Anda di halaman 1dari 15

PENDEKATAN

PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH DASAR (Modul 6 )
KELOMPOK 4 :
Mega
Yessi
Lika
Eka .Septy
Meilisa
Pendekatan
Pembelajaran Holistik Dan Konstruktivisme
( kegiatan belajar 1)

• A.PENGERTIAN DAN FUNGSI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAGI GURU


Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang pendekatan pembelajaran ini, sebaiknya kita singgung sedikit tentang
teori . Teori dapat diartikan sebagai perangkat hipotesis ( anggapan atau pernyataansementara yang perlu diuji
kebenarannya )yang diorganisasikan sebagai fenomena yang terjadi di lingkungan nyata . Suatu teori biasanya
dibangun dari hasil pengamatan yang sistematis mengenai sesuatu yang terjadi dilingkungan .
Sarwono,S.W. (1987) menjelaskan beberapa fungsi Teori :
 Fungsi deskripsi : Teori harus menggambarkan suatu yang terjadi dilingkungan tanpa dibuat – buat .
 Fungsi Eksplanasi : Teori harus memberikan penjelasan tentang fenomena kompleks menjadi rasional.
 Fungsi Prediksi : Teori harus dapat memprediksi terjadinya suatu atas dasar peristiwa sebelumnya.
 Fungsi Penguji : Teori harus menguji fenomena terkini dan mengembangkan teori yang baru .
Menurut : Dantes (1996) mengemukakan bahwa suatu pendekatan pembelajaran biasanya dibangun atas dasar posisi
pemahaman tertentu tentang hakikat ,focus yang dipentingkan,bagaimana cara utama pencapaian serta asumsi penerapannya.
Fungsi pendekatan pembelajaran adalah memberikan suatu pemahaman tentang suatu cara pembelajaran yang dianggap
efektif dan memberikan panduan yang dapat diuji kecocokannya dengan kondisi nyata.

Serta pendapat lain dari Mohammad Surya (2004) mengemukakan tentang fungsi pendekatan
 Memberikan garis rujukan untuk perancanaan belajar
 Menilai hasil pembelajaran yang telah dicapau
 Mendiagnosis masalah belajar yang timbul
 Menilai hasil penelitian dan pengembangan yyang telah dilaksanakan
Kemudian kita akan lanjutkan dengan mempelajari empat pendekatan pembelajaran yaitu :
 Pendekatan Holistic
 Pendekatan Konstruktivisme
 Pendekatan Berdasarkan Pengalaman (Experiential Learning )
 Pendekatan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelegence )
• B. PENDEKATAN PEMBELAJARAN HOLISTIK DAN KONSTRUKTIVISME
1.PENDEKATAN HOLISTIK
Pendekatan Holistik dalam pembelajaran diilmiahkan oleh psikologis Gestalt yang dipelopori oleh
Wertheimer,Koffka,dan Kohler . Menurut mereka , objek atau peristiwa tertentu akan dipandang oleh individu sebagai
suatu keseluruhan yang terorganisasikan.Dengan kata lain,individu akan memberi makna terhadap suatu objek
peristiwa ,termasuk dalam pembelajaran jika yang bersangkutan memiliki
wawasan pengetahuan yang mendalam (insight) tentang hubungan antar unsur dalam suatu keseluruhan
(holistic).Produk pembelajaran sayogianya tidak dilihat dampaknya terhadap aspek individual,melainkan harus dari
keseluruhan .
Sedangkan menurut Woolfolk,A. ( 1993) dalam pembelajaran di sekolah dasar,adalah sebagai berikut :
1. Wawasan pengetahuan yang mendalam( insight).Sedangkan Berdasarkan percobaannya, kohler menyatakan bahwa
wawasan memengang peranan penting dalam perilaku .Dalam proses pembelajaran hendaknya seorang guru
membantu anak dalam insight ( pengetahuan) serta mengembangkan keterkaitan antar unsur suatu objek dan
peristiwa .
2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful lerning ).Kebermaknaan unsur yang terkait dalam objek dan peristiwa
untuk menunjang pembentukan insight dalam proses pembelajaran .Sebagai contoh ,ketika anda menanamkan nilai
kesehatan pada anak,maka anda harus menjelaskan arti sehat bagi anak dan bagaimana hubungannya dengan
kebersihan fisik diri sendiri dan lingkungan .
3. Perilaku bertujuan (purposive behavior).Prinsip ini dikembangkan oleh Edward Tolman yang
meyakini bahwa pada hakikatnya perilaku ini terarah kepada suatu tujuan .Perilaku bukan hanya sekedar
hubungan antar stimulus dan respons,tetapi adanya keterkaitan yang erat dengan tujuan yang ingin
diperoleh . Sedangkan bagi Tolman,pembweljaran terjadi karena anak membawa harapan tertentu
kedalam situasi pembelajaran ,hal ini merupakan prinsip pembelajaran yang mampu membantu proses
pembelajaran.Oleh karena itu,guru hendak menyadari tujuan pembelajaran serta membantu anak dalam
memahami tujuan untuk mengembangkan aktifitas belajar yang efektif .
4. Prinsip ruang hidup ( life space ). Konsep ini dikemukakan oleh Kurt Lewin yang menyatakan bahwa
perilaku individu mempunyai keterkaitan dengan lingkungan atau dimana dia berada .Prinsip ini
mengimplikasikan adanya pandangan dan kaitan antara proses pembelajaran .
5. Transfer dalam pembelajaran ,hal ini adalah pemindahan pola perilaku dari suatu situasi pembelajaran
tertentu kepada situasi lainnya . Sesuai dengan pendekatan Gestalt,pembelajaran ini mempunyai makna
sebagai proses yang membentuk suatu pola Gestalt atau keseluruhan yang mempunyai bentuk dan
arti .Menurut pendekatan ini,transfer akan terjadi apabila anak menangkap prinsip pokok dari suat
masalah kemudian digunakan untuk memecahkan masalah dalam situasi lain.hal yang telah dipelajari
hendak dilatih untuk bisa diterapkan dalam situasi lain yang memungkinkan berbeda sifatnya .
• Menurut Depditbut (1998) Untuk memperlihatkan keberadaan belajar sebagai proses yang
terpadu,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Pemebelajaran berfungsi secara penuh untuk membantu perkembangan individu seutuhnya.
2. Pembelajaran merupakan aktivitas anak untuk memperoleh pengalaman yang menempatkan anak
sebagai pusat
3. Pemmbelajaran diarahkan untuk memberi ruang gerak anak secara aktif dan intensif .
4. Pembelajaran harus menjamin setiap anak pada posisi yang baik dalam suasana kebersamaan
untuk menyelesaikan proses yang dihadapi
5. Sebagai proses terpadu mendorongnya untuk terus menerus belajar
6. Belajar terpadu memberikan kemungkinan yang luas agar anak belajar dengan irama dan gayanya
dengan standar yang ditentukan .
7. Belajar terpadu dapat berfungsi dan berperan secara efektif yang menciptakan lingkungan belajar
dari berbagai aspek
8. Memungkinkan agar pembelajaran bidang studi tidak selalu terpisah
9. Memungkin adanya hubungan antara sekolah dan keluarga
2.PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Pada pendekatan konstuktivisme ,individu membentuk sendiri pengetahuan yang mereka pelajari.
Menurut Von Glaserfeld berpendapat bahwa Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat
dipindahkan dari pikiran seseorang yang memiliki pengetahuan ( guru ) dengan pemikiran orang yang
belum mempunyai pengetahuan ( anak ).
Pemindahan tersebut harus dapat diinterprestasikan serta dikonstruksikan oleh anak sendiri dengan
pengalaman mereka .
Von glaserfled menyebutkan berberapa kemampuan yang diperlukan untuk melakukan proses
pembentukan penegetahuan :
1. Mengingat dan mengungkapkan kembali
2. Membandingkan dan mengambil
3. Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman dari pada yang lain.
Konstuktivisme memiliki 3 level yaitu :
• Konstruktivisme radikal : hubungan antara pengetahuan dan kenyataan
• Konstruktivisme realisme hipotesis :suatu hipotesis yang dari suatu struktu nyata dan berkembang
• Konstruktivisme yang biasa : suatu gambara yang dibentuk dari kenyataan suatu objek .
Selain itu , pandangan pendekatan ini juga menghendaki guru untuk menerapkan pengejaran yang berpusat
pada anak . Secara lebihh terperinci,cara pembelajaran anak diharapkan dideskripsikan berikut :
1. Orientasi mengajar tidak hanya untuk pencapaian prestasi akademik .
2. Topik yang dipelajari dapat berdasarkan dari pengalaman anak yang relevan .
3. Metode mengajar harus berorientasikan pada anak dengan sifat menyenangkan .
4. Kesempatan anak untuk bermain dan bekerjasama dengan orang mendapat prioritas .
5. Bahan pembelajaran dapat diambil dari bahan yang konkret .
6. Penilaian tidak hanya terbatas padaaspek kognitif semata .
Keenam hal tersebut dapat membawa implikasi bagi guru yang harus menampilkan diri sebagai guru dalam
proses pembelajaran dan bukan sekedar menstranfortasi kepada anak .
Pendekatan Belajar Experiential Learning dan
Multiple Intelegence
( kegiatan belajar 2)

Akhir-akhir ini ,dikenal ada pendekatan pembelajaran komtemporer yang sedang trend digunakan
disekolah dasar diantaranya dalah pendekatan belajar experiential learning dan multiple intelegence
yang masing – masing membawa angina segar bagi inovasi pembelajaran .Penerapan pendekatan
pembelajaran tersebut akan sangat tergantung pada kreativitas anda sebagai guru .Artinya keunggulan
dari masing – masing pendekatan tidak dapat diterapkan secara langsung melainkan harus disesuaikan
kembali sesuai konteks sosio-budaya Indonesia.
Garner (Thomas Arstmstrong 1994 ) melakukan pemetaan kemampuan manusia dalam ke 7 kategori
kecerdasan, yaitu kecerdasan bahasa, matematika-logika,pemahaman
ruang,kinestik,musical,interpersonal,dan kecerdasan intrapersonal .
• A.PENDEKATAN BELAJAR BERDASARKAN PENGALAMAN (EXPERIENTAL LEARNING)
Menurut Keeton and Tate ( Siti julaeha ,2007 ), Pendekatan experiential learning mengacu pada proses
pembelajaran dimana pebelajar (anak) secara langsung berinteraksi dengan realitias yang dipelajarinya
.dengan diharapkan anak bisa dapat mencapai perubahan perilaku yang diinginkan,maka anak itu harus
difasilitasi untuk melakukan atau mengalami secara langsung bagaiman realitas atau objek yang
dipelajarinya.
Serta Belajar melalui pengalaman akan memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dikelas dalam situasi nyata. Aktivitas pembelajaran
meliputi pula aspek keterampilan dan aspek efektik ,disamping pencapaian tujuan yang sifatnya
tradisional,yaitu mengembangkan pengetahuan .
Proses belajar merupakan siklus dari empat kegiatan yaitu :
1. Anak mengalami konkret
2. Anak melakukan observasi dan refleksi terhadap pengalaman
3. Anak membentuk konsep abstrak dan generalisasi
4. Anak melakukan eksperimentasi atau pengujian konsep dalam situasi baru
A.PENDEKATAN BELAJAR BERDASARKAN KECERDASAN JAMAK ( MULTIPLE INTELLIGENCE )
1. Konsep Dasar Multiple Intelligence
Menurut Howard Gadner dalam buku Frames of Mind yang berbunyi Our Culture Defined Intelligence to
narrowly. Merupakan dasar pemikiran munculnya pendekatan Multiple intelligence .
Ia memandang bahwa ruang lingkup potensi manusia melebihi skor IQ dan tidak terbatas hanya pada
kemampuan memecahkan masalah dan menghasilkan produk .
Hal yang penting tentang pendekatan ini adalah :
1. Setiap individu memiliki ketujuh kecerdasan yang bersifat unit
2. Individu mengembangkan masing – masing inteligensinyan sesuai tingkat perkembangannya .
3. Masing – masing kecerdasan saling memiliki keterkaitan menjadi system yang komplek
4. Terdapat beragam cara untuk menjadi intelligent dalam setiap kategori kecerdasan .
2. Pendekatan Multiple Intelligence dan Pembelajaran
Anak tidak hanya belajar melalui kata – kata saja,tetapi juga melalui pengalaman dan buku
kehidupan.Pendekatan Multiple Intelligence ( kecerdasan jamak ) pada dasarnya menekankan hal
terbaik yang dapat dilakukan guru dikelas selain menggunakan buku teks dan papan tulis guna
membangkitkan pikiran anak . Selain itu ,pendekatan ini memberikan pedoman kepada guru dalam
memilih metode mengajar yang terbaik disertai produser pengembangannya yang melibatkan unsur
metode,materi dan teknik mengajar.pembelajaran beradegan tradisional dapat dirancang untuk
menstimulasi kecerdasan dengan menggunakan prinsip yaitu:
1. Menekankan pada irama (musical )
2. Melukis gambar ( pemahaman ruang
3. Membuat bahasa tubuh (kinestetik )
4. Memberikan peluang kepada anak untuk melakukan refleksi (intrapersonal)
5. Meminta anak bertanya (interpersonal )
Ada 7 cara yang harus ditempuh dalam mengembangkan kurikulum berbasis pendekatan Multiple
Intelligence ,yaitu :
1. Fokus topic atau tujuan khusus ( tetapkan apakkah tujuannya )
2. Munculnya pertanyaan Multiple Intelligence misalnya “bagaimana menggunakan bahasa lisan “
3. Mempertimbangkan segala kemungkinan,pikirkanlah metode dan materi yang tepat atau tidak
tetap
4. Kemukakan segala pendapat
5. Pilihkan aktivitas yang cocok
6. Kembangkan urutan tindakan ,dengan menggunakan pendekatan yang telah dipilih rancangan
rencana pembelajaran
7. Implementasi rencana ,kumpulkan materi yang dibutuhkan serta waktu yang tepat dalam
pelaksanaan rencana tersebut.
3.Strategi Pembelajaran
Pendekatan kecerdasan jamak memberikan peluang kepada guru untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang lebih inovatif dalam pendidikan .
4. Multiple Intelligence dan manajemen kelas Kelas merupakan miniature lingkungan social anak
dengan kebutuhan dan minat yang berbeda – beda .Konsekuensinya adalah aturan,regulasi,dan
produser merupakan insfrastruktur penting dalam kelas . Pendekatan Multiple Intelligence memberikan
perspektif baru kepada guru dalam manajemen kelas ,serta untuk menarik perhatian anak ,
mengkonsumsi aturan ,mengatur kelompok ,dan manajemen perilaku ,individu.

Anda mungkin juga menyukai