Lingkungan yang paling dekat dengan konsumen adalah
keluarga, Karena sebagian besar konsumen tinggal dengan keluarga. interaksi antara anggota keluarga menjadikan keluarga berpengaruh besar kepada konsumen dalam mengambilan keputusan pembelian produk dan jasa. Adanya pengaruh besar dari keluarga kepada konsumen membuat keluarga menjadi daya tarik bagi para pemasar. Terdapat dua alasan utama pentingnya mempelajari keluarga dari segi perspektif perilaku konsumen. Pertama, pembelian berbagai macam produk dan jasa dilakukan oleh beberapa konsumen yang mengatasnamakan sebuah keluarga. berbagai jenis produk dibeli dan dipakai oleh semua anggota keluarga, misalnya pembelian rumah seringkali diputuskan oleh suami dan istri dengan meminta pendapat dari anggota keluarga lainnya terlebih dahulu. Kedua, keputusan pembelian barang dan jasa dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya meskipun pembelian dilakukan oleh seorang anggota (individu). Contohnya, adalah pembelian makanan dan minuman untuk kebutuhan keluarga yang mungkin dilakukan oleh seorang ibu dengan tetap meminta pendapat anggota keluarga lainnya mengenai jenis makanan dan minuman yang ingin dibeli. B. ARTI KELUARGA DAN RUMAH TANGGA
Keluarga dan rumah tangga adalah dua kata yang saling
terkait yaitu memiliki kesamaan dan perbedaan arti. Pengertian keluarga dan rumah tangga ini perlu dipahami Karena sangat penting bagi studi perilaku konsumen maupun pemasaran. Keluarga diartikan sebagai sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan ikatan perkawinan, darah (keturunan yaitu anak dan atau cucu), dan adopsi yang tidak selalu tinggal bersama dalam satu rumah. Rumah rumah tangga memiliki arti yang lebih luas di mana keluarga menjadi bagian dari rumah tangga. Berikut adalah definisi rumah tangga menurut badan pusat statistik (2009) dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional: 1. Rumah tangga biasanya merupakan individu atau sekelompok orang yang tinggal di sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu (disebut sebagai makan bersama dari 1 dapur). Beberapa jenis rumah tangga biasa sebagai berikut: a. Orang yang tinggal bersama istri dan anaknya. b. Orang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus dan mengurus kebutuhan atau makannya sendiri. c. Keluarga yang terpisah di dua bangunan sensus, tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam satu segmen. d. Rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan, yang mondok nya kurang dari 10 orang. e. Pengurus asrama, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama anak, istri, serta anggota rumah tangga lainnya, makan dari satu dapur yang terpisah dari lembaga yang diurusnya. f. Setiap orang yang bersama-sama menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus dengan mengurus makannya sendiri-sendiri. 2. Rumah tangga khusus adalah: a. Orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, atau rumah tahanan yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola oleh suatu yayasan atau lembaga. b. Kelompok orang yang mondok dengan makan(indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. C. RUMAH TANGGA KELUARGA DAN BUKAN KELUARGA
Rumah tangga keluarga adalah sebuah rumah tangga yang
antaranggota memiliki ikatan karena hubungan perkawinan,darah, atau adopsi. Rumah tangga keluarga terdiri dari: 1. Rumah tangga suami dan istri 2. Rumah tangga suami istri, dan anak-anaknya. 3. Rumah tangga suami dan istri, dan anak-anaknya yang tinggal di rumah tangga yang berbeda (misalnya anak sekolah di luar kota atau sudah memiliki rumah sendiri) 4. Rumah tangga orang tua tunggal baik ayah saja atau ibu saja. 5. Rumah tangga lainnya (saudara kandung atau anggota keluarga lainnya yang tinggal bersama dalam satu rumah). Rumah tangga bukan keluarga adalah sebuah rumah tangga yang antaranggota tidak memiliki ikatan oleh hubungan perkawinan, darah, dan adopsi. Rumah tangga bukan keluarga terdiri atas: 1. Rumah tangga yang dihuni oleh seseorang pria sendiri. 2. Rumah tangga yang dihuni oleh seorang wanita sendiri. 3. Rumah tangga yang dihuni oleh dua orang atau lebih yang tidak terkait oleh hubungan keluarga. D. PERANAN ANGGOTA KELUARGA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN PEMBELIAN
Setiap anggota keluarga memiliki peran yang masing-masing dalam
pengambilan keputusan. Berikut ini beberapa peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan: 1. Inisiator (initiator), Seorang anggota keluarga yang memiliki ide atau gagasan untuk membeli atau mengonsumsi suatu produk. Iya memberikan informasi kepada anggota keluarga untuk dipertimbangkan dan untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan. 2. Memberi pengaruh (influencer),Seorang anggota keluarga yang selalu diminta pendapatnya mengenai suatu produk atau merek yang akan dibeli dan dikonsumsi. 3. Penyaringan informasi (gate keeper), Seorang anggota keluarga yang menyaring semua informasi yang masuk ke dalam keluarga tersebut. 4. Pengambilan keputusan (decider),Seorang anggota keluarga yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah membeli suatu produk atau suatu merek. Misalnya, ayah biasanya memiliki wewenang dalam mengambil keputusan pembelian alat-alat elektronik. 5. Pembeli (buyer),Seorang anggota keluarga yang membeli suatu produk atau yang diberi tugas untuk melakukan pembelian produk. Misalnya, ibu menyuruh anaknya untuk membeli kebutuhan dapur ke warung. 6. Penggunaan (user),Seorang anggota keluarga yang menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk dan jasa. nasi merupakan salah satu contoh produk yang mungkin dikonsumsi oleh semua anggota keluarga, tetapi beberapa produk seperti popok bayi merupakan produk yang hanya dapat dikonsumsi oleh semua anggota keluarga yang berusia muda. E. PERAN SUAMI DAN ISTRI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA
Di dalam sebuah keluarga, suami dan istri memang peranan penting
dalam pengambilan sebuah keputusan. hal ini yang membuat para peneliti konsumen tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana sebuah keluarga mengambil keputusan. untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebuah keluarga pasti akan selalu membeli produk maupun jasa. Dengan kondisi seperti itu, sebuah keluarga akan selalu menghadapi proses pengambilan keputusan dan akan memiliki pola pengambilan keputusan tersendiri. Ada beberapa studi yang menjelaskan model pengambilan keputusan produk oleh sebuah keluarga,yaitu: 1. Istri dominan dalam pengambilan keputusan. Istri memegang kewenangan untuk memilih produk dan merek yang akan dibeli untuk dirinya dan keluarganya. 2. Suami dominan dalam mengambil keputusan. Suami memegang kewenangan untuk memilih produk dan merek apa yang akan dibeli untuk dirinya dan keluarganya. 3. Keputusan autonomi. Istri ataupun suami dapat memutuskan sebuah keputusan tanpa harus bergantung dari salah satunya. Contohnya, saat air galon sudah habis istri boleh langsung membeli tanpa harus meminta persetujuan dahulu dari suami. 4. Keputusan bersama. Suami dan istri bersama-sama memutuskan sebuah pembelian. Biasanya Hal ini dilakukan dalam memutuskan pembelian produk dan merek mahal. contohnya, ketika akan melakukan pembelian mobil suami dan istri akan melakukan keputusan bersama. Matin Khan (2006) membahas mengenai tahapan keputusan keluarga yang terdiri dari:
1. Pengakuan masalah
2. Mencari informasi
3. Evaluasi alternatif
4. Keputusan akhir F. SIKLUS HIDUP KELUARGA
Definisi siklus hidup keluarga adalah tahap-tahap yang dijalani
oleh sebuah keluarga dengan semakin meningkatnya usia anggota keluarga. Siklus hidup keluarga adalah sebagai berikut:
1. Masa lajang (bujangan)
2. Menikah 3. Memiliki anak 4. Membesarkan anak 5. Anak-anak keluar dari rumah (pindah) 6. Orang tua sendiri tanpa anak 7. Pasangan tua Setiap keluarga pasti memiliki kebutuhan yang berbeda-beda sehingga keluarga pun akan membutuhkan produk dan jasa yang berbeda pula. Dengan mengetahui siklus keluarga ini tentunya akan berimplikasi juga kepada strategi pemasaran produk dan jasa. Di bawah ini merupakan gambaran siklus hidup keluarga tabel 7.6 Bentuk keluarga tradisional yang umum dijumpai di semua negara cara dapat terlihat pada siklus keluarga nomor 1 sampai 7, sedangkan tahap keluarga selanjutnya pada nomor 8 sampai 11 menggambarkan bentuk keluarga bukan tradisional, di mana jumlahnya jauh lebih kecil dari keluarga tradisional. Pada umumnya seorang bujangan akan menikah, dan pasangan yang menikah ingin memiliki anak untuk dibesarkan, dirawat, hingga anak-anaknya hidup mandiri dan dapat tinggal sendiri tanpa orang tuanya. gambaran tersebut merupakan gambaran keluarga tradisional. Namun di dalam masyarakat kita dapat menjumpai bentuk-bentuk keluarga lainnya misalkan keluarga tanpa anak akibat kondisi kesehatan. Table 7.7 memperlihatkan persentase rumah tangga yang dikepalai wanita dan pria berdasarkan tahap siklus hidup keluarga yang telah dimodifikasi berdasarkan ketersediaan data dari badan pusat statistik, sehingga kategori tahapan siklus keluarga tidak persis sama seperti yang telah dikemukakan oleh eh Woman Dan Minor (1998)