Anda di halaman 1dari 30

Materi 2 : Konsep dasar

Keperawatan Jiwa
Suhanda, S.Ag, S. Kep, M.Kes
1. Pengertian
Sehat
Kondisi yang terbebas dari penyekit, masalah
social, psikologi, spiritual, lingkungan,
ekonomi, pendidikan dan reaksi

Sakit
Keadaan tidak seimbang akibat pengaruh dari
luar atau dalam dirinya menyangkut proses
tumbuh kembang, gangguan fungsi tubuh dan
penyesuaian diri
Sehat mental
Kemampuan individu untuk
menyesuaikan dengan diri sendiri, orang
lain, masyarakat dan lingkungan sebagai
perwujudan keharmonisan fungsi mental
dan kesanggupannya menghadapi masalah
yang biasa terjadi, individu merasa puas
dan mampu.
Kesehatan Jiwa (UURI 1992 Bab 1 Pasal 1):
Suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan
jasmani, intelektual dan emosional yang optimal
selaras dengan orang lain

Keperawatan Kesehatan Jiwa (PPNI) :


Pelayanan esensial yang dilakukan perawat
profesional bagi individu, keluarga dan masyarakat
yang mempunyai masalah kesehatan dengan tujuan
menolong mereka meningkatkan kesehatan
semaksimal mungkin sesuai dengan potensinya
Keperawatan Jiwa :
Suatu bidang spesialis praktek keperawatan
yang menerapkan teori perilaku sebagai ilmu
dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik
sebagai kiatnya
Proses keperawatan jiwa :
Merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerjasama antara perawat dengan
klien, keluarga dan masyarakat untuk
mencapai tingkat kesehaan yang optimal
Struktur Jiwa
1. Freud
a. Id : Naluri untuk memenuhi
kebutuhan dasar yang bersifat fisik
b. Ego : Upaya yang dilakukan untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan
c. Super ego : Pertimbangan baik-
buruk, halal-haram dalam memenuhi
kebutuhan dasar
2. Al-Islam
1. Jasmaniyah
2. Nafsaniyah
3. Ruhaniyah
Kriteria Sehat Jiwa
A. WHO
1. dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada
kenyataan
2. memperoleh kepuasan dari usahanya
3. merasa lebih puas memberi dari pada menerima
4. Hubungan antara mausia baik, saling menolong
dan memuaskan
5. menerima kekecewaan sebagai pelajaran
6. mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian
yang kreatif dan konstruktif
7. mempunyai rasa kasih sayang
B. Maria Jahoda
1. mempunyai perasaan yang tepat pada dirinya
2. menyadari potensi dirinya melalui penyaluran pada
aktivitas
3. fungsi integratif : keseimbangan antara id, ego dan
super ego
4. self determinan : tidak tergantung pengaruh sosial dan
identitasnya tidak hilang
5. mempunyai perasaan yang tepat dan benar tentang
sekitarnya
6. kesanggupan menerima kehidupan apa adanya dan
menguasainya
Rentang Sehat-Sakit Mental
Keadaan sehat atau sakit dapat dinilai dari
keefektifan fungsi perilaku yaitu :
1. bagaimana prestasi kerja indiidu baik
proses maupun hasilnya
2. Bagaimana hubungan interpersonal
dilingkungan tempat dia beraktivitas
3. bagaimana individu menggunakan
waktu senggangnya apakah produktif dan
positif bagi dirinya dan lingkungan
Rentang sehat-sakit (Taylor dkk) :

Sehat optimal-sehat-normal-sakit-mati

Sehat optimal adalah kondisi seseorang yang memungkinkan


hidup produktif
Sehat adalah kemampuan individu untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan
Normal adalah keseimbangan antara kondisi internal individu
dengan lingkungan
Sakit adalah ketidak seimbangan akibat pengaruh dari luar
maupun dari dalam individu
Mati adalah Hilangnya tanda-tanda kehidupan
Perkembangan keperawatan kesehatan
jiwa :
1. Kuratif, rawat inap bersifat custrodial
isolatif da tertutup sampai pasien
menggal (1886-1966)
2. Modernisasi, mediko-psiko-sosial-
komprehesif dan paripurna (UU No 3
tahun 1966 sampai sekarang
Pokok-pokok perubahannya :
1. Custrodialcare menjadi medico-psiko-sosial
care
2. Perawatan tertutup menjadi terbuka
3. Klinis individual menjadi kemasyarakatan
4. Intra mural menjadi intra dan ekstra mural
5. Rawat inap lama menjadi lebih pendek
6. Penanganan secara multisektural
Peran Perawat Jiwa :
1. Pelaksana perawatan
a. menciptakan dan mengembangkan lingkungan
terapeutik
b. mengembangkan hubungan interpersonal yang
menunjang lingkungan terapeutik
2. Pengelola perawatan
a. mengkoordinirkegiatan di bangsal
b. mengkoordinir kegiatan di poliklinik
c. mengkoordinir kegiatan di luar rumah sakit dan
puskesmas
3. Pendidik ilmu keperawatan
Pendidikan baik formal maupun non formal
kepada pasien, keluarga, kelompok dan
masyarakat
4. Peneliti bidang keperawatan
Mengadakan penelitian berkaitan dengan
seluruh aspek yang berkaitan dengan
pelayanan keperawatan jiwa untuk dijadikan
bahan meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan jiwa
Model dalam Keperawatan Jiwa
A. Psichoanalilytical (Sigmund Freud)
Sentral konsep :
1. id : pemenuhan kebutuhan dasar
2. ego : bersifat rasional mencari jalan
memenuhi kebutuhan dasar
3. super ego : pertimbangan baik buruk, benar
salah, dari perbuatan yang dilakukan

Proses terapi : menganalisis mimpi


dihubungkan dengan masalah sekarang
B. Interpersonal (Peplau, Sulivan)
Sentral konsep :
Penekanan pada hubungan interpersonal sehingga
muncul kategori good me, bad me, not me.
Kecemasan timbul jika rasa aman tidak terpenuhi
atau merasa ditolak
Proses terafi :
mengoreksi pengalaman interpersonal dengan
memberikan hubungan interpersonal yang positif
dan membangun trust pada klien
C. Sosial (Caplan)
Sentral konsep :
lingkungan mempengaruhi individu dan
pengalaman seseorang. Lingkungan sosial
bisa jadi sumber stress sehingga terjadi
penyimpsngsn perilaku
Proses terafi :
membantu klien menangani sosial sistem,
krisis intervensi dan sosial support
D. Existensial (Carl Roger)
sentral konsep : eksistensi seseorang sebagai
manusia. Penyimpangan perilaku berupa
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
E. Medikal
Sentral konsep : diagnosa penyakit dan terapinya
berdasarkan diagnosa bersifat somatik seperti
farmako terafi, ECT dll, beralasan bahwa
penyimpangan perilaku dikarenakan gangguan
pada susunan saraf pusat
F. Islamic (Horikoshi)
sentral konsep : kelainan jiwa dikarenakan
jauh dari tuhan . Gangguan jiwa
disebabkan panas yang diabsorpsi paien
dari setan yang mempengaruhi jwa
manusia
terafi : Bertujuan mengembalikan
keseimbangan sifat panas dari setan dan
sifat dingin dari tuhan dalam diri manusia
G. Keperawatan (Interpersonal, Peplau dan
Self care, Orem)
Penyembuhan pasien berdasarkan
pendekatan proses keperawatan meliputi
proses pengkajian, perencaan,
pelaksanaan dan evaluasi yang bersifat
siklus dengan menggunakan model teori
sistem, teori perkembangan dengan teori
interaksi
Proses terafinya :
1. Memakai metode proses keperawatan
2. Rencana ditentukan bersama
3. Petugas bekerjasama dengan petugas lain
4. Tindakan keperawatan bisa independen,
dependen, dan interdependen
5. Ditentukan jangka pendek dan jangka
panjang
Faktor Predisposisi
1. Biologis
Pengaruh biologis sebesar 10 % menyebakan gg jiwa
a. kajian adopsi, membandingkan sifat anggota keluarga
biologis dengan adopsi
b. kajian kembarmembandingkan kembar yg secara
ginetik identik dengan kembar fraternal yang mempunyai
kesamaan sifat
c. kajian keluarga, membandingkan sifat keluarga dekat
dengan keluarga jauh
d. sensitifitas biologi, mengkaji pengaruh psikologi
terhadap sistem saraf dari respon imun
2. Psikologi
a. intelegensia, kemampuan individu menyelesaikan
konflik diri dg berbagai upaya koping yang sesuai
untukmengurangi stres
b. kemampuan bahasa, mengurangi keteganagan psikis
dg kemampuan menyesuaikan diridg lingkungan
c. pengalaman masa lalu yg menyenangkan atau tidak
d. konsep diri, bagaimana persepsi terhadap konsep diri
e. motivasi, bagaimana motivasi dalam menghadapi
masalah
3. Respon fisiologi
Respon syaraf otonom dan hormonal
mempengaruhi gejala-gejala jiwa
4. Respon perilaku
Bervareasi tergantung tingkat kecemasan
bisa isos atau agresifitas
5. Respon sosial
Mencari arti, atribut sosial dan
perbandingan sosial
Mekanisme koping
1. Penilain skunder sumber koping
a. ekonomi
b. keterampilan dan kemampua
c. tehnik pertahanan
d. dukungan sosial
e. motivasi
2. Mekanisme koping
a. kompromi/negosiasi/msyawarah
b. menarik diri
c. perilaku menyerang
3. Metode koping
a. jangka panjang
- bicara dengan orang lain
-mencari informasi lebih banyak
- menghubungkan masalah dg kekuatan
supranatural
- melakukan latihan fisik utk mengurangi
ketegangan
- membuat berbagai alternatif tindakan untuk
mengurangi situasi
- mengambil pelajaran dari peristiwa
b. jangka pendek
- menggunakan alkohol/obat
- melamun dan fantasi
- mencoba melihat aspek humor dari peristiwa
- yakin semua akan kembali stabil
- banyak tidur
-banyak merokok
-menanngis
- beralih kepada aktifitas lain
Mekanisme coping pada tingkat keluarga :
1. Mencari dukungan sosial
2. Reframing, mengkaji kejadian untuk dapat
menangani dan menerima
3. Mencari dukungan spiritual
4. Menggerakan keluarga untuk mencari dan
menerima bantuan
5. Menilai secara pasif terhadap peristiwa
dengan menonton TV atau diam

Anda mungkin juga menyukai