
Perikanan

Tahun 2019 Tahun 2020

Industri Pengolahan Pertanian Perdagangan


Industri Pengolahan terkontraksi Pertanian tumbuh 1,75% didorong oleh: Perdagangan terkontraksi minus 3,72%,
minus 2,93%, tercermin dari:  Produksi palawija naik untuk ubi kayu disebabkan:
 Produksi LNG minus 6,63%. 1,72% dan kacang hijau 5,45%.  Penjualan mobil ”wholesale” minus
 Produksi mobil minus 46,37%.  Produksi hortikultura meningkat untuk 48,35%.
 Produksi sepeda motor minus 40,21%. pisang 8,38%, mangga 2,86% dan cabai  Penjualan sepeda motor minus
 Produksi semen minus 9,26%. rawit 12,33%. 43,57%.
 Indeks penjualan riil suku cadang minus
23,00%.
Sumber : Badan Pusat Statistik  Indeks ritel minus 12,03%.
PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2019 DAN 2020 MENURUT
(63,66% PDB TahunUSAHA
LAPANGAN 2020 berasal
[2]
dari Industri, Pertanian, Perdagangan, Konstruksi, dan
Pertambangan)
10,57 10,25 8,69
11,60
4,65 6,30 5,79 4,04 6,83 4,94
2,63 5,76
2,32
-0,03 -2,34
-4,10 -5,44
-10,22
Administrasi Jasa Pendidikan Real Estat Akomodasi & Jasa lainnya Jasa Perusahaan Jasa Kesehatan & Pengadaan Listrik Pengadaan Air
Pemerintahan Makan Minum Kegiatan Sosial & Gas

Tahun 2019 Tahun


2020

Akomodasi dan Makan Jasa Kesehatan Adm. Pemerintahan


Minum & Kegiatan Administrasi pemerintah terkontraksi
minus 0,03% karena:
Akomodasi dan Makan Minum turun Sosial  Realisasi belanja pegawai pemerintah
sebesar minus 10,22%, disebabkan: Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial pusat melambat dari 8,49% (2019)
 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel tumbuh 11,60% di dorong oleh: menjadi 1,18% (2020).
minus 39,75%.  Pencairan pembayaran insentif  Belanja pegawai pemerintah daerah
 Jumlah kunjungan wisatawan COVID-19 untuk tenaga kesehatan. mengalami kontraksi.
mancanegara minus 75,03%.  Peningkatan pendapatan rumah
 Tutupnya sejumlah hotel dan sakit, klinik, dan laboratorium
restoran
Sumber : Badan Pusat Statistik kesehatan untuk pelayanan
COVID-19.
Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2018-2020
Menurut Lapangan Usaha (Persen)
Sumber
5,17% 5,02%
Pertumbuhan
0,29
0,91
0,27
0,80
Ekonomi Indonesia
0,66 0,61 Tahun 2020
0,61 0,58

2,70 2,76
0,00 Transportasi &
-0,33
-0,49
-0,61
Pergudangan adalah
-0,64 sumber kontraksi
-2,07% terdalam, yakni
2018 2019 2020
Transportasi & Pergudangan Industri Pengolahan
sebesar
Perdagangan
Lainnya
Konstruksi
PDB -0,64%
Sumber : Badan Pusat Statistik
Gambaran Struktur Pelaku Ekonomi dan Proporsi Kekayaan
Problem Struktural Nasional di Indonesia saat ini
Proporsi Kekayaan Nasional yang dikuasi oleh 1%, 5%
dan 10% Rumah Tangga (%)***

1
Serap Distribusi
Kompos Kontrib 80
Pertumbuhan ekonomi melambat Pelaku Ekonomi
isi
an
usi thd
Pembiaya 75,3
Tenaga an
Pelaku* Kerja* PDB* Perbankan* 65,4
60
1 2 3 4 5 46,6
Large Enterprises 0,01% 3% 40% 80% 40

2 CAD melebar Micro, Small and


Medium 99,99% 97% 60% 20%
20
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Enterprises

Telah terjadi ketidakadilan dalam pembagian kue ekonomi


3 BOP defisit

4 Neraca perdagangan defisit Dengan struktur seperti ini, sejak 2014, Indonesia terjebak dalam pertumbuhan
5%

5 Inequality masih tinggi 5% Growth Trap!!!


Sumber:

* Kementerian Koperasi dan UKM (2017)


** Statistik Kredit UMKM, Bank Indonesia
6 Job creation terbatas dan tak
berkualitas *** Global Wealth Databook Credit Suisse

Sumber : Kementrian KUKM


Proporsi Kredit UMKM Terhadap Total Kredit (Triliun
Rupiah)
1200
1098.14
1032.64

1000 942.39

800

600
469.24 488.79
438.2

400 312.07 332.12


282.78 277.23
251.34
221.41

200

0
2017 2018 2019

Mikro Kecil Menengah Total UMKM

Sumber : Badan Pusat Statistik


Pemerintah dan masyarakat telah sepenuhnya melihat peran dan
kontribusi pengusaha kalangan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) di Indonesia. Pada saat krisis ekonomi tahun
Peran Usaha 1998, kekuatan UMKM telah menunjukkan ketahanan yang baik.

Mikro di Perkembangan PDB dari sektor UMKM menunjukkan


peningkatan yang cukup signifikan selama 3 tahun (2009-2011).
Berdasarkan data dari kantor Kementrian Koperasi dan UMKM
Indonesia pada tahun 2011, kontribusi UMKM terhadap PDB adalah sekitar
57,94 persen, sementara pada tahun 2009, kontribusi UMKM
terhadap PDB sekitar 56,53 persen.
Artikel di Media Massa Mengenai Peranan UMKM
Profil UKM di Indonesia KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
REPUBLIK INDONESIA

Struktur Usaha di Indonesia Distribusi Sektor UKM dan Tenaga Kerja


UKM menurut hasil SE 2016

Definisi UMKM sesuai


Besar
5.550 unit Undang-Undang No. 20/2008 Distribusi Sektor Distribusi TK
Aset >Rp 500 juta – 10 milyar 31,81
60.702 unit Menengah
Omset >Rp 2,5 milyar – 50 milyar 46,17 % Perdagangan
11,97
%
16,72 Akomodasi dan Makanan
%
Aset >Rp 50 juta – 500 juta %
1 6,53
Minuman 22,75
783.132 unit Kecil
Omset >Rp 300 juta – 2,5 milyar
% Industri
3,51 %
%
5,00 % Transportasi & Pergudangan
Aset maksimum Rp 50 juta 4,35 % 3,47 %
Jasa Lainnya
63.5 juta unit Mikro
2,42 % 1,69 %
Omset maksimum Rp 300 juta Informasi dan Komunikasi
2,32 % 9,16 %
Pendidikan
1,48 % 1,08 %
Properti
1,44 % 2,49 %
Kontribusi UMKM dalam Angka Layanan Perusahaan
5,45 %
0,97 %
Jasa Konstruksi
60,34 % total PDB 0,91 % 2,21 %
97% total tenaga kerja Layanan Sosial dan Kesehatan
Nasional 1,33 %
0,65 %
Pertambangan
14,17% total ekspor 0,56 % 2,45 %
99% total lapangan kerja Jasa Keuangan & Asuransi
0,36 % 0,35 %
58,18% total investasi Air
0,13 % 0,28 %
Listrik & Gas
Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM – 2018 Sumber: Sensus Ekonomi BPS 2016
Ketahanan usaha mikro kecil dan menengah dalam suatu klaster
industri yang dinamis, seperti industri furnitur dan sepatu, dapat
disebabkan oleh efisiensi kolektif, modal sosial dan kebijakan
pemerintah. Ini merupakan hasil riset Mawardi pada tahun 2014
Karakter dengan mengambil studi kasus di Jawa Timur.

Usaha Usaha mikro kecil yang bisa bertahan dalam klaster ini
merupakan usaha-usaha yang mendapat keuntungan dari
efisiensi kolektif kelompok usaha ini. Modal sosial juga menjadi
Mikro di faktor pendorong usaha mikro kecil dan menengah untuk
berkembang, seperti nilai-nilai sosial yang dianut dan jaringan
Indonesia sosial yang dimiliki oleh pengusaha mikro itu sendiri.
Hampir sebagian besar tingkat pertumbuhan di negara-
negara Islam atau yang berpenduduk mayoritas muslim
dikategorikan sebagai negara yang less developed. Sekitar 80
persen dari penduduk muslim tinggal di negara-negara yang
berpendapatan rendah dan sebagian besar juga berada
dalam kondisi wilayah konflik dan kehidupan yang tertekan
oleh berbagai masalah sosial, politik dan ekonomi yang
Peran Usaha ditandai dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, produktivitas
Mikro untuk rendah dan tingginya tingkat pengangguran.

Mengentaska Tingkat kemiskinan yang masih tinggi di Indonesia juga selalu


menjadi perhatian banyak pihak yang peduli untuk
n Kemiskinan mencarikan jalan keluarnya. Memberikan kesempatan
berusaha yang adil dan mengurangi tingkat pengangguran
menjadi agenda-agenda kerja pemerintah dan swasta. Akan
tetapi, masalahnya ternyata jauh lebih kompleks, sehingga
membuat tidak mudahnya mengurangi kemiskinan tersebut
secara sustainable (berkelanjutan).
Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia
Akibat pandemi, per
September 2020 jumlah
penduduk miskin naik
2,76 juta orang terhadap
September 2019 menjadi
27,55 juta orang (10,19%
dari total penduduk)
Dalam berbagai teori ekonomi, diyakini bahwa pertumbuhan
ekonomi adalah senjata ampuh untuk meningkatkan lapangan
Peran Usaha pekerjaan. Akan tetapi, sejarah mencatat bahwa hal tersebut
tidak terjadi di negara-negara berkembang (developing country).
Mikro untuk Karena pada faktanya, selama 1960-1973, rata-rata
pertumbuhan GDP negara-negara berkembang adalah 4,5%,
Mengurangi tetapi lapangan pekerjaan tumbuh hanya setengahnya.

Tingkat Periode tahun 1960-1987, di negara-negara berkembang


sepertiganya merupakan pekerja (labor intensive) dan dua
Pengangguran pertiga merupakan padat modal (capital intensive), hal ini yang
menyebabkan permasalahan sangat serius mengenai
dan pertumbuhan lapangan pekerjaan.

Mendorong Salah satu cara untuk meningkatkan lapangan pekerjaan adalah


mengembangkan usaha mikro dan kecil, yang mana merupakan
Pertumbuhan kegiatan padat karya (labor intensive) dan menyediakan lebih
banyak pekerjaan sesuai dengan besarnya modal yang
Ekonomi diinvestasikan di usaha-usaha mikro dan kecil tersebut.
Potensi Sektoral Usaha Mikro di
Indonesia
Menurut data BPS tahun 2014, potensi sektor pertanian Indonesia
sesungguhnya memiliki keunggulan komparatif, dari 220 komoditas
pertanian yang ada, 50 di antaranya memiliki keunggulan komparatif
dalam pangsa pasar global, seperti kelapa sawit, karet kering, kopra,
minyak kelapa, dan lain-lain.
Meskipun dalam kurun waktu 10 tahun (2003-2013) rumah tangga
pertanian menurun dari 31,2 juta menjadi 26,1 juta rumah tangga, dan hal
ini menunjukkan menurunnya minat masyarakat untuk berusaha di sektor
ini, namun perusahaan pertanian malah tumbuh dari 4 ribu menjadi 4,2
ribu. Di sisi lain, subsektor perikanan meningkat cukup signifikan dari 15
persen pada tahun 2003 menjadi 22 persen pada tahun 2013. Peningkatan
peran subsektor ini memberikan harapan bagi keberlangsungan pertanian
Indonesia karena sebagai negara kepulauan potensi bahari sangatlah
menjanjikan.
Disadari atau tidak, kita menghadapi banyak permasalahan yang
berhubungan dengan informasi yang tidak sempurna setiap harinya,
baik dalam berbisnis, bekerja maupun beraktivitas dengan lingkungan
sekitar. Ketidaksempurnaan informasi itu bisa menjadi keuntungan atau
kerugian bagi berbagai pihak dan ini memengaruhi optimalisasi sebuah
kontrak.
Urgensi Permasalahan asymmetric information dibagi menjadi 3 bagian utama
Pengenalan yaitu:

Konsep 1. Moral Hazard (diakibatkan oleh ketidaksamaan informasi yang


diperoleh oleh salah satu pihak dan ada kemungkinan
Asymmetric ketidaktahuan ini dimanfaatkan oleh pihak lain untuk mendapat
keuntungan pribadi)
Information 2. Adverse Selection (terjadi karena satu pihak atau lebih yang
melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha,
dalam Usaha atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-
pihak lain)
Mikro 3. Signalling (situasi di mana salah satu pihak mengetahui beberapa
informasi yang sangat penting yang mana disinyalkan/disampaikan
ke pihak lain melalui perilaku partisipan yang mendapat informasi
tersebut)
Tantangan UKM KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
REPUBLIK INDONESIA

Industri Pengolahan
Perubahan
Mindset

Konsolidasi
Lahan
Pertanian Pendampingan

Tantanga
n UKM
SDM Pembiayaan

Konsolidasi Market
Kargo Intelligence
Pemasaran
Kerjasama
Dengan Pusat
Riset
Kerangka Terintegrasi Ekonomi Usaha Mikro (Micro
Entreprise)
Strategi Kemitraan Komprehensif dan Inklusif KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
REPUBLIK INDONESIA

Company / Financial NGO /


Private
Academia
Sector
/ University Institutions Associations

4 5 6
Asdep Stanfikat Asdep Pemasaran LLP KUKM
• Fasilitasi ISO • Pameran DN/LN • Layanan Promosi Outcome yang
• Fasilitasi HACCP • Bimbingan E-commerce Online Diharapkan
• Fasilitasi Merek • Pasar Tematik • Layanan Promosi
• Fasilitasi Halal • PKL / Dukungan Rest Area Offline (Product
Gallery & Pameran) 1. Memperkuat produk
UMKM di pasar domestik
2. Peningkatan Ekspor
II PENGOLAHAN III PEMASARAN Langsung oleh Koperasi
I KOMODITAS dan UMKM
3. Peningkatan Partisipasi
Koperasi dan UMKM
Korporasi /Industrialisasi Koperasi dalam Global Value Chain
1 2 3 (GVC)
Asdep Pertanian & Perikanan & Industri &
Perkebunan Peternakan PERUSAHAANBESAR/
KUKM Jasa
PARTNERSTRATEGIS
• Pertanian, Perkebunan • Perikanan, Peternakan • Industri, Jasa
 Pertanian (Beras)  Perikanan  Peningkatan GDP KUKM
Komponen dalam ekspor nasional
 Perkebunan (Kelapa)  Mozarella  OVOP

Dep. Kelembagaan Dep. Pembiayaan Dep. RU Dep. SDM Dep. Pengawasan LPDB

1. Pendamping Koperasi 1. Kredit Usaha Rakyat 1. PLUT 1. Reorientasi Sistem 1. Pengawasan Koperasi 1. Pembiayaan Koperasi
2. Penyuluh Koperasi 2. Skema Kredit Investasi 2. Pendamping UKM 2. Kewirausahaan 2. Kerjasama Fungsional yang berdampak pada
3. Hub kelembagaan 3. Pembiayaan Ekspor 3. Hub L/K 3. Kewirakoperasian UMKM
Pengusaha mikro memainkan peranan yang sangat signifikan dalam mendukung ketahanan
ekonomi, baik di Indonesia maupun secara internasional. Ketahanan tersebut mencakup
kapasitas produksi ekonomi, penyediaan lapangan kerja, dan penopang kesejahteraan secara
umum, termasuk di dalamnya program pengentasan kemiskinan nasional.
Diperlukan suatu pendekatan yang tersistematis dan komprehensif dalam pengembangan usaha
mikro, sehingga memiliki ketahanan yang lebih tinggi dalam menghadapi setiap potensi
goncangan keuangan dan ekonomi.
Setiap negara memiliki fitur yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Fitur tersebut
dipengaruhi oleh faktor endowment, kultur, dan struktur ekonomi. Maka diperlukan suatu upaya
yang maksimal untuk dapat mengenali karakteristik tersebut sehingga potensi dapat
dimaksimalkan

Anda mungkin juga menyukai