Anda di halaman 1dari 15

HADIS

Pengertian Hadis
Secara bahasa hadis berarti perkataan atau
ucapan. Menurut istilah, hadis adalah segala
perkataan, perbuatan, dan ketetapan (taqrir)
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.
Hadis juga dinamakan sunnah atau khabar.
Kedudukan Hadis
Kedudukan hadis yaitu sebagai sumber hukum
kedua setelah Al-Qur’an. Karena begitu
pentingnya kedudukan hadis tersebut,
dilakukanlah pengumpulan dan pencatatan
hadis yang disampaikan secara lisan, turun-
temurun dari satu generasi ke generasi lainnya.
Gerakan itu dimulai pada tahun pertama
Hijriyah, yaitu pada tahun 718 M ketika
Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan
guberbur-nya membukukan hadis.
7 ulama yang menjadi referensi hadis

• Imam Bukhari
• Imam Muslim
• Imam Abu Dawud
• Imam Tirmidzi
• Imam Ahmad
• Imam Nasa’i
• Imam Ibnu Majah
Macam-Macam Hadis
Pembagian hadis berdasarkan
kuantitas perawi (jumlah periwayat
hadis)
Hadis Mutawwatir
Hadis ini merupakan hadis yang diriwayatkan oleh
sejumlah perawi yang menurut kebiasaan tidak
mungkin semua perawi itu bersepakat dusta. Syarat
hadis itu dikatakan Mutawwatir, yaitu :
1. Diriwayatkan oleh sepuluh orang perawi dalam setiap
tabaqah sanadnya.
2. Dimungkinkan sejumlah perawi tersebut tidak
bersepakat untuk dusta.
3. Isi hadis harus diperoleh melalui perolehan
pancaindra.
Hadis Ahad
Hadis ini merupakan hadis yang tidak memenuhi syarat
dan ketentuan hadis mutawwatir. Hadis ini dapat dibedakan
menjadi 4, yaitu :
1. Hadis Masyhur (hadis yang diriwayatkan oleh tiga perawi
atau lebih, tetapi tidak lebih dari sepiluh perawi dalam
setiap tabaqah sanadnya)
2. Hadis ‘Aziz (hadis yang diriwayatkan sekurang-kurangnya
dua perawi dalam setiap tabaqah sanadnya)
3. Hadis Garib (hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi
dalam setiap mtabaqah sanadnya)
4. Hadis Maqbul (hadis yang wajib diterima kebenarannya)
Pembagian hadis berdasarakan kualitas hadis
Hadis Maqbul
Hadis ini merupakan hadis yang wajib diterima
kebenarannya. Hadis ini dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Hadis Sahih (hadis yang sanadnya bersambung
dengan karakter perawi yang adil dan kuat hafalan
perawinya serta tidak cacat, baik dari segi materi
hadis maupun dari kulitas hafalan perawinya)
2. Hadi Hasan (hadis yang sanadnya bersambung
dengan karakter perawi yang adil, tidak terdapat
cacat dalam materi hadisnya, tetapi kualitas hafalan
perawinya lemah)
Hadis Mardud
Hadis ini merupakan hadis yang tidak wajib
diterima kebenarannya dan kurang kuat untuk
dijadikan sandaran hukum. Bahkan dalam
beberapa hal tidak boleh diterima karena dua
hal yaitu,
1. Adanya sanad periwayatan yang terputus.
2. Adanya cacat pada perawinya.
Hadis ini dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
a) Hadis Da’if (hadis yang kualitasnya lemah karena tidak
terpenuhinya beberapa syarat yang ada pada hadis
hasan)
b) Hadis Mu’allaq (hadis yang para perawinya terputus
secara bertirut-turut diawal sanad)
c) Hadis Mursal (hadis yang terputus sanad akhirnya dari
golongan para sahabat)
d) Hadis Mu’dal (hadis yang terputus dua perawinya atau
lebih secara bertutur-turut dipertengahan sandnya)
e) Hadis Munqati’ (hadis yang terputus perawinya baik
diawal sanad, ditengah, maupun diakhir)
f) Hadis Mundallas (hadis yang disembunyikan kecacatan
sanadnya sehingga secara zahir sanadnya baik)
g) Hadis Matruk (hadis yang hadis yang salah satu
perawinya berbohong)
h) Hadis Munkar(hadis yang salah satu perawinya
pernah memlakuakn perbuatan yang fatal)
i) Hadis Mu’allal (hadis yang salah satu perawinya
cacat, tetapi tersembunyi sehingga terlihat baik)
j) Hadis Mudraj (hadis yang mengalami
penambahan)
k) Hadis Maqlub (hadis yang mengalami perubahan
kata dari aslinya)
l) Hadis Mauda’ (hadis yang dibuat-buat dan buakn
termaksuda sabda Rasulullah SAW./palsu)

Anda mungkin juga menyukai